Você está na página 1de 12

BAB I TINJAUAN TEORITIS

A. KONSEP DASAR

1. pengertian
Tumor mamae adalah adalah karsinoma yang berasal dari parenkim, stroma, areola dan
papilla mamma.
Tumor mammae adalah pertumbuhan sel – sel yang abnormal yang menggangu
pertumbuhan jaringan tub uh terutama pada sel epitel di mammae
Tumor mammae adalah adanya ketidakseimbangan yang dapat terjadi pada suatu sel /
jaringan di dalam mammae dimana ia tumbuh secara liar dan tidak bias dikontol

2. Etiologi dan Faktor Resiko


Sampai saat ini, penyebab pasti tumor payudara
belum diketahui. Namun, ada beberapa faktor resiko yang telah teridentifikasi, yaitu :
1. Jenis kelamin
Wanita lebih beresiko menderita tumor payudara dibandingkan dengan pria.Prevalensi
tumor payudara pada pria hanya 1% dari seluruh tumor payudara.
2. Riwayat keluarga
Wanita yang memiliki keluarga tingkat satu penderita tumor payudara beresiko tiga kali
lebih besar untuk menderita tumor payudara.
3. Faktor genetik
Mutasi gen BRCA1pada kromosom 17 dan BRCA2 pada kromosom 13 dapat
meningkatkan resiko tumor payudara sampai 85%. Selain itu, gen p53,
BARD1, BRCA3, dan noey2 juga diduga meningkatkan resiko terjadinya
kanker payudara.
4. Faktor usia
Resiko tumor payudara meningkat seiring dengan pertambahan usia.
5. Faktor hormonal
Kadar hormon yang tinggi selama masa reproduktif, terutama jika tidak
diselingi oleh perubahan hormon akibat kehamilan, dapat meningkatkan resiko terjadinya
tumor payudara.
6. Usia saat kehamilan pertama
Hamil pertama pada usia 30 tahun beresiko dua kali lipat dibandingkan dengan hamil
pada usia kurang dari 20 tahun.
7. Terpapar radiasi
8. Intake alkohol
9. Pemakaian kontrasepsi oral
Pemakaian kontrasepsi oral dapat meningkatkan resiko tumor payudara.
Penggunaan pada usia kurang dari 20 tahun beresiko lebih tinggi dibandingkan dengan
penggunaan pada usia lebih tua.

3. Macam Tumor Mammae


1. Tumor jinak
Hanya tumbuh membesar , tidak terlalu berbahaya dan tidak menyebar keluar jaringan
2. Tumor ganas
Kanker adalah sel yang telah kehilangn kendali danb mekanisme normalnya sehingga
mengalami pertumbuhan tidak wajar , lair , dan kerap kali menyebar jauh ke sel jaringan lain
serta merusak

4. Tanda Dan Gejala


Penemuan dini kanker payudara masih sulit ditemukan, kebanyakan ditemukan jika
sudah teraba oleh pasien.
Tanda – tandanya :
1. Terdapat massa utuh kenyal, biasa di kwadran atas bagian dalam, dibawah
ketiak bentuknya tak beraturan dan terfiksasi
2. Nyeri di daerah massa
3. Perubahan bentuk dan besar payudara, Adanya lekukan ke dalam, tarikan
dan refraksi pada areola mammae
4. Edema dengan “peant d’ orange (keriput seperti kulit jeruk)
5. Pengelupasan papilla mammae

6. Adanya kerusakan dan retraksi pada area puting,


7. Keluar cairan abnormal dari putting susu berupa nanah, darah, cairan
encer padahal ibu tidak sedang hamil / menyusui.
8. Ditemukan lessi pada pemeriksaan mamografi

