Você está na página 1de 6

BAB 16 ASPEK KEPERILAKUAN PADA ETIKA AKUNTAN

Anita dwi nurhayati/Akuntansi B2/15133100060


Dilema etika muncul sebagai konsekuensi konflik audit karena auditor berada dalam situasi
pengambilan keputusan antara yang etis dan tidak etis. Penalaran moral dan pengembangan
memainkan peran kunci dalam seluruh area profesi akuntansi. Akuntan yang secara kontinu
dihadapkan pada dilema berada pada konflik nilai. Akuntan pajak misalnya, ketika memutuskan
kebijakan mengenai metode akuntansi yang akan dipilih, membutuhkan waktu untuk memutuskan
antara metode yang mencerminkan sifat ekonomi sesungguhnya dari transaksi atau metode yang
paling sesuai menggambarkan perusahaan. Ketika banyak riset yang berhubungan dengan perilaku
etis individual untuk mengukur tingkat moral reasoning individual, telah berkembang pendekatan
tambahan yang membahas komponen lain dari model riset. Misalnya, mereka menyebutnya skala
etis multidimensional (sem) sebagai ukuran kesadaran modal, yang merupakan komponen pertama
dari model rest dan menghubungkan teori perencanaan perilaku dengan komponen lain.
Studi pengembangan etika berusaha meningkatkan poin kerier mereka. Studi penilaian etika
mengkaji hubungan antara ukuran moral reasoning dengan perilaku spesifik dalam akuntansi,
auditing, atau perpajakan. Terakhir, studi etika lintas budaya menyelidiki perbedaan dalam keahlian
moral reasoning dan/atau keputusan etika akuntan dari belahan dunia yang berbeda. Studi
pendidikan etika berusaha menentukan efek pendidikan terhadap keahlian moral reasoning dari para
praktisi dan mahasiswa akuntansi. Sementara hasil dari banyak studi umumnya telah menunjukkan
bahwa pendidikan kampus secara positif berhubungan dengan pengaruh tingkat moral reasoning
individual, temuan dalam ranah akuntansi telah menunjukkan bahwa akuntan pada umumnya tidak
mengalami kemajuan pada tingkat perkembangan moral sama seperti lulusan kampus lainnya.
Studi pendidikan etika mengkaji dampak pendidikan terhadap praktisi dan mahasiswa akuntansi,
studi pengembangan etika berfokus pada pengembangan moral reasoning dalam profesi akuntansi.
Beberapa studi misalnya menemukan bahwa posisi auditor dalam perusahaan berbanding terbalik
dengan tingkat moral reasoning. Riset memberikan bukti kuat mengenai eksistensi sosialitan etis.
Individu yang dipromosikan mempunyai tingkat ethical reasoning yang serupa dengan manajemen.
Bukti ini mendukung keyakinan bahwa promosi individual dapat ditekan oleh budaya etika
perusahaan.Sebagian besar studi yang berhubungan dengan akntansi dan etika difokuskan kepada
profesi akuntansi di Amerika serikat. Perbedaan budaya mungkin muncul diantara kelompok profesi
akuntansi dari negara berbeda. Meskipun demikian, perbandingan antara profesi akuntansi di
Amerika Serikat dengan kelompok lain dapat memberikan pemahaman yang berharga tentang
penetapan standar organisasi internasional.Satu masalah menonjol yang masih dihadapi oleh
peneliti akuntansi dalam menyelidiki dimensi etika profesi akuntansi berhubungn dengan keputusan
apakah akan terus memperluas atau menyatukan teori konflik dan ukuran dalam kerangka kerja
pengambilan keputusan etika empat komponen dari Rest.
Tanggung jawab beragam ini (dan sering kali bertentangan) menunjukkan bahwa proses resolusi
konflik etika akuntan mungkin tidak cukup sesuai dengan model pengambilan keputusan yang lebih
umum dari Rest. Meskipun demikian jika model Rest sahih untuk menjelaskan perilaku etis
akuntan, maka ukuran dan konflik yang bertentangan dalam menghubungkan keempat komponen
tersebut harus disatukan.engan demikian, riset medatang harus melanjutkan kemajuan di dua
dimensi. Pertama, melanjutkan integrasi model dan ukuran kognitif yang berbeda dalam model
Rest. Kedua,Mengembangkan sebuah model pengambilan keputusan etis kognitif yang khusus
untuk profesi akuntansi.
