Você está na página 1de 118

DAFTAR NAMA PENGGANTI

NAMA SMAN/SMKN/SMPN/SDN
DI KABUPATEN PURWAKARTA

Oleh:
Prof. Dr. Nina Herlina Lubis, M. S.
Dr. Undang Ahmad Darsa, M. Hum.
Miftahul Falah, M. Hum.
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Illahi Rabbi, akhirnya kami dapat memenuhi


permintaan dari Bapak Bupati Purwakarta, H. Dedi Muliyadi, untuk memberikan
nama-nama tokoh sejarah dari Tatar Sunda untuk nama-nama sekolah negeri,
mulai dari SMA, SMK, SMP hingga SD.
Nama-nama ini diambil dari sumber-sumber sejarah yang ada: untuk masa
Kerajaan Tarumanegara dan Kerajaan Sunda/Galuh (abad ke 5 sampai dengan
abad ke-16) diambil dari prasasti dan naskah (historiografi tradisional) Namun
harus diiformasikan, nama-nama yang diambil dari naskah ini ada yang belum
bisa diverifikasi secara historis, terutama nama-nama tokoh yang masa hidupnya
jauh dari masa ditulisnya naskah, sehingga nama tokoh tersebut dapat
dikategorikan sebagai tokoh legenda.
Selain itu, karena diperlukan nama-nama tokoh sejarah cukup banyak (619
nama), maka nama-nama juga diambil dari nama-nama tokoh yang berasal dari
arsip kolonial, terutama untuk nama tokoh-tokoh yang pernah menjadi patih,
bupati, jaksa, dan wedana yang menjabat semasa Pemerintah Hindia Belanda.
Untuk memudahkan penamaan, nama-nama untuk sekolah yang berada di
satu kecamatan, diambil dari satu wilayah. Misalnya nama-nama sekolah di
Kecamatan Plered diambil dari nama tokoh-tokoh sejarah di Kuningan, nama-
nama sekolah di Kecamatan Pondoksalam, diambil dari nama-nama tokoh sejarah
di Majalengka, dan sebagainya.
Semoga kajian ini dapat dimanfaatkan.

Ketua Tim,

Prof. Dr. Nina Herlina Lubis, M. S.

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................. ii

DAFTAR ISI .................................................................................................. iii

PENDAHULUAN ......................................................................................... 1

DAFTAR NAMA PENGGANTI NAMA SMAN/SMKN/

SMPN/SDN DI KABUPATEN PURWAKARTA ...................................... 7

A. Sekolah Menengah Atas Negeri ................................................................ 7

B. Sekolah Menengah Kejuruan Negeri .......................................................... 13

C. Sekolah menengah Pertama Negeri ............................................................ 17

D. Sekolah Dasar Negeri ................................................................................. 48

DAFTAR SUMBER ...................................................................................... 113

iii
PENDAHULUAN

Bupati Purwakarta, H. Dedi Mulyadi, bermaksud menamai sekolah-

sekolah yang ada di Kabupaten Purwakarta dengan nama tokoh-tokoh sejarah

yang pernah ada di Tatar Sunda. Maksud penamaan ini adalah untuk

menghilangkan persaingan tidak sehat antar sekolah, karena adanya sekolah

favorit dan non-favorit.

Penamaan sekolah dengan nama-nama tokoh sejarah Tatar Sunda ini

diambil dari berbagai sumber yaitu buku sejarah lokal yang telah kami terbitkan,

antara lain Sejarah Jawa Barat (2001/2013), Sejarah Kerajaan Talaga (2012),

Sejarah Kabupaten Sumedang dari Masa ke Masa (2008), Sejarah Kabupaten

Lebak (2006), Sejarah Kabupaten Karawang (2011), Sejarah Kerajaan Sunda

(2013), Sejarah Kabupaten Ciamis (2005/2013), Sejarah Kota-Kota Lama di

Jawa Barat (2000/2013) Kabupaten Kuningan dari Masa ke Masa (2014);

laporan penelitian yang belum kami terbitkan, antara lain Peradaban Karawang

pada masa Kerajaan Tarumanagara dan Kerajaan Sunda (2011), Dari Talaga

Hingga Kabupaten Majalengka (2014), dan Sejarah Provinsi Banten (2014).

Beberapa karya ilmiah (tesis atau disertasi) atau buku karya sejarawan

dari Universitas Padjadjaran juga kami jadikan sebagai rujukan, antara lain Bupati

R. A. A. Martanagara; Studi Kasus Elite Birokrasi Pribumi di Kabupaten

Bandung (Nina H. Lubis, Tesis, 1990), Kehidupan Kaum Menak Priangan, 1800-

1942 (Nina H. Lubis, 1998), Garoet Kota Intan; Sejarah Lokal Kota Garut sejak

Zaman Kolonial hingga Masa Kemerdekaan (Kunto Sofianto, 2001).Cianjur:

1
Antara Priangan dan Buitenzorg; Sejarah Cikal Bakal Cianjur dan

Perkembangannya hingga 1942 (Reiza D. Dienaputra, 2004), Sejarah

Majalengka; Sindangkasih – Madja – Majalengka (N. Kartika, 2008), Kota

Bogor; Studi tentang Perkembangan Ekologi Kota pada Abad Ke-19 hingga Abad

Ke-20 (Mumuh Muhsin, 2010), dan Sejarah Kota Tasikmalaya, 1820 – 1942

(Miftahul Falah, 2010). Selain buku, karya ilmiah, dan laporan penelitian, kami

pun menggunakan Naskah Sunda, baik naskah yang telah diterbitkan menjadi

buku atau naskah yang baru diteliti oleh filolog, sebagai bahan rujukan antara lain

Carita Parahyangan, Fragmen Carita Parahyangan, Babad Cirebon Edisi

Brandes, Kropak 632 dari Kabuyutan Ciburuy, Carita Ratu Pakuan, Carita

Purwaka Caruban Nagari, Naskah Sajarah Banten, Wawacan Sajarah Galuh,

Babad Sukapura, Sajarah Sukapura, Babad Tanah Pasundan, dan Carita Dipati

Ukur.

Kami pun menggunakan beberapa buku dan dokumen resmi Pemerintah

Hindia Belanda di luar yang telah kami sebutkan, antara lain Priangan; de

Preanger-Regentschappen onder het Nederlandsch Bestuur tot 1811 (F. de Haan,

1910-1912), Geschiedenis der Preanger Regentschappen; Kort Overzigt (R. A.

Kern, 1898), Talaga; Tetelar Sajarah nu teu Dipirosea (Rais Purwacarita, 2009),

Regeringsalmanak voor Nederlandsch-Indië, Almanak Soenda, dan sebagainya.

Nama raja-raja yang pernah ada yaitu dari Kerajaan Tarumanegara (abad

ke-5 sampai abad ke-7), Kerajaan Sunda dan Galuh (abad ke-8 sampai abad ke-

16), Kesultanan Cirebon (mulai akhir abad ke-15) dan Kesultanan Banten (mulai

awal abad ke-16) serta kerajaan-kerajaan kecil (kerajaan wilayah/vasal dari

2
Kerajaan Sunda) seperti Kerajaan Talaga (abad ke-15-17) dan Kerajaan Tembong

Agung (abad ke-15-16). Namun tidak semua nama raja itu memiliki bukti historis

kuat, dan hanya disebut dalam historiografi tradisional (naskah lama) .

Untuk nama SMA Negeri dan SMK Negeri dipakai nama raja-raja yang

benar-benar tertulis dalam sumber primer seperti prasasti dan naskah sejaman.

Sedangkan nama raja-raja lainnya, dipakai untuk nama SMP Negeri. Akan tetapi,

beberapa SMPN tidak memakai nama raja, melainkan nama menak karena tidak

semua raja yang diketahui oleh masyarakat dapat dipertanggungjawabkan secara

ilmiah.

Jumlah sekolah negeri yang ada di Kabupaten Purwakarta cukup banyak,

yaitu SMA Negeri ada 17 buah, SMK Negeri ada 15 buah, SMP Negeri ada 157

buah dan SD Negeri ada 429 buah, total 618 buah. Nama raja-raja yang penah

ada tidak cukup untuk menamai seluruh sekolah. Apalagi nama raja yang dikenal

memiliki perilaku terpuji tidak kami pakai. Oleh karena itu, diambil nama kerabat

raja-raja tersebut, seperti isteri, anak, atau adik raja yang tercatat dalam sumber.

Selain itu, diambil juga nama patih atau pejabat kerajaan yang juga tercatat dalam

naskah. Selanjutnya diambil juga nama para bupati, patih, jaksa, dan wedana

terutama dari masa kolonial. Para menak ini kami pandang layak diajukan karena

mereka memiliki hubungan kekerabatan dengan raja-raja Sunda sebelumnya.

Agar sistematis, penamaan sekolah untuk SMP dan SD karena jumlahnya

banyak, diklasifikasi per kecamatan sesuai dengan nama tokoh sejarah per

kabupaten. Sebagai ilustrasi, khusus untuk SMP Negeri yang berlokasi di wilayah

Kecamatan Purwakarta, kami ajukan nama bupati, patih, jaksa, dan wedana di

3
lingkungan Kabupaten Karawang. Ini kami lakukan mengingat sebelum menjadi

kabupaten mandiri, Purwakarta merupakan bagian dari Kabupaten Karawang.

Demikian juga dengan SMP Negeri yang terletak di Kecamatan Maniis, kami

ajukan nama-nama menak dari Kabupaten Cianjur untuk dijadikan sebagai nama

SMP Negeri. Pertimbangannya karena kecamatan ini berbatasan langsung dengan

Kabupaten Cianjur. SMP Negeri yang berlokasi di Kecamatan Babakancikao,

Bungursari, Campaka, Pasawahan, Jatiluhur, Sukatani, Sukasari, Tegalwaru, dan

Plered diambil dari nama-nama Raja Sunda beserta kerabatnya (istri, anak, adik,

atau menantu). Sementara itu, SMP Negeri yang berlokasi di Kecamatan-

Kecamatan: Pondoksalam, dan Wanayasa kami menggunakan nama-nama raja

dari Kerajaan Talaga (kerajaan wilayah/vasal Kerajaan Sunda kemudian

Kesultanan Cirebon). Adapun SMP Negeri yang berlokasi di Kecamatan-

Kecamatan: Kiarapedes dan Cibatu kami menggunakan nama raja dan wedana

bupati dari Kerajaan Sumedanglarang/Kabupaten Sumedang. Sementara nama-

nama Sultan Banten, Sultan Cirebon, dan Raja Galuh setelah Kerajaan Sunda

runtuh tahun 1579, kami pergunakan untuk menamai SMP Negeri yang berlokasi

di Kecamatan Bojong dan Kecamatan Darangdan.

Hal yang sama, kami berlakukan untuk Sekolah Dasar (SD) Negeri

sehingga satu rundayan menak dari satu kabupaten atau afdeeling (zaman

Belanda) kami pergunakan sebagai nama SD Negeri yang berlokasi di satu atau

dua kecamatan yang bertetangga, kecuali beberapa SD Negeri yang berlokasi di

Kecamatan Purwakarta (kami gunakan nama Raja Sunda atau kerabatnya yang

tercatat dalam Naskah Sunda Kuno). Ini terjadi karena ketidaksesuaian antara

4
jumlah SD dan jumlah menak yang akan kami pergunakan yang berasal dari satu

kabupaten/afdeeling yang sama. Sebagai gambaran, SD Negeri di Kecamatan

Purwakarta selain menggunakan nama Raja-Raja Sunda, juga kami pergunakan

nama-nama menak dilingkungan Kabupaten Karawang, dan Kabupaten

Galuh/Ciamis. Untuk SD Negeri yang berlokasi di Kecamatan Babakancikao,

Bungursari, Campaka, dan Pasawahan, kami menggunakan nama-nama bupati

dan menak dari Kabupaten Galuh/Ciamis, Kabupaten Sukapura/Tasikmalaya, dan

Kabupaten Limbangan/Garut. Nama SD Negeri yang berlokasi di Kecamatan

Jatiluhur, Sukatani, Sukasari, Tegalwaru, Plered, Pondoksalam, Wanayasa, dan

sebagian Kiarapedes, kami pergunakan nama menak dari Kabupaten

Limbangan/Garut dan nama-nama Sultan Banten serta menak dari kabupaten di

wilayah bekas Kesultanan Banten (Lebak, Pandeglang, Caringin, Anyer), nama-

nama Sultan Cirebon (termasuk Kasepuhan, Kanoman, Kacirebonan, Kaprabon

Cirebon), nama-nama penguasa atau menak di kabupaten di wilayah bekas

Kesultanan Cirebon (Kabupaten Cirebon, Kuningan, Indramayu, dan Majalengka.

Sebagian SD Negeri yang berlokasi di Kecamatan Kiarapedes dan

seluruh SD Negeri di Kecamatan Cibatu, kami pergunakan nama bupati atau

menak dari Kabupaten Bandung. Sementara itu, SD Negeri yang berlokasi di

Kecamatan Bojong, kami ambil dari nama-nama Bupati atau menak Kabupaten

Sumedang. Nama-nama bupati dan menak dari wilayah Afdeeling Buitenzorg

(Bogor, Sukabumi, Cianjur), kami pergunakan untuk menamai SD Negeri yang

berlokasi di Kecamatan Darangdan dan Maniis.

5
Demikian pertanggungjawaban ilmiah kami mengenai penggunaan nama

raja, raja wilayah, bupati, patih, dan menak di wilayah Tatar Sunda untuk

dipergunakan sebagai nama sekolah mulai dari jenjang SMA Negeri/SMK Negeri,

SMP Negeri, dan SD Negeri di Kabupaten Purwakarta. Nama-nama tokoh sejarah

Tatar Sunda itu kami ajukan setelah melalui berbagai pertimbangan, antara lain

jasanya, perilakunya, dan kharismanya. Semoga jejak mereka pada masa lampau

memberikan inspirasi bagi generasi muda, khususnya anak-anak didik di

Kabupaten Purwakarta.