Penentuan Ukuran Tumor, Penyebaran Berdasarkan Kategori T, N, M


TUMOR SIZE ( T )
1. Tx: Tak ada tumor
2. To: Tak dapat ditunjukkan adanya tumor primer
3. T1: Tumor dengan diameter , kurang dari 2 cm
4. T2: Tumor dengan diameter 2 – 5 cm
5. T3: Tumor dengan diameter lebih dari 5
6. T4: Tumor tanpa memandang ukurannya telah menunjukkan perluasan
secara langsung ke dinding thorak atau kulit
REGIONAL LIMPHO NODUS ( N )
1. Nx Kelenjar ketiak tak teraba
2. No: Tak ada metastase kelenjar ketiak homolateral
3. N1: Metastase ke kelenjar ketiak homolateral tapi masih bisa digerakkan
4. N2: Metastase ke kelenjar ketiak homolateral, melekat terfiksasi satu sama
lain atau jaringan sekitrnya
5. N3: Metastase ke kelenjar homolateral suprklavikuler/ infraklavikuler
atau odem lengan
METASTASE JAUH ( M )
1. Mo: Tak ada metastase jauh
2. M1: Metastase jauh termasuk perluasan ke dalam kulit di luar payudara

5. Patofisiologi
Untuk dapat menegakkan dignosa kanker dengan baik, terutama untuk
melakukan pengobatan yang tepat, diperlukan pengetahuan tentang proses terjadinya
kanker dan perubahan strukturnya. Tumor/neoplasma merupakan kelompok sel yang
berubah dengan ciri : proliferasi yang berlebihan dan tak berguna, yang tak mengikuti
pengaruh jaringan sekitarnya. Proliferasi abnormal sel kanker akan menggangu fungsi
jaringan normal dengan menginfiltrasi dan memasukinya dengan cara menyebarkan
anak sebar ke organ-organ yang jauh. Di dalam sel tersebut telah terjadi perubahan
secara biokimiawi terutama dalam intinya. Hampir semua tumor ganas tumbuh dari
suatu sel yang mengalami transformasi maligna dan berubah menjadi sekelompok sel
ganas diantara sel normal.
Proses jangka panjang terjadinya kanker ada 4 fase, yaitu:
1. Fase induksi 15 – 30 tahun
Kontak dengan bahan karsinogen membutuhkan waktu bertahun-tahun sampai dapat
merubah jaringan displasia menjadi tumor ganas.
2. Fase insitu: 5 – 10 tahun
Terjadi perubahan jaringan menjadi lesi “pre concerous” yang bisa ditemukan di serviks
uteri, rongga mulut, paru, saluran cerna, kulit dn akhirnya juga di payudara.
3. Fase invasi: 1 – 5 tahun
Sel menjadi ganas, berkembang biak dan menginfiltrasi melalui membran sel ke
jaringan sekitarnya dan ke pembuluh darah sera limfa
4. Fase desiminasi: 1 - 5 tahun
Terjadi penyebaran ke tempat lain
5. Manifestasi klinis
Gejala awal berupa sebuah benjolan yang biasanya dirasakan berbeda dari jaringan
payudara di sekitarnya, tidak menimbulkan nyeri dan biasanya memiliki pinggiran
yang tidak teratur.
Pada stadium awal, jika didorong oleh jari tangan, benjolan bisa digerakkan dengan
mudah di bawah kulit.
Pada stadium lanjut, benjolan biasanya melekat pada dinding dada atau kulit di
sekitarnya.

Pada kanker stadium lanjut, bisa terbentuk benjolan yang membengkak atau borok
di kulit payudara. Kadang kulit diatas benjolan mengkerut dan tampak seperti kulit
jeruk.

Gejala lainnya yang mungkin ditemukan:


– Benjolan atau massa di ketiak
– Perubahan ukuran atau bentuk payudara
– Keluar cairan yang abnormal dari puting susu (biasanya berdarah atau berwarna
kuning sampai hijau, mungkin juga bernanah)
– Perubahan pada warna atau tekstur kulit pada payudara, puting susu maupun
areola (daerah berwana coklat tua di sekeliling puting susu)
– Payudara tampak kemerahan
– Kulit di sekitar puting susu bersisik
– Puting susu tertarik ke dalam atau terasa gatal
– Nyeri payudara atau pembengkakan salah satu payudara .

Pada stadium lanjut bisa timbul nyeri tulang, penurunan berat badan,
pembengkakan lengan atau ulserasi kulit.