BAB 17 & 21 ASPEK TEORI KONTIJENSI DAN KOMUNIKASI INFORMASI DALAM
AKUNTANSI KEPERILAKUAN
Anita dwi nurhayati/Akuntansi B2/15133100060
Sistem yang terbuka pada suatu perusahaan sangat berkaitan dengan interaksi untuk penyesuaian
dan pengendalian terhadap ligkungan guna kelangsungan hidup usaha. Teori kontinjensi
mempunyai suatu postulat bahwa efektivitas suatu organisasi dalam mengatasi ketidakpastian
lingkungan merupakan unsur-unsur dari berbagai subsistem yang dirancang guna memenuhi
tuntutan lingkungan yang saling berhubungan. Suatu sistem pelaporan keuangan perusahaan adalah
salah satu dari subsistem tersebut. Teori kontinjensi merupakan alat pertama dan yang paling
terkenal untuk menjelaskan berbagai variasi dalam struktur organisasi.Apabila diperoleh hasil yang
tidak memuaskan maka masalah tersebut harus dipecahkan dalam kerangka universal yang telah
menjadi sumber stimulus bagi pengembangan perumusan kontinjensi. Konsep, seperti teknologi,
struktur organisasi, dan lingkungan telah dilibatkan untuk menjelaskan mengapa sistem akuntansi
membedakan antara satu situasi dengan situasi yang lain. Variabel kontinjensi terpanjang dan yang
paling sederhana digunakan dalam akuntansi manajemen adalah teknologi produksi
Sifat alami dari proses produksilah yang menentukan jumlah alokasi biaya dan biaya tidak
didistribusikan langsung secara merata. Teknologi produksi memiliki pengaruh yang penting
terhadap jenis informasi akuntansi yang disajikan. Hal ini memunculkan aspek selain teknologi
yang berpengaruh atas informasi yang harus disediakan untuk mencapai efektivitas. Sebagai contoh,
kompleksitas dari tugas yang dihadapi oleh suatu organisasi berkaitan dengan struktur pengendalian
biaya yang sesuai. Sebagai tambahan terhadap pekerjaan yang berdasarkan spekulasi teoretis
menyangkut sifat alami dari teori kontinjensi sistem informasi akuntansi, Gordon dan Milner
berusaha untuk menyediakan kerangka menyeluruh bagi perencanaan Sistem Informasi Akuntansi
(SIA) yang mempertimbangkan kebutuhan spesifikasi organisasi yang luas dalam teori organisasi.
Kebijakan manajemen dan akuntansi untuk mengidentifikasi variabel adalah penting bagi
pencapaian organisasi. Lingkungan, gaya pengambilan keputusan dan karakteristik organisasi
diusulkan sebagai variabel kontinjensi yang terpenting. Masing-masing variabel kontinjenti tersebut
dihubungkan dengan kondisi-kondisi yang sesuai dengan variabel SIA.
Rogers dan Kincaid mengajukan model pemusatan komunikasi yang menekankan pada kesatuan
informasi dan tindakan. Semua informasi merupakan konsekuensi dari tindakan; melalui suatu
pemrosesan informasi, tindakan mungkin menghasilkan informasi tambahan. Tapi,model tersebut
tidak mempunyai awal dan akhir. Hanya yang saling mendefinisikan di antara partisipan yang
memberikan makna kepada keseluruhan. Ketika informasi dibagikan kepada dua atau lebih
partisipan, pemrosesan informasi dapat mengarah pada saling memahami,saling menyetujui, dan
tindakan kolektif , seperti pemecahan masalah bisnis. Barnett (1979) menyarankan bahwa
pendekatan sibernetik digunakan untuk komunikasi teknis. Hal ini membangun banyak mekanisme
umpan balik ke dalam proses komunikasi dan mengubah peran pengguna dari pembaca pasif
menjadi individu yang terlibat secara aktif dalam penyusunan dokumen yang akan memenuhi
kebutuhan mereka.