6
DAFTAR NAMA PENGGANTI NAMA SMAN/SMKN/SMPN/SDN DI KABUPATEN PURWAKARTA

A. Sekolah Menengah Atas Negeri

Keterangan
No. Nama Sekolah Nama Raja
(Raja-Raja Sunda/Galuh/Tarumanagara)

1. SMAN 1 Purwakarta Sri Baduga Maharaja Anak Ningratkanaca atau Dewaniskala dan cucu Prabu Niskalawastu
Kancana. Ia memerintah selama 39 tahun dan berhasil menyatukan kerajaan
Sunda Pakuan dan Galuh sehingga menjadi Mahārāja Sunda dan Galuh atau
Maharaja Pajajaran yang dikenal sebagai Prabu Siliwangi. Kerajaannya juga
disebut Pajajaran disesuaikan dengan nama ibu kota, yakni Pakuan Pajajaran
(Prasasti Batutulis, Prasasti Kebantenan). Ia juga dikenal dengan nama Sang
Ratu Jayadewata alias Sri Baduga Maharaja Ratu Haji di Pakuan Pajajaran
dan setelah meninggal dunia dikenal dengan sebutan sang mwakta ring
Rancamaya
2. SMAN 2 Purwakarta Prabu Niskalawastu Kancana Memerintah selama 104 tahun, menjadi penguasa Kerajaan Galuh dan Sunda
(Prasasti Kawali, Prasasti Kebantenan, Prasasti Batutulis). Berhubung putera
Prabu Maharaja itu baru berusia 7 tahun ketika ditinggal wafat, maka untuk
sementara kekuasaan dipegang oleh adik mendiang, yaitu Patih Mangkubumi
Suradipati yang berkuasa di wilayah Jampang saat itu, bergelar Sang Prabu
Bunisora, dikenal sebagai sang mokténg Gegeromas (1357-1371 M)

7
Keterangan
No. Nama Sekolah Nama Raja
(Raja-Raja Sunda/Galuh/Tarumanagara)

3. SMAN 3 Purwakarta Sri Jayabhūpati Dalam Prasasti Sanghyang Tapak I No. D.98 disebut sebagai “paduka haji ri
Sunda” atau Maharaja Sunda. Nikah dengan: (1) Dewi Wulansari, adik Dewi
Laksmi istri Prabhū Erlangga, berputra: Prabhu Dharmmarāja, Senapati
Suryalaga, wanita yang diperistri seorang pembesar wilayah Pulau Bali, dan
wanita juga yang diperistri seseorang dari Jawa Timur; (2) Dewi
Suddhīswari dari Sriwijaya, berputra: Sang Wirakusuma dan Wikramajaya;
(3) Bhatari Prethiwi, putri Resiguru Dharmmasatyadewa, berputra Bhatara
Hyang Purnawijaya. Bhatari Prethiwi, putri Prabhūresi Dharmmasatyadewa
4. SMAN Bungursari Pangeran Cakrabuana alias Menurut sumber tradisi, Pangeran Cakrabuana merupakan salah seorang
Raden Walangsungsang anak Prabu Siliwangi dari istrinya yang bernama Nyai Subanglarang. Ia
dikenal juga dengan sebutan Raden Walangsungsang yang setelah ibunya
mangkat meninggalkan istana karena dirinya sudah memeluk Islam.
5. SMAN Campaka Raden Kian Santang Menurut sumber tradisi, Raden Kian Santang adalah putra Prabu Siliwangi
yang sudah beragama Islam. Tokoh ini sangat legendaris. Dalam Naskah
tradisional, Raden Kian Santang, tokoh ini dikenal juga sebagai Sunan
Rohmat Suci atau Sunan Godog.
6. SMAN Cibatu Prabu Déwaniskala atau Putra Prabhu Niskalawastu Kancana dari istrinya yang bernama Dewi
Ningratkancana Mayangsari. Memerintah selama 7 tahun menjadi Raja Galuh. Dalam CP, ia
bergelar Tohaan di Galuh, sedangkan di dalam piagam Kebantenan Bekasi
no. E42a-b, ia bergelar Rahiyang Ningrat Kancana. Adapun dalam prasasti
Batutulis Bogor, ditulis bahwa Rahiyang Dewa Niskala ialah yang wafat di
Guna Tiga, tetapi Tohaan di Galuh yang tercantum dalam Carita
Parahiyangan itu wafat di Gunung Tiga.

8
Keterangan
No. Nama Sekolah Nama Raja
(Raja-Raja Sunda/Galuh/Tarumanagara)

7. SMAN Wanayasa Prabu Ningratwangi Anak Ningratkancana, adik Sri Baduga Maharaja. Berputra di antaranya:
Prabhu Jayaningrat dan Sang Mantri Brataningrat. Ia mangkat pada waktu
berhadapan dengan kesatuan bersenjata Pakungwati Cirebon. Memerintah
selama 19 tahun menjadi Raja Wilayah Galuh.
8. SMAN Pasawahan Prabhū Jayaningrat Putra Ningratkancana yang menggantikan kedudukan kakaknya, Prabu
Ningratwangi, sebagai raja wilayah di Galuh. Berkuasa selama 27 tahun.
9. SMAN Jatiluhur Maharaja Tarusbhawa Ia digantikan oleh suami cucunya, yaitu Rahiyang Sanjaya atau Maharaja
Harisdharmma Bhimaparakarma Prabhu Maheśwara Sarwwajita
Yuddhanipunajaya, yang menjadi raja Sunda dan Galuh
10. SMAN 1 Sukatani Maharaja Harisdharma atau Raja Galuh ini dikenal juga dengan nama Rahyang Sanjaya, putra Sang
Rahyang Sanjaya Senna hasil pernikahannya dengan Dewi Sannaha. Namanya disebut juga
dalam Prasasti Canggal (732 Masehi). Menurut Carita Parahyangan, ia
menjadi Maharaja Galuh dan Sunda selama 9 tahun. Kedudukannya sebagai
Maharaja Galuh dan Sunda, digantikan oleh putranya yang bernama
Rahiyang Tamperan atau Sang Mokteng Rana
11. SMAN 2 Sukatani Prabu Gilingwesi Cucu Sang Manarah, yaitu Raja yang memerintah Kerajaan Galuh selama 80
tahun.
12. SMAN Tegalwaru Prabhū Ratudéwata Putra Prabhu Surawisesa. Ia beristrikan Déwi Sekarkedaton, adik Adhipati
Wiratala alias Ratu Sanghyang; keduannya putra Adhipati Surakreta. Ia
menjadi Maharaja Kerajaan Pajajaran selama 8 tahun.

9
Keterangan
No. Nama Sekolah Nama Raja
(Raja-Raja Sunda/Galuh/Tarumanagara)

13. SMAN Darangdan Sang Prabhūşakti Sang Menantu Prabhū Ratudéwata yang mangkat di Pangpelangan. Ia menjadi
Mangabatan Maharaja Kerajaan Pajajaran selama 8 tahun.
14. SMAN Maniis Pangeran Angkawijaya alias Putra sulung Ratu Pucuk Umun dengan Pangeran Santri. Menggantikan
Pangéran Geusan Ulun kedudukan ibunya sebagai penguasa Kerajaan Sumedanglarang dengan gelar
Sumedang Prabu Geusan Ulun. Dirinya menyatakan sebagai penerus kekuasaan Raja-
Raja Sunda setelah mendapat mahkota emas Kerajaan Sunda dari empat
orang kandaga lante Kerajaan Sunda, yaitu Sanghiang Hawu (Sayanghawu)
atau Jayaperkasa, Batara Dipati Wiradidjaja (Nangganan), Sanghiang
Kondanghapa, dan Batara Pancar Buana Terongpeot. Wilayah bekas
Kerajaan Sunda kemudian dijadikan sebagai wilayah kekuasaan Prabu
Geusan Ulun. Pada masa kekuasaannya, terjadi konflik dengan Cirebon yang
mengakibatkan wilayah Sindangkasih menjadi wilayah kekuasaan
Kesultanan Cirebon. Akibat konflik itu, pusat kerajaan pun dipindahkan dari
Kutamaya ke Gunung Rengganis yang kemudian dikenal dengan nama
Dayeuh Luhur. Prabu Geusan Ulun merupakan raja terakhir dari Kerajaan
Sumedanglarang. Ia nikah kepada: (1) Nyai Mas Gedengwaru, berputra
Pangeran Dipati Ranggagede; (2) Nyai Mas Ratu Harisbhaya, berputra empat
orang: Pangeran Arya Suryadiwangsa, Pangeran Tumenggung Tegalkalong,
Raden Rangga Nitinagara, dan Raden Arya Wiraraja Pertama.

10
Keterangan
No. Nama Sekolah Nama Raja
(Raja-Raja Sunda/Galuh/Tarumanagara)

15. SMAN Sukasari Prabu Haur Koneng Cerita tradisi mengisahkan bahwa ia adalah anak Prabu Pucuk Umum hasil
pernikahannya dengan Kembang Tanjung. Prabu Haur Kuning merupakan
penguasa Kerajaan Galuh pada masa Kerajaan Sunda menjelang
keruntuhannya. Ia memiliki tiga orang putra, yaitu Maharaja Upama
(Kalipucang), Maharaja Sanghyang Cipta di Galuh (Cimaragas), dan
Sareuseupan Agung atau Anggalarang (Pananjung/Cijulang).
16. SMAN Plered Prabu Anggalarang Menurut cerita, ia merupakan anak Prabu Haur Koneng yang mendirikan
Kerajaan Pananjung di Pangandaran. Kerajaan Pananjung tidaklah berumur
panjang karena hancur diserang oleh bajak laut (bajo atau andar-andar)
17. SMAN Babakan Cikao Maharaja Purnawarman Raja Kerajaan Tarumanagara. Dalam Prasasti Pasir Koleangkak diceritakan
bahwa Paurnawarman seorang raja yang “Gagah, mengagumkan, dan jujur
terhadap tugasnya adalah pemimpin manusia yang tiada taranya--yang
termasyhur Sri Purnawarman--yang sekali waktu (memerintah) di Taruma
dan baju zirahnya yang terkenal (=warman) tidak dapat ditembus senjata
musuh. Ini adalah sepasang tapak kakinya, yang senantiasa berhasil
menggempur kota-kota musuh, hormat kepada para pangeran, tetapi
merupakan duri dalam daging bagi musuh-musuhnya”.

11
B. Sekolah Menengah Kejuruan Negeri

Keterangan
No. Nama Sekolah Nama Raja
(Raja-Raja Sunda/Cirebon/Banten/ Sumedanglarang/Talaga)

1. SMKN 1 Purwakarta Prabhū Surawişésa Ketika masih berstatus sebagai putra mahkota, Ratu Samiam dikirim oleh
ayahnya, Sri Baduga Maharaja, menemui Alfonso de’Albuquerque
(Portugis) yang berkuasa di Malaka pada 1512. Dia ke Malaka untuk
menjajagi kerja sama Pajajaran – Portugis untuk mempertahakan kerjaan dari
ancaman Demak-Cirebon. Pada saat Portugis merealisasikan kerja sama itu,
Ratu Samiam telah menjadi Maharaja Pajajaran dengan gelar Prabhū
Surawişésa. Ia memerintah Kerajaan Pajajaran selama 14 tahun.
2. SMKN 2 Purwakarta Nyi Subanglarang Salah seorang istri Prabu Siliwangi. Menurut cerita, Nyi Subanglarang
merupakan santri Syekh Quro penyebar Islam paling awal di Tatar Sunda. Ia
adalah anak Ki Gedeng Tapa, penguasa Kerajaan Singapura, kota pelabuhan
di sebelah utara Muarajati Cirebon.
3. SMKN 3 Purwakarta Prabhū Maharaja Dikenal dengan nama Prebuwangi. Ia nikah dengan Dewi Laralisning, putri
Linggabhuwana Prabhu Aryya Kulon, berputra: Dewi Citraresmi alias Dyah Pitaloka dan
Niskalawastu Kancana. Memerintah di Kerajaan Sunda-Galuh selama 7
tahun. Ia gugur dalam peristiwa Pasunda-Bubat sehingga dikenal juga
dengan julukan Sang Mokteng Bubat.
4. SMKN Plered Nyi Rarasantang Putra Prabu Siliwangi dari pernikahannya dengan Nyi Subanglarang. Ketika
menunaikan ibadah haji di Mekkah, ia dinikahi oleh Syarif Abdullah, Sultan
Mesir. Dari pernikahannya itu, lahir dua orang anaknya yang bernama Syarif
Hidayatullah dan Syarif Arifin. Syarif Hidayatullah kemudian menjadi
penyebar Islam di Jawa sekaligus pendiri dan penguasa di Kesultanan
Cirebon. Sementara Syarif Arifin menggantikan kedudukan ayahnya sebagai
Sultan Mesir.

12
Keterangan
No. Nama Sekolah Nama Raja
(Raja-Raja Sunda/Cirebon/Banten/ Sumedanglarang/Talaga)

5. SMKN Bojong Sunan Gunung Jati Seorang tokoh, guru, dan penyebar agama (wali), serta penegak kekuasaan
Islam pertama di wilayah Tatar Sunda. Ia diyakini sebagai pendiri dinasti
raja-raja Cirebon dan Banten. Syarif Hidayatullah dilahirkan di Mekah
(tanah Arab) dari ibu seorang keturunan raja Sunda (Prabu Siliwangi)
bernama Nyi Rarasantang yang dikenal pula dengan sebutan Syarifah
Mudaim dan ayahnya yang bernama Syarif Abdullah atau Sultan Mahmud,
Sultan Mesir. Tahun 1479 dinobatkan sebagai Tumenggung oleh Pangeran
Cakrabuawana yang memerintah Cirebon dari Keraton Pakungwati. Tahun
1482, Syraif Hidayatullah menyatakan bahwa Cirebon berstatus sebagai
sebuah kesultanan. Selain itu, ia merupakan penyebar Islam di daerah Banten
yang kemudian menikahi putri penguasa Banten Girang dan memiliki anak
bernama Hasanudin. Anaknya meneruskan kekuasaannya setelah Syarif
Hidayatullah kembali ke Cirebon
6. SMKN Cibatu Maulana Hasanudin Anak Sunan Gunung Jati, penerus Islamisasi Banten. Berhasil mengalahkan
Prabu Pucuk Umun dan memindahkan pusat pemerintahan Banten dari
Wahanten Girang ke Banten Lama. Di sini kemudian dibangun Keraton
Surosowan. Dalam Naskah Sajarah Banten, dipandang sebagai pendiri
Kesultanan Banten karena berhasil menjadikan Banten sebagai kerajaan yang
mandiri, terlepas dari pengawasan Kesultanan Demak.
7. SMKN 1 Sukatani Maulana Yusuf Anak pertama Maulana Hasanudin, cucu Sultan Trenggono (Demak).
Berhasil menghancurkan Keraton Kerajaan Sunda di Pakuan Pajajaran tahun
1579 dengan bantuan Cirebon. Perekonomian maju karena berhasil
membuka areal persawahan baru dan perdagangan semakin maju.