6. Pemeriksaan penunjang
1. Pemeriksaan labortorium meliputi:
 Morfologi sel darah
 LED
 Test fal marker (CEA) dalam serum/plasma
 Pemeriksaan sitologis
2. Test diagnostik lain:
a. Non invasive;
 Mamografi
 Ro thorak
 USG
 MRI
 PET
b. Invasif
 Biopsi, ada 2 macam tindakan menggunakan jarum dan 2 macam tindakan pembedahan
 Aspirasi biopsy (FNAB)
 Dengn aspirasi jarum halus , sifat massa dibedakan antar kistik atau padat
 True cut / Care biopsy
 Dilakukan dengan perlengkapan stereotactic biopsy mamografi untuk memandu jarum
pada massa
 Incisi biopsy
 Eksisi biopsy
Hasil biopsi dapat digunakan selama 36 jam untuk dilakukan pemeriksaan histologik
secara froxen section

7. Penatalaksanaan

1. Pembedahan
a. Mastektomi parsial (eksisi tumor lokal dan penyinaran). Mulai dari lumpektomi sampai
pengangkatan segmental (pengangkatan jaringan yang luas dengan kulit yang terkena).
b. Mastektomi total dengan diseksi aksial rendah seluruh payudara, semua kelenjar limfe
dilateral otocpectoralis minor.
c. Mastektomi radikal yang dimodifikasi
Seluruh payudara, semua atau sebagian besar jaringan aksial
1) Mastektomi radikal
Seluruh payudara, otot pektoralis mayor dan minor dibawahnya : seluruh isi aksial.
2) Mastektomi radikal yang diperluas
Sama seperti mastektomi radikal ditambah dengan kelenjar limfe mamaria interna.

2. Non pembedahan
a. Penyinaran
Pada payudara dan kelenjar limfe regional yang tidak dapat direseksi pada kanker lanjut pada
metastase tulang, metastase kelenjar limfe aksila.
b. Kemoterapi
Adjuvan sistematik setelah mastektomi; paliatif pada penyakit yang lanjut.
c. Terapi hormon dan endokrin
Kanker yang telah menyebar, memakai estrogen, androgen, antiestrogen, coferektomi
adrenalektomi hipofisektomi.

8. Kompikasi
Komplikasi yang mungkin terjadi adalah metastase ke otak,hati,kelenjar
adrenal,paru,tuang,dan ovarium)

B. ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
a. Riwayat Kesehatan Sekarang
Biasanya klien masuk ke rumah sakit karena merasakan adanya benjolan yang
menekan payudara, adanya ulkus, kulit berwarna merah dan mengeras,
bengkak dan nyeri.
b. Riwayat Kesehatan Dahulu
Adanya riwayat ca mammae sebelumnya atau ada kelainan pada mammae,
kebiasaan makan tinggi lemak, pernah mengalami sakit pada bagian dada
sehingga pernah mendapatkan penyinaran pada bagian dada, ataupun
mengidap penyakit kanker lainnya, seperti kanker ovarium atau kanker serviks.
c. Riwayat Kesehatan Keluarga
Adanya keluarga yang mengalami ca mammae berpengaruh pada kemungkinan
klien mengalami ca mammae atau pun keluarga klien pernah mengidap
penyakit kanker lainnya, seperti kanker ovarium atau kanker serviks.
d. Pemeriksaan Fisik
- Kepala :
normal, kepala tegak lurus, tulang kepala umumnya bulat dengan tonjolan
frontal di bagian anterior dan oksipital dibagian posterior.
- Rambut :
biasanya tersebar merata, tidak terlalu kering, tidak terlalu berminyak.
- Mata :
biasanya tidak ada gangguan bentuk dan fungsi mata. Mata anemis, tidak
ikterik, tidak ada nyeri tekan.
- Telinga :
normalnya bentuk dan posisi simetris. Tidak ada tanda-tanda infeksi dan tidak
ada gangguan fungsi pendengaran.
- Hidung :
bentuk dan fungsi normal, tidak ada infeksi dan nyeri tekan.
- Mulut :
mukosa bibir kering, tidak ada gangguan perasa.
- Leher :
biasanya terjadi pembesaran KGB.
- Dada :
adanya kelainan kulit berupa peau d’orange, dumpling, ulserasi atau tanda-
tanda radang.
- Hepar :
biasanya tidak ada pembesaran hepar.
- Ekstremitas:
biasanya tidak ada gangguan pada ektremitas.