BAB 22 & 23 AKUNTANSI SOSIAL DAN AKUNTANSI SUMBER DAYA MANUSIA
Anita dwi nurhayati/Akuntansi B2/15133100060

Menurut Haniffa (2002), Akuntansi sosial mengidentifikasi, menilai dan mengukur aspek penting
dari kegiatan sosial ekonomi perusahaan dan negara dalam memelihara kualitas hidup masyarakat
sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkannya. Akuntansi sosial memberikan gambaran mengenai
interaksi dari aktivitas perusahaan terhadap lingkungan sosialnya. Akuntansi sosial juga
memberikan informasi yang dapat digunakan untuk mengukur dan mengevaluasi kinerja sosial dari
perusahaan.Sebelum tahun 1960-an, beberapa perusahaan telah dianggap sebagai “warga Negara
yang baik”. Perusahaan-perusahaan tersebut memperoleh reputasi ini dengan menghasilkan produk-
produk berkualitas, memperlakukan pekerja dengan rasa hormat, memberikan kontribusi kepada
komunitas, atau membantu fakir miskin.
Dipihak lain, banyak perusahaan dan asosiasi industri berperang untuk mengubah peraturan
pemerintah yang baru atau mencoba untuk menguranginya melalui ketidak patuhan. Dalam kasus
ini, manajemen mungkin merasa bahwa beberapa dari peraturan tersebut, seperti undang-undang
perlindungan lingkungan, akan memiliki dampak ekonomi negatif terhadap perusahaan mereka
karena biaya untuk mematuhi undang-undang tersebut jika tidak sesuai dengan manfaatnya.
Adanya gagasan baru di bidang akuntansi yaitu Human Resource Accounting (HRA) yang
dicetuskan oleh Likert bahwa keputusan yang diambil oleh investor dan kreditor kadang-kadang
keliru sebab mengabaikan salah satu faktor yang penting yaitu sumber daya manusia. Informasi
akuntansi konvensional belum mengungkapkan sumber daya manusia. Tujuan menyajikan sumber
daya manusia adalah untuk mengindentifikasi perubahan nilai sumber daya manusia, dengan
demikian dapat diketahui sumber daya manusia di perusahaan itu mengalami peningkatan atau
penurunan nilai pada periode tertentu. Pengeluaran yang berkaitan dengan sumber daya manusia
lebih tepat dianggap sebagai investasi SDM. Sebab pengeluaran terdiri dari kos untuk menarik,
memilih, melatih, mengembangkan dan mendayagunakan sumber daya manusia merupakan
pengeluaran untuk pembentukan human capital. Pengeluran tersebut seharusnya dikapitalisasi agar
manfaatnya dapat diukur. Data yang diukur dan dicatat, dan dilaporkan adalah data mengenai
pengeluaran untuk sumber daya manusia dalam organisasi. Serta mengukur hasil yang diharapkan
diperoleh pada masa mendatang dari berbagai investasi.
Dalam metode kos pengganti terdiri dari biaya penaksiran biaya penggantian sumber daya manusia
yang sudah ada dalam suatu perusahaan. Biaya-biaya tersebut akan meliputi seluruh biaya
penerimaan tenaga kerja baru, penyeleksian, penggajian, pendidikan dan pelatihan, penempatan dan
pengembangan karyawan baru untuk mencapai kecakapan. Keuntungan utama metode kos ini yaitu
metode ini merupakan suatu pengganti yang baik bagi nilai ekonomi aset dalam arti pertimbangan
pasar adalah pencapaian suatu bilangan akhir. Dengan demikian, informasi kos pengganti akan
memberikan informasi kepada pemakai berapa besar sumber daya ekonomik yang dibutuhkan untuk
mempertahankan aset, misalnya SDM yang dikuasai sekarang. Suatu bilangan akhir tersebut
umumnya dimaksudkan pula secara konseptual menjadi ekuivalen dengan suatu pengertian tentang
nilai ekonomi sekarang.
