Você está na página 1de 2

1.

Hipersensitvitas
 Hipersensitivitas tipe 1
Disebut juga dengan Immediate Hypersensitivity /reaksi alergi/reaksi
anafilaksis.
ditandai oleh reaksi alergi segera setelah kontak dengan antigen
menurut portier & richert rx anafilaksis pd binatang tdk sama dg manusia
istilah alergi: von pirquet 1960 yaitu perubahan reaksi pada host bila terjadi
kontak kedua dengan ‘agent’ . Agent melekat pd reseptor IgE
prausnitz & kustner (1921): transfer pasif fk serum (reagin) dapat
menyebabkan rx kulit
ishizaka : reagin atopik = imunoglobulin E
reaksi tergantung pada rgs spesifik terhadap sel mast yang sudah disensitisasi
oleh IgE, shg mengakibatkan pelepasan mediator farmakologi dan terjadilah
inflamasi. Kontak pertama dengan IgE lokal dan alergen
(mukosa/limfonodus) diproduksi oleh sel B melalui APC, T-helper dan
berikatan dg reseptor pd sel mast dan basofil.
Urutan kejadian reaksi :
a. Fase sensitasi yaitu waktu yang dibutuhkan untuk pembentukan IgE
sampai diikat silang oleh reseptor spesifik pada permukaan sel
mast/basofil
b. Fase aktivasi yaitu waktu yang diperlukan antara pajanan ulang dengan
antigen yang spesifik dan sel mas/basofil melepas isinya yang berisikan
granul yang menimbulkan reaksi karena terjadi ikatan silang antara antigen
dan IgE.
c. Fase efektor yaitu waktu terjadi respons yang kompleks(anafilaksis)
sebagai efek mediator-mediator yang dilepas sel mast/basofil dg aktifitas
farmakologik.
Gambaran klinis Hipersensitivitas tipe 1 adalah asma bronkial, hay fever
,eksim , urtikaria ,riwayat kel. dg rx kulit wheal & flear thd inhalasi alergen.
 Hipersensitivitas tipe 4
disebut reaksi hipersensitivitas tipe lambat/ cell mediated immunity/ delayed
hypersensitivity dan timbul reaksi setelah 24 jam. reaksi terjadi karena
respon sel T yang sudah disensitisasi antigen tertentu (2 minggu) melalui
APC. reaksi ini tergantung pada sitokin (limfokin). Merupaka hipersensitivitas
granulomatosis. Baik CD4 maupun CD8 berperan dalam reaksi tipe 4. Sel T
melepas sitokin bersama dengan produksi mediator sitotoksik lainnya
menimbulkan respons inflamasi yang terlihat pada penyekit kulit
hipersensitivitas tipe lambat. Misal dermatitis kontak, hipersensitivitas
tuberkulin, reaksi Jones Mote, T cell Mediated Cytolysis. Reaksi
hipersensitivitas tipe 4 telah dibagi dalam DTH yang terjadi melalui sel CD4
dan T Cell Mediated Cytolisis yang terjadi melalui sel CD8.
Kontak  48-72 jam
Tuberculin  48-72 jam
Granulomatosa  21-28 jam

Você também pode gostar