Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh budaya organisasi, proactive fraud
audit, dan whistleblowing terhadap pecegahan kecurangan (fraud) dalam pengelolaan dana
BOS. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yang dalam pengumpulan data
penelitian menggunakan instrumen kuesioner. Penelitian ini dilakukan pada sekolah –
sekolah penerima dana BOS yang ada di kabupaten Buleleng. Populasi sebanyak 663
kepala sekolah. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini random sampling. Sampel
yang digunakan dalam penelitain ini adalah kepala sekolah atau bendahara yang
bertanggungjawab dalam pengelolaan dana BOS dengan jumlah responden sebanyak 87
orang. Teknik analisis data yang menggunakan analisis regresi linear berganda dengan
menggunakan program SPSS 20.0 for Windows.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa (1) Budaya organisasi berpengaruh positif
signifikan terhadap pencegahan kecurangan (fraud) dalam pengelolaan dana BOS, (2)
proactive fraud audit berpengaruh positif signifikan terhadap pencegahan kecurangan (fraud)
dalam pengelolaan dana BOS, (3) whistleblowing berpengaruh positif signifikan terhadap
pencegahan kecurangan (fraud) dalam pengelolaan dana BOS, dan (4) budaya organisasi,
proactive fraud audit dan whistleblowing secara simultan berpengaruh terhadap pencegahan
kecurangan (fraud) dalam pengelolaan dana BOS.
Kata kunci: budaya organisasi, proactive fraud audit, whistleblowing, dan BOS
Abstract
This research aimed at knowing the effect of organization culture, proactive fraud audit,
and whistleblowing toward the prevention of fraud in managing the school operating fund.
This research used qualitative approach in which in collecting the data it used questionnaire
instrument. The research was held in the schools receiving the school operating fund in
Buleleng Regency. The populations were 663 headmasters. The technique of collecting the
sample in this research was random sampling. The sample used in this research were the
headmasters and treasures who are responsible for managing the school operating fund with
the total respondents 87 people. The technique in analyzing the data was analysis of multiple
linear regression by using a program SPSS 20.0 for Windows.
The result of this research showed that (1) the organization culture had significant
positive effect toward the prevention of fraud in managing the school operating fund, (2) the
proactive fraud audit had significant positive effect toward the prevention of fraud in
managing the school operating fund, (3) the whistleblowing had significant positive effect
toward the prevention of fraud in managing the school operating fund, and (4) the
organization culture, proactive fraud audit, and whistleblowing simultaneously had significant
positive effect toward the prevention of fraud in managing the school operating fund.
Key word: organization culture, proactive fraud audit, whistleblowing, and school operating
fund
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Akuntansi Program S1(Vol: 7 No: 1 Tahun 2017)
PENDAHULUAN
Bantuan Operasional Sekolah (BOS) untuk masing-masing siswa, namun pada
merupakan upaya Kementerian Pendidikan kenyataannya tidak dipergunakan
dan Kebudayaan dalam menunjang dana sebagaimana mestinya. Permasalahan
pendidikan bagi siswa di tingkat Sekolah mengenai penyelewengan penggunaan
Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS)
(SMP) dan Sekolah Menengah Atas (SMA). ini sering terjadi dikarenakan minimnya
Bantuan Operasioal Sekolah (BOS) mulai partisipasi dan transparansi publik dalam
diterapkan sejak Juli 2005 yang mana pengelolaannya setelah dana tersebut cair
merupakan program pemerintah yang pada sampai di pihak sekolah.
