Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
b. Langkah–langkah penanganan bila kita atau orang disekitar kita tertusuk bulu babi,
yang perlu dilakukan adalah :
1) Jangan panik
2) Biasanya pada korban tertusuk bulu babi tidak perlu dilakukan tindakan ABCD apabila
tidak ada tanda-tanda sesak napas atau henti napas dan gangguan sirkulasi
3) Racunnya sendiri dapat dinetralisir dengan amonia, perlakuan asam ringan (jeruk
lemon atau cuka) dengan cara menyiramkan pada daerah tubuh yang tertusuk.
4) Keluarkan durinya dan beri antiseptik
5) Pertolongan selanjutnya bawalah ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan
secara medis.
Bulu babi
2. Ubur-ubur
Sengatan ubur-ubur adalah gangguan umum untuk perenang dan penyelam. Dengan
tentakel yang berisi ribuan sengatan berduri kecil, ubur-ubur yang ditemukan di semua
samudra dunia berpotensi menyerang manusia. Sengatan ubur-ubur berkisar dari ringan
sampai parah.
Beberapa ubur-ubur yang sangat beracun dan bahkan sengatan kecil dapat
menyebabkan sakit parah dan iritasi, sedangkan ubur-ubur lainnya tidak berbahaya bagi
manusia. Kebanyakan sengatan ubur-ubur dapat dirawat dengan pertolongan pertama,
tapi beberapa jenis sengatan ubur-ubur dapat lebih parah dan memerlukan perawatan
medis. Dalam kasus yang jarang, sengatan ubur-ubur yang luas atau dari spesies
tertentu ubur-ubur dapat mengancam jiwa.
Ubur-ubur
3. Ular laut
Ular laut adalah salah satu binatang paling berbahaya dan beracun di laut. ular laut
terkadang dapat kita jumpai di pantai yang ada banyak karangnya. Ular laut
bersembunyi di sana untuk mencari mangsa berupa ikan-ikan kecil, namun jika merasa
terancam maka ia akan menggigit kita.
Ular Laut
b. Langkah-langkah penanganan bila kita atau orang disekitar kita digigit ular laut, yang
perlu dilakukan adalah :
1) Menenangkan korban yang cemas;
2) Nilai kondisi pasien, lakukan ABC (Airway, breathing, Circulation)
3) imobilisasi (membuat tidak bergerak) bagian tubuh yang tergigit dengan cara
mengikat atau menyangga dengan kayu agar tidak terjadi kontraksi otot, karena
pergerakan atau kontraksi otot dapat meningkatkan penyerapan bisa ke dalam aliran
darah dan getah bening; pertimbangkan pressure-immobilisation pada gigitan hindari
gangguan terhadap luka gigitan karena dapat meningkatkan penyerapan bisa dan
menimbulkan pendarahan lokal.
4) Berikan ABU (bila ada)
5) Segera bawa ke Rumah Sakit
4. Ikan Pari
Ikan Pari memiliki duri berbisa di ekornya. Jika tanpa sengaja menginjak ikan pari, itu
akan merespon dengan menyodorkan ekornya ke kaki. Venom dan tulang belakang
fragmen dapat menyebabkan luka menjadi terinfeksi. Daerah yang cedera tersebut
menjadi biru dan hitam. Kerusakan itu terjadi karena adanya injeksi racun dan kerusakan
jaringan, yang mungkin juga terkena infeksi.
Ikan Pari
a. Tanda dan gejala
Gejala yang ditmbulkan akibat sengatan ikan pari biasanya menyebabkan rasa sakit,
mual, kelemahan, dan pingsan. Dalam kasus yang jarang terjadi, korban mungkin akan
kesulitan bernapas atau bahkan mati.
b. Tindakan yang harus dilakukan saat menghadapi kasus seperti ini adalah sebagai
berikut :
1) Cuci luka hingga bersih dengan air laut.
2) Ikat kaki yang tersengat dengan pembalut kira-kira 5 cm di atas luka, seperti merawat
luka gigitan ular. Lakukan hal ini sesegera mungkin. Ikat tersebut harus cukup kencang
untuk mencegah penyebaran racun pada jaringan kulit, tetapi jangan sampai
menghalangi aliran darah dalam jaringan di bawah kulit. Untuk mengujinya, selipkan
jari-jari Anda di bawah tali pengikat. Apabila jari-jari tidak dapat masuk, berarti ikatan
tersebut terlalu kencang.
3) Keluarkan sisa-sisa sengat dari dalam luka.
4) Sediakan air hangat untuk meredam bagian kaki yang luka, kemudian rendam sampai
10 jam. Tambahlah air panas untuk mempertahankan suhu air agar tetap sama. Kondisi
ini akan melumpuhkan racun tersebut.
