Você está na página 1de 13

ANGGARAN DASAR

GERAKAN KEPANDUAN HIZBUL WATHAN

MUQADDIMAH

Persyarikatan Muhammadiyah merupakan Gerakan Islam dan Da’wah Amar Ma’ruf Nahi
Munkar, dan Tadid, beraqidah Islam, bersumber pada Al Qur’an dan As Sunnah, bermaksud dan
bertujuan menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam sehingga terwujud masyarakat Islam
yang sebenar-benarnya, bergerak dalam segala bidang kehidupan antara lain bidang pendidikan,
kesehatan, sosial dan ekonomi.
Bahwa untuk mencapai tujuan yang dicita-citakan harus diperjuangkan secara terus menerus
antara lain dengan membina generasi muda yang memiliki aqidah, fisik dan mental kuat, berilmu
dan berteknologi serta berakhlaqul karimah.
Allah berfirman :

             

 

Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan dibelakang
mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. Oleh
sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan
perkataan yang benar. Q.S. An Nisa : 9
Bahwa membina dan menggerakkan angkatan muda dengan cara memperteguh iman,
mempergiat ibadah, mempertinggi akhlak dan meningkatkan semangat jihad, sehingga menjadi
manusia muslim yang berguna bagi agama, nusa dan bangsa, merupakan bagian dari usaha
Muhammadiyah.
Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan sebagai organisasi otonom mempunyai visi dan
mengemban misi Muhammadiyah dalam pendidikan anak, remaja dan pemuda, sehingga mereka
menjadi muslim yang sebenar-benarnya dan siap menjadi kader Persyarikatan, Umat dan Bangsa.
Kepanduan Hizbul Wathan adalah sistem pendidikan di luar keluarga dan sekolah untuk
anak, remaa dan pemuda dilakukan di alam terbuka dengan metode yang menarik, menyenangkan
dan menantang, dalam rangka membentuk warga negara yang berguna dan mandiri.
Dalam mewujudkan cita-cita di atas, pada tanggal 10 Sya’ban 1420 H bertepatan dengan
tanggal 18 November 1999 M., Persyarikatan Muhammadiyah menbangkitkan kembali Gerakan
Kepanduan Hizbul Wathan, yang dalam seluruh kegiatannya bersemboyan Fastabiqul khairat
(berlomba-lombalah dalam berbuat kebaikan).
Allah berfirman

ANGGARAN DASAR
1 GERAKAN KEPANDUAN HIZBUL WATHAN
               ...

        

… sekiranya Allah menghendaki, niscaya kamu dijadikan-Nya satu umat (saja), tetapi Allah hendak
menguji kamu terhadap pemberian-Nya kepadamu, maka berlomba-lombalah berbuat kebajikan.
Hanya kepada Allah-lah kembali kamu semuanya, lalu diberitahukan-Nya kepadamu apa yang
telah kamu perselisihkan itu. Q.S. Al Maidah : 48
Untuk landasan dasar Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan disusunlah Anggaran Dasar
sebagai berikut :

BAB I
NAMA, WAKTU DAN TEMPAT KEDUDUKAN
Pasal 1
Nama
Gerakan Kepanduan dalam Muhammadiyah bernama Hizbul Wathan disingkat HW.

Pasal 2
Pendiri
HW didirikan oleh pendiri Muhammadiyah K. H. Ahmad Dahlan pada tahun 1336 H. (Hijriyah) /
1918 M (Miladiyah) di Yogyakarta yang dibangkitkan pada tanggal 10 Sya’ban 1420 H bertepatan
dengan tanggal 18 November 1999 M oleh Pimpinan Pusat Muhammadiyah dengan Surat
Keputusan Nomor 92/SK-PP/VI-B/1.b/1999 tanggal 10 Sya’ban 1420 H / 18 November 1999 M dan
dipertegas dengan Surat Keputusan Pimpinan Pusat Muhammadiyah Nomor 10/Kep/I.0/B/2003
tanggal 10 Dzulhijjah 1423 H / 2 Februari 2003 M, untuk jangka waktu yang tidak terbatas.

Pasal 3
Tempat Kedudukan
HW berkedudukan di tempat kedudukan Pimpinan Pusat Muhammadiyah.