BAB 6 & 7 FILOSOFI RISET DAN METODE RISET AKUNTANSI KEPERILAKUAN
Anita dwi nurhayati/Akuntansi B2/15133100060
Filsafat ilmu merupakan cabang dari filsafat yang banyak digunakan sebagai batu pijakan dalam
mengembangkan ilmu. Jadi, filsafat ilmu adalah jaringan cabang ilmu sedemikian rupa sedingga
ilmu pengetahuan dapat ditelusuri sampai ke induk filsafatnya. Filsafat ilmu dapat dikelompokkan
menjadi Ontologi, mempertanyakan hakikat ilmu atau mempertanyakan hal yang akan dikaji oleh
pengetahuan itu.Epistemologi,mempertanyakan cara pengetahuan diperoleh.Aksiologi,
mempertanyakan tujuan penggunaan dari pengetahuan yang dimaksud. Pergesaran arah
riset,Pendekatan klasikal yang lebih menitiberatkan pada pemikiran normatif yang mengalami masa
kejayaan pada tahun 1960-an. Tahun 1970-an terjadi pergeseran pada pendekatan dalam riset
akuntansi yang dikarenakan pendekatan normatif tidak dapat menghasilkan teori akuntansi yang
siap digunakan dalam praktik sehari-hari. Filosofi Paradigma Metodologi Riset
Menurut Burrel dan Morgan (1971), suatu pengetahuan dibangun berdasarkan asumsi-asumsi
filosofi yang teridir dari ontologi, epistemologi, hakikat manusia, dan metodologi. Metodologi
dipahami sebagai suatu cara menentukan teknik yang tepat untuk memperoleh pengetahuan.
Paradigma Fungisionalis, Sering disebut fungisionalis struktural atau kontijensi rasional yang
merupakan paradigma umum, bahkan sangat dominan digunakan dalam riset akuntansi
dibandingkan dengan paradigma lain sehingga disebut paradigma utama. Secara ontologi,
paradigma utama ini dipengaruhi realitas fisik yang menganggap bahwa realitas objektif berada
secara bebas dan terpisah di luar diri manusia.Paradigma Interpretif, Bagi paradigma interpretif,
ilmu pengetahuan tidak digunakan untuk menjelaskan atau memprediksi, tapi untuk memahami.
Tujuan paradigma ini adalah menganalisis realitas sosial dan cara realitas sosial tersebut terbentuk.
menurut istilah akuntansi keperilakuan riset merupakan metode studi yang dilakukan
berdasarkanaspek keperilakuan hingga memperoleh pemecahan dari masalah tersebut. Tentunya
dalamriset pasti ada motivasi dan tujuanya dan pada umumya motivasi dilaksanakannya suatu
risetadalah adanya keinginan seseorang untuk pemecahan suatu masalah yang ada dan
tujuannyaadalah untuk mengetahui jawaban tentang suatu masalah tersebut dan juga untuk
meningkatkan ilmu pengetahuan khususnya tentang akuntansi keperilakuan. Manfaatdilakukannya
riset ini adalah untuk pembrian gambaran terkini tentang bidang baru, pengklasifikasian
kesenjangan dan juga pembandingan riset melalui sub bidang yang adadalam akuntansi. Dalam riset
akuntansi ada strategi yang disebut ruplikasi yang merupakan penggabunagn antara duplikasi dan
repetisi yang memiliki arti riset yang dilakukan secarasengaja. Dalam implikasi ada empat alasan
yaitu menguji temuan riset, menguji validitastemuan riset dengan populasi berbeda, menguji
kecenderungan atau perubahan dan mengujitemuan penting dengan metode berbeda.Tahap awal
dilakukanya riset yaitu dengan penemuan masalah yang meliputiidentifikasi dan pengelompokan
masalah kemudian pemecahan masalah dengan mengetahuihal atau masalah apa yang terjadi akan
tetapi harus diawali dengan penjajakan permasalahanterlebih dahulu dengan pengajuan pertanyaan
awal. Masalah yang diambil pun pastinyasangat beragam tergantung kemampuan dan tingkat riset
yang dilakukan.dalam memulai risettentunya kita harus tau cara dasar penentuan atau menyatakan
dasar permasalahan karena halini digunakan untuk pengembangan pertanyaan pertanyaan dalam
riset yang akan dilkukan pada suatu masalah. Setelah itu juga kita harus mengetahui cara
perumusan pertanyaan danakuntansi keperilakuan mungkin memecah masalah ke dalam sub sub
pokok masalah.