dasarnya digunakan untuk penyediaan Pengelolaan dana BOS selama ini
pendanaan biaya operasi nonpersonalia mutlak dalam kendali kepala sekolah yang
bagi satuan pendidikan dasar sebagai peranan warga sekolah sangat minim atau
pelaksanaan wajib belajar 12 tahun. bahkan tanpa keterlibatan warga sekolah
Bantuan Operasional Sekolah (BOS) sama sekali dalam memonitor peruntukan
didistribusikan ke masing-masing sekolah dana BOS tersebut. seperti contohnya
setiap tiga bulan atau dalam periode peranan orangtua murid, komite sekolah,
triwulan oleh pemerintah. Namun, pada guru, dan masyarakat sekitar sekolah yang
kenyataannya pendistribusian dana seharusnya turut serta mengawasi
Bantuan Operasional Sekolah (BOS) tidak bagaimana transparansi dari pihak sekolah
sesuai dengan periode yang telah di untuk kontribusi anggaran dana BOS untuk
tentukan oleh pemerintah, karena dalam masing-masing siswa. Hal ini dikarenakan
pendistribusiannya sering terjadi partisipasi warga sekolah dibatasi hanya
keterlambatan. Keterlambatan dalam urusan pembayaran uang sekolah.
pendistribusian disebabkan oleh beberapa Diluar urusan tersebut, warga sekolah tidak
faktor, seperti keterlambatan diperkenankan ikut campur. Pemahaman
pendistribusian dari pemerintah pusat dan pihak sekolah dan dinas pendidikan atas
lamanya keluar surat pengantar pencairan partisipasi publik ini perlu diluruskan.
dana oleh tim manajer BOS di masing- Partisipasi publik merupakan syarat mutlak
masing daerah. untuk menekan kebocoran dana
Selain pendistribusian dana Bantuan pendidikan. Partisipasi publik harus
Operasional Sekolah (BOS) yang sering senantiasa dimunculkan, bahkan
mengalami permasalahan, permasalahan dilembagakan, sampai pada tingkat
lain juga muncul terkait dengan pengambilan keputusan kebijakan strategis
penggunaan dana Bantuan Operasional sekolah. Minimnya partisipasi publik dalam
Sekolah (BOS) yang sudah cair sampai di mengawasi pengelolaan dana BOS di
pihak sekolah, hal ini terkait dengan sekolah menimbulkan banyaknya muncul
penyelewangan dana Bantuan Operasional kasus kecurangan dalam pengelolaannya.
Sekolah (BOS) yang telah dialokasikan
3 2016 Seorang guru SDN Pulasaren diduga melakukan tindak Rp. 227 juta.
pidana korupsi terhadap dana BOS.
(Sumber : Data diolah, 2016)
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Akuntansi Program S1(Vol: 7 No: 1 Tahun 2017)
melakukan tindakan kecurangan. Ketika sangat setuju, (4) setuju, (3) kurang setuju,
proactive fraud audit dapat dijalankan (2) tidak setuju dan (1) sangat tidak setuju.
dengan baik, peluang untuk melakukan Butir pernyataan kuesioner untuk budaya
kecurangan termasuk pada penngelolaan organisasi di ukur dengan instrumen yang
dana BOS akan semakin kecil, karena di kembangkan oleh pratiwi (2012). Variabel
seorang yang akan melakukan kecurangan proactive fraud audit diukur dengan
akan berpikir dua kali untuk melakukan instrumen yang dikembangkan oleh
kecurangan dengan dilakukannya audit tuanakotta (2009). Pengukuran variabel
secara proaktif. Suatu kecurangan pada whistleblowing menggunakan instrumen
instansi atau lembaga terjadi karena yang dikembangkan oleh reginaldi (2014).
kurangnya pengawasan yang dilakukan Variabel pencegahan kecurangan dalam
pihak internal atau eksternal dengan pengelolaan dana BOS diukur dengan
demikian peluang untuk melakukan instrumen yang dikembangkan solikhatun
kecurangan akan semakin tinggi. Maka dari (2016) mengenai jenis-jenis kecurangan
itu audit yang dilakukan secara proaktif menurut Association of Certified Fraud
akan meningkatkan pencegahan Examinations (ACFE) yang terdiri dari
kecurangan. kecurangan laporan keuangan,
Sehingga hipotesis yang digunakan penyalahgunaan aset dan korupsi.
sebagai berikut: Data yang telah terkumpul terlebih
H4: Budaya Organisasi, Proactive fraud dahulu di uji kualitas data yang dalam
audit, dan Whistleblowing penelitian ini meliputi pengujian validitas
berpengaruh terhadap pencegahan dan pengujian reliabilitas. Sebelum data
kecurangan (Fraud) dalam dianalisis lebih lanjut dengan analisis linear
pengelolaan dana BOS. berganda, terlebih dahulu data akan diuji
asumsi klasik yaitu uji normalitas, uji
METODE multikolinearitas,dan uji heteroskedastisitas.
