Você está na página 1de 9

T : Seperti apa seorang muslim harus berbakti kepada ayah ibu ?

J : Birrul waalidain (berbakti kepada ayah ibu) merupakan salah satu tanda-tanda keislaman.
Jadi semua Nabi dan Rasul menyampaikan ini kepada umatnya.
Nabi Ibrahim, Nabi Ismail, Nabi Yusuf, Nabi Sulaiman, Nabi Ya’qub, Nabi Isa,
semuanya dikisahkan dalam Al-Qur’an, semuanya berbakti kepada orang tuanya.

“Dan ingatlah, ketika Kami mengambil janji dari Bani Israil, yaitu : Janganlah kamu
menyembah selain Allah, dan berbuat baiklah kepada ibu bapak”. (QS. 2 : 83).

Dalam Islam berbakti kepada ayah dan ibu ditempatkan ditempat yang tinggi, setelah kita
terbebas dari kemusyrikan.

Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun. Dan


berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapak. (QS. 4 : 36).

Katakanlah: "Marilah kubacakan apa yang diharamkan atas kamu oleh Tuhanmu, yaitu:
janganlah kamu mempersekutukan sesuatu dengan Dia, berbuat baiklah terhadap kedua
orang ibu bapak. (QS. 6 : 151).

Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan
hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. (QS. 17 : 23).
Juga ketika Luqman mengajarkan agama kepada puteranya :

Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu-bapaknya;
ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan
menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu
bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu. (QS. 31 : 14).

Tak ada dunia ini orang yang tidak ingin berbakti kepada ayah dan ibunya, selama orang
masih berfikiran sehat. Biasanya ayat-ayat Al-Qur’an jarang sekali memuat hal-hal yang
mendetail, tetapi untuk masalah berbakti kepada orang tuanya dijelaskan dengan
mendetail seperti : “Telah kami wasiatkan kepada manusia agar berbuat baik kepada
kedua orang tuamu telah mengandungnya ibunya dengan susah payah, dengan penuh
penderitaan disusukannya sampai dua tahun”. (QS. 46 : 15).

Kita adalah muslim, tentu cara berbakti kepada ayah ibu kita dengan cara yang ada dalam
ayat-ayat Al-Qur’an atau Hadts Rasul. Bahkan ayat-ayat menjelaskan cara berbakti
kepada ayah ibu lebih terinci dibandingkan dengan ayat-ayat petunjuk shalat. Kita
tunjukkan sebagai seseorang yang shaleh yang bertingkah laku sopan dan hormat kepada
keduanya. Kita gunakan bahasa yang sebaik-baiknya dalam bicara, kecuali itu suara kita
harus lebiih lirih lebih rendah. Semua nasehatnya kita ikuti, kecuali nasehat itu mengajak
kepada kemusyrikan. Tentu cara menolaknya dengan baik dan tetap bergaul dengan
keduanya di dunia ini dengan baik.

Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan dengan Aku sesuatu yang tidak
ada pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamu mengikuti keduanya, dan
pergaulilah keduanya di dunia dengan baik, dan ikutilah jalan orang yang kembali
kepada-Ku, kemudian hanya kepada-Kulah kembalimu, maka Ku-beritakan kepadamu
apa yang telah kamu kerjakan. (QS. Luqman : 15).

Nabi Ibrahim semula memang berdo’a untuk ayahnya, tetapi kemudian Allah melarang
untuk mendo’akan dan memohonkan ampun bagi orang-orang musyrik.
Dan ampunilah bapakku, karena sesungguhnya ia adalah termasuk golongan orang-
orang yang sesat, (QS. 26 : 86).

Tiadalah sepatutnya bagi Nabi dan orang-orang yang beriman memintakan ampun
(kepada Allah) bagi orang-orang musyrik, walaupun orang-orang musyrik itu adalah
kaum kerabat (nya), sesudah jelas bagi mereka, bahwasanya orang-orang musyrik itu,
adalah penghuni neraka Jahannam. Dan permintaan ampun dari Ibrahim (kepada Allah)
untuk bapaknya, tidak lain hanyalah karena suatu janji yang telah diikrarkannya kepada
bapaknya itu. Maka tatkala jelas bagi Ibrahim bahwa bapaknya itu adalah musuh Allah,
maka Ibrahim berlepas diri daripadanya. Sesungguhnya Ibrahim adalah seorang yang
sangat lembut hatinya lagi penyantun. (QS. 9 : 113-114).