13
Keterangan
No. Nama Sekolah Nama Raja
(Raja-Raja Sunda/Cirebon/Banten/ Sumedanglarang/Talaga)

8. SMKN 2 Sukatani Sultan Ageng Tirtayasa Cucu Sultan Abul Mufakhir Mahmud Abdulkadir. Sultan Ageng Tirtayasa
merupakan seorang ahli strategi perang, menaruh perhatian yang besar pada
perkembangan pendidikan agama Islam dengan mendatangkan guru-guru
agama dari Arab, Aceh, dan daerah lainnya. Salah seorang guru agama
tersebut ialah seorang ulama besar dari Makassar, yaitu Syekh Yusuf, yang
kemudian dijadikan mufti agung dan menantu Sultan Ageng Tirtayasa.
Menolak monopoli VOC dan mengembangkan hubungan dagang dengan
negara-negara Eropa sehingga menjadi ancaman serius bagi kepentingan
VOC di Nusantara. Meluaskan daerah pengaruh Banten sampai ke Cirebon
untuk menahan ekspansi Mataram. Berhasil membawa Kesultanan Banten ke
puncak kejayaannya. Menjadi musuh besar VOC yang baru bisa dikalahkan
oleh VOC dengan memanfaatkan konflik antara dirinya dengan anaknya,
Sultan Haji.
9. SMKN Bungursari Prabu Guru Aji Putih Dipercaya sebagai pendiri Kerajaan Tembong Agung, cikal bakal Kerajaan
Sumedanglarang. Kerajaan Tembong Agung berpusat di Leuwihideung,
sebuah desa yang kini berada di Kecamatan Darmaraja. Dalam Carita
Parahyangan, ia bersaudara dengan Prabu Sri Baduga Maharaja (Raja Sunda
yang berkedudukan di Pakuan Pajajaran). Prabu Guru Aji Putih dipercaya
sebagai leluhur masyarakat Sumedang dan hingga sekarang makamnya
masih digunakan sebagai tempat ziarah baik untuk menyampaikan nazar
naupun meminta berkah.

14
Keterangan
No. Nama Sekolah Nama Raja
(Raja-Raja Sunda/Cirebon/Banten/ Sumedanglarang/Talaga)

10. SMKN Campaka Prabu Tajimalela Menurut historiografi tradisional, Batara Tuntang Buana merupakan tokoh
yang mengganti nama Kerajaan Tembong Agung menjadi Kerajaan
Sumedanglarang. Setelah nama kerajaan berubah, dirinya berganti nama
menjadi Prabu Taji Malela. Pusat kerajaan masih Darmaraja. Prabu Taji
Malela, selain pendiri Kerajaan Sumedanglarang, juga raja yang
menciptakan ilmu kasumedangan.
11. SMKN Kiarapedes Prabu Lembu Agung Menggantikan kedudukan ayahnya (Prabu Tajimalela) sebagai penguasa
Kerajaan Tembong Agung/Sumedanglarang. Akan tetapi, ia meninggalkan
tahta kerajaan karena lebih memilih sebagai resi/petapa
12. SMKN Jatiluhur Prabu Gajah Agung Menjadi penguasa Sumedanglarang menggantikan kedudukan kakaknya
(Prabu Lembu Agung). Pada masa kekuasaannya, pusat kerajaan
dipindahkan ke Ciguling (sekarang masuk wilayah Desa Pasanggarahan,
Kec. Sumedang Selatan).
13. SMKN Tegalwaru Prabu Darmasuci Menurut cerita, ia merupakan keturunan Batara Gunung Picung yang
dipandang sebagai pupuh penguasa Talaga. Dalam versi lain, Prabu
Darmasuci merupakan keturunan keenam dari Prabu Darmarehe, anak Raden
Purbasari (putri Ciung Wanara) hasil pernikahannya dengan Guruminda
(Lutung Kasarung). Jadi, menurut versi ini, Prabu Darmasuci merupakan
cucu Ciung Wanara. Prabu Darmasuci dipandang sebagai orang yang
mendirikan padepokan yang menjadi cikal bakal Kerajaan Talaga, salah satu
kerajaan wilayah (vasal) Kerajaan Sunda

15
Keterangan
No. Nama Sekolah Nama Raja
(Raja-Raja Sunda/Cirebon/Banten/ Sumedanglarang/Talaga)

14. SMKN Maniis Sunan Talagamanggung Anak Kedua Prabu Darmasasuci, Raja Pertama Kerajaan Talaga. Dalam
versi lain dikenal dengan nama Prabu Darmasuci II. Kerajaan Talaga
mencapai puncak keemasannya karena rakyatnya makmur dan kerajaan
aman tenteram. Keratonnya di sekitar Situ Sangiang. Sunan
Talagamanggung ngahyang beserta keratonnya karena pengkhianatan
Palembanggunung, menantunya.
15. SMKN Darangdan Ratu Simbar Kancana Anak kedua Sunan Talagamanggung. Menggantikan kedudukan suaminya,
Palembanggunung, yang menjadi otak pembunuhan ayahnya. Anak pertama
Sunan Talagamanggung, Raden Panglurah memilih menjadi petapa daripada
menjadi Raja Talaga. Keratonnya terletak di sekitar Walangsuji.

16
C. SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI
I. KECAMATAN PURWAKARTA

KETERANGAN
No. Nama Sekolah Nama Bupati
(Kabupaten Karawang/Purwakarta)

1. SMPN 1 Purwakarta R.A.Kertabumi V atau R. A. Diangkat sebagai Bupati Karawang oleh Sultan Mataram tahun 1633
Singaperbangsa IV bersama-sama dengan Aria Wirasaba. Mereka masing-masing
berkedudukan di Waringin Pitu dan Tanjungpura. Pengangkatan ini
dipandang sebagai titik awal berdirinya Kabupaten Karawang. Pada
awal terbentuknya Kabupaten Karawang, terjadi konflik antara R. A.
Kertabumi, Panembahan Karang, dan Aria Wirasaba. Dalam konflik
tersebut, Panembahan Karang dan R. A. Kertabumi V terbunuh. Akan
tetapi, VOC tidak mengangkat bupati dari keturunan Panembahan
Karang maupun Aria Wirasaba, melainkan anak R A. Kertabumi IV.
2. SMPN 2 Purwakarta Raden Anom Wirasuta atau Raden Anom Wirasuta diangkat sebagai Bupati Karawang
R.A.A Panatayuda I menggantikan kedudukan ayahnya dengan gelar Raden Adipati
Panatayuda I dan berkedudukan di Pangkalan. Gelar Panatayuda
kemudian dipakai oleh bupati-bupati Karawang berikutnya.
3. SMPN 3 Purwakarta Raden Jayanegara atau R.A.A. Raden Jayanegara diangkat menjadi Bupati Karawang menggantikan
Panatayuda II kedudukan ayahnya dengan gelar R.A.A. Panatayuda II. Ia menjadi
Bupati Karawang selama sepuluh tahun.
4. SMPN 4 Purwakarta Raden Singanegara atau Ia menggantikan kedudukan ayahnya sebagai Bupati Karawang dengan
R.A.A.Panatayuda III gelar R. A. A. Panatayuda III dan memerintah sampai tahun 1752.

17
KETERANGAN
No. Nama Sekolah Nama Bupati
(Kabupaten Karawang/Purwakarta)

5. SMPN 5 Purwakarta R.M.Soleh atau Raden Mas Balon menggantikan kedudukan ayahnya sebagai Bupati
R.A.A.Panatayuda IV Karawang dengan gelar R. A. A. Panatayuda IV.
6. SMPN 6 Purwakarta Dalem Suro atau Kekuasaan R. A. A. Panatayuda IV di Kabupaten Karawang
R.A.A.Singosari Panatayuda berlangsung sampai tahun 1786. Jabatan bupati tidak diberikan kepada
anaknya, melainkan diserahkan kepada keponakannya yang bernama
Raden Singasari Panatayuda. Ia diberhentikan sebagai Bupati
Karawang karena dipandang kurang cakap dan kemudian diangkat
sebagai Bupati Brebes. Kabupaten Karawang langsung berada di
bawah kontrol VOC karena sampai kekuasaan pindah ke Pemerintah
Hindia Belanda, di Kabupaten Karawang tidak ada yang menjadi
Bupati. Pada masa kekuasaan Daendels, hak Bupati Karawang bagi
keturunan Singaperbangsa III atau Panatayuda I dicabut.
7. SMPN 7 Purwakarta Raden Adipati Sastradipura Bupati Karawang yang sezaman dengan kekuasaan Raffles. Sebelum
menjabat bupati, ia berkedudukan sebagai Cutak Karawang.
8. SMPN 8 Purwakarta Raden Dalem Santri atau Raden Bupati Karawang yang berasal dari Bogor. Ia memindahkan ibu kota
Adipati Surianata I Kabupaten Karawang ke Wanayasa karena dipandang lebih strategis
dibandingkan dengan Karawang
9. SMPN 9 Purwakarta R.H.M.Syirod R.A.Suriawinata Jabatan bupati kemudian dipegang oleh Raden Adipati Suriawinata II.
II atau Raden Dalem Solawat Setelah memegang jabatan bupati, ia memindahkan lagi ibu kota
Kabupaten Karawang ke Sindangkasih yang sekarang bernama
Purwakarta. Perpindahan ini disebabkan oleh keputusan Pemerintah
Hindia Belanda untuk menjadikan Wanayasa sebagai daerah khusus

18
KETERANGAN
No. Nama Sekolah Nama Bupati
(Kabupaten Karawang/Purwakarta)

perkebunan kopi. Selain itu, letak Purwakarta dipandang jauh lebih


strategis dibandingkan dengan Wanayasa karena terletak pada jalur
utama transportasi Batavia-Priangan. Sejak saat itu, ibu kota
Kabupaten Karawang berada di Purwakarta sampai tahun 1948 (seiring
dengan dipindahkan ibu kota Kabupaten Karawang ke kota Subang)
10. SMPN Terbuka 2 Raden Sastranegara Sebelum menjabat Bupati Karawang, dikenal sebagai R. M. Enoch.
Purwakarta
11. SMPN Terpadu 11 Raden Tumanggung Aria Bupati Karawang yang menggantikan kedudukan Raden Sastranegara.
Nagrikidul Sastradiningrat I Ia yang berjasa dalam membangun Masjid Agung Purwakarta,
Pendopo Purwakarta, dan Situ Buled.
12. SMPN Terpadu 12 Dalem Bintang R.Adikusumah Bupati Karawang yang mendapat pernghargan Bintang van Nassau
Ciseureuh atau R.A.A. Sastradiningrat II sehingga dikenal pula dengan sebutan Dalem Bintang.
13. SMPN Satu Atap Terpadu Raden Suriakusumah atau Ia menduduki jabatan bupati menggantikan kedudukan R.A.A.
Nagrikaler R.A.A.Sastradiningrat III Sastradiningrat II. Jabatan tersebut dijalani selama 25 tahun.
14. SMP Al Islam SWASTA
15. SMP Al Muhajirin SWASTA
16. SMP Ibnu Sina SWASTA
17. SMP Pasundan Purwakarta SWASTA
18. SMP Pgri Purwakarta SWASTA
19. SMP Yos Sudarso SWASTA
20. SMP 2 Al Muhajirin SWASTA

19
II. KECAMATAN BABAKANCIKAO

KETERANGAN
No. Nama Sekolah Nama Raja
(Raja-Raja/Istri/Anak Kerajaan Sunda)

21. SMPN 1 Babakancikao Dewi Sundhara Istri dari Batara Dhanghyangguru Wişuddha (putra Rakeyan Wuwus
dengan Dewi Kirana. Ia memiliki seorang putra bernama Prabu
Jayadrata
22. SMPN 2 Babakancikao Prabu Jayadrata Ia anak Batara Dhanghyangguru Wişuddha dan Dewi Sundhara. Ia pun
berstatus sebagai kakak ipar Rakeyan Limbur Kencana, putra Rakeyan
Kemuning Gading yang takhtanya direbut adiknya, yaitu Rakeyan
Jayagiri.
23. SMPN 3 Babakancikao Prabu Harimurti Putra Prabhu Jayadrata
24. SMPN Terbuka 2 Prabu Yuddhanāgara Ia dikenal juga dengan sebutan Sang Aria Galuh
Babakancikao
25. SMPN Terpadu Cilangkap Prabu Linggaşakti Jayawiguna Nikah dengan Dewi Rukmawati berputra Resiguru Dhrammasatya-
dewa dan Ratu Galuh, Dewi Sumbadra.
26. SMPN Satu Atap Terpadu Dewi Rukmawati Istri Prabu Linggaşakti Jayawiguna
2 Cigelam
27. SMP Al Barokah SWASTA
28. SMPS Satu Atap Plus SWASTA
Nurulhidayah

20
III. KECAMATAN BUNGURSARI

KETERANGAN
No. Nama Sekolah Nama Raja
(Raja-Raja/Istri/Anak Kerajaan Sunda)