Penelitian ini menggunakan Uji hipotesis menggunakan analisis regresi
pendekatan kuantitatif, dimana berganda yang digunakan untuk melihat
pengumpulan data dilakukan melalui pengaruh beberapa variabel independen
kuesioner dan akan dianalisis terhadap variabel dependen.
menggunakan bantuan program SPSS.
Berdasarkan sumbernya, penelitian ini HASIL DAN PEMBAHASAN
menggunakan dua jenis data yaitu data HASIL
primer yang bersumber dari jawaban Responden penelitian ini adalah
responden yang dikumpulkan oleh peneliti kepala sekolah atau bendahara BOS pada
serta data sekunder berupa data atau sekolah-sekolah di Kabupaten Buleleng.
informasi yang diperoleh secara tidak Jumlah kuesioner yang disebar dalam
langsung dari objek penelitian mengenai penelitian ini adalah sebanyak 87 buah
gambaran umum lokasi penelitian, jumlah yang merupakan sampel pada penelitian
dan nama sekolah. ini, kuesioner yang kembali adalah sebanyak
Populasi dalam penelitian ini adalah 87 kuesioner sehingga disini seluruh
sekolah-sekolah di Kabupaten Buleleng. kuesioner kembali. Syarat minimum suatu
Sementara responden penelitian adalah kuesioner dikatan valid adalah jika korelasi
kepala sekolah dan bendahara BOS. antara butir dengan skor totalnya positif dan
Teknik pengambilan sampel dalam lebih besar dari Rtabel (Rhitung >0,2108). Hasil
penelitian ini menggunakan teknik random dari uji instrumen validitas diperoleh bahwa
sampling dengan Jumlah responden nilai Pearson Correlation untuk setiap butir
sebanyak 87 orang. pernyataan lebih besar dari 0,2108
Data didapat dari hasil pengisian sehingga dapat dinyatakan valid. Hasil dari
kuisioner dianalisis secara statistik. Skala uji instrumen realibilitas yang diperoleh
yang digunakan dalam penyusunan untuk variabel Budya organisasi adalah
kuesioner penelitian ini adalah skala likert. 0,801 untuk proactive fraud audit 0,819
Setiap pertanyaan pada kuisioner akan untuk variabel whistleblowing 0,79 serta
disediakan lima alternatif jawaban yaitu (5)
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Akuntansi Program S1(Vol: 7 No: 1 Tahun 2017)
0,790 untuk variabel pencegahan nilai tolerance lebih besar dari 0,1 dan nilai
kecurangan dalam pengelolaan dana BOS. VIF kurang dari 10 sehingga dapat
Karena seluruh variabel mempunyai nilai disimpulkan tidak terjadi multikolinearitas.
Cronbach’s Alpha > 0,70 maka data Hasil uji heteroskedastisitas diperoleh
dinyatakan reliabel. nilai signifikansi untuk variabel budaya
Hasil pengujian normalitas data organisasi sebesar 0,367 variabel proactive
menunjukkan bahwa nilai Asymp. Sig 0,121 fraud audit 0,880. Untuk variabel
lebih besar dari tingkat alpha atau tingkat whistleblowing memiliki nilai signifikansi
kesalahan yang telah ditetapkan yaitu 0,05 0,550 Nilai signifikansi untuk masing-
artinya data dalam penelitian ini telah masing variabel lebih besar dari alpha 5%
berdistribusi normal. Hasil uji (α > 0,05) sehingga dapat dinyatakan
multikolonearitas menunjukkan nilai model regresi terbebas dari masalah
tolerance dan VIF untuk variabel budaya heterokedastisitas.