BAB II
IDENTITAS DAN ASAS
Pasal 4
Identitas dan Asas
1. HW adalah kepanduan Islami, artinya dalam melaksanakan metode kepanduan adalah untuk
menanamkan aqidah Islam dan membentuk peserta didik berakhlak mulia.
2. HW adalah organisasi otonom Muhammadiyah yang tugas utamanya mendidik anak, remaja
dan pemuda dengan sistem kepanduan.
3. HW berasaskan Islam.

ANGGARAN DASAR
2 GERAKAN KEPANDUAN HIZBUL WATHAN
BAB III
LAMBANG, SIMBOL, BENDERA, MARS DAN HIMNE
Pasal 5
Lambang, Simbol dan Bendera
1. Lambang HW adalah matahari bersinar utama dua belas dan ditengahnya tertulis inisial HW;
2. Simbol HW adalah sekuntum bunga melati dengan pita dibawahnya yang bertuliskan :

  
3. Bendera HW berbentuk empat persegi panjang, dengan perbandingan lebar dan panjang dua
berbanding tiga, di dalamnya berisi enam garis hijau dan lima garis kuning mendatar
berselang-seling. Disudut kiri atas terdapat lambang HW berwarna putih di atas dasar persegi
panjang hijau;
4. Ketentuan lain tentang lambang, simbol dan bendera diatur dalam Anggaran Rumah Tangga.

Pasal 6
Mars dan Hymne
1. HW mempunyai Mars dan Hymne yang menyatakan jati diri dan perjuangan dalam bentuk lirik
lagu yang bernada dan berirama;
2. Ketentuan lain tentang Mars dan Hymne diatur dalam Anggaran Rumah Tangga.

BAB IV
KODE KEHORMATAN
Pasal 7
Janji dan Undang-Undang Pandu HW
1. Kode kehormatan merupakan janji, semangat dan akhlak Pandu HW, baik dalam kehidupan
pribadi maupun bermasyarakat;
2. Kode kehormatan Pandu HW adalah Janji Pandu HW dan Undang-Undang Pandu HW;
3. Ketentuan lain tentang Janji dan Undang-Undang Pandu HW diatur dalam Anggaran Rumah
Tangga.

BAB V
SIFAT DAN CIRI KHAS
Pasal 8
Sifat
HW bersifat nasional, terbuka dan sukarela adalah sistem pendidikan untuk anak, remaja dan
pemuda di luar lingkungan keluarga dan sekolah, serta tidak terkait dan tidak berorientasi pada
partai politik.

ANGGARAN DASAR
3 GERAKAN KEPANDUAN HIZBUL WATHAN
Pasal 9
Ciri Khas
1. Ciri khas HW hakikatna adalah bahwa Prinsip Dasar Kepanduan dan Metode Kepanduan yang
harus diterapkan dalam setiap kegiatan yang pelaksanaannya disesuaikan dengan
kepentingan, keperluan, situasi, kondisi masyarakat serta kepentingan Persyarikatan
Muhammadiyah.
2. Prinsip Dasar Kepanduan adalah :
a. Pengamalan aqidah Islamiah;
b. Pembentukan dan pembinaan akhlak mulia menurut ajaran Islam;
c. Pengamalan kode kehormatan pandu.
3. Metode pendidikan :
a. Pemberdayaan anak didik lewat sistem beregu;
b. Kegiatan dilakukan di alam terbuka;
c. Pendidikan dengan metode yang menarik, menyenangkan dan menantang;
d. Penggunaan sistem kenaikan tingkat dan tanda kecakapan;
e. Sistem satuan dan kegiatan terpisah antara pandu putra dan pandu putri.

BAB VI
MAKSUD DAN TUJUAN SERTA USAHA
Pasal 10
Maksud dan Tujuan
Maksud dan tujuan HW adalah menyiapkan dan membina anak, remaja dan pemuda yang
memiliki aqidah, fisik dan mental, berilmu dan berteknologi serta berakhlaqul karimah sehingga
terwujud pribadi muslim yang sebenar-benarnya dan siap menjadi kader Persyarikatan, Umat dan
Bangsa.