Sungguh berat tugas ini, oleh karena itu tidak boleh salah memperlakukan orang tua kita,
lebih-lebih jika keduanya telah berusia lanjut.

Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam
pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya
perkataan "ah" dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka
perkataan yang mulia. (QS. Al-Isra’ : 23).

Kesabaran yang luar biasa harus kita punyai, lebih-lebih jika keduanya telah pikun atau
dalam keadaan sakit tua yang lama.
Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan
ucapkanlah: "Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua
telah mendidik aku waktu kecil". (QS. 17 : 24).

Berdasarkan kedua ayat itu betapapun ayah dan ibu sudah pikun, sama sekali kehormatan
kepada keduanya kita tidak boleh berkurang. Kami tidak mengerti bila sebagai seorang
muslim memberikan ayah bundanya yang telah sangat tua dan tersayang ke panti jompo.
Apakah mereka llupa bahwa waktu masih kecil sering buang hajat dan pipis dipangkuan
ayah dan ibunya, dan tidak dimarahi. Perkataan ayah ibu tetap manis terhadapnya. Bila
dibandingkan atau diperhitungkan, kendatipun mereka telah pikun masih belum
sebanding. Kenapa ibu atau ayah harus pergi ke rumah jompo sedang masih ada anak
yang hidup dan sanggup ditumpangi ?
Sabda Rasulullah :

Sebesar-besar dosa itu ialah :


1. Syirik kepada Allah
2. Bunuh diri
3. Durhaka kepada kedua orang tua
4. Menjadi saksi palsu

Banyak orang yang bermaksud baik, ialah ingin berbakti kepada kedua orang tuanya
yang telah meninggal tetapi tidak dengan cara-cara Islam. Kecuali bila kita takut menjadi
orang yang melawan Allah dan Rasulnya, juga khawatir kalau kelak dihari hisab kita
ditanya ayat mana, suart apa, dan Sunnah Rasul yang mana, hal semacam itu kau
kerjakan ?.

Rasul juga pernah mengalami musibah, di tinggal mati oleh isterinya Khadijah dan juga
oleh puteranya Ibrahim. Beliau memberi pelajaran kepada kita dalam memperbolehkan
jenazah hanya ada 4 (empat) macam :
1. Memandikan
2. Mengafani
3. Menshalatkan
4. Mengubur

Pada suatu waktu datang seorang yang bertanya : Ya Rasulullah, kebaikan apa saja
yang boleh saya kerjakan untuk ayah ibu saya sesudah mereka meninggal dunia ?
Jawab Rasulullah : “Ya ada, yaitu :
1. Shalatkan jenazahnya
2. Mohonkan ampun kepada Allah segala dosanya
3. Penuhi janji mereka
4. Hormatilah sahabat-sahabat keduanya, dan berilah pertolongan keluarga yang
bergantung kepadanya.

Sebagai penutup uraian ini, tiga amal yang tidak putus-putusnya, sekalipun seseorang
telah meninggal dunia, di antaranya ialah anak yang shaleh yang mendo’akan orang
tuanya. Dengan kata lain do’a anak shaleh do’a untuk ayah ibunya pasti sampai.
Rasulullah yang memerintah berdo’a untuk ayah dan ibu dan telah diberi contoh do’a itu
dalam Al-Qur’an :

“Ya Allah, ampunilah segala dosa kami dan dosa ayah ibu kami dan sayangilah mereka,
seperti mereka menyayangi kami di waktu kecil”.

Do’a itu berlaku bagi seseorang yang ayah dan ibunya masih hidup dan yang sudah
meninggal. Sekarang untuk menjadi insan shaleh, dijelaskan dalam Al-Qur’an surat Ali-
Imran ayat 113 – 114 : ada 7 syarat :
1. Suka membaca ayat-ayat Allah
2. Shalat malam
3. Iman kepada Allah
4. Iman kepada Hari Akhir
5. Amr ma’ruf
6. Nahi mungkar
7. Berlomba dalam kebaikan

Mereka itu tidak sama; di antara Ahli Kitab itu ada golongan yang berlaku lurus, mereka
membaca ayat-ayat Allah pada beberapa waktu di malam hari, sedang mereka juga
bersujud (sembahyang). Mereka beriman kepada Allah dan hari penghabisan mereka
menyuruh kepada yang ma`ruf, dan mencegah dari yang munkar dan bersegera kepada
(mengerjakan) pelbagai kebajikan; mereka itu termasuk orang-orang yang saleh.
(QS. 3 : 113 – 114).
Yusariuna fil khaerot artinya berlomba dalam kebaikan wujud amalan itu dijelaskan
dalam surat Al-Mu’minun ayat 57 – 61 ialah :
- Mereka yang hati-hati hidupnya karena takut akan adzab Allah
- Mereka yang iman kepada ayat-ayat Allah
- Mereka yang tidak musyrik
- Mereka yang memberi, karena takut adzab Allah dan karena kepadaNya mereka akan
kembali.