29. SMPN 1 Bungursari Prabu Resiguru Dharmmasatya Berputra Putri Galuh Bhatari Prethiwi, menjadi istri Sri Jayabhūpti,
putra Prabhu Sanghyang Ageung.
30. SMPN 2 Bungursari Prabu Aryatunggalningrat
31. SMPN Terpadu Resiguru Batarahyang
Bungursari Purnawijaya
32. SMPN Satu Atap Terpadu Batari Hyang Janapati
1 Cibening
33. SMPN Satu Atap Terpadu Prabu Dharmmakusuma
3 Cikopo
34. SMP Tunas Bukit Indah SWASTA

21
IV. KECAMATAN CAMPAKA

KETERANGAN
No. Nama Sekolah Nama Raja
(Raja-Raja/Istri/Anak Kerajaan Sunda/Kuningan)

35. SMPN 1 Campaka Prabuguru Dharmmasiksa Menggantikan kedudukan mertuanya (Demunawan) sebagai raja
Saunggalah (Kuningan). Jabatannya itu dilepas seiring dengan
penobatan dirinya sebagai Raja Sunda menggantikan ayahnya, Prabu
Dharmakusuma.
36. SMPN 2 Campaka Rakéyan Saunggalah Dari Kropak 632 (naskah “Brandes” dari Ciburuy-Garut) dapat
diketahui bahwa tokoh Rajaputra tersebut adalah Sang Lumahing
Taman atau Prabu Ragasuci putra dari Rakeyan Darmasiksa.
Menggantikan kedudukan ayahnya sebagai penguasa Saunggalah
setelah ayahnya dinobatkan sebagai Raja Sunda. Ia pun menanggalkan
kedudukannya di Saunggalah karena dinobatkan sebagai Raja Sunda.
37. SMPN Terpadu 2 Cimahi Maharaja Citraganda Menggantikan kedudukan Ranghyang Saunggalah setelah ayahnya itu
dinobatkan sebagai raja Sunda dengan gelar Prabu Ragasuci.
38. SMPN Satu Atap Terpadu Maharaja Linggadéwata Berputra Sri Ratu Uma Lestari.
Cisaat

22
V. KECAMATAN PASAWAHAN

KETERANGAN
No. Nama Sekolah Nama Raja
(Raja-Raja/Istri/Anak Kerajaan Sunda/Kuningan)

39. SMPN 1 Pasawahan Maharaja Ajiguna Linggawisesa Beristrikan Ratu Uma Lestari alias Dewi Santika, berputra beberapa
orang. Tiga di antaranya: Prabhu Ragamulya Luhur Prabhawa alias
Aki Kolot, Dewi Kirana yang diperistri Prabhu Aryya Kulon, dan
Raden Suryadewata alias Sang Mokteng Wanaraja yang menurunkan
40. SMPN 2 Pasawahan Ratu Uma Lestari alias Dewi Permaisuri Kerajaan Galuh-Kawali ketika tahta kerajaan dipegang oleh
Santika Maharaja Ajiguna Linggawisesa
41. SMPN 3 Pasawahan Maharaja Ragamulya Luhur Berputra Prabhū Maharaja dan Mangkubhumi Suradhipati alias Sang
Prabhawa Mokteng Geger Omas
42. SMPN Satu Atap Terpadu Dewi Laralisning Permaisuri Prabu Linggabhuwana, Maharaja Sunda di Kawali, Ibunda
1 Selaawi Dyang Pitaloka dan Prabu Niskalawastu Kancana
43. SMPN Satu Atap Terpadu Dewi Citraresmi alias Dyah Putri Prabhu Linggabuwana yang menurut cerita gugur dalam
2 Margasari Pitaloka peristiwa Pasunda-Bubat
44. SMPN Satu Atap Terpadu Dewi Mayang Galuh alias Déwi Istri Mangkubhūmi Suradhipati alias Rahyang Bunisora, adik Prabhū
2 Selaawi Laksmiwati Maharaja, Raja Wilayah Jampang dan menjadi Wali Raja Galuh
Pakwan ketika Prabu Niskalawastu Kancana masih berusia anak. Ia
memiliki putra empat orang, yaitu Raden Giridewata, Raden
Bratalogawa, Ratu Banawati, dan Dewi Mayangsari yang diperistri
Prabu Niskalawastu Kencana
45. SMPN Satu Atap Terpadu Raden Giridewata alias Ki Putra pertama Mangkubhūmi Suradhipati dan Dewi Mayang Galuh
3 Margasari Gedeng Kasmaya alias Déwi Laksmiwati. Ia menjadi penguasa Cirebon Girang

23
VI. KECAMATAN JATILUHUR

KETERANGAN
No. Nama Sekolah Nama Raja
(Raja-Raja/Istri/Anak Kerajaan Sunda/Kuningan)

46. SMPN 1 Jatiluhur Raden Bratalogawa alias Haji Putra kedua Mangkubhūmi Suradhipati dan Dewi Mayang Galuh alias
Purwa Déwi Laksmiwati.
47. SMPN Satu Atap Ratu Banawati Putra ketiga Mangkubhūmi Suradhipati dan Dewi Mayang Galuh alias
Parakanlima Déwi Laksmiwati.
48. SMPN Terbuka 1 Jatiluhur Dewi Mayangsari Istri Prabu Niskalawastu Kancana, Raja Sunda yang berkedudukan di
Kawali.
49. SMPN Terpadu Cibinong Ratna Sarkati Istri Prabu Niskalawastu Kancana yang kemudian dijadikan sebagai
permaisuri Kerajaan Sunda di Kawali. Ia memiliki putra bernama Sang
Haliwungan.
50. SMPN Satu Atap Terpadu Hariyang Banga alias Raden Putra Rahiyang Tamperan dengan Dewi Pangrenyep. Ia berputra
3 Cikaobandung Kamarasa Rakeyan Medang alias Prabu Hulukujang dari pernikahan dengan
Dewi Kencanasari, adik Dewi Kencanawangi; kedua-duanya putri
Sang Kretamanggala; putra Tambakwesi, putra Sang Demunawan,
seorang Resiguru Saunggaluh, putra Sempakwaja alias Sang Jatmika.
51. SMPN Satu Atap Terpadu Dewi Kencanasari Istri Hariyang Banga alias Raden Kamarasa. Ia putri Sang
5 Kembangkuning Kretamanggala, cucu Tambakwesi, dan cicit Sang Demunawan

24
VII. KECAMATAN SUKATANI

KETERANGAN
No. Nama Sekolah Nama Raja
(Raja-Raja/Istri/Anak Kerajaan Sunda/Kuningan)

52. SMPN 1 Sukatani Rakéyan Medang alias Prabhu Putra Hariyang Banga hasil pernikahannya dengan Dewi Kencanasari
Hulu Kujang

53. SMPN 2 Sukatani Rakéyan Diwus alias Prabhu


Pucukbhumi Dharmmeśwara
54. SMPN 3 Sukatani Rakéyan Wuwus alias Prabu Nikah dengan Dewi Kirana berputra Bhatara Danghyangguru
Gajah Kulwan Wiśuddha dan Dewi Sawitri yang diperistri Rakeyan Windusakti.
55. SMPN 4 Sukatani Dewi Kirana Istri Rakéyan Wuwus alias Prabu Gajah Kulwan.
56. SMPN Satu Atap Aryakedaton alias Prabu Putra Sang Welengan. Nikah dengan Dewi Widyasari, adik Rakeyan
Panyindangan Darmaraksa Sakalabuana Wuwus, berputra Rakeyan Windusakti.
57. SMPN Satu Atap Pasir Dewi Widyasari Istri Aryakedaton alias Prabu Darmaraksa Sakalabuana
Munjul
58. SMPN Terbuka 2 Sukatani Rakéyan Winduşakti alias Prabu Nikah dengan Dewi Sawitri, adik Bhatara Danghyangguru Wiśuddha,
Dewāgeung Jayengbuana berputra Rakeyan Kemuning Gading dan Rakeyan Jayagiri .
59. SMPN Terpadu Dewi Sawitri Istri Rakéyan Winduşakti alias Prabu Dewāgeung Jayengbuana
Malangnengah
60. SMPN Satu Atap Rakéyan Kamuning Gading alias Kekuasaannya direbut oleh adiknya yang bernama Rakeyan Jayagiri.
Tajursindang Prabu Pucukwesi

25
KETERANGAN
No. Nama Sekolah Nama Raja
(Raja-Raja/Istri/Anak Kerajaan Sunda/Kuningan)

61. SMPN Satu Atap Terpadu Rakéyan Jayagiri alias Prabu Digantikan oleh menantunya, yaitu Rakeyan Watuageung.
1 Cianting Utara Wanayasa Jayabuana
62. SMPN Satu Atap Terpadu Dewi Ambawati Anak Rakéyan Jayagiri alias Prabu Wanayasa Jayabuana dan istri
1 Sindanglaya Rakéyan Watuageung alias Prabhuresi Ātmaya Dharmmahariwangsa

63. SMPN Satu Atap Terpadu Rakéyan Limburkencana alias Putra Rakeyan Kemuning Gading. Ia berputra Rakeyan Sunda
2 Pasirmunjul Prabu Jayacita Sembawa dan Dewi Somya,
64. SMPN Satu Atap Terpadu Rakéyan Sundasembawa alias Menggantikan kedudukan ayahnya, Rakéyan Limburkencana alias
3 Sukajaya Prabu Medanggana Prabu Jayacita. Ia digantikan oleh adik iparnya, yaitu Rakeyan
Wanagiri.
65. SMPN Satu Atap Terpadu Rakéyan Wanagiri alias Prabu Menantu Rakéyan Limburkencana alias Prabu Jayacita karena ia
3 Tajursindang Wulunggadung menikahi putrinya yang bernama Dewi Somya, adik Rahiyang Sunda
Sembawa.
66. SMPN Satu Atap Terpadu Dewi Somya Putri Rakéyan Limburkencana alias Prabu Jayacita, adik Rahiyang
Cilalawi Sunda Sembawa.
67. SMPN Satu Atap Terpadu Rakéyan Gendang alias Prabu Nikah dengan Ratna Mangundhari, berputra Prabhū Dewasanghyang
Cipicung Brajawiśesa dan Dewi Rukmawati yang diperistri oleh Prabhu Galuh Linggasakti
Jayawiguna

26
VIII. KECAMATAN SUKASARI

KETERANGAN
No. Nama Sekolah Nama Raja
(Raja-Raja/Istri/Anak Kerajaan Sunda/Kuningan)

68. SMPN 1 Sukasari Ratna Mangundhari Istri Rakéyan Gendang alias Prabu Brajawiśesa, Ibunda Prabhū
Dewasanghyang dan Dewi Rukmawati
69. SMPN Satu Atap Parung Dewi Wulansari Salah seorang istri Sri Jayabhupati, Maharaja Sunda. Memiliki empat
Banteng 1 orang putra, yaitu Prabhu Dharmmarāja dan Senapati Suryalaga, serta
dua orang perempuan
70. SMPN Terpadu 2 Dewi Sudīswari Salah seorang istri Sri Jayabhupati, Maharaja Sunda. Memiliki dua
Kutamanah orang putra, yaitu Sang Wirakusuma dan Wikramajaya
71. SMPN Terpadu 3 Sukasari Batari Pretiwi Salah seorang istri Sri Jayabhupati, Maharaja Sunda. Memiliki seorang
putra, yaitu Bhatara Hyang Purnawijaya. Ia adalah putri Resiguru
Dharmmasatyadewa.
72. SMPN Satu Atap 2 Prabu Langlangbumi
Parungbanteng
73. SMPN Satu Atap Rakéyan Jayagri alias Prabu
Kutamanah Menak Luhur
74. SMPN Satu Atap Terpadu Prabu Aryasantika
1 Sukasari
75. SMPN Satu Atap Terpadu Prabu Bratamanggala
2 Ciririp

27
IX. KECAMATAN TEGALWARU

KETERANGAN
No. Nama Sekolah Nama Raja
(Raja-Raja/Istri/Anak Kerajaan Sunda)

76. SMPN 1 Tegalwaru Prabu Windujaya


77. SMPN 2 Tegalwaru Prabu Suryanagara
78. SMPN 3 Tegalwaru Dewi Sutirta Istri Prabu Suryanagara
79. SMPN Terbuka 1 Prabu Ganapati Putra Prabhu Suryanagara dari Dewi Sutirtha, putri Prabhu Windujaya
Tegalwaru
80. SMPN Terbuka 2 Prabu Aryakulon Putra Prabhu Ghanapati, putra Prabhu Suryanagara dengan Dewi
Tegalwaru Sutirtha (putri Prabhu Windujaya). Ia nikah dengan Dewi Kirana
berputra di antaranya: Dewi Laralisning, dipersteri Prabhu Maharaja
Linggabhuwana; Prabhu Palasara, menjadi ratu wilayah Sunda
menggantikan ayahnya; dan Prabhu Linggatunggal
81. SMPN Satu Atap Terpadu Prabhū Susuktunggal alias Sang Menikah dengan Dewi Baramuci Larang berputra di antaranya: Dewi
1 Cadassari Haliwungan alias Prabhu Mayang Sunda, diperistri Sri Baduga Ratudewata; Dipati Kranda,
Dewatmaka menjadi bupati Sunda Kalapa. Dari istri yang kedua, berputra di
antaranya: Sang Wudhubasuraga, menjadi ratu wilayah Tanjung; dan
Sang Pulunggana, menjadi ratu wilayah Gunung Batur. Putri Sang
Pulunggana, bernama Dewi Nilamsari menjadi ratu wilayah Pagawok
karena nikah dengan Adhipati Yasanagara.
82. SMPN Satu Atap Terpadu Dewi Kirana Istri Prabu Aryakulon
1 Pasanggrahan