Pasal 11
Usaha
1. Untuk mencapai maksud dan tujuan, HW ikut melaksanakan Da’wah Amar Ma’ruf Nahi
Munkar yang diwujudkan dalam penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan kepanduan bagi
anak, remaja dan pemuda muslim;
2. Penentu kebijakan dan penanggungjawab usaha, program dan kegiatan adalah Kwartir Pusat;
3. Usaha HW diwujudkan dalam bentuk program dan kegiatan, yang macam dan
penyelenggaraannya diatur dalam Anggara Rumah Tangga.

BAB VII
KEANGGOTAAN
Pasal 12
Anggota, Kewajiban dan Hak
1. Anggota HW terdiri atas :
a. Anggota Biasa sebagai Anggota didik yang dikelompokkan menurut umur;

ANGGARAN DASAR
4 GERAKAN KEPANDUAN HIZBUL WATHAN
b. Anggota Biasa sebagai Pembina ialah warga negara Indonesia beragama Islam dan anggota
Muhammadiyah;
c. Anggota kehormatan ialah perorangan warga negara Indonesia dan atau warga negara
asing beragama Islam yang berjasa terhadap HW dan atau karena kewibawaan dan
keahliannya bersedia membantu HW.
2. Ketentuan lain tentang Anggota, kewajiban dan hak diatur dalam Anggaran Rumah Tangga.

BAB VIII
SUSUNAN DAN PENETAPAN ORGANISASI
Pasal 13
Susunan Organisasi
Susunan organisasi HW dari atas ke bawah secara bertingkat sebagai berikut :
1. Pusat ialah kesatuan Wilayah dalam Negara;
2. Wilayah ialah kesatuan Daerah dalam satuu Provinsi;
3. Daerah ialah kesatuan Cabang dalam satu Kota atau Kabupaten;
4. Cabang ialah kesatuan Qobilah dalam satu Kecamatan;
5. Qobilah ialah kesatuan anggota dalam satu tempat atau kawasan.

Pasal 14
Penetapan Organisasi
1. Penetapan organisasi tingkat Pusat dengan ketentuan luas lingkungannya ditetapkan oleh
Pimpinan Pusat Muhammadiyah;
2. Penetapan organisasi tingkat Wilayah, Daerah, Cabang dan tingkat Qobilah masing-masing
dengan ketentuan luasa lingkungannya ditetapkan oleh pimpinan Kwartir setingkat diatasnya;
3. Dalam hal yang luar biasa Kwartir Pusat dapat mengambil ketetapan dan keputusan lain.

BAB IX
KWARTIR
Pasal 15
Pengertian
Kwartir adalah nama sebutan pimpinan pada tingkat Pusat, Wilayah, Daerah dan tingkat Cabang
yang dalam melaksanakan kepemimpinan pada tingkat masing-masing bersifat kolektif kolegial.
Sedangkan pada tingkat Ranting disebut Qobilah.

Pasal 16
Kwartir Pusat
1. Kwartir Pusat adalah pimpinan tertinggi yang memimpin HW secara keseluruhan;
2. Kwartir Pusat terdiri atas sekurang-kurangnya tiga belas orang, dipilih dan ditetapkan oleh
Muktamar untuk satu masa jabatan dari calon-calon yang diusulkan oleh Tanwir, serta
disahkan oleh Pimpinan Pusat Muhammadiyah;
3. Ketua Umum Kwartir Pusat ditetapkan oleh Muktamar dari dan atas usul anggota Kwartir
Pusat terpilih;

ANGGARAN DASAR
5 GERAKAN KEPANDUAN HIZBUL WATHAN
4. Anggota Kwartir Pusat terpilih menetapkan Sekretaris Umum dan diumumkan dalam forum
Muktamar;
5. Kwartir Pusat dapat menambah anggotanya apabila dipandang perlu dengan mengusulkan
kepada Tanwir;
6. Kwartir Pusat diwakili oleh Ketua Umum atau salah seorang Ketua bersama-sama Sekretaris
Umum atau salah seorang Sekretaris, mewakili HW untuk tindakan di dalam dan di luar
pengadilan.