e. Pengkajian 11 Pola Fungsional Gordon


- Persepsi dan Manajemen
Biasanya klien tidak langsung memeriksakan benjolan yang terasa pada
payudaranya kerumah sakit karena menganggap itu hanya benjolan biasa.
- Nutrisi – Metabolik
Kebiasaan diet buruk, biasanya klien akan mengalami anoreksia, muntah dan
terjadi penurunan berat badan, klien juga ada riwayat mengkonsumsi makanan
mengandung MSG.
- Eliminasi
Biasanya terjadi perubahan pola eliminasi, klien akan mengalami melena, nyeri
saat defekasi, distensi abdomen dan konstipasi.
- Aktivitas dan Latihan
Anoreksia dan muntah dapat membuat pola aktivitas dan lathan klien
terganggu karena terjadi kelemahan dan nyeri.
- Kognitif dan Persepsi
Biasanya klien akan mengalami pusing pasca bedah sehingga kemungkinan ada
komplikasi pada kognitif, sensorik maupun motorik.
- Istirahat dan Tidur
Biasanya klien mengalami gangguan pola tidur karena nyeri.
- Persepsi dan Konsep Diri
Payudara merupakan alat vital bagi wanita. Kelainan atau kehilangan akibat
operasi akan membuat klien tidak percaya diri, malu, dan kehilangan haknya
sebagai wanita normal.
- Peran dan Hubungan
Biasanya pada sebagian besar klien akan mengalami gangguan dalam
melakukan perannya dalam berinteraksi social.
- Reproduksi dan Seksual
Biasanya aka nada gangguan seksualitas klien dan perubahan pada tingkat
kepuasan.
- Koping dan Toleransi Stress
Biasanya klien akan mengalami stress yang berlebihan, denial dan keputus
asaan.
- Nilai dan Keyakinan
Diperlukan pendekatan agama supaya klien menerima kondisinya dengan
lapang dada.

f. Pemeriksaan Diagnostik
1. Scan (mis, MRI, CT, gallium) dan ultrasound. Dilakukan untuk diagnostik,
identifikasi metastatik dan evaluasi.
2. biopsi : untuk mendiagnosis adanya BRCA1 dan BRCA2
3. Penanda tumor
4. Mammografi
6. sinar X dada

2. Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul:


1). Nyeri akut / kronis b/d agen injuri fisik
2). Risiko infeksi b/d imunitas tubuh primer menurun, prosedur invasive, penyakit
3). PK: Perdarahan
4). Cemas b.d status kesehatan
5). Deficite Knolage b.d Kurang paparan sumber informasi
6). Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d faktor psikologis
7). Sindrom deficite self care b.d nyeri, kelemahan

3. Intervensi Keperawatan

No Diagnosa Tujuan Intervensi


1 Nyeri Akut b/d Setelah dilakukan Manajemen nyeri :
agen injuri fisik askep ….  Kaji nyeri secara komprehensif
jamtingkat termasuk lokasi, karakteristik, durasi,
kenyamanan klien frekuensi, kualitas dan faktor
meningkat, nyeri presipitasi.
terkontrol dengan  Observasi reaksi nonverbal dari
KH: ketidak nyamanan.
 klien melaporkan  Gunakan teknik komunikasi
nyeri berkurang, terapeutik untuk mengetahui
skala nyeri 2-3 pengalaman nyeri klien sebelumnya.
 Ekspresi wajah Berikan lingkungan yang tenang
tenang & dapat  Ajarkan teknik non farmakologis
istirahat, tidur. (relaksasi, distraksi dll) untuk
 v/s dbn (TD 120/80 mengetasi nyeri.
mmHg, N: 60-100  Berikan analgetik untuk mengurangi
x/mnt, RR: 16- nyeri.
20x/mnt). Evaluasi tindakan pengurang
nyeri/kontrol nyeri.
 Monitor penerimaan klien tentang
manajemen nyeri.

Administrasi analgetik :.
 Cek program pemberian analogetik;
jenis, dosis, dan frekuensi.
 Cek riwayat alergi.
 Monitor V/S
 Berikan analgetik tepat waktu
terutama saat nyeri muncul.
 Evaluasi efektifitas analgetik, tanda
dan gejala efek samping.