5) Tidak ada obat antiracun untuk luka sengat ini. Jadi segera lah bawa ke Rumah Sakit
Kerang kerucut
Tanda dan gejala yang ditimbulkan yaitu ; edema, iskemia, mati rasa, parastesia di
sekitar luka. Pasrastesia dapat menjalar sampai ke daerah bibir,mulut. Paralisis muscular
lokalisata dapat berkembang menjadi kelemahan atau paralisis generalisata dan
berakhir dengan gagal napas dan kardiopulmonal.
a. Langkah-langkah penanganan bila kita atau orang disekitar kita tertusuk kerang
kerucut, yang perlu dilakukan adalah :
1) Jangan panik
2) Perhatikan pernapasan korban
a) Baringkan penderita dengan posisi terlentang
b) Lakukan langkah A (Airway) yaitu bebaskan jalan napas.
c) Jika terjadi henti napas lakukan langkah B (Breathing) yaitu lakukan bantuan
pernapasan denga cara Mouth to Mouth (dari mulut ke mulut).
d) Jika terjadi henti jantung lakukan langkah C (Circulation) yaitu pijat jantung luar
bergantian dengan bantuan pernapasan dengan frekuensi 15 kalikompresi jantung : 2
kali hembusan.
3) Lakukan pengisapan lokal dengan menggunakan alat penghisap, seperti pompa
vakum ekstaktor.
4) Pertolongan selanjutnya bawalah ke Rumah Sakit untukmendapatkan perawatan
secara medis. Usahakan pemulihan sirkulasi spontan dengan jalan D (Drug fluids),
penggunaan obat-obatan sebagai berikut:
a) Pemberian cairan infus sesuai dengan indikasi.
b) Adrenalin diberikan 0,5-1 mg/IV dapat dihitung 3-5 menit
c) Sulfas atropin, untuk bradikardi dengan dosis 0,04 mg/kg BB atau langsung diberikan
0,5 mg/IV dapat diulang seperlunya,dosis maksimal 2mg.
d) Pemberian meylon untuk menetralisir asam yang terbentuk dijaringan yang iskemia
akibat henti sirkulasi denga dosis 1mg/kg BB, dilanjutkan 0,5 mg/kgBB 10-15 menit
kemudian. Padahenti napas yang baru terjadi 1-2 menti tidak perlu diberikan meylon.
e) Pemberian Xylocard 50mg IV bolus untuk disritmia, VES (Ventrikel Ekstra Systole) dan
untuk mencegah fibrilasi ventrikel.
5) Pemberian kalsium untuk meningkatkan kontraktilitas myocard digunakan Ca
Glukonas 10 cc larutan 10% bila perlu dapat diulang setiap 10menit.
6) Pemberian kortikosteroid untuk anti inflamasi (oedem), retensi Na, ketahanan kapiler,
dengan dosis 10-20 mg IV
7) Pemberian dopamin untuk vasokonstriksi, dengan dosis dopamin 6-15
meg/kgBB/menit IV (200 mg dopamin dalam 200-500cc D5% dengan kecepatan tetesan
maksimal 20 tpm). Pakailah Dobutamin (Dobuject) sebagai pengganti dopamin jika heart
rate tinggi/cepat.
D. Terumbu Karang
Berdasarkan bentuk dan hubungan perbatasan tumbuhnya terumbu karang dengan
daratan (land masses) terdapat tiga klasifikasi tipe terumbu karang yang sampai
sekarang masih secara luas dipergunakan. Ketiga tipe tersebut adalah :
1. Terumbu karang tepi (fringing reefs)
Terumbu karang tepi atau karang penerus berkembang di mayoritas pesisir pantai dari
pulau-pulau besar. Perkembangannya bisa mencapai kedalaman 40 meter dengan
pertumbuhan ke atas dan ke arah luar menuju laut lepas. Dalam proses
perkembangannya, terumbu ini berbentuk melingkar yang ditandai dengan adanya
bentukan ban atau bagian endapan karang mati yang mengelilingi pulau. Pada pantai
yang curam, pertumbuhan terumbu jelas mengarah secara vertikal. Contoh: Bunaken
(Sulawesi), P. Panaitan (Banten), Nusa Dua (Bali).
2. Terumbu karang penghalang (barrier reefs)
Terumbu karang ini terletak pada jarak yang relatif jauh dari pulau, sekitar 0.5¬2 km ke
arah laut lepas dengan dibatasi oleh perairan berkedalaman hingga 75 meter. Terkadang
membentuk lagoon (kolom air) atau celah perairan yang lebarnya mencapai puluhan
kilometer. Umumnya karang penghalang tumbuh di sekitar pulau sangat besar atau
benua dan membentuk gugusan pulau karang yang terputus-putus. Contoh: Great
Barrier Reef (Australia), Spermonde (Sulawesi Selatan), Banggai Kepulauan (Sulawesi
Tengah).