BAB 22 AKUNTANSI SOSIAL
BAB 23 AKUNTANSI SUMBER DAYA MANUSIA
(FIBRIANA FAULAYA/Akuntansi B2/15133100052)
Akuntansi Sosial sering juga disebut Akuntansi Lingkungan ataupun Akuntansi Sosial Ekonomi,
oleh Belkoui (2000), yang diterjemahkan Ramanathan, didefinisikan sebagai proses seleksi
variabel-variabel kinerja sosial tingkat perusahaan, ukuran dan prosedur pengukuran; yang secara
sistematis mengembangkan informasi yang bermanfaat untuk mengevaluasi kinerja sosial
perusahaan dan mengkomunikasikan informasi tersebut kepada kelompok sosial yang tertarik, baik
di dalam maupun di luar perusahaan. Berdasarkan analisis Pigon dan gagasan mengenai suatu
“kontrak sosial” K.V. Ramanathan (1976) mengembangkan suatu kerangka kerja teoritis untuk
akuntansi atas biaya dan manfaat sosial. Dalam pandangan Ramanathan, perusahaan memiliki suatu
kontrak tidak tertulis untuk menyediakan manfaat sosial neto kepada masyarakat.
Manfaat neto adalah selisih antara kontribusi suatu perusahaan kepada masyarakat dengan kerugian
yang di timbulkan oleh perusahaan tersebut kepada masyarakat .meskipun ia menggunakan bahasa
yang berbeda, Ramanathan pada dasarnya mengatakan,menggunakan istilah Pigou,bahwa manfaat
sosial sebaiknya melampaui biaya sosial oleh karena itu perusahaan sebaiknya member kontribusi
neto kepada masyarakat .Ia yakin bahwa sebaiknya akuntan mengukur konstribusihistoris neto
(yang merupakan analogi dari neraca) dan kontribusi tahunan neto dari suatu perusahaan kepada
masyarakat.
Laporan keuangan yang disusun sesuai dengan “Akuntansi yang berlaku umum” (GAAP/General
Accepted Accounting Principle), yang di Indonesia dinamakan Prinsip-Prinsip Akuntansi Indonesia,
tidak menunjukkan nilai manusia dalam organisasi. Laporan keuangan melaporkan biaya yang
didepresiasi dari aktiva sebagai suatu pengganti untuk nilai. Lagi pula laporan keuangan tidak
memberikan informasi pada pihak luar yang berkepentingan misalnya investor dari suatu organisasi
mengenai investasi dalam aktiva manusia. Akuntansi konvensional memperlakukan investasi dalam
sumber daya manusia sebagai biaya (cost) dari pada aktiva (asset). Akuntansi sumber daya manusia
dalam laporan keuangan disajikan dalam sisi aktiva pada pos investasi sumber daya manusia dan
pada sisi kewajiban dan modal. Pada pos modal, sumber daya manusia dicatat sebesar nilai total
investasi sumber dayamanusia. Sedangkan nilai amortisasi sumber daya manusia masuk ke dalam
Laporan Laba Rugi perusahaan sebagai pengurang biaya operasional perusahaan yang diakui
sebesar jumlah biaya untuk pengembangan sumber daya manusia dibagi taksiran umur ekonomis
sumber daya manusia pada periode bersangkutan. Tidak dapat dipungkiri bahwa terdapat suatu
tingkatan ketidakpastian yang berkaitan sejauh mana “futue service potensial” dari seorang
karyawan akan benar benar direalisasi.
Masalah akuntansi yang timbul adalah bagaimana caranya mengukur tingkat ketidakpastian dari
realisasi jasa karyawan tersebut dalam laporan keuangan. Alternatif yang diusulkan
untukmenghitung tingkat ketidakpastian realisasi jasa investasi sumber daya manusia ini adalah
dengan menggunakan akutansi untuk piutang dagang.
