Você está na página 1de 34

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Pembangunan nasional memiliki tujuan utama untuk meningkatkan
kualitas sumber daya manusia yang dilakukan secara berkelanjutan. Visi
pembangunan nasional adalah Indonesia Sehat yang ingin dicapai melalui
pembangunan kesehatan. Pembangunan kesehatan merupakan bagian integral
dan terpenting dari pembangunan nasional yang bertujuan meningkatkan
kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar
terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal (Puskesmas
Kebakkramat I, 2017).
Tujuan pembangunan kesehatan tersebut dicapai dengan
menyelenggarakan berbagai upaya kesehatan yang menyeluruh, berjenjang
dan terpadu. Puskesmas adalah penanggung jawab penyelenggara upaya
kesehatan untuk jenjang tingkat pertama (Primary Health Care/PHC) dan
merupakan perangkat pemerintah kabupaten dan bertanggung jawab
langsung, baik teknis maupun administratif kepada kepala dinas kesehatan
yang bersangkutan (Puskesmas Kebakkramat I, 2017).
Keberhasilan pembangunan kesehatan menuju Karanganyar Sehat
dicapai dari penyelenggaraan berbagai upaya kesehatan yang berangkat dari
masalah dan potensi spesifik masing-masing daerah. Puskesmas memiliki
tugas melaksanakan pelayanan, pembinaan dan pengembangan upaya
kesehatan secara paripurna kepada masyarakat di wilayah kerjanya
(Puskesmas Kebakkramat I, 2017).
Masalah yang didapat kemudian diselesaikan melalui suatu alur
penyelesaian masalah yang dikenal dengan Problem solving cycle. Bentuk
problem solving cycle dalam dunia kesehatan salah satunya adalah siklus
manajemen masalah kesehatan. Menurut pengertiannya manajemen masalah
kesehatan didefinisikan sebagai suatu proses dan upaya untuk
mengoptimalkan sumber daya melalui pelaksanaan fungsi – fungsi
manajemen yaitu, perencanaan (P1), penggerakan dan pelaksanaan (P2), serta

1
pengawasan, pengendalian, dan penilaian (P3) untuk mengatasi kesenjangan
antara apa yang diharapkan dan dengan apa yang menjadi kenyataan di
bidang kesehatan dalam rangka memenuhi kebutuhan dan kepuasan
pelanggan/klien dalam rangka mencapai tujuan organisasi layanan kesehatan
(Sulaeman, 2015).
Siklus manajemen masalah kesehatan terdiri dari berbagai tahap siklus
yang meliputi analisis situasi, identifikasi masalah dan penyebabnya,
penentuan prioritas masalah, penetapan tujuan, alternatif pemecahan masalah
dan prioritas pemecahan masalah, pembuatan rencana operasional,
penggerakan dan pelaksanaan (aktuasi), serta pemantauan, pengendalian dan
penilaian (Sulaeman, 2015). Oleh karena itu, pada tulisan ini akan
menentukan prioritas masalah di Puskesmas Kebakkramat I dan menentukan
alternatif penyelesaian masalah serta plan of action yang tepat, efektif dan
efisien.

B. Rumusan Masalah
1. Apakah prioritas masalah di wilayah Puskesmas Kebakkramat I?
2. Apakah intervensi dan solusi terbaik dalam menangani masalah terpenting
di wilayah Puskesmas Kebakkramat I?

C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk mengidentifikasi masalah prioritas dalam memilih alternatif
intervensi dan membuat perencanaan untuk mengatasi masalah kesehatan
masyarakat Kebakkramat I.
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui faktor-faktor penyebab masalah prioritas di wilayah kerja
Puskesmas Kebakkramat I.
b. Mengetahui alternatif pemecahan masalah untuk mengatasi masalah
prioritas
c. Menentukan alternatif pemecahan masalah yang paling sesuai untuk
dipilih.

2
d. Mengetahui kekuatan, kelemahan internal, ancaman, dan peluang
(SWOT) di lingkungan kerja Puskesmas untuk mengatasi masalah
prioritas
e. Mengetahui cara implementasi rencana intervensi

D. Manfaat
Manfaat penulisan ini, adalah sebagai berikut:
1. Bagi Dokter Muda Fakultas Kedokteran UNS, dapat mengetahui cara
penyusunan dan penerapan Problem Solving Cycle dalam manajemen
masalah kematian ibu hamil
2. Bagi puskesmas, laporan ini diharapkan memberi manfaat sebagai bahan
untuk evaluasi kinerja puskesmas dan masukan perencanaan kebijakan
program layanan kesehatan masyarakat.
3. Bagi klien, laporan ini diharapkan dapat memberi informasi ilmiah
mengenai masalah-masalah serta metode penanganan masalah-masalah
yang ada di Puskesmas Kebakkramat I, Kabupaten Karanganyar.

3
BAB II
ANALISIS SITUASI

A. Analisis Situasi Kependudukan


1. Keadaan Geografis
Puskesmas Kebakkramat I terletak di Kecamatan Kebakkramat,
Kabupaten Karanganyar, Provinsi Jawa Tengah. Wilayah cakupan
Puskesmas Kebakkramat I terdiri dari 5 Desa yaitu desa Kemiri, desa
Nangsri, desa Macanan, desa Kebak dan desa Waru. Puskesmas
Kebakkramat I memiliki batas-batas wilayah sebagai berikut:

Sebelah Utara Kecamatan Masaran, kabupaten Sragen


Sebelah Selatan Kecamatan Jaten, kabupaten Karanganyar
Sebelah Barat Kecamatan Gondangrejo, kabupaten Karanganyar
Sebelah Timur Kecamatan Tasikmadu, kabupaten Karanganyar
2. Demografi
a. Data Penduduk
Jumlah penduduk di wilayah UPT Puskesmas Kebakkramat I
adalah 31.431 jiwa, yang terdiri dari 14.841 penduduk laki-laki dan
16.590 penduduk perempuan.
Tabel 2.1 Data Demografi Puskesmas Kebakkramat I tahun 2016

No Desa Laki-laki Perempuan TOTAL


1 Kemiri 4271 4578 8849
2 Nangsri 2799 3073 5872
3 Kebak 2493 2897 5390
4 Macanan 2433 2659 5092
5 Waru 2796 3085 5881
Jumlah 14841 16590 31431
Sumber: Data Puskesmas Kebakkramat I 2016

4
b. Data Wilayah
Sekolah yang ada di wilayah kerja UPT Puskesmas
Kebakkramat I meliputi Taman Kanak-kanak dan setingkatnya
sejumlah 18, Sekolah Dasar dan setingkatnya sejumlah 17 buah,
Sekolah Menengah Pertama dan setingkatnya sejumlah 3 buah, dan
Sekolah Lanjutan Tingkat Atas dan setingkatnya sejumlah 2 buah.