28
KETERANGAN
No. Nama Sekolah Nama Raja
(Raja-Raja/Istri/Anak Kerajaan Sunda)

83. SMPN Satu Atap Terpadu Dewi Kentringmanik Istri Sri Baduga Maharaja yang bertakhta di Pakuan Pajajaran. Ia
1 Warungjeruk Mayangsunda memiliki tiga orang anak, yaitu Prabu Surawisesa sebagai Bupati
Sunda Kalapa, Surasowan sebagai Bupati Banten, dan Déwi Surawati
84. SMPN Satu Atap Terpadu Surasowan Anak kedua Sri Baduga Maharaja dan Dewi Kentringmanik
2 Citalang Mayangsunda. Ia diangkat oleh ayahnya sebagai Penguasa (Bupati)
Banten
85. SMPN Satu Atap Terpadu Dewi Surawati Anak ketiga Sri Baduga Maharaja dan Dewi Kentringmanik
2 Pasanggrahan Mayangsunda.
86. SMPN Satu Atap Terpadu Prabhū Ratu Déwatabuana Putra Prabhu Surawisesa. Ia beristrikan Déwi Sekarkedaton, adik
2 Tegalsari Adhipati Wiratala alias Ratu Sanghyang; keduannya putra Adhipati
Surakreta

87. SMPN Satu Atap Terpadu Déwi Sekarkedaton Istri Prabhū Ratu Déwatabuana
Galumpit
88. SMPN Satu Atap Terpadu Ratu Mayangkuning Bersaudara dengan Dalem Dungkut dan Ratu Selawati; putra Prabhu
Cadasmekar Langlangbhuwana. Ia diperistri oleh Raden Suralaya atau
Ranggamantri, Raja Wilayah Maja, berputra: Raden Jayareksa, Ratu
Sélawati, dan Rradén Bratawiyana.
89. SMPIT BABUSSALAM SWASTA

29
X. KECAMATAN PLERED

KETERANGAN
No. Nama Sekolah Nama Raja
(Raja-Raja Kuningan/Talaga)

90. SMPN 1 Plered Ratu Mayangsari Diperistri oleh Sunan Parung


91. SMPN 2 Plered Raden Jayareksa atau Ki Gedéng Putra Ratu Mayangkuning dengan Raden Suralaya. Ia nikah dengan
Luragung Nyai Ageng Larasati, berputra Radén Suranggajaya
92. SMPN Terbuka 1 Plered Radén Suranggajaya atau Berdasarkan sumber tradisi yang berkembang di kalangan masyarakat
Adhipati Kuningan Cirebon dan Kuningan, Adipati Kuningan merupakan pejabat
pemerintahan yang ditugasi oleh Sunan Gunung Jadi menjalankan roda
pemerintah di Kuningan. Ia nikah dengan Ratu Kencanawati, putri
Ratu Sélawati, berputra Raden Kusumajaya.
93. SMPN Terpadu 1 Dalem Dungkut Putra Prabu Langlangbuana, saudara kandung Ratu Mayangkuning dan
Linggarsari Ratu Sélawati. Ia menjadi Raja Wilayah Kawali
94. SMPN Terpadu 2 Pangéran Bangset Putra Dalem Dungkut, cucu Prabhu Langlangbuana
Pamoyanan
95. SMPN Satu Atap Raden Kusumajaya atau Geusan Salah seorang anak Adipati Kuningan yang menggantikan kedudukan
Rawasari Ulun Kuningan ayahnya sebagai penguasa Kuningan.
96. SMPN Satu Atap Terpadu Ratu Sélawati Diperistri oleh Syekh Aripin, berputra Ratu Kencanawati atau Nyai
1 Sindangsari Ageng Kuningan.

30
KETERANGAN
No. Nama Sekolah Nama Raja
(Raja-Raja Kuningan/Talaga)

97. SMPN Satu Atap Terpadu Raden Bratawiyana atau Menikah dengan Nyai Éndang Sakwika, berputra: Raden Selawiyana,
2 Gandamekar Pangéran Arya Kemuning dan Raden Dipawiyana.
98. SMPN Satu Atap Terpadu Raden Suryadewata Menjadi Raja Wilayah Talaga, berputra antara lain: Dewi Mayang
Liunggunung Galuh dan Raden Suddhayaşa.

XI. KECAMATAN PONDOKSALAM

KETERANGAN
No. Nama Sekolah Nama Raja
(Raja-Raja Talaga)

99. SMPN 1 Pondoksalam Batara Gunung Picung Merupakan titik pangkal silsilah Kerajaan Talaga berdasarkan tradisi
lisan yang berkembang di kalangan masyarakat Talaga
100. SMPN 2 Pondoksalam Sunan Cungkilak Anak Batara Gunung Picung
101. SMPN Satu Bungurjaya Bagawan Garasiang Anak Pertama Prabu Darmasuci, menjadi pertapa. Memiliki seorang
putri bernama Ratu Mayangkaruna yang menikah dengan Prabu Guru
Gantangan (anak Prabu Siliwangi) yang dikaruniai seorang bernama
Raden Ranggamantri (Prabu Pucuk Umun)

31
KETERANGAN
No. Nama Sekolah Nama Raja
(Raja-Raja Talaga)

102. SMPN Satu Atap Terpadu Raden Panglurah Anak pertama Sunan Talagamanggung, Raja Talaga. Seharusnya, ia
2 Pondokbungur menjadi Raja Talaga menggantikan kedudukan ayahnya. Akan tetapi,
ia menolak dan memilih menjadi petapa.
103. SMPN Satu Atap Terpadu Sunan Parung Kedudukannya sebagai Raja Talaga bersamaan waktunya dengan
2 Sukajadi terjadinya pergolakan politik di Pakuan Pajajaran sebagai pusat
Kerajaan Sunda.
104. SMPN Satu Atap Terpadu Ratu Sunyalarang (Ratu Parung Menikah dengan Raden Ranggamantri dari Pakuan Pajajaran. Pada
Galudra Sunyalarang) saat itu, Islam mulai masuk ke Talaga dan Raden Ranggamantri
menjadi pemeluk Islam pertama. Oleh karena itu, diberi gelar Ratu
Pucuk Umun Talaga. Dengan memeluk Islam, Sunan Gunung Jati
(penguasa Cirebon) tetap memercayakan kekuasaan atas Talaga di
tangan Ratu Sunyalarang yang dibantu oleh suaminya.

XII. KECAMATAN WANAYASA

KETERANGAN
No. Nama Sekolah Nama Bupati
(Raja-Raja Talaga)

105. SMPN 1 Wanayasa Aria Kikis (Sunan Wanaperih) Anak kedua Ratu Sunyalarang. Pada masa ini, keraton dipindahkan ke
daerah Talaga sekarang karena Walangsuji dipandang sudah tidak
layak sebagai pusat kekuasaan Kerajaan Talaga.

32
KETERANGAN
No. Nama Sekolah Nama Bupati
(Raja-Raja Talaga)

106. SMPN 2 Wanayasa Sunan Apun Surawijaya (Sunan Menurut cerita tradisi, ia memerintah Kerajaan Talaga sekitar tahun
Kidul) 1600 Masehi. Ia sebagai raja dengan watak yang keras, tetapi sangat
memperhatikan kesejahteraan rakyatnya. Dipandang oleh masyarakat
Talaga sebagai raja terakhir Talaga karena setelah dirinya turun tahta,
Kerajaan Talaga berada di bawah pengaruh Mataram
107. SMPN Terpadu 1 Babakan Pangeran Surawijaya (Sunan Pada masa ini, Kerajaan Talaga berada di bawah pengaruh Kerajaan
Ciburuy) Mataram karena Pangeran Surawijaya menikah dengan Ratu Raja
Kartaningrat, saudara kandung Sultan Sepuh dari Kasepuhan Cirebon.
Oleh karena Cirebon berada di bawah pengaruh politik Mataram, maka
Talaga secara otomatis berada di pengaruhnya akibat pernikahan itu.
Kondisi ini diperlihatkan pula dengan tradisi tugur ke Mataram sebagai
bukti Talaga tunduk atas kekuasaan Mataram. Kondisi inilah yang
membuat Aria Saringsingan (Senapati Nagara Dalem Kerajaan Talaga)
membuat keonaran.
108. SMPN Satu Atap Ciawi Pangeran Aria Ageung (Talaga Sepeninggal Sunan Ciburuy, Kerajaan Talaga dibagi dua yakni Talaga
Kulon) Kulon dan Talaga Wetan. Pembagian ini untuk menghindari konflik di
antara kedua putra Sunan Ciburuy. Pangeran Arianatadilaga berperan
109. SMPN Satu Atap Terpadu Pangeran Aria Rayi (Talaga
1 Wanasari penting dalam peristiwa ini sehingga masyarakat Talaga menyebutnya
Wetan)
dengan panggilan Sunan Maro. Secara resmi, Talaga sudah berada di
bawah kekuasaan VOC, tetapi secara kultural masih sebagai kerajaan
vasal Cirebon.
110. SMPN Satu Atap Terpadu Pangeran Adipati Sacanata I Oleh VOC, wilayah Talaga dibagi menjadi empat wilayah kekuasaan
Nagrog (Talaga Kidul) setingkat kabupaten. Hal ini dilakukan untuk menghindari konflik di

33
111. SMPN Satu Atap Terpadu Pangeran Kertanegara (Talaga antara pewaris/keturunan Pangeran Surawijaya. Selama masa di bawah
Raharja Wetan), kekuasaan VOC, keempat kabupaten ini dijadikan sebagai salah satu
wilayah produksi kopi meskipun produksinya tidak sebesar daerah
112. SMPN Satu Atap Terpadu Dalem Surya Sepuh (Talaga lain, terutama di daerah Priangan.
Sumurugul Kulon)

XIII. KECAMATAN KIARAPEDES

KETERANGAN
No. Nama Sekolah Nama Raja
(Raja-Raja Talaga/Kawali/Sumedanglarang)

113. SMPN 1 Kiarapedes Pangeran Sacadilaga I (Talaga Oleh VOC, wilayah Talaga dibagi menjadi empat wilayah kekuasaan
Kaler) setingkat kabupaten. Salah satunya adalah Talaga Kaler.
114. SMPN 2 Kiarapedes Raden Apun alias Mahadi Putra Pangeran Bangset, Penguasa Kawali. Ia berputra Pangéran
Kusumah Adhidampal.
115. SMPN Satu Atap Pangeran Adhidampal Menguasai Kawali menggantikan ayahnya. Ia berputra Dipati
Margaluyu Singhacala.
116. SMPN Terbuka 1 Raden Wirajaya alias Sunan Putra Prabu Gajah Agung, Raja Sumedanglarang. Ia dikenal juga
Kiarapedes Pagulingan dengan sebutan Sunan Pagulingan. Berputra Nyai Ratu Ratnasih dan
Raden Mertalaya
117. SMPN Terpadu 2 Nyai Ratu Ratnasih alias Nyai Anak pertama Sunan Pagulingan yang dinikahi oleh Raja Galuh,
Mekarjaya Raden Rājamantri Prabhū Déwaniskala ayahanda Rajasunu Pamanahrasa alias
Jayadewata alisa Sri baduga Maharaja

34
KETERANGAN
No. Nama Sekolah Nama Raja
(Raja-Raja Talaga/Kawali/Sumedanglarang)

118. SMPN Satu Atap Terpadu Raden Mertalaya alias Sunan Anak kedua Prabu Gajah Agung. Ia menjadi raja Sumedanglarang
2 Cibeber Guling karena kakaknya yang bernama Ratu Istri Rajamantri menikah dengan
Prabu Surawisesa (Raja Sunda di Pakuan Pajajaran). Ia memiliki putra
yang bernama Raden Tirthakusuma
119. SMPN Satu Atap Terpadu Raden Tirthakusuma alias Menggantikan kedudukan ayahnya (Sunan Guling) sebagai penguasa
2 Kiarapedes Sunan Tuwakan Kerajaan Sumedanglarang). Ia berputra Nyai Mas Ratu Shintawati
120. SMPN Satu Atap Terpadu Nyai Mas Ratu Shintawati alias Wanita pertama yang menjadi penguasa di Kerajaan Sumdeanglarang.
3 Pusakamulya Nyai Mas Patuwakan Naik tahta menggantikan kedudukan ayahnya (Sunan Tuakan). Nyi
Mas Ratu Patuakan menikah dengan Sunan Corendra, salah seorang
cucu Prabu Siliwangi. Ia diperistri oleh Radén Sukawiyana alias Sunan
Corenda alia Sunan Parung, berputra Nyai Ratu Satyasih
121. SMPN Satu Atap Terpadu Nyai Ratu Satyasih alias Nyai Tahta Kerajaan Sumedanglarang kemudian digantikan oleh Nyi Mas
Sumbersari Mas Pucuk Umum Sumedang Ratu Dewi Inten Dewata. Memindahkan pusat kerajaan ke Kutamaya
yang diperkirakan terjadi pada 1530. Setelah menjadi penguasa
Sumedanglarang, namanya berganti menjadi Ratu Pucuk Umun. Ia
menikah dengan Pangeran Santri dari Cirebon.

35
XIV. KECAMATAN CIBATU

KETERANGAN
No. Nama Sekolah Nama Raja
(Wedana Bupati Sumedanglarang)

122. SMPN 1 Cibatu Pangeran Santri Suami Nyai Ratu Satyasih alias Nyai Mas Pucuk Umum Sumedang
yang berasal dari Cirebon. Ia merupakan cicit Sunan Gunung Jati. Oleh
masyarakat Sumedang, Pangeran Santri dipandang sebagai penyebar
Islam di wilayah Sumedanglarang Pada masa kekuasaannya, Kerajaan
Sunda (kerajaan induk Sumedanglarang) runtuh akibat serangan
Kesultanan Banten di bawah pimpinan Maulana Yusuf. Peristiwa itu
terjadi tahun 1579. Ia diperistri Pangeran Santri berputra Pangeran
Angkawijaya.
123. SMPN 2 Cibatu Ratu Harisbaya Istri Prabu Geusan Ulun yang memiliki empat orang putra, yaitu
Pangeran Arya Suryadiwangsa, Pangeran Tumenggung Tegalkalong,
Raden Rangga Nitinagara, dan Raden Arya Wiraraja Pertama
124. SMPN Satu Atap Pangeran Suriadiwangsa / Menjadi penguasa Sumedanglarang menggantikan kedudukan ayah
Ciparungsari Pangeran Dipati Rangga Gempol Tigrinya, Prabu Geusan Ulun dari tahun 1601 - 1625. Namun
Kusumadinata atatu Rangga demikian, wilayah kekuasaannya tidak seluas semasa ayah Tigrinya
Gempol I berkuasa karena Sumedanglarang dibagi dua. Pertama, wilayah
kekuasaan Pangeran Suriadiwangsa yang berpusat di Tegal Kalong;
dan kedua, wilayah kekuasaan Pangeran Rangga Gede yang berpusat
di Dayeuh Luhur. Pangeran Suriadiwangsa kemudian menyatakan diri
tunduk sebagai bawahan Kerajaan Mataram dan Sultan Agung
mengangkatnya sebagai Wedana Bupati Mataram dengan gelar
Pangeran Dipati Rangga Gempol Kusumadinata (Rangga Gempol I).
Peristiwa itu menandakan sebagai akhir dari eksistensi Kerajaan

36
KETERANGAN
No. Nama Sekolah Nama Raja
(Wedana Bupati Sumedanglarang)

Sumedanglarang dan wilayahnya kemudian dinamai Priangan.