Dari uraian tadi dapat kita simpulkan, bahwa :


1. Birrul Waalidain (berbakti kepada kedua orang tua), dalam Islam adalah wajib.
2. Semua nasehat yang baik wajib kita ikuti, kecuali perintah-perintah yang
mengandung kemusyrikan dan dosa
3. Selalu menjaga menjaga kehormatan keduanya, dilarang berkata kasar, betapapun
keduanya telah pikun/
4. Bila ada silang selisih dengan keduanya, betapapun besar perbedaan antara seorang
anak dan kedua orang tuanya, tidak boleh meretakkan hubungan. Pergaulan antara
anak dan ayah ibunya harus tetap baik di dunia ini. Tentang akherat Allahlah yang
berwenang memberi keputusan.
5. Berusahalah untuk menjadi orang yang sjalih, agar bila berdo’a untuk keduanya pasti
diterima.
6. Allah yang memerintahkan untuk berdo’a bagi ayah dan ibu, dan Allah pula yang
mengajari kalimat macam apa do’a itu.
7. Harapan terakhir dalam hal ini, dapat berbalas, kita berbuat baik kepada ayah ibu
dengan harapan kelak semoga anak-anak keturunan kita juga akan berbuat baik
kepada kita.

Kewajiban Ayah Dan Ibu Kepada Anak Keturunannya

Kewajiban orang tua kepada anak, ialah mengantarkan mereka untuk menjadi seorang
muslim dan mukmin. Mendidiknya, membmimbingnya, sampai sudah tidak ada lagi
kekhawatiran bahwa orang tua meninggalkan generasi yang lemah.

Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan di


belakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap
(kesejahteraan) mereka. (QS. 4 : 9).

Kita dijadikan oleh Allah di muka bumi ini untuk menjadi khalifah. Setiap kita adalah
penggembala, dan akan diminta pertanggungjawabannya. Anak dan harta dapat menjadi
fitnah. Tetapi juga dapat menjadi pahala yang besar di sisi Allah.
Dan ketahuilah, bahwa hartamu dan anak-anakmu itu hanyalah sebagai cobaan dan
sesungguhnya di sisi Allah-lah pahala yang besar. (QS. 8 : 28).

Kita sebagai muslim tentu ingin berusaha dan berbuat supaya anak keturunan kita jangan
membuat kita celaka, jangan menjadi fitnah buat kita, tetapi hendaknya justeru menjadi
pahala yang besar.

Peringatan : “Jangan ghulluw dalam beragama”. Ghulluw artinya berlebihan


Betapapun kewajiban berbakti kepada orang tua adalah perintah Allah yang sangat kuat
penekanannya, namun ini bukan suatu yang mutlak. Artinya sekalipun itu adalah
perintah orang tua, bila di dalamnya terkandung unsur kemusyrikan, harus ditolak. Lalu
apakah tanda-tanda kemusyrikan itu misalnya ? Yang jelas kemusyrikan itu adalah
sesuatu amalan baik perkataan atau perbuatan yang melewati batas wilayah Allah.
Seperti : Hak memerintah dan mencipta adalah hak Allah. Begitu pula tentang hak
memberi keridlaan, hak menjadikan seseorang untuk mendapat petunjuk menjadi Yahudi,
Nasrani, atau Majusi itu semua adalah hak Allah.

Ingatlah, menciptakan dan memerintah hanyalah hak Allah. Maha Suci Allah, Tuhan
semesta alam. (QS. 7 : 54).

Sesungguhnya kamu tidak akan dapat memberi petunjuk kepada orang yang kamu kasihi,
tetapi Allah memberi petunjuk kepada orang yang dikehendaki-Nya, dan Allah lebih
mengetahui orang-orang yang mau menerima petunjuk. (QS. 28 : 56).