Tabel 2.2 Data Institusi Pendidikan di Wilayah Puskesmas Kebakkramat I


Siswa Siswa Sekolah
No Nama Sekolah
Laki-laki Perempuan UKS
1 Taman Kanak-2 361 (40%) 542 (60%) 0
2 SD Negeri 1602 (48,4%) 1705 (51,6%) 15
3 Madrasah Ibtidaiyah 162 (44,5%) 202 (55,5%) 2
4 SMP Negeri 488 (48,4%) 520 (51,6%) 1
SMP
5 71 (46,4%) 82 (53,6%) 1
Muhammadiyah
6 SMA Negeri 302 (30,4%) 692 (69,6%) 1
7 SMK PGRI 82 (33,6%) 162 (66,4%) 1
Sumber: Data Puskesmas Kebakkramat I 2016
3. Mata Pencaharian Penduduk

 Petani : 4001 Orang (12,7%)


 Buruh Tani : 6010 Orang (19,1%)
 Pengusaha / Wira swasta : 1302 Orang (4,1%)
 Nelayan : 20 Orang (0,01%)
 Buruh Industri : 4858 Orang (15,5%)
 Buruh Bangunan : 4161 Orang (13,2%)
 Pedagang : 602 Orang (2%)
 Pengangkutan : 601 Orang (2%)
 Pensiunan : 323 Orang (1%)
 Pegawai Negeri Sipil : 1008 Orang (3,2%)
 ABRI / Polisi : 1162 Orang (3,7%)
 Lain-lain : 15670 Orang (23,49%)
B. Analisis Situasi Masalah dan Kecenderungan Kesehatan
a) Pola 10 Besar Penyakit
Tabel 2.3 Sepuluh Besar Penyakit Terbanyak Tahun 2016
Jumlah
No. Kode Daftar Penyakit %
Kasus
1. J00 Acute nasopharyngitis (common cold) 5062 17,08
2. J06 Acute upper respiratory infection of 4029 13,59

5
multiple and unspecified sites
3. M79 Other soft tissue disorders, not 3944 13,31
elsewhere classified
4. K29 Gastritis and duodenitis 3698 12,48
5. I10 Essential (primary) hypertension 2680 9,05
6. Z00 General examination and investigation 2454 8,28
of person without complaint or
reported diagnosis
7. Z32 Pregnancy examination and test 1663 5,61

8. Z27 Need for immunization against 1602 5,41


combinations of infectious diseases
9. Z23 Need for immunization against single 1557 5,25
bacterial disease
10. J02 Acute pharyngitis 1529 5,16
11. Other diseases 1421 4,79
Jumlah 29639
Sumber: Data Puskesmas Kebakkramat I 2016

b) Data Derajat Kesehatan


Pada tahun 2017 di wilayah kerja UPT Puskesmas Kebakkramat
I terdapat 1 kasus kematian ibu, 3 kasus kematian janin, 1 kasus
kematian bayi dan 2 kasus kematian balita.

6
C. Analisis Situasi Perilaku Kesehatan
Tabel 2.4 Situasi Perilaku Kesehatan

INDIKATOR KINERJA TARGET HASIL Kesenjangan(%)


2017 (%) 2017 (%)
Pelayanan persalinan oleh nakes 90 52,4 -37,6
Bayi usia (0-6 bulan) mendapat ASI 44 44,91 +0,91
eksklusif
Balita yang ditimbang D/S 79 64,66 -14,34
Persentasi kualitas air minum 100 57 -43
(PDAM/DAM) yang memenuhi
syarat
Persentasi kualitas air bersih ( non 75 57 -18
PDAM/DAM) yang memenuhi
syarat
Cuci tangan pakai sabun - - -
Proporsi penduduk dengan akses 100 67 -33
terhadap fasilitas sanitasi yang
layak (jamban sehat)
Pemberantasan jentik - - -
Makan buah dan sayur setiap hari - - -
Aktivitas fisik setiap hari - - -
Tidak merokok di dalam rumah - - -

Sumber: Data Puskesmas Kebakkramat I 2017

D. Analisis Situasi Lingkungan Kesehatan


Tabel 2.5 Situasi Lingkungan Kesehatan

INDIKATOR KINERJA TARGET HASIL 2017 Kesenjangan


2017 (%) (%) (%)
Penyehatan air 87,5 59,5 -28
Penyehatan makanan dan 55 70,5 +15,5
INDIKATOR KINERJA TARGET HASIL 2017 Kesenjangan
2017 (%) (%) (%)
minuman

7
Pencapaian stop BABS dan 100 81 -19
STBM
Pengawasan sanitasi TTU 89 86,2 -2,8
Pengamanan tempat 90 100 +10
pengelolaan pestisida
Penyehatan rumah 60 60 0
Pengelolaan limbah medis 100 100 0

Sumber: Data Puskesmas Kebakkramat I 2017

E. Analisis Cakupan Program dan Pelayanan Kesehatan


Puskesmas Kebakkramat I dalam rangka mewujudkan fungsinya
menjalankan program pokok kesehatan berupa upaya kesehatan wajib
pada tabel 2.6 berikut.
Tabel 2.6 Upaya Kesehatan Wajib Puskesmas Kebakkramat I

TARGET HASIL 2017 Kesenjangan


KEGIATAN
2017 (%) (%) (%)

Promosi kesehatan
A.Penyuluhan perilaku hidup
bersih dan sehat pada:
Institusi pendidikan (sekolah) 100 66,6 -33,4
Institusi tempat kerja 100 40 -60
Institusi sarana kesehatan 100 66,6 -33,4
Institusi TTU 100 51 -49
Pelayanan kesehatan kerja 100 37,5 -62,5
pada pekerja formal
Penyuluhan kelompok 100 53 -47
(posyandu balita, lansia, PKK)
KEGIATAN TARGET HASIL Kesenjangan
2017 (%) 2017 (%) (%)

B. Bayi mendapat ASI ekslusif 44 44,9 +0,9


C.Mendorong terbentuknya
upaya kesehatan bersumber

8
masyarakat
Posbindu 100 40 -60
Desa siaga aktif strata mandiri 100 50 -50
Pokja WPA 100 40 -60
Pokja STBM 100 50 -50
D. Penyuluhan NAPZA 100 60 -40

Kesehatan Ibu Anak dan


Kelularga Berencana
A. Kesehatan ibu
Cakupan K1 100 55,3 -44,7
Cakupan K4 95 46,78 -48,22
Deteksi risti oleh nakes 20 13,1 -6,9
Deteksi risti oleh masyarakar 10 7,69 -2,31