Mendapat tugas dari Sultan Mataram untuk menaklukan Sampang,
Madura. Setelah selesai, Rangga Gempol I menetap di Mataram atas
permintaan Sultan Mataram. Tempat tinggalnya dinamai Kampung
Kasumedangan.
125. SMPN Satu Atap Terpadu Pangeran Rangga Gede Menjadi penguasa Sumedang setelah Rangga Gempol I menjalankan
1 Cirangkong tugas untuk menaklukan Sampang. Ia pun berkedudukan sebagai
wedana bupati yang berkuasa tahun 1625 – 1633. Di bawah
kekuasaanya, wilayah Kabupaten Sumedang disatukan kembali. Pada
masa pemerintahannya, terjadi konflik yang digerakkan oleh Raden
Suriadiwangsa (putra Rangga Gempol I) yang merasa memiliki hak
atas kedudukan sebagai wedana bupati Mataram di Sumedang. Konflik
itu melibatkan Kesultanan Banten karena atas inisiatif Raden
Suriadiwangsa. Konflik itu mengakibatkan penahanan Rangga Gede
oleh Sultan Mataram karena dianggap tidak mampu mengendalikan
pemerintahan di Sumedang.
126. SMPN Satu Atap Terpadu Raden Bagus Weruh (Pangeran Menggantikan kedudukan ayahnya (Pangeran Rangga Gede) sebagai
Cipancur Dipati Rangga Gempol Bupati Sumedang yang berkuasa dari 1633 – 1656. Pada masa
Kusumadinata II (Rangga kekuasaannya, Sultan Agung memecah wilayah bekas Kerajaan
Gempol II Sumedanglarang (di luar Kabupaten Sumedang) menjadi tiga
kabupaten, yaitu Bandung, Parakanmuncang, dan Sukapura.
Kedudukannya sebagai Wedana Bupati Priangan pun dicipot seiring
dengan penghapusan jabatan itu oleh Sunan Amangkurat I (pengganti

37
KETERANGAN
No. Nama Sekolah Nama Raja
(Wedana Bupati Sumedanglarang)

Sultan Agung). Dengan demikian, kedudukan Rangga Gempol II


menjadi sejajar dengan bupati-bupati lainnya yang ada di wilayah
bekas Kerajaan Sumedanglarang. Kecewa dengan perubahan-
perubahan politik itu, Rangga Gempol II mengundurkan diri sebagai
Bupati Sumedang dan menunjuk anaknya Pangeran Panembahan
Kusumadinata sebagai penggantinya.

XV. KECAMATAN BOJONG

KETERANGAN
No. Nama Sekolah Nama Raja
(Wedana Bupati Tatar Ukur/Sultan Banten)

127. SMPN 1 Bojong Dipati Ukur Bupati Tatar Ukur yang diangkat oleh Sultan Agung sebagai Wedana
Bupati Priangan dengan tugas utama menaklukan VOC di Batavia.
Dipati Ukur tidak berhasil menaklukan Batavia. Sadar bahwa dirinya
akan mendapat hukuman, Dipati Uku melakukan perlawanan agar
wilayah Priangan terbebas dari pengaruh kekuasaan Mataram. Menurut
versi Babad Sumedang, perlawanan Dipati Ukur itu berhasil
dipadamkan atas bantuan Pangeran Rangga Gede. Oleh karena itu,
Sultan Agung memulihkan kedudukannya sebagai Bupati Sumedang
sekaligus Wedana Bupati Priangan.

38
KETERANGAN
No. Nama Sekolah Nama Raja
(Wedana Bupati Tatar Ukur/Sultan Banten)

128. SMPN 2 Bojong Pangeran Muhammad (Maulana Meskipun baru berusia 9 tahun, namun tetap dinobatkan sebagai Sultan
Muhammad Pangeran Ratu Ing Banten. Pada saat itu, Pangeran Aria Jepara (adik Maulana Yusuf)
Banten) bermaksud menduduki tahta Banten, tetapi berhasil digagalkan oleh
Mangkubumi Banten. Maulana Muhammad sangat memperhatikan
kehidupan keagamaan sehingga banyak menulis naskah tentang agama
Islam dan membangun prasarana peribadatan. Wafat dalam peperangan
di Sungai Musi dengan Palembang karena membantu Pangeran Mas
yang berambisi menduduki tahta Kerajaan Palembang. Oleh karena itu,
dikenal juga dengan panggilan Pangeran Seda ing Palembang. Ia
memerintah Kesultan Banten tahun 1580 – 1596
129. SMPN 3 Bojong Mufakhir Mahmud Abdulkadir Ketika Maulana Muhammad wafat, usia anaknya baru 5 bulan sehingga
(Sultan Abdul Mufakhir diangkatlah seorang Mangkubumi yang bernama Pangeran Jayanagara. Akan
Mahmud Abdul Kadir-Kenari) tetapi dipecat karena berperilaku buruk. Jabatan Mangkubumi dihapus untuk
menghindari konflik di keraton. Kedudukan Wali Sultan kemudian
digantikan oleh Nyai Gede Wanagiri, Ibunda Sultan. Namun, setelah menikah
lagi, Kesultanan Banten dilanda berbagai konflik karena ayah tiri Sultan tidak
memiliki kewibawaan. Setelah usianya dianggap cukup dewasa, tahta
Kesultanan Banten diserahkan sepenuhnya kepada Sultan Abul Mufakhir
Mahmud Abdulkadir, seorang penguasa yang arif bijaksana, berhasil
memajukan perekonomian Banten, dan berhasil menjalin hubungan
diplomatik dengan negara-negara Islam, serta menolak monopoli VOC atas
perdagangan di Banten. Dia lah penguasa Banten pertama yang secara resmi
menyandang gelar “Sultan” (hadiah dari penguasa Arab di Mekkah tahun
1636). Ia berkuasa di Banten tahun 1596 – 1651

39
KETERANGAN
No. Nama Sekolah Nama Raja
(Wedana Bupati Tatar Ukur/Sultan Banten)

130. SMPN Terbuka 1 Bojong Sultan Abu’l Fadhl Muhammad Anak pertama Sultan Haji yang memiliki sifat berbeda dengan
Yahya ayahnya. Ia membenci VOC dan berusaha membangun kembali
Kesultanan Banten. Tiga tahun masa pemerintahannya karena Sultan
wafat. Ia memerintah Kesultan Banten tahun 1687 – 1690
131. SMPN Terpadu Cileunca Pangeran Adipati (Sultan Abu’l Adik kandung Sultan Abu’l Fadhl Muhammad Yahya. Ia menjadi
Mahasin Muhammad Zainul Sultan Banten karena kakaknya tidak memiliki putra, Pangeran Adipati
Abidin) merupakan Sultan Banten pertama yang menggunakan panggilan Kang
Sinuhun ing Nagari Banten yang menjadi gelar sultan-sultan Banten
berikutnya. Ia memerintah Kesultan Banten tahun 1690 – 1733
132. SMPN Satu Atap Terpadu Sultan Abulfathi Muhammad Anak kedua Sultan Abu’l Mahasin Muhammad Zainul Abidin. Pada
2 Cibingbin Shifa Zainul Arifin masa pemerintahannya, Kesultanan Banten dilanda berbagai peristiwa
perlawanan rakyat terhadap VOC. Pengaruh VOC sudah sangat
mendalam dalam birokrasi Kesultanan Banten karena ketidakberdaya-
an sultan terhadap pengaruh permaisurinya yang ambisius, Ratu
Syarifah Fatimah. Ia memerintah Kesultan Banten tahun 1733 – 1750

40
XVI. KECAMATAN DARANGDAN

KETERANGAN
No. Nama Sekolah Nama Raja
(Sultan Banten, Sultan Cirebon, & Raja/Bupati Galuh)

133. SMPN 1 Darangdan Pangeran Gusti (Sultan Anak Sultan Zainul Arifin, yang semasa menjadi Putra Mahkota
Muhammad Wasi Zainul ditangkap dan dibuang oleh VOC ke Sri Lanka karena hasutan Ratu
Alimin) Syarifah Fatimah. Ia memerintah Kesultan Banten tahun 1752 – 1753
134. SMPN 2 Darangdan Sultan Muhammad Arif Zainul Menjadi Sultan Banten menggantikan kedudukan ayahnya, Pangeran
Asyikin Gusti. Ia memerintah Kesultan Banten tahun 1753 – 1773
135. SMPN 3 Darangdan Sultan Abdulmufakir Sultan Banten ini turun tahta tahun 1799, bersamaan dengan
Muhammad Aliudin dibubarkannya VOC. Ia tidak memiliki putra sehingga tahta
Kesultanan Banten diteruskan oleh adiknya yang bernama Pangeran
Muhyidin. Ia memerintah Kesultan Banten tahun 1773 – 1799
136. SMPN 4 Darangdan Sultan Muhyiddin Adik Sultan Abdulmufakir Muhammad Aliudin yang diangkat menjadi
Zainussholihin Sultan Banten. Ia hanya dua tahun menjadi Sultan Banten karena
terbunuh akibat konflik dengan Tubagus Alit, putra Sultan
Abdulmufakir Muhammad Aliudin dari selirnya. Ia memerintah
Kesultan Banten tahun 1799 – 1801
137. SMPN 5 Darangdan Fadillah Khan Meskipun berstatus sebagai penguasa Cirebon, namun diberi gelar
apapun, baik Susuhunan, Pangeran, maupun Panembahan. Ia hanya
disebut Wong Agung Pase atau Ratu Bagus Pase, yang berarti orang
besar dari Pasai. Ia memerintah Kesultan Banten tahun 1568 – 1570

41
KETERANGAN
No. Nama Sekolah Nama Raja
(Sultan Banten, Sultan Cirebon, & Raja/Bupati Galuh)

138. SMPN 6 Darangdan Pangeran Emas (Panembahan Ia merupakan putra tertua Pangeran Dipati Carbon, cucu Pangeran
Ratu I) Pasarean, atau cicit Sunan Gunung Jati. Ketika Pangeran emas
menduduki tahta Kerajaan Cirebon, tidak ada masalah apapun. Suksesi
berjalan mulus, meskipun dari segia usia masih relatif muda. Hal ini
dimungkinkan karena pada saat itu situasi di Cirebon cukup kondusif,
Kerajaan Sunda sudah bukan merupakan ancaman lagi bagi eksistensi
Cirebon. Dengan Kerajaan Pajang terjalin hubungan yang sangat erat.
Demikian pula dengan Banten, Banten masih tetap konsisten
memandang Cirebon sebagai sumber pertama eksistensi
kesultanannya. Ia memerintah Kesultan Banten tahun 1570 – 1649
139. SMPN Terpadu 1 Sawit Pangeran Rasmi atau Pangeran Cucu Panembahan Ratu I dari putranya yang bernama Panembahan
Karim (Panembahan Ratu II) Adiningkusumah yang meninggal terlebih dahulu. Pengaruh Mataram
mulai masuk seiring dengan perkawinannya dengan putri Sunan
Amangkurat I. Ia diminta untuk membujuk Banten agar mau
bergabung atau mengakui kekuasaan Mataram, tetapi gagal. Pada
1622, Panembahan Ratu II berangkat ke Mataram, diiringi oleh
putranya Pangeran Martawijaya dan Pangeran Kartawijaya, atas
perintah Sunan Amangkurat I. Sesampainya di Mataram, Sunan
Amangkurat I menahannya meskipun statusnya sebagai penguasa
Cirebon tetap diakui. Panembahan Ratu II meninggal di Mataram dan
kemudian dikenal dengan sebutan Panembahan Girilaya. Ia
memerintah Kesultan Banten tahun 1649 – 1662/1677

42
KETERANGAN
No. Nama Sekolah Nama Raja
(Sultan Banten, Sultan Cirebon, & Raja/Bupati Galuh)

140. SMPN Satu Atap Terpadu Pangeran Martawijaya (Sultan Sultan pertama dari Kesultanan Kasepuhan. Ia merupakan anak
1 Gunung Hejo Sepuh Abil Makarimi pertama dari Panembahan Ratu II sehingga diangkat sebagai Sultan
Muhammad Samsudin) Sepuh I oleh Sultan Ageng Tirtayasa. Ia memerintah Kesultan Banten
tahun 1677 – 1697
141. SMPN Satu Atap Terpadu Pangeran Kartawijaya (Sultan Sultan pertama dari Kesultanan Kanoman. Ia merupakan anak kedua
1 Cilingga Anom Abil Makarimi dari Panembahan Ratu II sehingga diangkat sebagai Sultan Anom I
Muhammad Badrudin) oleh Sultan Ageng Tirtayasa. Ia memerintah Kesultan Banten tahun
1677 – 1723
142. SMPN Satu Atap Terpadu Pangeran Wangsakerta Penguasa Cirebon sementara karena Panembahan Ratu II beserta kedua
2 Cilingga putranya (Pangeran Martawijaya dan Pangeran Kartawijaya) ditahan
oleh Sunan Amangkurat I di Mataram. Memanfaatkan pemberontakan
Trunojoyo dan atas bantuan Sultan Ageng Tirtayasa (Banten),
Pangeran Wangsakerta berhasil membebaskan kedua putra anembahan
Ratu II. Sesampainya di Cirebon, Sultan Ageng Tirtaya membagi
wilayah Kesultanan Cirebon dan mengangkat kedua putra Panembahan
Ratu II itu masing-masing sebagai Sultan Sepuh dan Sultan Anom.
Pangeran Wangsakerta diangkat sebagai Panembahan Cirebon, tanpa
wilayah kekuasaan dan keraton formal. Ia memerintah Kesultan Banten
tahun 1662 – 1677

