Você está na página 1de 3

Dalam pandangan literasi fikih diperbolehkan untuk menangani/memeriksa pasien wanita

dengan memenuhi syarat sebagai berikut:


1. Pemeriksaan dilakukan menghadirkan mahram baik suami, paman atau orang yang
terpercaya (tsiqqoh).
2. Melihat anggota tubuh sesuai kebutuhan dalam pemeriksaan (tidak melihat anggota
tubuh yang tidak dibutuhkan)
3. Tidak ada dokter ahli lain yang sejenis
4. Aman dari fitnah.
Bedah plastik adalah suatu cabang ilmu kedokteran yang bertujuan untuk merekonstruksi atau
memperbaiki bagian tubuh manusia melalui operasi kedokteran.
Hukum operasi plastik ada yang mubah dan ada yang haram.
Operasi Plastik yang mubah
Operasi plastik yang mubah adalah yang bertujuan untuk memperbaiki cacat sejak lahir (al-
uyub al-khalqiyyah) seperti bibir sumbing, atau cacat yang datang kemudian (al-uyub al-
thari`ah) akibat kecelakaan, kebakaran, atau semisalnya, seperti wajah yang rusak akibat
kebakaran/kecelakaan.
Operasi Plastik yang Diharamkan
Adapun operasi plastik yang diharamkan, adalah yang bertujuan semata untuk mempercantik
atau memperindah wajah atau tubuh, tanpa ada hajat untuk pengobatan atau memperbaiki suatu
cacat. Contohnya, operasi untuk memperindah bentuk hidung, dagu, buah dada, atau operasi
untuk menghilangkan kerutan-kerutan tanda tua di wajah, dan sebagainya.
keadaan darurat yang dialami oleh seseorang hanya membutuhkan transfusi darah saja, maka
agama Islam melarangnya untuk digunakan kepada hal-hal yang lain, karena dibutuhkannya
hanya untuk ditransfer kepada pasien saja. Hal ini sesuai dengan maksud qaidah fiqhiyah yang
berbunyi:

‫تعزرها بقدر ورة للضى ماأبيح‬

Artinya: ”Sesuatu yang dibolehkan karena keadaan darurat, (hanva diberlakukan) sekedar
untuk mengatasi kesulitan tertentu.”[17]
Menurut al-Qur’an dan Hadits
Sebenarnya dalam al-Qur’an dan Hadits tidak ada nas yang shoreh yang melarang atau
memerintahkan KB secara eksplisit, karena hukum ber-KB harus dikembalikan kepada kaidah
hukum Islam, yaitu:

‫تحريمها على الدليل على يدل حتى االباحة األشياء فى صل اال‬

Tetapi dalam al-Qur’an ada ayat-ayat yang berindikasi tentang diperbolehkannya mengikuti
program KB, yakni karena hal-hal berikut:

• Menghawatirkan keselamatan jiwa atau kesehatan ibu. Hal ini sesuai dengan firman Allah:
‫ البقرة( التهلكة إلى بأيديكم تلقوا وال‬: 195)

“Janganlah kalian menjerumuskan diri dalam kerusakan”.

• Menghawatirkan keselamatan agama, akibat kesempitan penghidupan hal ini sesuai dengan
hadits Nabi:

‫كفرا تكون أن الفقر كادا‬

“Kefakiran atau kemiskinan itu mendekati kekufuran”.

Menghawatirkan kesehatan atau pendidikan anak-anak bila jarak kelahiran anak terlalu dekat
sebagai mana hadits Nabi:
‫ضرار وال ضرر وال‬
“Jangan bahayakan dan jangan lupa membahayakan orang lain.[3]

Ulama’ yang memperbolehkan


Diantara ulama’ yang membolehkan adalah Imam al-Ghazali, Syaikh al-Hariri, Syaikh
Syalthut, Ulama’ yang membolehkan ini berpendapat bahwa diperbolehkan mengikuti
progaram KB dengan ketentuan antara lain, untuk menjaga kesehatan si ibu, menghindari
kesulitan ibu, untuk menjarangkan anak. Mereka juga berpendapat bahwa perencanaan
keluarga itu tidak sama dengan pembunuhan karena pembunuhan itu berlaku ketika janin
mencapai tahap ketujuh dari penciptaan. Mereka mendasarkan pendapatnya pada surat al-
Mu’minun ayat: 12, 13, 14.[4]

Ulama’ yang melarang


Selain ulama’ yang memperbolehkan ada para ulama’ yang melarang diantaranya ialah Prof.
Dr. Madkour, Abu A’la al-Maududi. Mereka melarang mengikuti KB karena perbuatan itu
termasuk membunuh keturunan seperti firman Allah:
‫وإياهم نرزقكم نحن إملق من أوالدكم تقتلوا وال‬
“Dan janganlah kamu membunuh anak-anak kamu karena takut (kemiskinan) kami akan
memberi rizkqi kepadamu dan kepada mereka”.
Cara yang diperbolehkan
Ada beberapa macam cara pencegahan kehamilan yang diperbolehkan oleh syara’ antara lain,
menggunakan pil, suntikan, spiral, kondom, diafragma, tablet vaginal , tisue. Cara ini
diperbolehkan asal tidak membahayakan nyawa sang ibu.[6] Dan cara ini dapat dikategorikan
kepada azl yang tidak dipermasalahkan hukumnya. Sebagaimana hadits Nabi :
‫ص هللا وسول عهد على نعزل كنا‬. ‫م‬. ‫) مسلم رواه( ينهها فلم‬
Kami dahulu dizaman Nabi SAW melakukan azl, tetapi beliau tidak melarangnya.

2) Cara yang dilarang

Ada juga cara pencegahan kehamilan yang dilarang oleh syara’, yaitu dengan cara merubah
atau merusak organ tubuh yang bersangkutan. Cara-cara yang termasuk kategori ini antara lain,
vasektomi, tubektomi, aborsi. Hal ini tidak diperbolehkan karena hal ini menentang tujuan
pernikahan untuk menghasilakn keturunan.[7]

Dzikir menurut pengertian syariat adalah mengingat Allah SWT dengan maksud untuk
mendekatkan diri kepadaNya
Sedangkan doa menurut pengertian syariat adalah memohon sesuatu atau memohon
perlindungan kepada Allah SWT dengan merendahkan diri dan tunduk kepadaNya.

Você também pode gostar