Pelayanan persalinan oleh 90 52,4 -37,6


nakes
Cakupan penanganan 80 39,3 -40,7
komplikasi obstetrik
Cakupan nifas oleh nakes 90 47,6 -42,4
Cakupan KN lengkap 90 51,72 -38,28
Cakupan neo risti yang 80 32,24 -38,28
ditangani
Cakupan kunjungan bayi 80 57,44 -22,56
B. Upaya kesehatan balita dan
anak pra sekolah
KEGIATAN TARGET HASIL Kesenjangan
2017 (%) 2017 (%) (%)

Cakupan pelayanan anak balita 90 26,77 -63,23


MTBS 85 71 -14
Pelayanan deteksi dan 90 72,99 -17,01
stimulasi dini tumbuh

9
kembang anak pra sekolah
C. Pelayanan keluarga
berencana
Akseptor KB aktif di 70 83,34 +13,34
puskesmas (CU)

Upaya perbaikan gizi


masyarakat
Pemberian PMT pemulihan 80 100 +20
balita gizi buruk pada gakin
Pemberian PMT ibu hamil 65 100 +35
KEK
Balita naik berat badannya 74 60,21 -13,79
(N/D)
Balita yang ditimbang D/S 79 64,66 -14,34
Persentasi RT yang 95 94,61 -0,39
mengonsumsi garam yodium
Persentasi bayi lahir mendapat 44 62,72 +18,72
IMD
Pemberian PMT balita gizi 100 100 0
kurang
Bayi usia (0-6 bulan) 44 44,91 +0,91
mendapat ASI eksklusif

Kesehatan lingkungan

A. Penyehatan air
Inspeksi sanitasi air bersih 75 60 -15

KEGIATAN TARGET HASIL Kesenjangan


2017 (%) 2017 (%) (%)

Proporsi RT dengan akses 100 64 -36


berkelanjutan terhadap air
minum berkualitas (layak)
Persentasi kualitas air minum 100 57 -43
(PDAM/DAM) yang
memenuhi syarat

10
Persentasi kualitas air bersih 75 57 -18
( non PDAM/DAM) yang
memenuhi syarat
B. Penyehatan makanan dan
minuman
Inspeksi sanitasi tempat 30 47 +17
pengelolaan makanan
Pembinaan tempat pengelolaan 80 94 +14
makanan
C. Pencapaian stop BABS dan
STBM
Proporsi RT dengan akses 100 57 -43
terhadap fasilitas sanitasi yang
layak (jamban sehat)
Proporsi penduduk dengan 100 67 -33
akses terhadap fasilitas sanitasi
yang layak (jamban sehat)
Persentasi desa yang 100 100 0
melaksanakan STBM
Desa yang stop BABS/)DF 100 100 0
terverifikasi
D. Pengawasan sanitasi TTU

KEGIATAN TARGET HASIL Kesenjangan


2017 (%) 2017 (%) (%)

Persentasi TTU yang 85 76 -9


memenuhi syarat kesehatan
Inspeksi sanitasi sarana 80 86 +6
pendidikan
Inspeksi sanitasi sarana ibadah 80 69 11
termasuk ponpes
Inspeksi sanitasi pasar 100 100 0
Inspeksi sanitasi sarana 100 100 0
kesehatan
E. Pengamanan tempat
pengelolaan pestisida

11
Inspeksi sanitasi sarana 80 100 +20
pengelolaan pestisida

Pembinaan tempat pengelolaan 100 100 0


pestisida

F. Penyehatan perumahan
Inspeksi sanitasi rumah 40 60 +20
Cakupan rumah yang 80 60 -20
memenuhi syarat kesehatan
G. Pengelolaan limbah medis
Persentasi sarana kesehatan 100 100 0
yang melaksanakan
pengelolaan IPAL sesuai
standar (BIOTEKNOLOGI)
Dalam pengelolaan limbah 100 100 0
medis (PT ARAH)
KEGIATAN TARGET HASIL Kesenjangan
2017 (%) 2017 (%) (%)

H. Upaya kesehatan kerja


Jumlah pos UKK yang dibina 100 100 0
dan berfungsi
Persentasi pekerja yang telah 60 100 +40
mendapat pelayanan kesehatan
kerja

Pencegahan dan pengendalian


penyakit
A. Pelayanan imunisasi
Imunisasi DPT 1 pada bayi 95 56,9 -38,1
Imunisasi HepB 1 <7 hari 95 54,3 -40,7
Imunisasi campak pada bayi 95 97,23 +2,23
B. Diare

12
Penemuan kasus diare di -49,9
100 50,1
puskesmas dan kader
Kasus diare ditangani oleh -49,9
puskesmas dan kader dengan 100 50,1
oral rehidrasi
C. Cakupan pelayanan -6,5
10 3,5
kesehatan di posbindu

Sumber: Data Puskesmas Kebakkramat I 2017

F. Analisis Sarana dan Prasarana


1. Tenaga Kesehatan
Jenis dan jumlah tenaga yang ada di wilayah UPT Puskesmas
Kebakkramat I meliputi:

13
Tabel 2.7 Jumlah Tenaga Kesehatan di Wilayah Puskesmas Kebakkramat I

Kelebihan/
No. Jenis Tenaga Jumlah Standar kekurangan

Puskesmas induk
1 Dokter Umum 3 2 +1
2 Dokter gigi 1 1 0
Nutrisionis 1 0
3 1
Terampil
4 Perawat 16 11 +5
5 Bidan Terampil 16 6 +10
6 Asisten Apoteker 1 1 0
7 Apoteker 1 1 0
Sanitarian - -
8 1
Terampil
9 PKM Terampil 1 1 0
Penata Lab. Kes - -
10 1
Terampil
Perekam Medis - -
11 1
Terampil
Fisioterapi - -
12 1
Terampil
Pengadministrasi - -
13 2
Umum
14 Pengemudi 1 - -
Petugas - -
15 2
kebersihan
Puskesmas
pembantu
16 Perawat terampil 1 - -
17 Bidan terampil 2 - -

14
Kelebihan/
No Jenis Tenaga Jumlah Standar
kekurangan

Poliklinik desa
18 Bidan terampil 5 - -

Sumber: Data Puskesmas Kebakkramat I 2016


2. Sarana Kesehatan
Sarana kesehatan yang ada di wilayah Puskesmas
Kebakkramat I guna menunjang pelayanan kesehatan kepada
masyarakat meliputi:
Tabel 2.8 Sarana Kesehatan Puskesmas Kebakkramat I
No. Jenis sarana Jumlah

1 Puskesmas Induk 1
2 Puskesmas pembantu 1
3 Rumah Dinas Polimedis 2
4 Polindes/PKD 5
5 Puskesmas Keliling roda 4 1
6 Ambulance 1
7 Sepeda Motor 6
8 Rumah Bersalin 1

