Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Bebas dari pengaruh kekuasaan manapun, serta bertanggung jawab kepada masyarakat. Kelahiran
Badan Wakaf Indonesia (BWI) merupakan perwujudan amanat yang digariskan dalam Undang-
Undang Nomor 41 Tahun 2004 tentang wakaf. Kehadiran BWI, sebagaimana dijelaskan dalam pasal
47, adalah untuk memajukan dan mengembangkan perwakafan di Indonesia.
Dalam Undang-Undang Wakaf ditetapkan bahwa Badan Wakaf Indonesia adalah lembaga yang
berkedudukan sebagai media untuk memajukan dan mengembangkan perwakafan Nasional.
Disamping itu, dalam Undang-Undang wakaf juga ditetapkan bahwa Badan Wakaf Indonesia bersifat
Independen dalam melaksanakan tugasnya. Badan Wakaf Indonesia berkedudukan di Ibu Kota
Negara Indonesia dan dapat membentuk perwakilan di provinsi atau bahkan kabupaten atau kota
sesuai dengan kebutuhan. Dalam penjelasan Undang-Undang ditetapkan bahwa pembentukan
perwakilan Badan wakaf Indonesia didaerah dilakukan setelah Badan Wakaf Indonesia berkonsultasi
dengan pemerintah daerah setempat.
Dalam kepengurusan, BWI terdiri atas Badan Pelaksana dan Dewan Pertimbangan, masing-masing
dipimpin oleh oleh satu orang Ketua dan dua orang Wakil Ketua yang dipilih dari dan oleh para
anggota. Badan pelaksana merupakan unsur pelaksana tugas, sedangkan Dewan Pertimbangan
adalah unsur pengawas pelaksanaan tugas Badan Wakaf Indonesia.
Tugas Badan Wakaf Indonesia ditetapkan dalam Undang-Undang Nomor 41 Tahun2004 tentang
Wakaf yang dapat dibedakan menjadi tiga yakni yang pertama bahwasannya tugas Badan Wakaf
Indonesia yang berkaitan dengan Nazhir yaitu pangangkatan, pemberhentian, dan pembinaan
Nazhir,. Kedua, tugas Badan Wakaf Indonesia yang berkaitan dengan Objek Wakaf yang berskala
Nasional atau Internasional, serta pemberian persetujuan atas penukaran harta benda wakaf. Ketiga,
tugas Badan Wakaf Indonesia yang berkaitan dengan pemerintah, yaitu memberi saran dan
pertimbangan kepada pemerintah dalam penyusunan kebijakan dibidang perwakafan.
Badan Wakaf Indonesia merupakan lembaga wakaf yang bersifat nasional, selain bertugas
mengkoordinasikan para nazhir Badan Wakaf Indonesia pun memprakarsai kerja sama antar nazhir,
dengan demikian mereka dapat saling tolong menolong dalam pengelolaan wakaf.
Badan Wakaf Indonesia terdiri atas dua unsur yakni Badan pelaksana dan dewan
pertimbangan. Badan pelaksana merupakan unsur pelaksanaan tugas Badan Wakaf Indonesia,
sedangkan dewan pertimbangan merupakan unsur pengawas pelaksanaan tugas Badan Wakaf
Indonesia. Ketentuan yang mengatur memberikan peluang kepada anggota Badan Wakaf Indonesia
untuk berijtihad dalam mengatur diri mereka sendiri dikarenakan badan pelaksanaan dan dewan
pertimbangan Badan Wakaf Indonesia masing-masing dipimpin oleh satu orang ketua dan dua orang
wakil ketua yang dipilih dari dan oleh para anggota sedangkan susunan keanggotaannya ditetapkan
oleh para anggota.
Sesuai dengan aturan Undang-Undang tentang batasan minimum dan batasan maksimum
keanggotaan Badan Wakaf Indonesia menyatakan bahwasannya jumlah minimum anggota untuk
Badan Wakaf Indonesia yakni 20 (dua puluh) orang, sedangkan batasan maksimumnya adalah 30
(tiga puluh) orang yang berasal dari unsur masyarakat.