43
KETERANGAN
No. Nama Sekolah Nama Raja
(Sultan Banten, Sultan Cirebon, & Raja/Bupati Galuh)

143. SMPN Satu Atap Terpadu Maharaja Cipta Sanghyang Di Putra Prabu Haur Kuning Yang Menggantikan Kedudukannya Sebagai
2 Neglasari Galuh Raja Galuh. Pada Masa Kekuasaannya, Kerajaan Galuh Menjadi
Kerajaan Merdeka Seiring Dengan Runtuhnya Kerajaan Sunda. Galuh
Tidak Diklaim Sebagai Wilayah Kekuasaan Kerajaan Sumedanglarang.
Pada Masa Ini, Islam Mulai Masuk Ke Wilayah Galuh, Tetapi Belum
Menyentuh Birokrasi. Maharaja Cipta Sanghyang Di Galuh Menolak
Memeluk Islam Dan Menjadi Raja Galuh Terakhir Yang Menganut
Hindu
144. SMPN Satu Atap Terpadu Maharaja Sanghyang Cipta Sebelum Menjadi Raja, Ia Bernama Ujang Ngekel. Masuk Islam
2 Pasir Angin Permana Karena Ingin Menikahi Tanduran Di Ajun, Putri Pangeran
Mahadikusumah (Maharaja Kawali) Seorang Ulama Penyebar Islam
Di Wilayah Galuh. Setelah Masuk Islam, Ia Diangkat Menjadi
Penguasa Galuh Di Gara Tengah Menggantikan Kedudukan Ayahnya
(Maharaja Cipta Sanghyang Di Galuh) Dengan Gelar Prabu Cipta
Permana. Pada Masa Kekuasaannya, Galuh Bukan Lagi Sebagai
Kerajaan Merdeka Karena Telah Berada Di Bawah Pengaruh
(Kekuasaan) Mataram, Tetapi Status Penguasanya Masih Diakui Oleh
Mataram Setara Dengan Raja Dan Memerintah Belum Atas Nama Raja
Mataram
145. SMPN Satu Atap Terpadu Pangeran Mahadikusumah Atau Penguasa Kawali Pada Masa Awal Penyebaran Islam Di Tatar Galuh.
3 Pasir Angin Maharaja Kawali Ia Seorang Ulama Yang Mendapat Tugas Dari Sunan Gunung Jati
Untuk Menyebarkan Islam Di Galuh. Ia Merupakan Mertua Dari Dari
Maharaja Sanghyang Cipta Permana Atau Prabu Di Galuh.

44
KETERANGAN
No. Nama Sekolah Nama Raja
(Sultan Banten, Sultan Cirebon, & Raja/Bupati Galuh)

146. SMPN Satu Atap Terpadu Dipati Panaekan Penguasa Galuh Yang Diangkat Oleh Penguasa Mataram Sebagai
3 Depok Wedana Mataram Di Galuh. Oleh Raja Mataram, Ia Diberi Kekuasaan
Atas Atas 960 Cacah Dan Memerintah Atas Nama Sultan
Mataram.Terjadi Konflik Dengan Adipati Kertabumi II Atau Adipati
Singaperbangsa I (Penguasa Galuh Kertabumi) Terkait Dengan
Rencana Penyerangan Ke Batavia Atas Perintah Sultan Mataram. Ia
Sependapat Dengan Dipati Ukur Bahwa Penyerangan Ke Batavia
Harus Secepatnya Dilakukan Agar Pengaruh VOC Dapat Segera
Dibendung. Pandangan Itu Berbda Dengan Adipati Kertabumi II
Sehingga Melahirkan Konflik Di Antara Mereka Yang Berujung Pada
Terbunuhnya Adipati Panaekan Oleh Adipati Kertabumi II
147. SMPN Satu Atap Terpadu Rangga Permana Atau Prabu Anak Prabu Geusan Ulun, Penguasa Kerajaan Sumedanglarang Yang
3 Nangewer Dimuntur Diberi Kekuasaan Di Galuh Kertabumi Setelah Menikah Dengan
Tanduran Agung (Anak Tertua Maharaja Sanghyang Cipta Di Galuh)
148. SMPN Satu Atap Terpadu Sanghyang Permana Anak bungsu Maharaja Sanghyang Cipta di Galuh yang diberi
Sirnamanah kekuasaan atas wilayah Kawasen (sekitar Banjarsari sekarang)

45
XVII. KECAMATAN MANIIS

KETERANGAN
No. Nama Sekolah Nama Raja
(Bupati Cianjur)

149. SMPN 1 Maniis Dalem Aria Wangsagoparana Aria Wangsagoparana merupakan anak keenam dari Sunan Wanaperih
atau Aria Kikis. Ia meninggalkan keraton Talaga setelah menikahi
puteri penguasa Sagalaherang, Subang. Ia meninggalkan Talaga karena
berselih paham dengan orang tuanya yang tidak setuju dirinya
mendalami Islam.
150. SMPN 2 Maniis Aria Wiratanu (Dalem Aria Wiratanu merupakan anak Dalem Aria Wangsagoparana hasil
Cikundul) pernikahannya dengan puteri penguasa Sagaherang. Namanya adalah
Raden Jayasasana yang menjadi dalem (penguasa) di daerah Cikundul.
Oleh karena itu, ia pun dikenal dengan sebutan Dalem Cikundul. Ia
memerintah Cianjur tahun 1677 – 1691
151. SMPN Satu Atap Ngabehi Wiratanu (Aria Anak Aria Witanudatar (Dalem Cikundul) hasil pernikahannya dengan
Sukamukti Wiratanudatar II puteri dari Banten. Ia kemudian menjadi penguasa di Cianjur lama dan
mendapat pengakuan sebagai bupati dari VOC. Ia memerintah Cianjur
tahun 1691 – 1707
152. SMPN Terbuka 1 Maniis Pangeran Asramenggala (Aria Dipandang oleh masyarakat Cianjur sebagai pendiri Kota Cianjur
Wiratanudatar III / Dalem karena dialah yang memindahkan pusat pemerintahan Kabupaten
Dicondre) Cianjur dari Ciranjang ke Cianjur. Bupati pertama yang mampu
menghasilkan kopi dan mendapat hadiah dari VOC berupa wilayah
kekuasaan di Selatan Cianjur. Oleh Otto van Reis, Wira Tanudatar III
disebut dengan istilah Penjual Besar Kopi yang Terkenal ‘bekende
grooten koffij leverancier’. Ia memerintah Cianjur tahun 1707 – 1726

46
KETERANGAN
No. Nama Sekolah Nama Raja
(Bupati Cianjur)

153. SMPN Satu Atap Terpadu R. Wiramenggala (R. Adipati Wilayah Kabupaten Cianjur kembali bertambah seiring dengan
1 Tegaldatar Wiratanudatar IV) diamsukkannya wilayah Cibalagung (1748) dan Cikalong (1752) ke
dalam wilayah Kabupaten Cianjur. Ia memerintah Cianjur tahun 1726 –
1761
154. SMPN Satu Atap Terpadu R. Wiranegara (R. Adipati Memiliki perhatian besar terhadap seni budaya yang ditandai dengan
2 Gunungkarung Wiratanudatar V) berkembangnya pantun yang kelak menjadi titik tolak seni mamaos. Ia
memerintah Cianjur tahun 1761 – 1776
155. SMPN Satu Atap Terpadu R. Adipati Wiratanudatar VI Memiliki hobi yang sama dengan ayahnya, di bidang seni budaya.
2 Sukamukti (Dalem Enoh) Pada masa pemerintahannya, seni pantun berkembang dengan baik dan
pondasi bagi penciptaan seni mamaos mulai terbentuk. Ia memerintah
Cianjur tahun 1776 – 1813
156. SMPN Satu Atap Terpadu R. Adipati Prawiraredja I Bupati Cianjur yang memiliki perhatian besar terhadap seni budaya,
3 Citamiang (Dalem Kaum) khususnya pencak silat. Ia pun memiliki perhatian besar terhadap
perkembangan Islam sehingga banyak berdiri pesantren atau pusat-
pusat kajian Islam. Ia memerintah Cianjur tahun 1813 – 1833
157. SMPN Satu Atap Terpadu R. Tumenggung Wiranegara Menjadi Bupati Cianjur menggantikan ayahnya, R. Adipati Prawiradiredja
Pasirjambu (Dalem Tonggoh) I. Sebelum menjadi bupati, ia dikenal dengan nama Aom Kancra dan
berubah nama menjadi Raden Wiranegara. Ia tidak lama menjabat sebagai
Bupati Cianjur karena kegemarannya berburu ikan tanpa mempedulikan
keadaan sekitarnya. Oleh karena itu, Pemerintah Hindia Belanda
memberhentikan dirinya dan diganti oleh Raden Wiradiredja, Patih
Cianjur, yang tiada lain Aom Hasan (nama kecil Dalem Pancaniti). Ia
memerintah Cianjur tahun 1833 – 1834

47
D. SEKOLAH DASAR NEGERI
I. KECAMATAN PURWAKARTA

Keterangan
No. Nama Sekolah Nama Raja – Permaisuri
(Kerajaan Galuh - Sunda)

1. SDN 1 Nagri Kidul Sang Wretikandayun alias Menurut Carita Parahyangan, ia memerintah selama 49 tahun, sebagai
Prabhu Suradharmma raja wilayah Tarumanāgara dan selama 32 tahun menjadi Raja Galuh
2. SDN 2 Nagri Kidul Sang Sénna alias Prabhu Menurut Carita Parahyangan, ia memerintah selama 7 tahun menjadi
Bratasennawa Raja Galuh
3. SDN 3 Nagri Kidul Dewi Sannaha Dalam Carita Parahyangan diceritakan bahwa ia berstatus sebagai istri
Sang Sena, Ibunda Rahyang Sanjaya
4. SDN 4 Nagri Kidul Permandi Kusumah alias Ki Menurut Carita Parahyangan, ia memerintah selama 9 tahun menjadi
Hajar Sukharesi Raja Wilayah Galuh. Ia merupakan cucu Prabhu Purbasura
5. SDN 5 Nagri Kidul Sang Tampéran alias Prabu Menurut Carita Parahyangan, ia memerintah selama 7 tahun menjadi
Barmawijaya Maharaja Galuh dan Sunda
6. SDN 6 Nagri Kidul Manarah alias Ciung Wanara Menurut Carita Parahyangan, ia memerintah selama 80 tahun menjadi
alias Surottama alias Prabhu Raja Galuh. Ia menikah dengan Dewi Kencanawangi, putri Sang
Jayaprakosa Mandaleswara Kretamanggala, berputra Dewi Puspasari alias Dewi Purbasari dari
Sakalabhuwana pernikah dengan Dewi Kencanawangi, putri Sang Kretamanggala

48
Keterangan
No. Nama Sekolah Nama Raja – Permaisuri
(Kerajaan Galuh - Sunda)

7. SDN 7 Nagri Kidul Manisri alias Guruminda alias Menurut Carita Parahyangan, ia memerintah selama 60 tahun menjadi
Prabu Lutung Kasarung alias Raja Galuh, berputra di antaranya Rahiyang Hujung Kulwan dan Sang
Prabhū Dharmmaśakti Tariwulan dari pernikahannya dengan Dewi Puspasari alias Dewi
Wirajayeswara Purbasari. Adapun Rahiyang Hujung Kulwan alias Prabu Gilingwesi
beristrikan Dewi Samata, putri raja Sunda, Prabu Hulukujang atau
Rakeyan Medang
8. SDN 8 Nagri Kidul Dewi Puspasari alias Dewi Permaisuri Kerajaan Galuh ketika tahta kerajaan dipegang oleh
Purbasari Manisri alias Guruminda alias Prabu Lutung Kasarung
9. SDN 9 Nagri Kidul Sang Tariwulan alias Prabu Menurut Carita Parahyangan, ia memerintah selama 7 tahun menjadi
Kretayaśadewa Kuśaleśwara Raja Galuh, berputra Sang Wéléngan dari pernikahan dengan Dewi
Saraswati, putri dari Saunggalah, piutnya senapati Galuh, Sang
Kretayuddha; dan Sang Kretayuddha adalah cucu Resiguru
Demunawan
10. SDN 10 Nagri Kidul Dewi Saraswati Permaisuri Kerajaan Galuh ketika tahta kerajaan dipegang oleh Sang
Tariwulan alias Prabu Kretayaśadewa Kuśaleśwara
11. SDN 11 Nagri Kidul Sang Wéléngan alias Prabu Menurut Carita Parahyangan, ia memerintah selama 7 tahun menjadi
Brajanagara Jayabuana Raja Galuh berputra Prabhu Linggabhuwana, Dewi Kirana, dan Dewi
Widyasari dari pernikahan dengan permaisuri Dewi Sapita. Dari selir,
yaitu Dewi Haraka berputra Sang Aryya Kedaton yang beristri Dewi
Widyasari, adik istri Rakeyan Wuwus alias Prabhu Gajah Kulwan,
yakni Dewi Kirana.