Sumber: Data Puskesmas Kebakkramat 2016


3. Unit Pelayanan di UPT Puskesmas Kebakkramat I
a. Trauma centre
b. Poli umum
c. Poli Gigi
d. Poli KIA
e. Poli KB
f. Laboratorium
g. Fisioterapi
h. Imunisasi
i. Rawat Inap
j. Rumah bersalin
k. Simpus
l. Konsultasi terpadu
4. Sarana penunjang di UPT Puskesmas Kebakkramat I

15
Tabel 2.9 Sarana Penunjang Puskesmas Kebakkramat
Rusak Rusak Rusak
No Jenis Sarana Jumlah
Ringan Sedang Berat
1 Personal Komputer 15 2 0 3
2 Laptop 12 0 0 1
3 LCD 3 0 0 1
4 Televisi 2 0 0 0
5 DVD 2 0 0 0
6 Toa 2 0 0 1
7 HT 2 0 0 0
Radio Panggil
8 2 0 0 0
(Orari)
Radio Panggil
9 1 0 0 0
Pasien
10 Pesawat panggil 1 0 0 0
Sumber: Data Puskesmas Kebakkramat I 2016

16
BAB III

IDENTIFIKASI DAN PENENTUAN PRIORITAS MASALAH

A. Identifikasi Masalah
Melalui analisis situasi dapat dihasilkan berbagai macam masalah.
Masalah adalah kesenjangan yang dapat diamati antara situasi dan kondisi
yang terjadi dengan situasi dan kondisi yang diharapkan, atau kesenjangan
yang dapat diukur antara hasil yang mampu dicapai dengan tujuan dan target
yang ingin dicapai. Masalah juga dapat dirumuskan dalam bentuk hambatan
kerja dan kendala yang dihadapai organisasi layanan kesehatan dalam
pelaksanaan kegiatan dan program. Di pelayanan kesehatan terdapat tiga
macam masalah yang dapat dibedakan menjadi (a) masalah kesehatan, (b)
masalah determinan atau faktor-faktor kesehatan, dan (c) masalah program.
Berdasarkan data 10 besar penyakit di Puskesmas Kebakkramat 1
pada tahun 2016, common cold menduduki urutan pertama diagnosis
terbanyak di Puskesmas Kebakkramat 1. Kemudian disusul dengan acute
upper respiratory infection of multiple and unspecified sites, other soft tissue
disorders not elsewhere classified, gastritis dan duodenitis, hipertensi
esensial, general examination and investigation of person without complaint
or reported diagnosis, kehamilan, imunisasi kombinasi penyakit infeksi,
imunisasi oenyakit infeksi tunggal, faringitis akut.
Kemudian berdasarkan analisa situasi yang ada di wilayah kerja
Puskesmas Kebakkramat tahun 2017 sampai bulan Juli terdapat beberapa
masalah antara lain pelayanan persalinan oleh tenaga kesehatan, kejadian
kematian ibu hamil, kejadian kematian janin, kejadian kematian bayi,
kejadian kematian balita, deteksi risiko tinggi ibu hamil, pelayanan kesehatan
kerja pada pekerja formal, proporsi penduduk dengan akses jamban sehat,
imunisasi hepatitis B <7 hari dan desa posbindu. Masalah tersebut akan
dijelaskan dan dideskripsikan pada tabel di bawah ini.

17
Tabel 3.1. Identifikasi Masalah yang Ada di Puskesmas Kebakkramat I
No. Masalah Target Hasil
1 Pelayanan persalinan oleh tenaga kesehatan 90% 52,4%
2 Kejadian kematian ibu hamil 0 1 jiwa
3 Kejadian kematian janin 0 3 jiwa
4 Kejadian kematian bayi 0 1 jiwa
5 Kejadian kematian balita 0 2 jiwa
6 Deteksi risiko tinggi ibu hamil oleh masyarakat 10% 7,69%
7 Pelayanan kesehatan kerja pada pekerja formal 100% 37,5%
8 Proporsi penduduk dengan akses jamban sehat 100% 67%
9 Penyehatan air 87,5% 59,5%
10 Imunisasi hepatitis B <7 hari 95% 54,3%
11 Upaya kesehatan bersumber masyarakat berupa 100% 40%
Posbindu
Dari pemaparan di atas dapat kita identifikasi masalah menurut
penyebabnya, Dokter Muda FK UNS melakukan wawancara terhadap para
pemegang program untuk mengetahui lebih dalam tentang permasalahan
yang terjadi di Puskesmas Kebakkramat 1. Dari hasil wawancara tersebut,
masalah di Puskesmas Kebakkramat dapat dijabarkan seperti di bawah ini:
Tabel 3.2 Deskripsi Identifikasi Masalah di Puskesmas Kebakkramat 1
Kapan
Permasalahan yang Siapa yang terkena Bagaimana bisa terjadi
No. terjadi
terjadi (what) dampaknya (who) (How)
(When)
Pelayanan Kurangnya pengetahuan ibu,
1 persalinan oleh Ibu dan bayi 2017 kesadaran ibu rendah, lahir
tenaga kesehatan di dukun
Kejadian kematian Syok hipovolemik, solutio
2 ibu hamil Ibu dan bayi 2017 plasenta, eklamsia, atonia
uteri
Kejadian kematian Bumil perdarahan
3 Janin 2017
janin antepartum, IUFD
Kejadian kematian BBLR, sepsis neonatorum,
4 Bayi dan ibu 2017
bayi asfiksia neonatorum
Kejadian kematian
5 Balita dan ibu 2017 Diare akut dehidrasi
balita
6 Deteksi risiko tinggi Ibu hamil dan janin 2017 Kurangnya pengetahuan
ibu hamil oleh kader, kurangnya kesadaran

18
masyarakat ibu tentang gejala dan risiko
nya, tidak rutin kontrol
kehamilan, faktor ekonomi
rendah, banyak ibu hamil
bekerja
Frekuensi penyuluhan ke
Pelayanan pabrik dan tempat kerja lain
7 kesehatan kerja Karyawan formal 2017 belum terlaksana kurang,
pada pekerja formal tempat kerja sulit untuk
bekerja sama
Proporsi penduduk Pemahaman masyarakat
dengan akses masih rendah, kesadaran
8 jamban sehat Masyarakat 2017 masyarakat kurang,
ekonomi rendah, pola hidup
kurang bersih
Penyehatan air Pemahaman masyarakat
masih rendah, kesadaran
masyarakat kurang,
9 Masyarakat 2017
ekonomi rendah, dukugnan
lintas sektoral kurang
optimal
Imunisasi hepatitis Ketersediaan imunisasi
B <7 hari masih kurang, tidak
10 Bayi 2017
melahirkan di tenaga
kesehatan
Upaya kesehatan Kurang pengetahuan tentang
bersumber manfaat posbindu, kurang
11 Masyarakat 2017
masyarakat berupa dukungan linsek, dukungan
Posbindu dana kurang maksimal