2 Risiko infeksi b/d Setelah dilakukan Konrol infeksi :


adanya luka askep …. jam tidak Bersihkan lingkungan setelah
operasi, imunitas terdapat faktor dipakai pasien lain.
tubuh menurun, risiko infeksi dg Batasi pengunjung bila perlu dan
prosedur invasive KH: anjurkan u/ istirahat yang cukup
 bebas dari gejala Anjurkan keluarga untuk cuci tangan
infeksi, sebelum dan setelah kontak dengan
 angka lekosit klien.
normal (4-11.000)  Gunakan sabun anti microba untuk
 V/S dbn mencuci tangan.
 Lakukan cuci tangan sebelum dan
sesudah tindakan keperawatan.
 Gunakan baju dan sarung tangan
sebagai alat pelindung.
 Pertahankan lingkungan yang
aseptik selama pemasangan alat.
 Lakukan perawatan luka dan dresing
infus,DC setiap hari.
 Tingkatkan intake nutrisi. Dan cairan
yang adekuat
 berikan antibiotik sesuai program.

Proteksi terhadap infeksi


 Monitor tanda dan gejala infeksi
sistemik dan lokal.
 Monitor hitung granulosit dan WBC.
 Monitor kerentanan terhadap infeksi.
 Pertahankan teknik aseptik untuk
setiap tindakan.
 Inspeksi kulit dan mebran mukosa
terhadap kemerahan, panas, drainase.
 Inspeksi keadaan luka dan sekitarnya
 Monitor perubahan tingkat energi.
 Dorong klien untuk meningkatkan
mobilitas dan latihan.
 Instruksikan klien untuk minum
antibiotik sesuai program.
 Ajarkan keluarga/klien tentang tanda
dan gejala infeksi.dan melaporkan
kecurigaan infeksi.

3 PK: Perdarahan setelah dilakukan Pantau tanda dan gejala perdarahan


perawatan ….. jam pada luka / luka post operasi.
perawat akan Monitor V/S
mengurangi  Pantau laborat Hb, HMT. AT
komplikasi dari kolaborasi untuk tranfusi bila terjadi
perdarahan dg KH: perdarahan (hb < 10 gr%)
 perdarahan  Kelola terpi sesuai order
berkurang.  Pantau daerah yang dilakukan
 HB > /= 10 gr % operasi
 Lakukan perawatan luka dengan
hati-hati dengan menekan daerah
luka dengan kassa steril dan tutuplah
dengan tehnik aseptic basah-basah /
kering-kering sesuai indikasi
 Pantau keadaan umum secara klinis

4 Cemas b.d status setelah dilakukan Penurunan kecemasan


kesehatan perawatan selama Bina Hub. Saling percaya
….. jam cemas ps Libatkan keluarga dalam
terkontrol dg KH : memberikan dukungan / suport
 Ps Mengungkapkan mental dan spiritual
cemas berkurang  Jelaskan semua Prosedur tindakan
 Dapat tidur dan yang akan dilakukan
rileks  Hargai pengetahuan ps tentang
 Pasien kooperatif penyakitnya
saat dilakukan Bantu ps untuk mengefektifkan
tindakan sumber support
 Berikan reinfocement untuk
menggunakan Sumber Coping yang
efektif
5 Deficite Knolage setelah diberikan Teaching : Dissease Process
tentang penyakit penjelasan selama Kaji tingkat pengetahuan klien dan
dan perawatannya …. X pengetahuan keluarga tentang proses penyakit
b.d Kurang paparan klien dan keluarga Jelaskan tentang patofisiologi
thdp sumber meningkat dg KH: penyakit, tanda dan gejala serta
informasi,  ps mengerti proses penyebabnya
terbatasnya penyakitnya dan Sediakan informasi tentang kondisi
kognitif Program prwtn serta klien
Th/ yg diberikan dg:  Berikan informasi tentang
 Ps perkembangan klien
mampu:Menjelaskan Diskusikan perubahan gaya hidup
kembali tentang apa yang mungkin diperlukan untuk
yang dijelaskan mencegah komplikasi di masa yang
 Pasien / keluarga akan datang dan atau kontrol proses
kooperatif penyakit
 Diskusikan tentang pilihan tentang
terapi atau pengobatan
 Jelaskan alasan dilaksanakannya
tindakan atau terapi
 Gambarkan komplikasi yang
mungkin terjadi
 Anjurkan klien untuk mencegah efek
samping dari penyakit
 Gali sumber-sumber atau dukungan
yang ada
 Anjurkan klien untuk melaporkan
tanda dan gejala yang muncul pada
petugas kesehatan
6 Ketidakseimbangan Setelah dilakukan Manajemen Nutrisi
nutrisi kurang dari asuhan keperawatan Kaji adanya alergi makanan.
kebutuhan tubuh … jam klien Kaji makanan yang disukai oleh
b.d faktor menunjukan status klien.
psikologis nutrisi adekuat Kolaborasi team gizi untuk
dengan KH: penyediaan nutrisi TKTP
 BB stabil  Anjurkan klien untuk meningkatkan
 tingkat energi asupan nutrisi TKTP dan banyak
adekuat mengandung vitamin C
 masukan nutrisi Yakinkan diet yang dikonsumsi
adekuat mengandung cukup serat untuk
mencegah konstipasi.
 Monitor jumlah nutrisi dan
kandungan kalori.
 Berikan informasi tentang kebutuhan
nutrisi.