Adapun ketentuan lebih lanjut mengenai susunan organisasi, tugas, fungsi, persyaratan, dan
tata cara pemilihan anggota serta susunan keanggotaan dan tata kerja Badan Wakaf Indonesia diatur
seluruhnya oleh Badan Wakaf Indonesia.
Ketentuan mengenai pengawasan yang telah ditetapkan dalam peraturan pemerintah adalah:
1. Pengawasan dilakukan oleh pemerintah dan masyarakat, baik aktif maupun pasif.
2. Pengawasan aktif dilakukan dengan memeriksa langsung terhadap Nazhir atas pengelolaan wakaf,
sekurang-kurangnya sekali dalam setahun.
3. Pengamatan pasif dilakukan dengan mengamati berbagai laporan yang disampaikan nazhir
berkaitan dengan pengelolaan wakaf.
4. Pelaksanaan pengawasan terhadap perwakafan dapat menggunakan jasa akuntan publik
independen.
BAB III
Kesimpulan
Badan Wakaf Indonesia adalah lembaga yang berkedudukan sebagai media untuk
memajukan dan mengembangkan perwakafan Nasional. Badan Wakaf Indonesia merupakan lembaga
wakaf yang bersifat nasional selain bertugas mengkoordinasikan para nazhir, Badan Wakaf Indonesia
pun memprakarsai kerja sama antar nazhir, dengan demikian mereka dapat saling tolong menolong
dalam pengelolaan wakaf. Badan Wakaf Indonesia terdiri atas dua unsur yakni Badan pelaksana dan
dewan pertimbangan.
Sesuai dengan aturan Undang-Undang tentang batasan minimum dan batasan maksimum
keanggotaan Badan Wakaf Indonesia menyatakan bahwasannya jumlah minimum anggota untuk
Badan Wakaf Indonesia yakni 20 (dua puluh) orang, sedangkan batasan maksimumnya adalah 30
(tiga puluh) orang yang berasal dari unsur masyarakat.
Tugas-tugas Badan wakaf Indonesia adalah, Melakukan pembinaan terhdap Nazhir dalam mengelola
dan mengembangkan harta benda wakaf. Mengelola dan mengembangkan harta benda wakaf
berskala nasional dan internasional, Memberikan persetujuan dan atau ijin atas perubahan
peruntukan dan status harta benda wakaf, Meberhentikan dan mengganti Nazhir, Memberikan
persetujuan atas penukaran harta benda wakaf, Memberikan saran dan pertimbangan kepada
pemerintah dalam penyusunan kebijakan dibibang perwakafan.
syarat-syarat mnjadi anggota Badan Wakaf Indonesia adalah Warga Negara Indonesia,
Beragama Islam, Dewasa, Amanah, Mampu secara jasmani dan rohani, Tidak terhalang melakukan
perbuatan hukum, Memiliki pengetahuan, kemampuan, dan/atau pengalaman di bidang perwakafan
dan/atau ekonomi, khususnya di bidang ekonomi syariah, Mempunyai komitmen yang tinggi untuk
mengembangkan perwakafan nasional
Pengangkatan dan pemberhentian keanggotaan Badan Wakaf Indonesia dilakukan oleh
presiden. Namun ketika kita berbicara perwakilan Badan Wakaf Indonesia di daerah, semua itu tidak
bicara lagi presiden dikarenakan Keanggotaan Perwakilan Badan Wakaf Indonesia di daerah diangkat
dan diberhentikan oleh Badan Wakaf Indonesia.
Keanggotaan Badan Wakaf Indonesia diangkat untuk masa jabatan selama 3 (tiga) tahun dan
dapat diangkat kembali untuk 1 (satu) kali masa jabatan. Untuk pertama kali, pengangkatan
keanggotaan Badan Wakaf Indonesia diusulkan kepada Presiden oleh Menteri Agama.