B. Penentuan Prioritas Masalah


Menurut Sulaeman (2014) menentukan prioritas masalah kesehatan
disarankan untuk menggunakan tiga pendekatan berikut, yaitu:
1. Menggunakan informasi tentang komitmen global dan nasional,
kecuali terbukti bahwa masalah yang telah menjadi komitmen global
dan nasional tersebut betul-betul tidak ada di wilayah kerja puskesmas
bersangkutan. Oleh sebab itu, masalah yang perlu diberikan prioritas
adalah PD3I (Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi), malaria,
TB, HIV/AIDS, lepra, demam berdarah dangue, dan kurang gizi
(khususnya ibu hamil, bayi, anak balita dan anak sekolah).

19
2. Kalau tidak ada masalah lain di luar masalah yang termasuk dalam
komitmen global dan nasional tersebut, Puskesmas bisa menggunakan
teknik PAHO untuk menelaah prioritasnya. Misalnya yang bersifat
spesifik lokal seperti filariasis, frambusia, rabies, keracunan pestisida,
kecelakan, penggunaan narkoba, dan lain-lain.
3. Masalah yang menyangkut pembangunan mutu manusia sejak dini
hendaknya diberi prioritas tinggi. Ini berkaitan dengan upaya untuk
menjamin pertumbuhan otak yang optimal dalam rangka
mempersiapkan SDM berkualitas. Maka masalah yang menyangkut
hal-hal berikut perlu diprioritaskan, yaitu kesehatan ibu hamil,
kesehatan ibu melahirkan, kesehatan bayi, kesehatan ibu nifas,
kesehatan anak balita, dan kesehatan anak sekolah.
Dari beberapa masalah penyakit yang muncul di Puskesmas
Kebakkramat 1 yang dijelaskan di atas lalu dilakukan penentuan prioritas
dengan menggunakan teknik skoring USG yang dijelaskan pada tabel
dibawah.
Tabel 3.3. Prioritas Masalah dengan Teknik Skoring
USG
No Masalah U S G U+S+G Peringkat
1 Pelayanan persalinan oleh tenaga 4 4 3 11 4
kesehatan
2 Kejadian kematian ibu hamil 5 5 5 15 1
3 Kejadian kematian janin 4 5 3 12 2
4 Kejadian kematian bayi 4 5 3 12 2
5 Kejadian kematian balita 4 3 3 10 5
6 Deteksi risiko tinggi ibu hamil oleh 3 3 4 10 5
masyarakat
7 Pelayanan kesehatan kerja pada 2 2 1 5 8
pekerja formal
8 Proporsi penduduk dengan akses 2 2 2 6 7
jamban sehat
9 Penyehatan air 2 3 2 7 6
10 Imunisasi hepatitis B <7 hari 2 2 2 6 7
11 Upaya kesehatan bersumber 1 2 1 4 9
masyarakat berupa Posbindu

20
Urutan prioritas masalah di Puskesmas Kebakkramat 1 dengan
menggunakan teknik skoring USG adalah (1) kejadian kematian ibu hamil,
(2) kejadian kematian janin (3) kejadian kematian bayi. Dari data tersebut
kejadian kematian ibu hamil menjadi prioritas masalah utama di
Puskesmas Kebakkramat 1.
Kejaidan kematian ibu hamil merupakan salah satu indikator
MDGs pada tahun 2015. Indonesia termasuk salah satu negara yang belum
berhasil mencapai target. Masih tingginya angka kematian ibu merupakan
masalah bersama sehingga membutuhkan komitmen bersama. Kini MDGs
sudah beralih menjadi Sustainable Development Goals (SDGs) dan
ditargetkan Angka Kematian Ibu (AKI) menjadi turun sampai 70 bayi per
100.000 kelahiran pada taraf nasional. Hal ini harus menjadi motivasi bagi
Puskesmas Kebakkramat 1 pada khususnya untuk tidak menjadi
penyumbang Angka Kematian Ibu. Oleh karena itu Dokter Muda FK UNS
mengajukan prioritas masalah mengenai penurunan Angka Kematian Bayi
di wilayah kerja Puskesmas Kebakkramat 1.

21
C. Analisis Masalah dengan Diagram Tulang Ikan
Diagram tulang ikan adalah salah satu teknik analisis kausal
dengan cara menempatkan masalah yang ditetapkan pada identifikasi
masalah diletakan pada kepala, kemudian penyebabnya dianalisis dari
berbagai aspek atau unsur yang ditempatkan pada rusuk-rusuk besar,
kemudian ditelusuri masalah spesifiknya yang diletakkan pada rusuk-

INFORMATION MARKET METHOD MINUTE MACHINE MATERIAL MONEY MAN

Tindak lanjut Kondisi ibu Akses dan


Pengumpulan PHBS belum hamil dapat transportasi masy ke
ibu risiko
data ibu hamil risiko diterapkan berubah pelayanan kesehatan
tinggi kurang
tinggi kurang cepat sewaktu- kurang
dengan baik optimal Tingkat pendidikan, dan
dan akurat waktu
oleh pehamahan ibu hamil
masyarakat risiko tinggi masih rendah
Peran kader
Dana
kurang Keterbatasan program
pemeriksaan Asupan gizi ibu hamil
Penyuluhan terbatas
lab untuk ibu
dan bayi masih kurang
pada ibu hamil hamil dengan Ekonomi
risiko tinggi komplikasi
kurang optimal
warga
rendah
Kematian
Ibu Hamil

Kerjasama Pembuatan
lintas program rencana
dan sektoral kegiatan
kurang maksimal kurang
maksimal

Proses Pelayanan P3 P2 P1

rusuk kecil.

Gambar 3.1. Diagram Tulang Ikan Kasus Kematian Ibu Hamil

22
BAB IV

ALTERNATIF PEMECAHAN MASALAH

A. Rumusan Tujuan Pemecahan Masalah


Angka Kematian Ibu (AKI) menjadi salah satu indikator penting
dalam menentukan derajat kesehatan suatu masyarakat. Target global
Suistainable Development Goals (SDGs) adalah menurunkan AKI menjadi
70 per 100 ribu kelahiran hidup. Segala upaya mencegah dan menekan
AKI tentu sangat diperlukan guna mencapai target tersebut. Sejalan
dengan itu, nantinya dapat menghasilkan kelahiran ibu dengan ibu dan
anak selamat .