Pasal 17
Kwartir Wilayah
1. Kwartir Wilayah memimpin HW dalam wilayahnya serta melaksanakan kebijakan Kwartir
Pusat;
2. Kwartir Wilayah terdiri atas sekurang-kurangnya sebelas orang, ditetapkan oleh Kwartir Pusat
untuk satu masa jabatan dari calon-calon Kwartir Wilayah yang dipilih dalam Musyawarah
Wilayah;
3. Ketua Kwartir Wilayah ditetapkan oleh Kwartir Pusat dari dan atas usul calon-calon anggota
Kwartir Wilayah terpilih yang telah disahkan oleh Musyawarah Wilayah;
4. Kwartir Wilayah dapat menambah anggotanya apabila dipandang perlu dengan mengusulkan
kepada Musyawarah Kwartir Wilayah yang kemudian dimintakan ketetapan Kwartir Pusat.

Pasal 18
Kwartir Daerah
1. Kwartir Daerah memimpin HW dalam daerahnya serta melaksanakan kebijakan Kwartir
diatasnya;
2. Kwartir Daerah terdiri atas sekurang-kurangnya sembilan orang, ditetapkan oleh Kwartir
Wilayah untuk satu masa jabatan dari calon-calon Kwartir Daerah yang dipilih dalam
Musyawarah Daerah;
3. Ketua Kwartir Daerah ditetapkan oleh Kwartir Wilayah dari dan atas usul calon-calon anggota
Kwartir Daerah terpilih yang telah disahkan oleh Musyawarah Daerah;
4. Kwartir Daerah dapat menambah anggotanya apabila dipandang perlu dengan mengusulkan
kepada Musyawarah Kwartir Daerah yang kemudian dimintakan ketetapan Kwartir Wilayah.

Pasal 19
Kwartir Cabang
1. Kwartir Cabang memimpin HW dalam cabangnya serta melaksanakan kebijakan Kwartir
diatasnya;
2. Kwartir Cabang terdiri atas sekurang-kurangnya tujuh orang, ditetapkan oleh Kwartir Daerah
untuk satu masa jabatan dari calon-calon Kwartir Cabang yang dipilih dalam Musyawarah
Cabang;
3. Ketua Kwartir Cabang ditetapkan oleh Kwartir Daerah dari dan atas usul calon-calon anggota
Kwartir Cabang terpilih yang telah disahkan oleh Musyawarah Cabang;
4. Kwartir Cabang dapat menambah anggotanya apabila dipandang perlu dengan mengusulkan
kepada Musyawarah Kwartir Cabang yang kemudian dimintakan ketetapan Kwartir Daerah.
ANGGARAN DASAR
6 GERAKAN KEPANDUAN HIZBUL WATHAN
Pasal 20
Qobilah
1. Qobilah memimpin HW dalam Qobilahnya serta melaksanakan kebijakan Kwartir diatasnya;
2. Qobilah terdiri atas sekurang-kurangnya lima orang, ditetapkan oleh Kwartir Cabang untuk
satu masa jabatan dari calon-calon Qobilah yang dipilih dalam Musyawarah Qobilah;
3. Ketua Qobilah ditetapkan oleh Kwartir Cabang dari dan atas usul calon-calon anggota Qobilah
terpilih yang telah disahkan oleh Musyawarah Qobilah;
4. Kwartir Qobilah dapat menambah anggotanya apabila dipandang perlu dengan mengusulkan
kepada Musyawarah Qobilah yang kemudian dimintakan ketetapan Kwartir Cabang;
5. Qobilah di Perguruan Tinggi Muhammadiyah disahkan oleh Kwartir Pusat.

Pasal 21
Pemilihan Kwartir
1. Anggota Kwartir dan Qobilah adalah anggota HW dan anggota Muhammadiyah;
2. Pemilihan Kwartir dan Qobilah dapat dilakukan secara langsung atau formatur;
3. Syarat anggota Kwartir dan Qobilah serta cara pemilihan diatur dalam Anggaran Rumah
Tangga.