organisasi adalah 0,801 dan 1,572, Pengujian hipotesis yang dilakukan
variabel proactive fraud audit, memiliki nilai dalam penelitian ini menggunakan analisis
tolerance dan VIF yaitu 0,819 dan 8,079. regresi linear berganda yang dihitung
Untuk variabel whistleblowing mempunyai dengan menggunakan program SPSS versi
nilai tolerance dan VIF masing-masing 20.00, yang disajikan pada tabel 2 berikut
0,794 dan 8,348 Semua variabel memiliki ini:
Unstandardized
Coefficients T Sig.
Model B Std.Error
(Constant) 85,740 1,764 48,604 0,000
Budaya Organisasi 0,075 0,026 2,860 0,005
Proactive Fraud Audit 0,400 0,058 6,884 0,000
Whistleblowing 0,618 0,064 9,716 0,000
Sig F 0,000
Adjusted R Square 0,966
(Sumber: Data diolah, 2017)
budaya organisasi yang baik, maka melakukan analisis terhadap informasi yang
pencegahan kecurangan (fraud) dalam telah dikumpulkan untuk menemukan
pengelolaan dana BOS akan semakin kemungkinan adanya tindak kecurangan
tinggi. dan kejahatan sebelum tindakan audit
Hasil penelitian ini sejalan dengn investigatif dilakukan sehingga
hasil penelitian yang dikemukakan oleh kemungkinan adanya kecurangan dapat
Zelmiyanti dan Anita (2015) yang dideteksi secara lebih dini. Sehingga dapat
menyatakan bahwa Budaya organisasi dikatakan jika audit yang bersifat proaktif
berpengaruh signifikan positif terhadap dilakukan secara berkala, maka pengelola
pencegahan kecurangan di BPR Sumatera dana BOS akan berpikir berulang kali untuk
Barat ini dikarenakan pengendalian internal melakukan tindakan kecurangan (fraud).
yang diterapkan cukup bagus sehinga
mampu mencegah terjadinya kecurangan. Hasil penelitian ini sejalan dengan
Hal ini berarti budaya organisasi memiliki hasil penelitian yang dilakukan oleh
pengaruh positif signifikan atau searah Hermiyetti pada tahun 2008 menunjukkan
dengan pencegahan kecurangan dalam jika variabel lingkungan pengendalian,
pengelolaan dana BOS. Hal ini berarti, penilaian resiko, kegiatan pengendalian,
semakin tinggi tingkat budaya organisasi informasi dan komunikasi serta
pada pada sekolah- sekolah penerima dana pemantauan merupakan pengendalian
BOS di kabupaten Buleleng, maka semakin internal dalam rumah sakit yang
tinggi tingkat pencegahan kecurangan mempunyai peranan sangat penting dalam
dalam pengelolaan dana BOS. Begitu juga hal mencegah kecurangan (Fraud)
sebaliknya, semakin rendah tingkat budaya pengadaan barang. Selain itu, penelitian
organisasi maka tingkat pencegahan Purwitasari pada tahun 2013 juga
kecurangan semakin rendah. menunjukkan hasil sejalan dimana
pengendalian internal dan komitmen
Pengaruh Proactive Fraud Audit organisasi berpengaruh secara sinifikan
Terhadap Pencegahan Kecurangan dalam pencegahan Fraud pengadaan
Dalam Pengelolaan Dana BOS. barang, dimana apabila keduanya
Berdasarkan hasil analisis statistik diterapkan dengan baik dengan
ditemukan bahwa variabel proactive fraud menekankan pada keefektifan penendalian
audit (X2) memiliki tingkat signifikasi internal dan kekuatan pada lingkungan
sebesar 0,000 < 0,05 dan memiliki koefisien pengendalian dan menanamkan rasa
positif sebesar 0,400. Selain itu, proactive komitmen penuh terhadap organisasi, maka
fraud audit (X2) memiliki thitung lebih besar hal tersebut dapat mencegah kemungkinan
dari ttabel yaitu sebesar 6,884 > 0,2108 maka terjadinya tindak kecurangan. Penelitian ini
H0 ditolak dan H2 diterima. Hal ini berarti juga mendukung penelitian Sempana
bahwa proactive fraud audit (X2) (2015) dimana hasil penelitian tersebut
berpengaruh positif signifikan terhadap menunjukkan bahwa audit internal dan
pencegahan kecurangan dalam pengendalian intern berpengaruh terhadap
pengelolaan dana BOS. Nilai positif pencegahan kecurangan yang di lakukan
menunjukkan pengaruh yang searah artinya pada pemerintah di kabupaten Bandung.
