Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
P : Nama Bapak siapa ? P : Masih menjabat tangan pasien P ingin tahu nama pasien K ragu-ragu Mengenal nama pasien akan
dan mendekatkan diri ke-K memudahkan interaksi
K : Menoleh sebentar
P : Bapak asalnya dari mana Pak P : Memandang K P masih berusaha membangun K berpikir dan mengingat-ingat Topik sederhana membantu
Agus K : Menunduk dan berpikir keakraban dengan topik sederhana menjalin kedekatan dengan klien
K : Em…19 tahun K : Menoleh P sebentar lalu P merasa arah pertanyaan sudah K menjawab sesuai dengan daya
menunduk lagi dapat dijawab jelas oleh K ingat yang dimilikinya
P : Tersenyum
P : Pak Agus ingat nggak, kenapa P : Menunjukkan keseriusan P berhati-hati karena pertanyaan tsb K mengingat-ingat Keluhan utama merupakan dasar
pak Agus dirawat disini K : Menunduk sangat spesifik dan takut pasien dirawat di RS Jiwa
menyinggung pasien
K.: Gak tahu, ibu dan pak RT yang K : Menoleh ke P dan menepuk- P lega karena K tidak tersinggung K menjawab ragu-ragu
membawa saya kesini nepuk kepalanya
P : Pak Agus pernah ngamuk? P : Bertanya pelahan P mengkaji lebih jauh alasan pasien K mengingat-ingat Halusinasi dapat terjadi kapan saja
K : Menunduk dirawat karena adanya stimulus tertentu
K : Nggak, nggak, saya suka K : Menoleh ke halaman lalu P kaget, dan sadar kalau pasien K mengalami halusinasi lihat
ngelamun. Enak sendirian. bapak menunjuk-nunjuk mengalami halusinasi lihat
saya sudah meninggal karena sakit P : Memperhatikan respon pasien
kurang darah!
P : Bapak Agus sudah berkeluarga? P : Mendekatkan diri P berusaha mengkaji data yang K membayangkan keadaan Waham kemungkinan terjadi karena
K : Memandang kosong ke halaman terkait kata-katanya tadi keluarganya menarik diri
K : Belum K : Menunduk sambil nyerocos
P : Memperhatikan K menikmati waham yang
dirasakannya
P : Pak Agus, kegiatan bapak P : Menepuk bahu K P mencoba mengalihkan K teralih karena pertanyaan baru Pengalihan agar klien tidak larut
sehari-hari ngapain saja Pak ? K : Menoleh P pembicaraan terkait dalam waham dan halusinasinya
K : gak ada. K : Menggaruk-garuk kepalanya P merasa senang karena pasien bisa K bingung tentang yang
P : Memperhatikan respon K beralih dilakukannya sehari-hari
P : Bapak Agus betah tinggal di P : Melihat halaman P mengalihkan perhatian K dari Pengalihan agar pasien tidak larut
sini?Suasananya enak ya! K : menunduk waham pada waham dan halusinasinya
pada fase interaksi ini
K : Betah. K : Ikut melihat halaman P senang karena dapat mengalihkan K berusaha menjawab sekenanya
P : memperhatikan perhatian pasien
P : Pak Agus, kita tadi sudah P : Memandang K P ingin mengakhiri fase I karena K memperhatikan P Evaluasi fase I berhasil jika K dapat
berkenalan, masih inget nggak K : Menoleh sudah cukup banyak data yang mengingat nama P sehingga
nama saya? terkaji nantinya terjalin trust
K : Memandang P dan tersenyum
K : Pak Djoyo P : Memperhatikan P senang karena K ingat nama P K mengingat-ingat nama P
P : Nah, saya senang sekali bisa P : Menepuk bahu K P memberikan reinforcement pada K senang diberikan reinforcement Kontrak berikutnya harus
ngobrol dengan pak Agus. K : Menoleh dan tersenyum K ditentukan dan harus mendapatkan
Bagaimana kalau besuk kita persetujuan klien agar klien ingat
ngobrol lagi? Sebentar saja kok, terhadap kontrak
yach cukup 20 menit saja.
K ikut menentukan kontrak
K : Boleh K : Tersenyum P senang karena K mau
P : Tersenyum menentukan kontrak berikutnya
P : Terimakasih atas kesediaan Pak P : Menepuk bahu K dan P menutup fase I K menunjukkan rasa percaya pada Salam penutup merupakan akhir
Agus ngobrol dengan saya, selamat mengulurkan jabat tangan P fase yang harus dilakukan untuk
sore K : Menoleh, menjabat tangan P mencegah tidak percaya pada klien
K : Sore. K : Tersenyum lalu menunduk P senang karena K mau berinteraksi K menyambut salam P
P : Tersenyum dengan P
KESAN PERAWAT :
Fase awal yaitu fase I (perkenalan) dapat dilaksanakan dengan baik.Klien cukup kooperatif walaupun sering terganggu dengan halusinasinya. Data yang tergali
adalah data mengenai harga diri rendah kronik, halusinasi lihat, menarik diri, koping individu tidak efektif, koping keluarga kurang efektif, flight of ideas dan
ideal diri yang tinggi. Kontrak selanjutnya telah dilaksanakan dan pasien menerima kontrak tersebut. Secara umum proses interaksi sudah dapat dilanjutkan
dengan fase berikutnya yaitu fase kerja.
PENGKAJIAN KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA
I. IDENTITAS KLIEN
Initial : Tn. O. T. B.
Umur : 56 Tahun
Informan : Klien sendiri
Tanggal Pengkajian : 26 Maret 1999
RM No :-
IV. FISIK
1. Tanda vital : TD 130/90 mmHg, N 84 x/menit, S 36,9 C, P 16 x/menit
2. Ukur : TB/BB belum terkaji
3. Keluhan fisik : Tidak ada
Masalah keperawatan : -
V. PSIKOSOSIAL
1. Genogram : belum terkaji
2. Konsep diri
a. Gambaran diri : Klien mengatakan puas terhadap tubuhnya
b. Identitas : Tidak ada gangguan identitas
c. Peran : Klien tidak tahu perannya sebagai apa.
d. Ideal diri : Klien bercita-cita menjadi profesor, sehingga merasa harus rajin baca buku. Klien merasa cita-citanya sudah tercapai sekarang
(padahal tidak)
e. Harga diri : Klien mengatakan kakaknya sukses.
Masalah keperawatan :
- Ideal diri terlalu tinggi
- Harga diri rendah
3. Hubungan sosial
a. Orang yang berarti : Belum terkaji
b. Peran serta dalam kegiatan kelompok/masyarakat : Belum terkaji
c. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain : Klien tidak mau ngobrol dengan sesama pasien atau dengan perawat, suka menyendiri.
Masalah keperawatan :
- Isolasi sosial : Menarik Diri
4. Spiritual
a. Nilai dan keyakinan : Belum terkaji
b. Kegiatan Ibadah : Belum terkaji
Pohon Masalah