Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
PENDAHULUAN
Angka kematian Ibu (AKI) di Indonesia masih berada pada 307 per 100.000 kelahiran
hidup atau setiap jam terdapat 2 orang Ibu bersalin yang meninggal dunia karena
diharapkan dapat dicapai tahun 2010 adalah angka Kematian Ibu menjadi 125 per
tujuan global MPS adalah menurunkan kesakitan dan kematian ibu dan bayi baru lahir
yaitu Menurunkan Angka Kematian Ibu sebesar 75% pada tahun 2015 dari AKI tahun
1990 menjadi 102 per 100.000 kelahiran hidup, menurunkan Angka Kematian Bayi
35 per 1000 kelahiran hidup menjadi 15 per 1000 kelahiran hidup pada tahun 2015.
eklampsi (25%), abortus (5%), partus lama (5%), emboli obstetri (3%), komplikasi
masa nifas (8%) dan penyebab lainnya (12%). Perdarahan yang menyebabkan
kematian ibu yang sekarang banyak ditemui adalah abortus. Menurut SDKI tahun
1997 menunjukkan bahwa wanita berstatus menikah melakukan abortus masih tinggi
berkisar 9,2% dengan alasan tidak menginginkan anak lagi atau untuk menjarangkan
juga pada janin di dalam kandungan dimana usia kehamilan kurang dari 22 minggu
atau berat badan janin 1000 gr dan abortus ini bisa terjadi karena kondisi ibu yang
lemah, kehamilan yang tidak diinginkan dan kehamilan di luar nikah. Keguguran atau
abortus sering terjadi adalah abortus inkompletus, dimana janin yang dikandungnya
sudah keluar sebagian dan sebagian lagi tinggal di dalam rahim. Bila keguguran ini
terjadi harus segera ditangani untuk mengatasi perdarahan yang banyak yang dapat
menyebabkan kematian pada ibu (Manuaba, 1998). Kira-kira 12-15 % dari seluruh
umumnya disebabkan oleh abortus dan hanya sebagian kecil saja karena sebab-sebab
berlanjut menjadia abortus inkomplit atau abortus yang lainnya (Saifuddin, 2002).
Sekitar 25 % wanita hamil mengalami flek atau perdarahan dan sekitar 50% dialami
oleh wanita pada trimester I, dan perdarahan ini terjadi sekitar 2 dari 10 wanita hamil.
setiap tahun sehingga secara nyata dapat menurunkan angka kelahiran menjadi 1,7 per
masih cukup tinggi dibanding dengan negara-negara maju di dunia, yakni mencapai
2,3 juta abortus per tahun. 1 juta diantaranya adalah abortus spontan, 0,6 juta
disebabkan oleh kegagalan program KB, dan 0,7 juta karena tidak pakai alat
kontrasepsi KB.
Angka Kematian Ibu di Jawa Timur Tahun 2008 sebesar 83 per 100.000
kelahiran hidup. Penyebab kematian terbanyak kasus perdarahan (33%) dan mulai
muncul kasus penyakit jantung (12%) sebagai penyebab kematian. Tempat kematian
terbanyak di Rumah Sakit (76%) dan saat kematian terbanyak pada masa nifas
(42,3%).
Medan Program Studi Kebidanan Pematang Siantar yang dikemukakan oleh Siegler
dan Eastman, Insiden abortus secara umum berkisar 10% dari seluruh kehamilan.
Demikian juga di Rumah Sakit Pirngadi Medan tahun 2003, prevalensi abortus
meningkat sesuai dengan usia ibu 12% pada usia 20 tahun dan 50% pada usia 45
tahun dan 80% dari abortus terjadi pada bulan ke 2-3 kehamilan menurut Eastman dan
pekerjaan, status ekonomi, tinggal di daerah perkotaan, status perkawinan, umur dan
paritas. Estimasi nasional menyatakan setiap tahun terjadi 2 juta kasus abortus di
Indonesia, artinya terdapat 43 kasus abortus per 100 kelahiran hidup perempuan usia
15 - 49 tahun.
Berdasarkan survei awal yang dilakukan peneliti memperoleh data dari rekam
medik di Rumah Bersalin dan Klinik Medika Utama Balong Bendo Kabupaten
Sidoarjo tahun 2008 dari data pemeriksaan ANC pada kehamilan Trimester I
sebanyak 108 ibu hamil, angka kejadian abortus sebesar 84 kasus dengan kejadian
kasus (12,10%) dan missed abortion sebanyak 1 kasus (1,19%), dan blight ovum
sebanyak 10 kasus (11,90%). Sedangkan data yang diperoleh pada tahun 2009 dari
data pemeriksaan ANC pada kehamilan Trimester I sebanyak 131 ibu hamil, angka
kejadian abortus sebesar 111 kasus dengan kejadian abortus inkomplit sebanyak 99
kasus (89,19%), abortus imminens sebanyak 7 kasus (6,30%) dan abortus insipiens
sebanyak 2 kasus (1,80%), dan blight ovum sebanyak 3 kasus (2,70%). Sehingga
peneliti dapat menyimpulkan bahwa terjadi peningkatan abortus dari tahun ke tahun
di Rumah Bersalin dan Klinik Medika Utama Balong Bendo Kabupaten Sidoarjo.
Rumah Bersalin dan Klinik Medika Utama Balong Bendo, Kecamatan Sidoarjo
Tahun 2010 “.