Pasal 22
Masa Jabatan dan Serah Terima Jabatan
1. Masa jabatan Kwartir Pusat, Wilayah, Daerah, Cabang dan Qobilah masing-masing lima tahun;
2. Jabatan Ketua Umum Kwartir Pusat, Ketua Kwartir Wilayah, Ketua Kwartir Daerah, Ketua
Kwartir Cabang dan Qobilah, masing-masing dapat dijabat oleh orang yang sama dua kali
masa jabatan berturut-turut;
3. Serah terima jabatan Kwartir Pusat dilakukan pada setelah Pimpinan Pusat Muhammadiyah
mengesahkan Kwartir Pusat baru, sedangkan serah terima jabatan Kwartir Wilayah, Kwartir
Daerah, Kwartir Cabang dan Qobilah dilakukan setelah disahkan oleh Kwartir setingkat
diatasnya;
4. Kwartir yang telah habis masa jabatannya, tetap menjalankan tugasnya sampai dilakukan
serah terima jabatan dengan Kwartir yang baru;
5. Setiap pergantian Kwartir harus menjamin adanya peningkatan kinerja, penyegaran dan
kaderisasi Kwartir.

Pasal 23
Ketentuan Luar Biasa
Dalam hal-hal luar biasa yang terjadi berkenaan dengan ketentuan pada pasal 13 sampai dengan
pasal 22, Kwartir Pusat dapat mengambil ketetapan lain.

Pasal 24
Penasihat
1. Kwartir HW dapat mengangkat penasihat;
2. Ketentuan tentang penasihat diatur dalam Anggaran Rumah Tangga.

ANGGARAN DASAR
7 GERAKAN KEPANDUAN HIZBUL WATHAN
BAB X
UNSUR PEMBANTU KWARTIR
Pasal 25
Bidang dan Urusan
1. Unsurr pembantu Kwartir terdiri atas Bidang dan Urusan;
2. Bidang adalah Unsur Pembantu Kwartir yang menjalankan sebagian tugas pokok HW;
3. Urusan adalah Unsur Pembantu Kwartir yang menjalankan tugas pendukung HW;
4. Ketentuan tentang tugas dan pembentukan Unsur Pembantu Kwartir diatur dalam Anggaran
Rumah Tangga.

BAB XI
PERMUSYAWARATAN
Pasal 26
Muktamar
1. Muktamar adalah permusyawaratan tertinggi dalam HW yang diselenggarakan oleh dan atas
tanggungjawab Kwartir Pusat;
2. Anggota Muktamar terdiri atas :
a. Anggota Kwartir Pusat yang telah disahkan oleh Pimpinan Pusat Muhammadiyah;
b. Ketua Kwartir Wilayah;
c. Anggota Tanwir Wakil Wilayah yang telah disahkan oleh Kwartir Pusat;
d. Ketua dan Sekretaris Kwartir Daerah yang telah disahkan oleh Kwartir Wilayah;
e. Wakil Daerah yang dipilih oleh Musyawarah Kwartir Daerah, terdiri atas wakil Cabang
berdasarkan perimbangan jumlah Cabang dalam tiap Daerah.
3. Muktamar diadakan satu kali dalam lima tahun;
4. Acara dan ketentuan lain tentang Muktamar diatur dalam Anggaran Rumah Tangga.

Pasal 27
Muktamar Luar Biasa
1. Muktamar Luar Biasa ialah Muktamar darurat disebabkan oleh keadaan yang membahayakan
HW dan atau kekosongan kekosongan kepemimpinan, sedang Tanwir tidak berwenang
memutuskannya;
2. Muktamar Luar Biasa diadakan oleh Kwartir Pusat atas keputusan Tanwir;
3. Ketentuan mengenai Muktamar Luar Biasa diatur dalam Anggaran Rumah Tangga.

Pasal 28
Tanwir
1. Tanwir adalah permusyawaratan dalam HW di bawah Muktamar, diselenggarakan oleh dan
atas tanggungjawab Kwartir Pusat;
2. Anggota Tanwir terdiri atas :
a. Anggota Kwartir Pusat;
b. Ketua Kwartir Wilayah;
c. Wakil Wilayah.