3. Terumbu karang cincin (atolls)
Terumbu karang yang berbentuk cincin yang mengelilingi batas dari pulau¬pulau
vulkanik yang tenggelam sehingga tidak terdapat perbatasan dengan daratan. Menurut
Darwin, terumbu karang cincin merupakan proses lanjutan dari terumbu karang
penghalang, dengan kedalaman rata-rata 45 meter. Contoh: Taka Bone Rate (Sulawesi),
Maratua (Kalimantan Selatan), Pulau Dana (NTT), Mapia (Papua)
Gambar 2. Tipe-tipe terumbu karang, yaitu terumbu karang tepi (kiri), terumbu karang
penghalang (tengah), dan terumbu karang cincin (kanan).
Namun demikian, tidak semua terumbu karang yang ada di Indonesia bisa digolongkan
ke dalam salah satu dari ketiga tipe di atas. Dengan demikian, ada satu tipe terumbu
karang lagi yaitu:
4. Terumbu karang datar/Gosong terumbu (patch reefs)
Gosong terumbu (patch reefs), terkadang disebut juga sebagai pulau datar (flat island).
Terumbu ini tumbuh dari bawah ke atas sampai ke permukaan dan, dalam kurun waktu
geologis, membantu pembentukan pulau datar. Umumnya pulau ini akan berkembang
secara horizontal atau vertikal dengan kedalaman relatif dangkal. Contoh: Kepulauan
Seribu (DKI Jakarta), Kepulauan Ujung Batu (Aceh).
a. Bahaya Karang Laut
Karang laut dapat menimbulkan bahaya jika tertusuk ke dalam tubuh manusia. Di
antaranya
1. Jika tusukan karang laut menimbulkan luka, maka dapat menimbulkan resiko infeksi.
2. Tusukan karang laut yang masih tertinggal di dalam tubuh manusia jika tidak bisa
keluar, maka dapat masuk ke dalam pembuluh darah dan menyebabkan kelumpuhan.
3. Jika yang tertusuk itu karang yang memiliki racun, maka racun tersebut dapat
menyebabkan kelumpuhan hingga kematian
b. Penanganan Pertama pada Pasien Tertusuk Karang Laut
Pertolongan pertama luka tertusuk bisa di atasi dengan mengangkat potongan yang
tertinggal dengan sarung tangan atau pingset, lalu rendam bagian terluka dalam air
panas (45 derajat celcius) selama 30-90 menit.Kebanyakan racun adalah protein yang
akan hancur dan melunak oleh panas dan untuk menetralkan racun dapat digunakan
ammonia, tapi jika sulit untuk menemukan amonia, dapat dinetralisir dengan urine yang
juga mengandung ammonia.
BAB III
PENUTUP
Banyak sekali binatang laut yang memiliki bisa atau racun, dari racun yang tingkat
rendah atau tidak begitu berbahaya yang biasanya hanya berakibat sesaat maupun
racun golongan tingkat sangat berbahaya.
Jenis-jenis hewan berbahaya tersebut adalah bulu babi, kerang kerucut, scorpinfish dan
lionfish, serta stonefish.
1. Bulu Babi
Langkah–langkah penanganan bila kita atau orang disekitar kita tertusuk bulu babi, yang
perlu dilakukan adalah :
a. Jangan panik
b. Biasanya pada korban tertusuk bulu babi tidak perlu dilakukan tindakan ABCD apabila
tidak ada tanda-tanda sesak napas atau henti napas dan gangguan sirkulasi
c. Racunnya sendiri dapat dinetralisir dengan amonia, perlakuan asam ringan (jeruk
lemon atau cuka) dengan cara menyiramkan pada daerah tubuh yang tertusuk.
d. Keluarkan durinya dan beri antiseptik
e. Pertolongan selanjutnya bawalah ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan
secara medis.
DAFTAR PUSTAKA
http://sosbud.kompasiana.com/2012/07/09/ancaman-bahaya-di-balik-pasir-putih-dan-
air-yang-jernih-470060.html (diakses tanggal 25 Maret 2015)
https://klinikpengobatanalami.wordpress.com/2014/01/29/cara-alami-mengatasi-
sengatan-ubur-ubur/ (diakses tanggal 24 April 2015)
http://sehatnesia.com/469/pertolongan-pertama-sengatan-binatang-laut/ (diakses
tanggal 24 April 2015)
http://www.touristpolicebali.info/3/profile/161/pertolongan-pentama-saat-cedera-
dilaut/ (diakses tanggal 24 April 2015)
http://intisari-online.com/read/gigitan-kucing-lebih-berbahaya-dari-gigitan-anjing
(diakses tanggal 24 April 2015)