semakin tinggi tingkat proactive fraud audit dimana audit internal dan pengendalian
maka semakin tinggi pencegahan intern yang baik akan meningkatkan
kecurangan dalam pengelolaan dana BOS pencegahan kecurangan. Hal ini berarti
di sekolah-sekolah yang berada di proactive fraud audit berpengaruh positif
Kabupaten Buleleng. signifikan terhadap pencegahan
kecurangan (fraud) dalam pengelolaan
Dapat dikatakan jika proactive fraud dana BOS. Hal ini berarti semakin tinggi
audit merupakan upaya pencegahan yang tingkat upaya proactive fraud audit yang
mampu meminimalisir adanya tindakan dilakukan sekolah-sekolah penerima dana
kecurangan. Hal ini dikarenakan auditor BOS di kabupaten Buleleng maka semakin
secara aktif mengumpulkan informasi dan tinggi tingkat pencegahan kecurangan
(fraud) dalam pengelolaan dana BOS.
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Akuntansi Program S1(Vol: 7 No: 1 Tahun 2017)
Pratiwi, Riska. 2012. Pengaruh budaya ------------, 2012. Metode Penelitian Bisnis.
organisasi terhadap kinerja pegawai Bandung: Alfabeta.
pada kantor pelayanan kekayaan
negara dan lelang Makassar. Sujarweni, Wiratna V dan Poly Endrayanto.
Skripsi. Universitas Hasanuddin Statistika untuk Penelitian.
Makasar. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Radar Cirebon. 2016. Selewengkan dana Sunyoto, Suyanto 2011. Analisis regresi
Bos 3 guru di kota Cirebon ditahan. untuk uji hipotesis, Yogyakarta:
[Online] Tersedia di: Caps.
Radarcirebon.com [Diakses pada 10
juni 2016] Tunggal, Amin Wijaja. 2010. Dasar-dasar
Audit Internal Pedoman Untuk
Reginaldi, 2014. Analisis pengaruh Auditor Baru. Jakarta: Harvarindo.
remunerasi mutasi whistleblowing
system, motivasi dan kepuasan Wilopo. 2006. Analisis Faktor-Faktor yang
kerja, dengan komitmen organisasi Berpengaruh Terhadap
sebagai variabel moderasi studi Kecendrungan Kecurangan
kasus pada kantor pelayaan pajak Akuntansi: Studi pada Perusahaan
pratama lubuk pakam. Tesis. Publik dan BUMN Indonesia.
Universitas Sumatera Utara. Padang: SNA
Republik Indonesia, 2012. Peraturan Mentri Zelmiyanti dan anita, 2015. Pengaruh
Pendidikan dan Kebudayaan Budaya Organisasi Dan Peran
Republik Indonesia Nomor 76 Auditor Internal Terhadap
Tahun 2012, tentang Petunjuk Pencegahan Kecurangan Dengan
Teknis Pengunaan dan Pelaksanaan Sistem Pengendalian
Pertangungjawaban Keuangan dana Internal Sebagai Variabel
Bantuan Operasional Sekolah Intervening, Jurnal Politektik Caltex
Tahun 2013. Jakarta Riau. Vol. 8, No. 1, hal: 67-76