ANGGARAN DASAR
8 GERAKAN KEPANDUAN HIZBUL WATHAN
3. Tanwir diadakan sekurang-kurangnya dua kali dalam masa jabatan Kwartir Pusat;
4. Acara dan ketentuan lain tentang Tanwir diatur dalam Anggaran Rumah Tangga.

Pasal 29
Musyawarah Wilayah
1. Musyawarah Wilayah adalah permusyawaratan HW dalam Wilayah, diselenggarakan oleh dan
atas tanggung jawab Kwartir Wilayah;
2. Anggota Musyawarah Wilayah terdiri atas :
a. Anggota Kwartir Wilayah;
b. Ketua Kwartir Daerah;
c. Anggota Musyawarah Kwartir Wilayah Wakil Daerah;
d. Ketua Kwartir Cabang;
e. Wakil Cabang yang dipilih oleh Musyawarah Kwartir Cabang yang jumlahnya ditetapkan
oleh Kwartir Wilayah atas dasar perimbangan jumlah Qobilah dalam tiap Cabang.
3. Musyawarah Wilayah diadakan satu kali dalam lima tahun;
4. Acara dan ketentuan lain tentang Musyawarah Wilayah diatur dalam Anggaran Rumah
Tangga.

Pasal 30
Musyawarah Daerah
1. Musyawarah Daerah adalah permusyawaratan HW dalam Daerah, diselenggarakan oleh dan
atas tanggung jawab Kwartir Daerah;
2. Anggota Musyawarah Daerah terdiri atas :
a. Anggota Kwartir Daerah;
b. Ketua Kwartir Cabang;
c. Anggota Musyawarah Kwartir Daerah Wakil Cabang;
d. Ketua Qobilah;
e. Wakil Qobilah yang dipilih oleh Musyawarah Qobilah yang jumlahnya ditetapkan oleh
Kwartir Daerah atas dasar perimbangan jumlah Anggota.
3. Musyawarah Daerah diadakan satu kali dalam lima tahun;
4. Acara dan ketentuan lain tentang Musyawarah Daerah diatur dalam Anggaran Rumah Tangga.

Pasal 31
Musyawarah Cabang
1. Musyawarah Cabang adalah permusyawaratan HW dalam Cabang, diselenggarakan oleh dan
atas tanggung jawab Kwartir Cabang;
2. Anggota Musyawarah Cabang terdiri atas :
a. Anggota Kwartir Cabang;
b. Ketua Pimpinan Qobilah;
c. Anggota Musyawarah Kwartir Cabang Wakil Qobilah;
3. Musyawarah Cabang diadakan satu kali dalam lima tahun;
4. Acara dan ketentuan lain tentang Musyawarah Cabang diatur dalam Anggaran Rumah Tangga.

ANGGARAN DASAR
9 GERAKAN KEPANDUAN HIZBUL WATHAN
Pasal 32
Musyawarah Qobilah
1. Musyawarah Qobilah adalah permusyawaratan HW dalam Qobilah, diselenggarakan oleh dan
atas tanggung jawab Pimpinan Qobilah;
2. Anggota Musyawarah Qobilah terdiri atas Anggota HW dalam Qobilah :
a. Pimpinan Qobilah;
b. Pemimpin Satuan dalam Qobilah;
3. Musyawarah Qobilah diadakan satu kali dalam lima tahun;
4. Acara dan ketentuan lain tentang Musyawarah Qobilah diatur dalam Anggaran Rumah
Tangga.

Pasal 33
Musyawarah Kwartir
1. Musyawarah Kwartir ialah permusyawaratan Kwartir dalam HW pada tingkat Wilayah sampai
dengan Qobilah yang berkedudukan di bawah Musyawarah pada masing-masing tingkat;
2. Musyawarah Kwartir diselenggarakan oleh dan atas tanggungjawab Kwartir HW tiap-tiap
tingkat;
3. Acara dan ketentuan lain mengenai Musyawarah Kwartir diatur dalam Anggaran Rumah
Tangga.