Jadi bila kita mendapat riwayat-riwayat yang tidak sejalan dengan Al-Qur’an, kita boleh
menolaknya, seperti : ”Keridlaan Allah tergantung kepada keridlaan kedua orang
tuanya”.
Aqidah Qur’ani, Keridlaan Allah tidak tergantung kepada fihak manapun. Keridlaan
Allah akan didapat oleh siapapun yang menempuh jalan
1. Mengikuti petunjuk Allah, yaitu Al-Qur’an.
2. Mengikuti petunjuk Allah dalam Al-Qur’an, dapat membawanya kejalan keselamatan
yaitu Al-Islam, dikeluarkannya dari kegelapan ke dalam cahaya. Bahkan dengan
mengikuti petunjuk Allah, yaitu Al-Qur’an itu, ia telah menempuh jalan shiraathal
mustaqiim.
Dengan kitab itulah Allah menunjuki orang-orang yang mengikuti keredhaan-Nya ke
jalan keselamatan, dan (dengan kitab itu pula) Allah mengeluarkan orang-orang itu
dari gelap gulita kepada cahaya yang terang benderang dengan seizin-Nya, dan
menunjuki mereka ke jalan yang lurus. (QS. 5 16).

Dan berhak menentukan apakah seseorang akan berjalan di atas petunjuk Allah (Al-
Islam), ayau apakah ia akan menjadi Yahudi atau Nasrani bukan ditentukan oleh ayah
ibunya, tetapi oleh Allah.
Jadi terhadap riwayat, bahwa anak itu dilahirkan atas dasar fitrah, ayah dan ibunyalah
yang akan menentukan akan jadi Yahudikah ia, atau Nasranikah, atau Majusikah riwayat
itu boleh ditolak.

Kami mengusulkan untuk anda semua puaslah dengan tuntunan Al-Qur’an yang mulia itu
dalam berbakti kepada orang tua, yang dengan tuntunan Al-Kitab ini kita tak akan salah
dan tidak akan tersesat. Sungguh ayat-ayat yang menuntun seorang mukmin dalam
berbakti kepada ayah dan ibu telah lengkap, sempurna dan bahkan sangat rinci, dan
bankan lebih rinci dibandingkan dengan ayat-ayat shalat. Kita boleh mempergunakan
hadits-hadits, asal hadits-hadits itu tidak bertentangan dengan Al-Qur’an.

Kita semua pasti menginginkan mendapat kehidupan di dunia ini baik, begitu pula untuk
hidup di akherat. Untuk itu kita semua wajib berusaha agar seluruh anggota keluarga
punya akhlaq islami agar cita-cita kehidupan baik di dunia dan akherat dapat tercapai. Di
antara bagian kebahagiaan hidup di dunia itu ialah seluruh anggota keluarga dapat
berkumpul. Sehingga kelak di akherat juga berbahagia berkumpul bersama lagi. Sebab
memang ada di antara manusia, keluarga mereka di dunia berkumpul sedangkan di
akherat terpisah. Yannng kita dambakan adalah di dunia keluarga kita dapat berkumpul
sedangkan begitu pula di akherat.

Adapun orang yang diberikan kitabnya dari sebelah kanannya, maka dia akan diperiksa
dengan pemeriksaan yang mudah, dan dia akan kembali kepada kaumnya (yang sama-
sama beriman) dengan gembira. Adapun orang yang diberikan kitabnya dari belakang,
maka dia akan berteriak: "Celakalah aku". Dan dia akan masuk ke dalam api yang
menyala-nyala (neraka). Sesungguhnya dia dahulu (di dunia) bergembira di kalangan
kaumnya (yang sama-sama kafir). (QS. 84 : 7 – 13)..

Dan sebab itu pulalah kita dianjurkan untuk berusaha, berbuat begitu rupa agar seluruh
anggota keluarga jangan sampai tersentuh api neraka.

Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka
yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang
kasar, yang keras, yang tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya
kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan. (QS. 66 : 6).

Menjadi hamba Tuhan yang Maha Pemurah (Ibadurrahman).


Berdo’a untuk anak keturunannya.

Dan orang-orang yang berkata: "Ya Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami isteri-
isteri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami
imam bagi orang-orang yang bertakwa. Mereka itulah orang yang dibalasi dengan
martabat yang tinggi (dalam surga) karena kesabaran mereka dan mereka disambut
dengan penghormatan dan ucapan selamat di dalamnya, mereka kekal di dalamnya.
Surga itu sebaik-baik tempat menetap dan tempat kediaman. (QS. 25 : 74, 75, 76).

Você também pode gostar