B. Alternatif Pemecahan Masalah


Berdasarkan penyebab-penyebab kasus kematian ibu hamil yang
telah teridentifikasi pada gambar 3.1 dapat ditemukan masalah spesifik
yang akan diangkat untuk dibahas operasionalnya sebagai alternatif jalan
keluar, tersaji dalam tabel berikut :

Tabel 4.1. Alternatif Pemecahan Masalah Berdasarkan Penyebab


Masalah Penyebab Alternatif Pemecahan Masalah
1. Pengumpulan - Menjalin kerjasama dalam pelaporan kasus ke
data kesehatan puskesmas dengan rumah sakit, klinik praktik dokter,
ibu hamil dengan rumah bersalin, dan bidan praktik swasta yang berada
risiko tinggi di wilayah Kebakkramat
kurang cepat dan - Melakukan penerapan sistem pelaporan ibu berisiko
akurat tinggi yang cepat dengan memanfaatkan teknologi
Kematian
yang ada seperti SMS oleh kader yang telah terlatih
Ibu
2. PHBS belum - Konseling PHBS per rumah ibu hamil dan ibu dengan
diterapkan bayi
dengan baik oleh - Perlombaan dusun sehat
masyarakat - Memberdayakan kader untuk penyuluhan dan
pengawasan PHBS dalam satu wilayah tertentu
(semisal 1 RT 1 kader)

23
Masalah Penyebab Alternatif Pemecahan Masalah
3. Tindak lanjut ibu - Menjalin kerjasama yang baik dengan stake holder,
risiko tinggi Dinas Kesehatan, Rumah Sakit, Rumah Bersalin,
kurang optimal Bidan Praktik Swasta yang ada di wilayah Kabupaten
Karanganyar
- Kerjasama pemerintah desa, tempat kerja ibu hamil,
Polisi, dan TNI mengenai komitmen bersama terkait
kesehatan ibu hamil dan bayi
- Kerjasama KUA dan Dinas Pendidikan dalam
pendidikan kesehatan ibu hamil dan bayi
4. Peran kader - Memberikan pelatihan kepada kader secara berkala
kurang - Mencanangkan pembentukan kader di setiap wilayah
- Mengadakan temu kader secara rutin sebagai sarana
komunikasi dua arah untuk menyelesaikan permasalah
yang ada
5. Penyuluhan pada - Melakukan kunjungan rumah ibu hamil dengan risiko
ibu hamil risiko tinggi, dan memberikan edukasi peran keluarga yang
tinggi kurang menunjang kesehatan ibu
optimal
6. Kondisi ibu - Penyuluhan tentang kesehatan ibu dan anak (KIA)
hamil dapat pada keluarga dan masyarakat, terutama tentang tanda-
berubah tanda bahaya pada ibu hamil khususunya dengan risiko
Kematian sewaktu-waktu tinggi
Ibu
7. Keterbatasan - Bekerjasama dengan rumah sakit dan lab mandiri
pemeriksaan lab untuk penegakan diagnosis
untuk ibu hamil
dengan
komplikasi
8. Akses dan - Menyediakan sistem transportasi siaga bagi ibu hamil
transportasi masy yang memiliki risiko tinggi ke fasilitas pelayanan
ke pelayanan kesehatan terdekat (bidan, puskesmas, rumah bersalin)
kesehatan kurang
9. Dana program - Memaksimalkan pemberdayaan masyarakat melalui
terbatas kader dalam pelaksanaan program
- Pengajuan dana CSR kepada perusahaan di wilayah
Karanganyar
10. Ekonomi warga - Sosialisasi tentang JKN dan Jamkesda
rendah
11. Status kesehatan - Pendataan dan konseling gizi kepada ibu hamil secara
ibu sebelum berkala
hamil rendah - Bekerjasama dengan bidan atau perawat wilayah untuk
penyuluhan pentingnya asupan gizi berkualitas pada
ibu hamil

24
Masalah Penyebab Alternatif Pemecahan Masalah
12. Tingkat - Mengadakan penyuluhan kepada ibu hamil secara
pendidikan, dan umum.
pehamahan ibu - Mengadakan penyuluhan kepada ibu hamil dengan
hamil risiko risiko tinggi secara khusus.
tinggi masih - Pengadaan kelas ibu hamil
rendah
13. Asupan gizi ibu - Pendataan dan konseling gizi kepada ibu hamil.
hamil dan bayi - Bekerjasama dengan bidan atau perawat wilayah untuk
Kematian masih kurang penyuluhan pentingnya asupan gizi berkualitas pada
Ibu ibu hamil.
14. Kerjasama lintas - Meningkatkan koordinasi antar tenaga kesehatan -
program dan dengan memanfaatkan teknologi yang sudah ada.
sektoral kurang
maksimal
15. Pembuatan - Pengadaan rapat penyusunan rencana kegiatan -
rencana kegiatan selama setahun bersama bidan dan kader.
kurang maksimal

C. Pemilihan Alternatif Intervensi yang Terbaik


Alternatif jalan keluar terhadap masalah selanjutnya dinilai dari
beberapa sudut pandang sehingga didapatkan urutan pemilihan intervensi
yang terbaik. Pemilihan intervensi terbaik dari berbagai alternatif jalan
keluar atas masalah kasus kematian ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas
Kebakkramat I tersaji dalam tabel berikut:
Tabel 4.2. Prioritas Alternatif Intervensi
Efektivit Prioritas
as Efisiensi =
No Cara Pemecahan Masalah
(C) MxIxV
M I V
C
Penyuluhan tentang kesehatan ibu dan anak
1 4 5 4 3 26,67
(KIA) pada masyarakat
Pelatihan kader agar dapat mengedukasi
2 masyarakat sekitarnya dengan lebih 3 5 3 3 15
interaktif
Pelatihan petugas mengenai penanganan
3 4 5 3 2 30
kegawatdaruratan neonatal

25
Melakukan kunjungan rumah ibu hamil
dengan risiko tinggi, dan memberikan
4 5 4 4 2 40
edukasi peran keluarga yang menunjang
kesehatan ibu
Memanfaatkan media informasi baik
5 elektronik seperti sosial media maupun cetak 3 3 4 4 9
untuk memberikan edukasi KIA
6 Penyuluhan mengenai PHBS 2 3 2 3 4
Menjalin kerjasama dengan rumah sakit,
7 klinik praktik dokter, lab kesehatan dan 3 4 3 3 12
bidan yang berada diwilayah Kebakkramat 1
Pengadaan kelas ibu hamil dan ibu dengan
8 5 5 4 2 50
bayi
9 Perlombaan dusun sehat 2 2 2 2 4
10 Sosialisasi tentang JKN dan Jamkesda 2 3 3 3 6
Menyediakan sistem transportasi siaga bagi
ibu hamil yang memiliki risiko tinggi ke
11 2 3 3 5 3.6
fasilitas pelayanan kesehatan terdekat
(bidan, puskesmas, rumah bersalin)
Bekerjasama dengan rumah sakit dan lab
12 2 4 3 2 12
mandiri untuk penegakan diagnosis
Menjalin kerjasama dalam pelaporan kasus ke
puskesmas dengan rumah sakit, klinik praktik
13 3 3 4 2 18
dokter, rumah bersalin, dan bidan praktik swasta
yang berada di wilayah Kebakkramat

