Você está na página 1de 3

10 Tanda Seseorang Menderita

Gangguan Bipolar
Gangguan Bipolar (GB) ditandai dengan perubahan dua kutub
mood –dari super happy menjadi sangat sedih– secara drastis dan
berulang kali. Ibarat seorang peselancar, setiap orang memiliki
kemampuan untuk menaiki ‘gelombang mood’ yang kadang naik
dan kadang turun. Bedanya, kalau orang normal pada akhirnya
bisa melewatinya dengan mulus dan kembali merasa tenang,
tetapi bagi orang dengan GB, mereka bisa lepas kendali. Pada
praktiknya, mendiagnosis gangguan bipolar tidaklah mudah.
Tampilan pengidap GB relatif bervariasi. Orang-orang di sekitar
mereka semula tidak ngeh bahwa ini sebuah gangguan serius.
Sekilas mereka hanya dianggap “lebay” alias berlebihan. Nah, jika
Anda atau orang terkasih mengalami 10 tanda ini, sudah saatnya
periksa ke ahlinya, yakni psikiater.

1. Mengalami mood yang sangat baik


Penderita bipolar akan mengalami episode mania dan depresi.
Mania adalah episode up (atau seseorang merasa di level mood
yang tertinggi) dan depresi adalah sebaliknya. Namun sebelum ke
mania, penderita bipolar akan mengalami fase hypomania, yakni
mengalami energi yang berlebihan untuk melakukan sesuatu.
"Mereka akan memiliki banyak energi dan kreativitas, dan mereka
mengalami uforia," ujar Dr. Carrie Bearden, PhD, associate
professor di residence of psychiatry and behavioral sciences and
psychology di David Gaften Scool of Medical di UCLA.

2. Ketidakmampuan untuk menyelesaikan banyak hal


Setiap kali mengalami fase hypomania, penderita akan memulai
proyek baru. Namun ia kesulitan menyelesaikan segala hal yang
telah dimulainya. Hal ini menyebabkan banyak sekali proyek atau
pekerjaan yang menumpuk dan penderita kesulitan
menyelesaikannya karena naik-turunnya mood yang drastis.
"Mereka akan mudah memulai jutaan hal dan tidak akan pernah
menyelesaikannya," ujar Don Malone, MD, direktur the Center for
Behavioral Health dan ketua departemen psikiattri di Cleveland
Clinic di Ohio.

3. Terlalu banyak ide berkeliaran


Dalam fase manic (mania), penderita bipolar akan memiliki banyak
sekali ide yang berkeliaran di kepalanya yang tak bisa dikontrol.
Namun penderita bipolar tidak mengetahui atau tidak mengakui
bahwa mereka tidak bisa mengendalikan pikiran mereka yang
selalu berkeliaran.

4. Mengalami Depresi
Depresi yang dialami penderita bipolar akan mirip dengan depresi
yang dialami oleh manusia normal. "Mereka memiliki masalah
yang sama dalam energi, tidur, dan fokus," ujar Dr. Malone.
Namun, obat antidepresan biasa tidak berefek pada penderita
bipolar. "Untuk penderita bipolar, antidepresan justru berbahaya
karena bisa memicu penderita memasuki fase mania," tambah Dr.
Malone.

5. Mudah terluka
Seseorang dengan gangguan bipolar akan lebih mudah merasa
terluka. Misalnya ia mengalami hari yang buruk karena satu hal,
maka ia akan merasa terluka sepanjang hari dan tidak bisa
mengontrolnya. Bahkan ini bisa mengganggu relasi dengan orang
lain.

6. Terlalu banyak bicara


Ada beberapa orang yang terlahir dengan kondisi banyak bicara.
Namun pada penderita bipolar, mereka berbicara seperti tidak
berada dalam satu percakapan dua arah. Dr. Bearden
mengatakan, jika Anda mencoba menyela seorang penderita
bipolar maka ia akan menghentikan Anda dan ia akan meneruskan
bicara. Ia bahkan sering berganti topik pembicaraan tanpa arah
yang jelas. Namun hal ini akan terjadi jika penderita ada di fase
manik atau mania.

7. Bermasalah dalam pekerjaan


Dari berbagai gejala yang terlihat, jelas bahwa penderita bipolar
akan kehilangan produktivitas dalam bekerja. Mereka akan mudah
terluka (sakit hati) sehingga hubungan dengan rekan kerja
memburuk, mereka akan mengalami kesulitan tidur ketika depresi,
akan mengalami peningkatan ego ketika dalam fase manic.
Namun tinggi-rendahnya level masalah dalam pekerjaan akan
sangat personal tergantung dari sejauh mana hal ini telah
mengganggu kehidupan penderita secara pribadi.

8. Ketergantungan alkohol
Sebanyak 50% penderita bipolar mengalami ketergantungan
terhadap alkohol dan obat-obatan. Banyak penderita minum
alkohol dalam fase manic untuk membuat dirinya lebih 'kalem' dan
sebaliknya, minum alkohol dalam fase depresi jika mengalami
depresi. Seolah-olah alkohol dapat menyelesaikan masalahnya.

9. Perilaku tak konsisten


Orang dengan penderita bipolar akan memiliki tingkat percaya diri
yang sangat tinggi ketika berada dalam fase manic dan akan
mengalami minder saat berada dalam fase depresi. Bahkan dalam
fase manic, penderita bipolar dapat tidur (dan berhubungan seks)
dengan siapapun yang menurutnya tertarik kepadanya. Ketika
fase manic berakhir, mereka akan berperilaku seks seperti biasa,
kembali dengan pasangannya sendiri.

10. Gangguan tidur


Selama mengalami fase depresi, penderita bipolar akan tidur
terlalu banyak, namun dalam fase manic mereka akan tidur lebih
sedikit namun mereka tak menyadarinya. Sehingga Dr. Bearden
selalu merekomendasikan kepada pasien bipolar untuk
menjadwalkan waktu tidur yang teratur.

Você também pode gostar