BAB 1
PENDAHULUAN
Angka kematian Ibu (AKI) di Indonesia masih berada pada 307 per 100.000 kelahiran
hidup atau setiap jam terdapat 2 orang Ibu bersalin yang meninggal dunia karena
diharapkan dapat dicapai tahun 2010 adalah angka Kematian Ibu menjadi 125 per
tujuan global MPS adalah menurunkan kesakitan dan kematian ibu dan bayi baru lahir
yaitu Menurunkan Angka Kematian Ibu sebesar 75% pada tahun 2015 dari AKI tahun
1990 menjadi 102 per 100.000 kelahiran hidup, menurunkan Angka Kematian Bayi
35 per 1000 kelahiran hidup menjadi 15 per 1000 kelahiran hidup pada tahun 2015.
eklampsi (25%), abortus (5%), partus lama (5%), emboli obstetri (3%), komplikasi
masa nifas (8%) dan penyebab lainnya (12%). Perdarahan yang menyebabkan
kematian ibu yang sekarang banyak ditemui adalah abortus. Menurut SDKI tahun
1997 menunjukkan bahwa wanita berstatus menikah melakukan abortus masih tinggi
berkisar 9,2% dengan alasan tidak menginginkan anak lagi atau untuk menjarangkan
juga pada janin di dalam kandungan dimana usia kehamilan kurang dari 22 minggu
atau berat badan janin 1000 gr dan abortus ini bisa terjadi karena kondisi ibu yang
lemah, kehamilan yang tidak diinginkan dan kehamilan di luar nikah. Keguguran atau
abortus sering terjadi adalah abortus inkompletus, dimana janin yang dikandungnya
sudah keluar sebagian dan sebagian lagi tinggal di dalam rahim. Bila keguguran ini
terjadi harus segera ditangani untuk mengatasi perdarahan yang banyak yang dapat
menyebabkan kematian pada ibu (Manuaba, 1998). Kira-kira 12-15 % dari seluruh
umumnya disebabkan oleh abortus dan hanya sebagian kecil saja karena sebab-sebab
berlanjut menjadia abortus inkomplit atau abortus yang lainnya (Saifuddin, 2002).
Sekitar 25 % wanita hamil mengalami flek atau perdarahan dan sekitar 50% dialami
oleh wanita pada trimester I, dan perdarahan ini terjadi sekitar 2 dari 10 wanita hamil.
setiap tahun sehingga secara nyata dapat menurunkan angka kelahiran menjadi 1,7 per
masih cukup tinggi dibanding dengan negara-negara maju di dunia, yakni mencapai
2,3 juta abortus per tahun. 1 juta diantaranya adalah abortus spontan, 0,6 juta
disebabkan oleh kegagalan program KB, dan 0,7 juta karena tidak pakai alat
kontrasepsi KB.
Angka Kematian Ibu di Jawa Timur Tahun 2008 sebesar 83 per 100.000
kelahiran hidup. Penyebab kematian terbanyak kasus perdarahan (33%) dan mulai
muncul kasus penyakit jantung (12%) sebagai penyebab kematian. Tempat kematian
terbanyak di Rumah Sakit (76%) dan saat kematian terbanyak pada masa nifas
(42,3%).
Medan Program Studi Kebidanan Pematang Siantar yang dikemukakan oleh Siegler
dan Eastman, Insiden abortus secara umum berkisar 10% dari seluruh kehamilan.
Demikian juga di Rumah Sakit Pirngadi Medan tahun 2003, prevalensi abortus
meningkat sesuai dengan usia ibu 12% pada usia 20 tahun dan 50% pada usia 45
tahun dan 80% dari abortus terjadi pada bulan ke 2-3 kehamilan menurut Eastman dan
pekerjaan, status ekonomi, tinggal di daerah perkotaan, status perkawinan, umur dan
paritas. Estimasi nasional menyatakan setiap tahun terjadi 2 juta kasus abortus di
Indonesia, artinya terdapat 43 kasus abortus per 100 kelahiran hidup perempuan usia
15 - 49 tahun.
Berdasarkan survei awal yang dilakukan peneliti memperoleh data dari rekam
medik di Rumah Bersalin dan Klinik Medika Utama Balong Bendo Kabupaten
Sidoarjo tahun 2008 dari data pemeriksaan ANC pada kehamilan Trimester I
sebanyak 108 ibu hamil, angka kejadian abortus sebesar 84 kasus dengan kejadian
kasus (12,10%) dan missed abortion sebanyak 1 kasus (1,19%), dan blight ovum
sebanyak 10 kasus (11,90%). Sedangkan data yang diperoleh pada tahun 2009 dari
data pemeriksaan ANC pada kehamilan Trimester I sebanyak 131 ibu hamil, angka
kejadian abortus sebesar 111 kasus dengan kejadian abortus inkomplit sebanyak 99
kasus (89,19%), abortus imminens sebanyak 7 kasus (6,30%) dan abortus insipiens
sebanyak 2 kasus (1,80%), dan blight ovum sebanyak 3 kasus (2,70%). Sehingga
peneliti dapat menyimpulkan bahwa terjadi peningkatan abortus dari tahun ke tahun
di Rumah Bersalin dan Klinik Medika Utama Balong Bendo Kabupaten Sidoarjo.
Bersalin dan Klinik Medika Utama Balong Bendo, Kecamatan Sidoarjo Tahun
2010 “.