Kriteria efektivitas :
M = Magnitude (besarnya masalah yang dapat diselesaikan)
I = Importancy (pentingnya jalan keluar)
V = Vulnerability (sensivitas jalan keluar)
Kriteria efisiensi :
C = Efficiency – Cost (semakin besar biaya diperlukan semakin tidak efisien)

Berdasarkan penghitungan alternatif intervensi yang terbaik berkaitan


dengan penanganan angka kematian ibu hamil terpilih pengadaan kelas ibu hamil
sebagai alternatif terbaik yang dinilai dari besarnya masalah yang dapat

26
diselesaikan, pentingnya jalan keluar, sensivitas jalan keluar serta efisiensi dana
yang digunakan.

27
D. Analisis SWOT Manajemen Penanggulangan Kematian Ibu Hamil
S (Strength) W (Weakness)
1. Kualitas dan kuantitas 1. Sumber dana yang kurang
SDM yang cukup 2. Kerjasama antar petugas kurang
Internal 2. Akses dan kemudahan 3. Kunjungan ibu hamil risti masih
mendapatkan pelayanan kurang
4. Masih rendahnya pengetahuan,
kesadaran, dan motivasi
Eksternal masyarakat untuk berobat
5. Pencatatan kurang tertib
sehingga data belum tercover
O (Opportunity) Strategi SO Strategi WO
1. Dukungan program DKK 1. Mengadakan pertemuan 1. Membangun kerjasama yang
2. Dukungan lintas sektoral DKK, lintas sektoral lebih baik antar petugas
3. Banyak kegiatan berbasis dengan kader kesehatan 2. Meningkatkan sistem
masyarakat yang terkait dengan dan kelurahan pencatatan dan pelaporan
program kesehatan 3. Meningkatkan komunikasi dua
arah berbasis teknologi
T (Threat) Strategi ST Strategi WT
1. Pengetahuan masyarakat masih 1. Meningkatkan penyuluhan 1. Kunjungan RB/BPS ke rumah
rendah kepada masyarakat ibu hamil dan ibu dengan bayi
2. Hubungan dengan Rumah 2. Mengadakan pertemuan 2. Sweeping ke wilayah jejaring
Bersalin/Bidan Praktik Swasta berkala dengan RB/BPS puskesmas
kurang berjalan dengan baik untuk membangun 3. Kelas Ibu hamil dan Ibu
(terutama tentang pelaporan) komitmen yang lebih baik dengan bayi

28
BAB V
PLAN OF ACTION

Prioritas di UPTD Puskesmas Kebakkramat I Karanganyar pada tahun


2017 adalah berkaitan dengan angka kematian ibu hamil. Untuk menyelesaikan
permasalahan ini maka perlu disusun Plan of Action (POA) yang komprehensif,
efektif dan efisien. Mengingat bahwa upaya menekan angka kematian ibu hamil,
tidak semata menghadirkan kondisi ibu yang sehat saat kehamilan tetapi juga
memberikan pertolongan persalinan yang memenuhi standar pelayanan kesehatan.
Dari hasil diskusi sebelumnya, terpilih program Kelas Ibu Hamil Bayi sebagai
prioritas pemecahan masalah angka kematian bayi.
Di Puskesmas Kebakkramat I sendiri sudah melakukan program Kelas Ibu
Hamil, namun dalam keberjalanannya kurang maksimal. Oleh karena itu Dokter
Muda FK UNS menyarankan pengembangan program Kelas Ibu Hamil dengan
penambahan materi, kegiatan, dan sasaran peserta yang dapat meningkatkan
pengetahuan ibu hamil, suami dan keluarga tentang kesehatan ibu saat kehamilan.
A. Kelas Ibu Hamil
1. Tujuan Program
a. Meningkatan pengetahuan dan keterampilan ibu mengenai kehamilan,
persalinan, perawatan nifas, keluarga berencana, perawatan bayi baru
lahir, perawatan bayi dan senam hamil.
b. Sebagai sarana belajar kelompok bagi ibu hamil serta pemberian
pelayanan kesehatan masa hamil (antenatal care) yang dapat diikuti
oleh seluruh ibu hamil, pasangan, dan atau keluarga.
2. Sasaran Program
a. Seluruh ibu hamil yang berada di wilayah kerja puskesmas
b. Keluarga ibu hamil
3. Waktu yang dibutuhkan untuk setiap program
Paling sedikit 4 kali pertemuan, sebaiknya 1 kali pertemuan dihadiri
bersama keluarga/suami.
4. Lokasi program

29
Dapat dilakukan di Balai Desa setempat, Puskesmas, ataupun posyandu
5. Sarana Prasarana yang dibutuhkan
a. Ruangan dengan kapasitas 10 orang dengan ukuran 4m x 5m dengan
ventilasi pencahyaan yang cukup.
b. Alat tulis menulis (papan tulis, spidol, balpoin)
c. Buku KIA
d. Buku pedoman pelaksanaan kelas ibu hamil
e. Buku pegangan fasilitator
f. Alat peraga (KB kit, food model, boneka)
g. CD aktivitas fisik
h. Bantal/ kursi
i. Tikar/karpet/matras
6. Uraian Program
a. Kelas Ibu Hamil I (Trimester I)
1) Sasaran: semua ibu hamil trimester I di desa yang bersangkutan
2) Mulai program: Sedini mungkin. Ketika awal sadar hamil, maka
saat itulah dianjurkan untuk ikut kelas ibu hamil.
3) Aktivitas:
Aktivitas kelas ibu hamil di kelas I meliputi pengadaan materi,
konseling, peragaan dan pelaksanaan senam hamil.
a) Pengadaan Materi
Materi untuk ibu hamil trimester I adalah Pemeriksaan
Kehamilan agar Ibu & Janin Sehat, yang isinya antara lain
tentang pengertian kehamilan, tanda kehamilan, keluhan yang
biasa terjadi pada ibu hamil, perubahan fisik dan emosional
yang dirasakan, pemeriksaan kehamilan, pelayanan kesehatan,
hal yang harus dihindari selama kehamilan, dan mitos/tabu.
Metode yang dapat digunakan pada pemberian materi bisa
berupa diskusi, tanya jawab, demonstrasi, dan praktek.
Banyaknya materi yang diberikan mengikuti kesepakatan antara
ibu hamil dengan bidan desa.