Monitor Nutrisi
 Monitor BB jika memungkinkan
 Monitor respon klien terhadap
situasi yang mengharuskan klien
makan.
 Jadwalkan pengobatan dan tindakan
tidak bersamaan dengan waktu klien
makan.
 Monitor adanya mual muntah.
 Kolaborasi untuk pemberian terapi
sesuai order
 Monitor adanya gangguan dalam
input makanan misalnya perdarahan,
bengkak dsb.
 Monitor intake nutrisi dan kalori.
 Monitor kadar energi, kelemahan
dan kelelahan.

7 Sindrom defisit self Setelah dilakukan Bantuan perawatan diri


care b/d askep … jam klien  Monitor kemampuan pasien terhadap
kelemahan, dan keluarga perawatan diri yang mandiri
penyakitnya dapatmerawat diri :  Monitor kebutuhan akan personal
activity daily living hygiene, berpakaian, toileting dan
(adl) dengan kritria : makan, berhias
 kebutuhan klien Beri bantuan sampai klien
sehari-hari terpenuhi mempunyai kemapuan untuk
(makan, berpakaian, merawat diri
toileting, berhias, Bantu klien dalam memenuhi
hygiene, oral kebutuhannya sehari-hari.
higiene) Anjurkan klien untuk melakukan
 klien bersih dan aktivitas sehari-hari sesuai
tidak bau. kemampuannya
Pertahankan aktivitas perawatan diri
secara rutin
 dorong untuk melakukan secara
mandiri tapi beri bantuan ketika klien
tidak mampu melakukannya.
 Berikan reinforcement positif atas
usaha yang dilakukan.

DAFTAR PUSTAKA

Closkey ,Joane C. Mc, Gloria M. Bulechek.(1996). Nursing Interventions Classification (NIC).


St. Louis :Mosby Year-Book.
Johnson,Marion, dkk. (2000). Nursing Outcome Classifications (NOC). St. Louis :Mosby
Year-Book
Juall,Lynda,Carpenito Moyet. (2003).Buku Saku Diagnosis Keperawatan edisi
10.Jakarta:EGC
Price Sylvia, A (1994), Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. Jilid 2 . Edisi 4.
Jakarta. EGC
Sjamsulhidayat, R. dan Wim de Jong. 1998. Buku Ajar Imu Bedah, Edisi revisi. EGC :
Jakarta.
Smeltzer, Suzanne C. and Brenda G. Bare. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah :
Brunner Suddarth, Vol. 2. EGC : Jakarta.
Sjamsuhidajat. R (1997), Buku ajar Ilmu Bedah, EGC, Jakarta
Wiley dan Blacwell. (2009). Nursing Diagnoses: Definition & Classification 2009-2011,
NANDA.Singapura:Markono print Media Pte Ltd

Você também pode gostar