Pasal 34
Peraturan Permusyawaratan
1. Setiap Musyawarah yang diselenggarakan di tingkat Wilayah, Daerah, Cabang dan di tingkat
Qobilah mengundang Kwartir setingkat di atasnya;
2. Keabsahan Musyawarah tersebut dalam pasal 26 sampai dengan pasal 33 kecuali pasal 27
dinyatakan sah apabila dihadiri oleh dua pertiga anggotanya yang telah diundang secara sah
oleh Kwartir HW di tingkat masing-masing;
3. Keputusan Musyawarah tersebut dalam pasal 26 sampai dengan pasal 33 kecuali pasal 27
diusahakan dengan cara mufakat. Apabila keputusan secara mufakat tidak maka dilakukan
pemungutan suara dengan suara terbanyak mutlak.

BAB XII
RAPAT DAN TANFIDZ
Pasal 35
Rapat Anggota Kwartir
1. Rapat Anggota Kwartir adalah rapat dalam HW di tingkat Kwartir Pusat, Kwartir Wilayah,
Kwartir Daerah, Kwartir Cabang, Qobilah, yang diselenggarakan oleh dan atas tanggungjawab
Kwartir;
2. Rapat Anggota Kwartir berfungsi sebagai forum pembahasan dan musyawarah pengambilan
keputusan Kwartir dalam menjalankan fungsi dan tugasnya, khususnya berkenaan dengan:
- Pentanfidzan keputusan Muktamar dan Tanwir, Rapat Kwartir, Rapat Kerja;
- Perencanaan, kebijaksanaan strategis serta evaluasi pelaksanaannya;

ANGGARAN DASAR
10 GERAKAN KEPANDUAN HIZBUL WATHAN
- Pemecahan masalah mendasar dan penentuan sikap Hizbul Wathan yang berdampak luas
pada masyarakat.

Pasal 36
Rapat Kwartir
1. Rapat Kwartir dan Rapat Qobilah adalah rapat dalam HW di tingkat Kwartir Pusat, Kwartir
Wilayah, Kwartir Daerah, Kwartir Cabang dan Qobilah diselenggarakan oleh dan atas tanggung
jawab Kwartir HW apabila diperlukan;
2. Rapat Kwartir untuk membahas masalah mendesak dan kebijakan organisasi;
3. Ketentuan lain mengenai Rapat Kwartir diatur dalam Anggaran Dasar Rumah Tangga.

Pasal 37
Rapat Kerja
1. Rapat Kerja ialah rapat yang diadakan untuk membicarakan segala sesuatu yang menyangkut
program dan kegiatan organisasi;
2. Rapat kerja dibedakan dalam dua jenis yaitu Rapat Kerja Kwartir dan Rapat Kerja Unsur
Pembantu Kwartir;
3. Rapat Kerja Kwartir pada tiap tingkat diadakan sekurang-kurangnya satu kali dalam satu
tahun;
4. Rapat Kerja Unsur Pembantu Kwartir diadakan sekurang-kurangnya dua kali dalam satu masa
jabatan;
5. Ketentuan mengenai masing-masing jenis Rapat Kerja diatur dalam Anggaran Rumah Tangga.

Pasal 38
Tanfidz
1. Tanfidz adalah pernyataan berlakunya keputusan Muktamar, Tanwir, Musyawarah, Rapat
Kwartir dan Qobilah serta Rapat Kerja yang dilakukan oleh Kwartir pada tingkatnya masing-
masing dan Qobilah;
2. Keputusan Muktamar, Tanwir, Musyawarah, Rapat Kwartir, dan Rapat Qobilah serta Rapat
Kerja berlaku sejak ditanfidzkan oleh Kwartir HW tingkat masing-masing;
3. Tanfidz keputusan Muktamar, Tanwir, Musyawarah dan Rapat semua tingkat :
a. Bersifat redaksional;
b. Mempertimbangkan kemaslahatan;
c. Tidak bertentangan dengan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga.

BAB XIII
KEUANGAN DAN KEKAYAAN
Pasal 39
Pengertian
Keuangan dan kekayaan HW adalah semua harta benda yang diperoleh dari sumber yang sah dan
halal serta digunakan untuk kepentingan pelaksanaan program dan kegiatan HW.

