Você está na página 1de 4

PERCOBAAN III

IDENTIFIKASI PEWARNA BAHAN MAKANAN

 PENDAHULUAN
Pewarna adalah bahan tambahan makanan yang dapat memperbaiki atau
memberi warna pada makanan. Zat warna adalah senyawa organik berwarna yang
digunakan untuk memberi warna suatu objek (Winarno, 1984).
Aneka jenis pewarna ada yang berupa bubuk, pasta atau cairan. ada dua jenis
zat pewarna buatan yaitu certified colour dan uncertified colour. Uncertified colour
merupakan zat pewarna sintetik yang terdiri dari dye dan lake Zat pewarna yang
termasuk golongan dye telah melalui prosedur sertifikasi dan spesifikasi yang telah
ditetapkan oleh Food and Drug Administration (FDA). Uncertified color adalah zat
pewarna yang berasal dari bahan alami (Sihombing, 2008).
Pewarnaan pada makanan pada dasarnya adalah untuk menarik para
konsumen agar menjadi lebih berminat dengan suatu produk yang dijual atau
dipasarkan. Namun sebagian dari mereka menggunakan pewarna makanan yang
tidak mendapatkan izin peredaran dari BPOM (Winarno, 1984).
Jenis pewarna makanan yang sering digunakan dan dilarang oleh BPOM
berdasarkan Keputusan Direktur Jenderal Pengawasan Obat dan Pangan Nomor :
00386/C/SK/II/90 tentang perubahan lampiran Peraturan Menteri Kesehatan Nomor :
239/Menkes/Per/V/85 tentang zat warna tertentu yang dinyakan sebagai bahan
berbahaya ditetapkan beberapa bahan pewarna sintitis yang dilarang ditambahkan
pada pangan antara lain adalah Auramin, Ponceau 3R dan Rhodamin B untuk
pewarna merah atau orange dan Methantl Yellow untuk pewarna kuning (Anonim,
2014).
Tujuan Percobaan : Untuk mengidentifikasi adanya zat pewarnaan pada bahan
makanan dan minuman dan membedakannya dengan beberapa pewarna makanan.
Prinsipnya : Didasarkan pada Kromatografi Lapis Tipis (KLT) dengan cara
menotolkan bahan pewarna makanan dan membandingkannya dengan bahan pewarna
murni.
 METODE KERJA
a. Alat yang digunakan
 Beaker Glas 100 ml, 250 ml  Corong Glas

 Glas Ukur 10 ml, 100 ml  Benang Wool Putih

 Cawan porselin  Bunsen, Kaki Tiga dan Asbes

 Chamber  Corong Pisah

 Pinset  Erlenmeyer 250 ml

b. Bahan yang digunakan


 Air Suling (H2O)
 Kertas saring
 Asam asetat (CH3COOH)
 Amoniak (NH3)
 Lempeng Kromatografi Lapis Tipis (KLT)
 Alkohol 95% (C2H5OH)
 N-butanol (C4H10O)
 Etil asetat (C4H8O2)
 Dietil eter (C2H5)2O
 Bahan Uji (...........)
c. Prosedur Kerja
 Persiapan benang wool Bebas lemak
Diukur benang wool sepanjang 15 cm kemudian dimasukkan kedalam
beaker glas 100 ml lalu direndam eter ± 1 menit atau dilakukan pencucian 2-3
kali dengan eter.
 Persiapan Larutan Baku Pembanding
Pewarna yang telah disiapkan ditimbang seksama 10 mg dilarutkan
dengan 10 ml HCl 0,1 N dan dicukupkan volumenya hingga 100 ml
 Larutan Sampel
Preparasi sampel untuk uji kualitatif yaitu sampel (.....) ditimbang
sebanyak 3 gram dimasukkan ke dalam Erlenmeyer 250 ml kemudian
direndam dalam 10 ml larutan ammonia 2% (yang dilarutkan dalam etanol
70%) selama 30 menit, larutan disaring filtratnya dengan menggunakan
kertas saring kemudian larutan dipindahkan kedalam beaker glass dan
dipanaskan di atas pembakas spirtus. Residu dari penguapan dilarutkan dalam
6 ml air yang mengandung asam (larutan asam dibuat dengan mencampurkan
4 ml air : 2 ml asam asetat 10%), benang wool bebas lemak dengan panjang
15 cm, dipotong menjadi 5 bagian dimasukkan ke dalam larutan asam dan
didihkan hingga 20 menit, pewarna akan mewarnai benang wool,
kemudian benang diangkat Benang wool dicuci dengan air, kemudian
benang dimasukkan ke dalam larutan basa yaitu 10 ml ammonia 10%
(yang dilarutkan dalam etanol 70%) dan didihkan diatas pembakar spirtus
hingga bebas ammonia. Benang wool akan melepaskan pewarna, pewarna
akan masuk ke dalam larutan basa. Larutan basa yang didapat selanjutnya
dipekatkan kemudian akan digunakan sebagai cuplikan sampel pada analisis
kromatografi lapis tipis.
 Uji Penegasan
Larutan sampel dan larutan pembanding murni ditotolkan secara
bersama pada lempeng KLT dengan menggunakan pipa kapiler, kemudiam
dibiarkan beberapa saat hingga mengering. Plat KLT yang telah mengandung
cuplikan dimasukkan ke dalam chamber yang telah dijenuhkan dengan fase
gerak berupa (N- butanol : Etil asetat : Ammonia 10 : 4 : 5 atau N-butanol :
Asam asetat : Air = 40 : 10 : 50). Dibiarkan hingga lempeng terelusi
sempurna, kemudian plat KLT diangkat dan dikeringkan. Diamati warna
secara visual di bawah sinar UV254 jika terdapat bercak berwarna sama dan
nilai Rf yang hampir mendekati dengan larutan pembanding murninya maka
sampel dikatakan positif mengandung jenis pewarna seperti pembanding
murninya.

𝑱𝒂𝒓𝒂𝒌 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒅𝒊𝒕𝒆𝒎𝒑𝒖 𝒛𝒂𝒕 𝒕𝒆𝒓𝒍𝒂𝒓𝒖𝒕


𝑵𝒊𝒍𝒂𝒊 𝑹𝒇 =
𝑱𝒂𝒓𝒂𝒌 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒅𝒊𝒕𝒆𝒎𝒑𝒖 𝒑𝒆𝒍𝒂𝒓𝒖𝒕

Você também pode gostar