BAB 6 FILOSOFI RISET
BAB 7 METODE RISET AKUNTANSI KEPERILAKUAN
(FIBRIANA FAULAYA /Akuntansi B2/15133100052)
Menurut Burrel dan Morgan (1971), suatu pengetahuan dibangun berdasarkan asumsi-asumsi
filosofi yang teridir dari ontologi, epistemologi, hakikat manusia, dan metodologi. Metodologi
dipahami sebagai suatu cara menentukan teknik yang tepat untuk memperoleh pengetahuan.
Paradigma Strukturalis Radikal Paradigma ini mempunyai kesamaan dengan fungisionalis, yang
mengasumsikan bahwa sistem sosial mempunyai keberadaan ontologis yang konkrit dan nyata.
Riset-riset yang diklasifikasikan dalam paradigma ini adalah riset yang didasat=rkan pada teori
Marxisme tradisional. Paradigma Humanis Radikal Riset-riset akan diklasifikasikan dalam
paradigma ini, jika didasarkan pada teori kritis dari Frankfurt Schools dan Habermas.Paradigma
Posmodernisme menyajikan suatu wacana sosial yang sedang muncul dan meletakkan dirinya di
luar paradigma modern. Paradigma ini merupakan oposisi dari paradigma modern. Contoh karya
yang paling banyak digunakan sebagai dasar aliran posmodernisme yaitu karya Derrida dan
Foucault.Paradigma Akuntansi Kritis
Paradigma ini dipandang melalui refleksi dan ilmu sosial kritis dan di kemukakan pertama kali oleh
Mattessicj (1964) melalui sebuah derivatif filosofi fungisionalis dalam sistem ekonomi kapitalis.
Teori ini tidak berkaitan dengan penyelesaian masalah keterasingan, melainkan dengan proses
teknik peilaian yang didefinisikan sebagai nilai objektif yang didasarkan pada konsep ekonomi
marginalis.Peluang Riset Akuntansi Keperilakuan pada Lingkungan Akuntansi. Banyaknya
diversifikasi dalam riset akuntansi keperilakuan menyebabkan tidak mungkin suatu masalah dapat
memberikan analisis yang menyeluruh terhadap peluang riset dalam seluruh bidang. Dengan
menelaah riiset ini secara khusus, dapat diperoleh suatu kerangka analisis dan diskusi yang dibatasi
pada peluang, terutama pada hasil potensi sub-bidang dan implikasinya untuk sub-bidang akuntansi
lainnya.
Dalam akuntansi perilaku dapat ditelusuri dari berbagai aspek dan secara umum dikelompokan
dalam 2 apsek yaitu pengalaman pribadi dan tinjauan dari literature riset.Dalam riset tentunya ada
kendala kendala yang harus dihadapi khususnya dalam penemuanmasalah dan sering hal inilah yang
membuat stress dalam riset. Agar tidak terjadi masalahmasalah itu tentunya kita harus memahami
teori yang biasanya menerangkan gejala atau halhal mengapa suatu masalah bisa terjadi. Teori ini
digunakan juga untuk proses penyusunan pertanyaan yang harus juga memiliki konsep, kontruksi
dan definisi.dalam riset ada variabelvariabel yang juga harus diperhatikan dan harus ada yaitu
variabel dependen dan independen.Selain itu ada juga variabel moderasi dan intervensi yang masing
masing mempunyai artitersendiri.Dalam perkembangan riset ada istilah proporsi dan hipotesis dan
dalam riset para ahlitidak sependapat bila hal ini disamakan karena proporsi lebih mengarah pada
konsep yangdipertimbangkan sedangkan hipoteisi merupakan jawaban sementara. Hipotesis ini
tidak membatasi ilmu riset dan hipotesis ini bisa diungkapkan, akan tetapi juga harus
berdasarkandata data yang harus dikumpulkan. Jenis data sendiri ada beberapa macam yaitu data
subjek,data fisik, data documenter, sumber data, data primer dan data sekunder. Karena dalam
risetakuntansi perilaku hal hal yang diukur merupakan perilaku atau sifat seseorang dan tidak
adaalat ukur yang pasti maka harus ada pengukuran tentang validitas dan keandalan. Supaya riset
ini dapat akuran dan bisa diterima.

Você também pode gostar