ANGGARAN DASAR
11 GERAKAN KEPANDUAN HIZBUL WATHAN
Pasal 40
Sumber
Keuangan dan kekayaan HW diperoleh dari :
1. Uang pangkal, iuran dan bantuan;
2. Hasil hak milik HW;
3. Zakat, Infaq, shadaqoh, wakaf, wasiat dan hibah;
4. Usaha-usaha perekonomian HW, dan sumber-sumber lain yang halal dan tidak mengikat.

Pasal 41
Pengelola dan Pengawasan
Ketentuan mengenai pengelolaan, pengawasan keuangan dan kekayaan diatur dalam Anggaran
Rumah Tangga.

BAB XIV
LAPORAN
Pasal 42
Laporan
1. Kwartir disemua tingkat dan Qobilah wajib membuat laporan perkembangan organisasi dan
laporan pertanggungjawaban keuangan serta kekayaan, disampaikan kepada Musyawarah
Kwartir dan Qobilah, Musyawarah tingkat masing-masing, Tanwir dan Muktamar.
2. Ketentuan lain tentang laporan diatur dalam Anggaran Rumah Tangga.

BAB XV
ANGGARAN RUMAH TANGGA
Pasal 43
Anggaran Rumah Tangga
1. Anggaran Rumah Tangga menjelaskan dan mengatur hal-hal yang tidak diatur dalam Anggaran
Dasar;
2. Anggaran Rumah Tangga dibuat oleh Kwartir Pusat berdasarkan Anggaran Dasar dan disahkan
oleh Tanwir dan atau Muktamar;
3. Dalam keadaan yang sangat memerlukan perubahan, Kwartir Pusat dapat mengubah
Anggaran Rumah Tangga dan berlaku sampai disahkan oleh Tanwir.

BAB XVI
PEMBUBARAN
Pasal 44
Pembubaran
1. HW hanya dapat dibubarkan oleh Pimpinan Pusat Muhammadiyah;
2. Jika HW dibubarkan, kekayaan organisasi diserahkan kepada Pimpinan Pusat Muhammadiyah.

ANGGARAN DASAR
12 GERAKAN KEPANDUAN HIZBUL WATHAN
BAB XVII
ANGGARAN DASAR
Pasal 45
Perubahan Anggaran Dasar
1. Perubahan Anggaran Dasar ditetapkan oleh Muktamar;
2. Rencana perubahan Anggaran Dasar diusulkan oleh Tanwir dan harus sudah tercantum dalam
acara Muktamar;
3. Perubahan Anggaran Dasar dinyatakan sah apabila diputuskan oleh sekurang-kurangnya dua
pertiga dari jumlah anggota Muktamar yang hadir.

BAB XVIII
PENUTUP
Pasal 46
Penutup
1. Anggaran Dasar ini telah disahkan dan ditetapkan oleh Muktamar ke – 3 Gerakan Kepanduan
Hizbul Wathan yang berlangsung pada tanggal 8 s.d. 11 Syawal 1437 H bertepatan dengan
tanggal 13 s.d. 16 Juli 2016 M di Kota Surakarta, dan dinyatakan mulai berlaku sejak
ditanfidzkan.
2. Setelah Anggaran Dasar ini ditetapkan, Anggaran Dasar sebelumnya dinyatakan tidak berlaku
lagi.

Diketik sesuai aslinya :


Berdasarkan :
1. SK PP Muhammadiyah No : 184/KEP/I.0/B/2016 Tgl. 21 Dzulqa’idah 1437 H. / 24 Agustus 2016 M.
Tentang Pengesahan Keputusan Muktamar Ke-3 Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan
2. SK. Kwartir Pusat Hizbul Wathan No. 001/SK-Kwarpus/A/IX/2016 Tgl. 29 Dzulqa’idah 1437 H. / 1
September 2016 M. Tentang Tanfidz Keputusan Muktamar Ke-3 Gerakan Kepanduan Hizbul
Wathan
3. SK. Kwartir Pusat Hizbul Wathan No. 104/SK-Kwarpus//VII/2016 Tgl. 10 Syawal 1437 H. / 15 Juli
2016 M. Tentang Pengesahan Keputusan Muktamar Ke-3 Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan

ANGGARAN DASAR
13 GERAKAN KEPANDUAN HIZBUL WATHAN

Você também pode gostar