30
b) Konseling
Bagi ibu hamil primipara yang belum pernah mengikuti
kelas ibu hamil, akan dilakukan konseling terlebih dahulu oleh
bidan desa/kader terpilih ke rumah sebagai pengenalan dan
ajakan untuk hadir dalam kelas ibu hamil. Konseling ke rumah
meliputi penjelasan kewajiban hadir minimal 4x selama
kehamilan di kelas ibu hamil dan kewajiban bagi
suami/perwakilan keluarga untuk hadir minimal 1x selama
kehamilan. Sedangkan di dalam kelas ibu hamil sendiri,
konseling singkat dilakukan kepada ibu hamil dengan risiko
setelah penyampaian materi. Tujuannya agar ibu hamil
primipara maupun ibu hamil dengan risiko tinggi tetap
semangat memperhatikan kesehatan dirinya dan janin yang
dikandungnya, khususnya saat trimester I ini.
c) Peragaan dan Pelaksanaan Senam Hamil
Meskipun senam hamil dalam kelas ibu hamil merupakan
kegiatan ekstra, tidak ada salahnya jika setiap kelas ibu hamil
benar-benar dipraktikkan dan diperagakan secara paripurna
dengan bantuan media layar dan CD senam hamil serta audio
yang baik. Setelah kelas ibu hamil selesai, ibu hamil diingatkan
untuk rutin mempraktikkan senam hamil di rumah selama
kehamilan.

b. Kelas Ibu Hamil II (Trimester II)


1) Sasaran : Ibu hamil trimester II di desa yang bersangkutan
2) Mulai program: Anggota lama yang sudah mengikuti kelas ibu
hamil dari trimester I atau ibu hamil yang baru mendaftar dan usia
kehamilan 13-28 minggu.
3) Aktivitas:
Aktivitas kelas ibu hamil di kelas II meliputi pemberian materi,
peragaan dan pelaksanaan senam hamil.

31
a) Pemberian Materi
Materi yang diberikan lebih bersifat edukasi mengenai
makanan yang baik dikonsumsi, aktivitas yang boleh dikerjakan
atau tidak, edukasi sikap tubuh yang baik, pengendalian stress,
pemberian materi mengenai penyakit-penyakit yang rentan
diderita oleh ibu hamil trimester II, pergerakan janin dll.
Metode penyampaian yang digunakan berupa demonstrasi,
tanya jawab, diskusi dan simulasi. Setelah pemberian materi
bisa dilakukan post test untuk mengetahui apakah ibu hamil
memahami materi yang sudah disampaikan.
b) Peragaan dan Pelaksanaan Senam Hamil (Pengembangan dari
Trimester I)
Teknik senam yang dilakukan di trimester II ini merupakan
pengembangan dari teknik senam pada trimester I. Tidak hanya
senam, ibu hamil juga dapat melakukan olahraga lain, dari cara
yang paling mudah yaitu jalan-jalan santai hingga mengikuti
kelas yoga khusus ibu hamil. Tujuannya tidak hanya untuk
mempersiapkan masa persalinan, namun juga dapat membantu
mengatasi stres dan memperbaiki mood ibu hamil.
c) Konseling dapat dilakukan bersama ANC tahap kedua.

c. Kelas Ibu Hamil III (Trimester III)


1) Sasaran : Ibu hamil trimester III di desa yang bersangkutan
2) Mulai program: Anggota lama yang sudah mengikuti kelas ibu
hamil dari trimester I atau ibu hamil yang baru mendaftar dan usia
kehamilan 29-40 minggu.
3) Aktivitas:
Aktivitas kelas ibu hamil di kelas III meliputi pemberian materi,
konseling, peragaan dan pelaksanaan senam hamil, praktik
menyusui.
a) Pemberian Materi

32
Materi yang diberikan meliputi persalinan yang aman, nifas
yang nyaman, tanda-tanda persalinan, proses persalinan, mitos-
mitos tentang persalinan, hal-hal yang harus dihindari ibu
bersalin, hal-hal yang harus diwaspadai mendekati persalinan
terutama untuk ibu hamil dengan risiko tinggi. Metode
penyampaian yang digunakan berupa demonstrasi, tanya jawab,
diskusi dan simulasi. Setelah pemberian materi bisa dilakukan
post test untuk mengetahui apakah ibu hamil memahami materi
yang sudah disampaikan.
b) Konseling
Konseling yang dilakukan meliputi keluhan-keluhan selama
kehamilan trimester III, pencegahan terjadinya
kegawatdaruratan saat proses persalinan pada ibu hamil dengan
risiko tinggi dan agar tatalaksananya tidak terlambat, ketakutan-
ketakukan yang dirasakan, serta mengajak suami ikut serta
untuk menjadi suami siaga, jika sewaktu-waktu ibu hamil
memasuki waktu persalinan. Konseling dilakukan dengan
memberikan pengarahan tentang tindakan apa saja yang harus
suami lakukan, agar persalinan aman dan segera teratasi oleh
tenaga medis.
c) Peragaan dan Pelaksanaan Senam Hamil
Kegiatan senam yang dilakukan bertujuan untuk
mempermudah persalinan, jika ibu hamil rutin mengikuti
kegiatan senam dari kelas I hingga kelas III diharapkan saat
memasuki waktu persalinan akan memudahkan ibu dalam
melahirkan normal bayinya.

7. Monitoring dan Evaluasi


Dilakukan sebelum dan setelah pemberian materi berupa tanya jawab
lisan atau melalui kuisioner untuk mengetahui seberapa berhasil
pemaparan materi tersebut diterima oleh ibu hamil peserta kelas.

33
BAB VI
PENUTUP

A. SIMPULAN
1. Prioritas permasalahan di Puskesmas Kebakkramat I adalah masih
terjadinya kasus kematian ibu hamil.
2. Alternatif penyelesaian yang terpilih adalah pelaksanaan kelas ibu
hamil.
3. Plan of action yang akan dilaksanakan berupa pelaksanaan Kelas Ibu
Hamil yang telah dikembangkan
B. SARAN
1. Diharapkan Puskesmas meningkatkan upaya pencegahan kematian ibu
hamil dengan melaksanakan program yang telah direncanakan dengan
sebaik-baiknya.
2. Perlu dilakukan evaluasi serta monitoring berkesinambungan untuk
semua program yang telah dilaksanakan.
3. Menjalin kerjasama yang baik dengan stake holder, Dinas Kesehatan,
Rumah Sakit- rumah sakit yang ada di wilayah Karanganyar.

34

Você também pode gostar