49
Nama Raja/Permaisuri & Keterangan
No. Nama Sekolah Bupati/Patih/Jaksa/ (Kerajaan Galuh – Sunda/
Wedana Kabupaten Karawang/Purwakarta)

12. SDN 12 Nagri Kidul Dewi Sapita Permaisuri Kerajaan Galuh ketika tahta kerajaan dipegang oleh Sang
Wéléngan alias Prabu Brajanagara Jayabuana
13. SDN 13 Nagri Kidul Prabu Linggabhūmi Tidak berputra
14. SDN 1 Sindangkasih Raden Adipati Surialaga Bupati Karawang penyelang dari Sumedang.
15. SDN 2 Sindangkasih Raden Adipati Gandanegara Bupati Karawang yang masih memiliki hubungan kekerabatan dengan
R. A. Singaperbangsa III.
16. SDN 3 Sindangkasih Raden A.A.Soeriamiharja Bupati Karawang terakhir masa penjajahn Belanda. Ia pun menjabat
sebagai Ketua Regentschapraad Karawang sebagai bagian dari
implementasi Bestuurhervormingswet tahun 1922.
17. SDN 4 Sindangkasih Raden Tumenggung Pandu Bupati (Kenco) Karawang masa pendudukan Jepang
Suriadiningrat
18. SDN 5 Sindangkasih Mas Dipa Manggala Patih Afdeeling Karawang tahun 1906
19. SDN 6 Sindangkasih Raden Suma Dipura Ondercollecteur Afdeeling Karawang
20. SDN 7 Sindangkasih Raden Mohamad Sura Diningrat Hoofdjaksa Landraad Purwakarta, Afdeeling Karawang
21. SDN 8 Sindangkasih Mas Sura Praja Wedana Sindangkasih, Afdeeling Karawang
22. SDN 9 Sindangkasih Raden Prawira Dilaga Wedana Adiarsa, Afdeeling Karawang
23. SDN 10 Sindangkasih Mas Marta Diwangsa Wedana Sumedangan, Tegalwaru Land, Afdeeling Karawang

50
Nama Bupati/Patih/ Keterangan
No. Nama Sekolah
Jaksa/Wedana (Kabupaten Karawang/Purwakarta – Galuh/Ciamis)

24. SDN 11 Sindangkasih Mas Suta Miarta Wedana Campel, Tegalwaru Land, Afdeeling Karawang
25. SDN 1 Cipaisan Mas Suta Manggala Wedana Tegalwaru, Tegalwaru Land, Afdeeling Karawang
26. SDN 2 Cipaisan Raden Kertadireja Wedana Kandangsapi, Tegalwaru Land, Afdeeling Karawang
27. SDN 3 Cipaisan Raden Prawita Kusuma Wedana Sagalaherang, Pamanukan & Ciasem Land, Afdeeling
Karawang
28. SDN 4 Cipaisan Raden Adiwikarta Wedana Batusirep, Pamanukan & Ciasem Land, Afdeeling Karawang
29. SDN 5 Cipaisan Raden Kertadireja Wedana Kalijati, Pamanukan & Ciasem Land, Afdeeling Karawang
30. SDN 1 Nagri Tengah Mas Kerta Dilaga Wedana Ciherang, Pamanukan & Ciasem Land, Afdeeling Karawang
31. SDN 2 Nagri Tengah Mas Arta Diwirija Wedana Pagaden, Pamanukan & Ciasem Land, Afdeeling Karawang
32. SDN 3 Nagri Tengah Mas Nata Dikarta Wedana Pamanukan, Afdeeling Karawang
33. SDN 4 Nagri Tengah Mas Karta Widura Wedana Ciasem, Pamanukan & Ciasem Land, Afdeeling Karawang
34. SDN 5 Nagri Tengah Mas Kerta Dilaga Wedana Malang, Pamanukan & Ciasem Land, Afdeeling Karawang
35. SDN 1 Nagri Kaler Raden Jaya Sutisna Adjunct-Jaksa Landraand Purwakarta, Afdeeling Karawang
36. SDN 2 Nagri Kaler Mas Dipati Imbanagara Menurut cerita tradisi, Mas Dipati Imbanagara menjadi penguasa di
Gara Tengah menggantikan kedudukan ayahnya (Dipati Panaekan). Ia
kemudian dihukum oleh penguasa Mataram karena dituduh
memberikan upeti yang tidak sesuai dengan keinginan Raja Mataram.
Upeti itu berupa tujuh orang gadis, tetapi Mas Dipati Imbanagara
dituduh memberikan seorang gadis yang bukan perawan lagi.
Hukuman mati itu dilaksanakan oleh utusan Mataram yang bernama
Narapaksa setelah mendapat perintah dari Mangkubumi Mataram.

51
Nama Bupati/Patih/ Keterangan
No. Nama Sekolah
Jaksa/Wedana (Kabupaten Karawang/Purwakarta – Galuh/Ciamis)

37. SDN 3 Nagri Kaler Sang Raja Cita (Adipati Penguasa Galuh Kertabumi menggantikan kedudukan ayahnya, Prabu
Kertabumi I) Dimuntur. Pada masa kekuasaanya, pengaruh Mataram mulai masuk
ke wilayah Galuh yang ditandai semakin banyaknya penduduk
Wonosobo yang sengaja dikirim ke Galuh oleh Mas Jolang. Ia
memiliki dua orang anak, yaitu Natabumi dan Wiraperbangsa.
Natabumi diperistri oleh Dipati Panaekan, penguasa Galuh-Gara
Tengah.
38. SDN 4 Nagri Kaler Adipati Kertabumi II (R. A. Berkuasa di Kertabumi menggantikan kedudukan ayahnya dengan
Singaperbangsa I) gelar Adipati Kertabumi II atau Raden Adipati Singaperbangsa I. Ia
memindahkan pusat kekuasaannya dari Muntur ke Pataruman Banjar.
Berbeda pandangan dengan Dipati Panaekan (kakak iparnya) mengenai
rencana penyerbuan Mataram ke Batavia. Ia menginginkan konsolidasi
politik di antara vasal Mataram di Priangan sebelum menyerang
Batavia. Pandangannya ini sejalan dengan Rangga Gempol I (penguasa
Sumedang) dan berseberangan dengan Dipati Panaekan dan Dipati
Ukur. Perbedaan tersebut berujung pada konflik yang menewaskan
Dipati Panaekan.
39. SDN 5 Nagri Kaler Adipati Kertabumi III (R. A. Penguasa Kertabumi ini memiliki perhatian besar terhadap pertanian
Singaperbangsa II) yang diperlihatkan dengan kebehasilannya membuka areal
pertambakan sehingga mendapat panggilan Dalem Tambakbaya.
Memindahkan pusat kekuasaan Galuh Kertabumi dari Pataruman ke
Liung Gunung, tempat di mana ia berhasil membuka areal
pertambakan.

52
Nama Bupati/Patih/ Keterangan
No. Nama Sekolah
Jaksa/Wedana (Kabupaten Karawang/Purwakarta – Galuh/Ciamis)

40. SDN 6 Nagri Kaler R. Adipati Singaperbangsa III Merupakan anak sulung Singaperbangsa II yang ketika ayahnya masih
(Dalem Pagergunung) berkuasa, ia berkedudukan sebagai Umbul di Tanjungpura, Karawang.
Memindahkan pusat kekuasaanya ke Bojonglopang. Diperintahkan
oleh Sultan Mataram membebaskan daerah Karawang dari pengaruh
Banten. Dengan jasanya itu, ia diperintahkan untuk menjadi penguasa
di Karawang, tetapi belum sampai di Karawang keburu wafat.
41. SDN 7 Nagri Kaler Kyai Gedeng Kilimanggis Menjadi penguasa Galuh-Kawasen menggantikan kedudukan
kakeknya (Sanghyang Permana). Ia merupakan anak Aria Brajakasep,
salah seorang anak Sanghyang Permana. Ia berkuasa di Kawasen
dengan gelar Amongraja I
42. SDN 8 Nagri Kaler Kyai Raga Lintungwuluh Anak Amongraja I yang menggantikan kedudukan ayahnya menjadi
penguasa di Kawasen dengan gelar Amongraja II. Setelah menjadi
penguasa Kawasen, ia dikenal juga dengan sebutan Panembahan
Bongas yang berkedudukan di Cibodas Hilir (Kawasen)
43. SDN 9 Nagri Kaler R. Entol Wirawadana Menjadi penguasa Kawasen menggantikan ayahnya, Kyai Raga
Lintungwuluh dengan gelar Amongraja III. Selama menjadi penguasa
Kawasen, ia didamping oleh Raga Pasirnaga sebagai patihnya.
44. SDN 10 Nagri Kaler Mas Ngabei Ngastanagara Merupakan putra R. Entol Wirawadana dan menggantikan kedudukan
ayahnya sebagai penguasa Kawasen yang berkedudulan di Leuwiloa.
Ia dikenal pula dengan sebutan Dalem Waru.

53
Keterangan
Nama Bupati/Patih/
No. Nama Sekolah (Kabupaten Galuh Kawasen-Galuh Ciancang/Utama-
Jaksa/Wedana
Galuh Cibatu-Galuh Imbanagara-Ciamis)

45. SDN 11 Nagri Kaler R. Entol Bagus Sutapura Bekas Panglima Perang Mas Dipati Imbanagara yang menyerang
Batavia bersama-sama dengan Dipati Ukur. Diangkat sebagai Bupati
Kawasen karena dipandang berjasa oleh Sultan Mataram dalam
memadamkan perlawanan Dipati Ukur. Setelah menjadi penguasa
Kawasen, ia bergelar R. Tumenggung Sutanaga I.
46. SDN 12 Nagri Kaler Dalem Wiradimanggala Menggantikan kedudukan ayahnya, R. Tumenggung Sutanaga I. Ia
berkedudukan di Pagergunung.
47. SDN 13 Nagri Kaler Dalem Sutawinata I Penguasa Kawasen pengganti Dalem Wiradimanggala (ayahnya),
tetapi berkedudukan di Leuwiloa.
48. SDN 14 Nagri Kaler Dalem Sutawinata II Anak Dalem Sutawinata I yang menggantikan kedudukan ayahnya
sebagai penguasa Kawasen. Ia merupakan penguasa Kawasen terakhir
karena wilayahnya dimasukkan ke dalam kekuasaan Kabupaten Galuh-
Imbanagara
49. SDN 15 Nagri Kaler Dalem Apun Candramerta (R. Salah seorang putra R. Adipati Singaperbangsa III. Hanya dua tahun
Tumenggung Candramerta) berkuasa sebagai Bupati Ciancang karena pindah ke Karawang untuk
membantu kakaknya, R. Adipati Singaperbangsa IV.
50. SDN 16 Nagri Kaler Dalem Demang Sutabaya (R. Bupati Ciancang ini merupakan anak Bupati Bendanegara (Cibatu,
Tumenggung Singanagara) Ciamis) yang bernama Dalem Jayengpati Jayengbaya.

54
Keterangan
Nama Bupati/Patih/
No. Nama Sekolah (Kabupaten Galuh Kawasen-Galuh Ciancang/Utama-
Jaksa/Wedana
Galuh Cibatu-Galuh Imbanagara-Ciamis)

51. SDN 17 Nagri Kaler Dalem Wiranagara (R. Putra Dalem Wirasuta atau R. Adipati Singaperbangsa IV. Ia menjadi
Tumenggung Warganata Bupati Ciancang didampingi oleh R. Candradinata (saudara
sepupunya) sebagai Patih Ciancang
52. SDN 18 Nagri Kaler Dalem Apun Puspanagara (R. Merupakan adik Dalem Wiranagara. Ia menjadi Bupati Ciancang
Tumenggung Jiranagara hanya dua tahun.
53. SDN 19 Nagri Kaler Pangeran Warganala Ia menjadi penguasa di Kabupaten Ciancang setelah menikah dengan
R. Gedeng Sariputri, putri Dalem Sutabaya, Bupati Ciancang Ke-3.
Sebagai putra Pangeran Girilaya (penguasa Cirebon), ia memberikan
warna keagamaan yang begitu kuat di Kabupaten Ciancang.
54. SDN 20 Nagri Kaler Dalem Apun Candranagara Putra Dalem Candramerta yang menjadi Bupati Ciancang
menggantikan kedudukan Pangeran Warganala
55. SDN 1 Purwamekar Nyi R. Ayu Rajakusumanagara Putra Dalem Jayengpati II, Bupati Bendanagara/Cibatu, Ciamis. Tahun
(Dalem Istri) 1718, kedudukannya sebagai Bupati Ciancang diserahkan kepada
suaminya agar roda pemerintahan berjalan lebih lancar.
56. SDN 2 Purwamekar Dalem Kertayana (R. Menerima jabatan Bupati Ciancang dari istrinya, Nyi R. Ayu
Tumenggung Wiramantri I) Rajakusumanagara. Salah seorang anaknya, Nyi R. Ayu diperistri oleh
R. Adipati Kusumadinata, Bupati Imbanagara ke-5.

55
Keterangan
Nama Bupati/Patih/
No. Nama Sekolah (Kabupaten Galuh Kawasen-Galuh Ciancang/Utama-
Jaksa/Wedana
Galuh Cibatu-Galuh Imbanagara-Ciamis)

57. SDN 3 Purwamekar Dalem Adipati Jayamanggala Anak Dalem Kertayana yang semasa kekuasaannya mendapat serangan
(R. Tumenggung Wiramantri II) dari Banyumas. Peristiwa itu dapat dimentahkan karena mendapat
bantuan dari Bupati Imbanagara dan penguasa di sekitar Kabupaten
Ciancang
58. SDN 1 Ciseureuh Dalem Adipati Suriakusuma (R. Putra pertama Dalem Jayamanggala. Memindahkan pusat
Tumenggung Wiramantri III) kekuasaannya ke daerah perbatasan dengan Citapen.
59. SDN 2 Ciseureuh Dalem Adipati Surianagara (R. Putra sulung Dalem Adipati Suriakusuma yang menggantikan
Tumenggung Wiramantri IV) kedudukan ayahnya sebagai Bupati Ciancang. Tahun 1789, mendapat
serangan dari Banyumas untuk yang ketiga kalinya. Akibat serangan
itu, Dalem Adipati Surianagara meninggalkan Ciancang dan untuk
sementara waktu, jabatan bupati dipegang oleh Panembahan
Warganala IV atau dikenal juga dengan sebutan Kyai Jalipan.
Serangan Banyumas dapat digagalkan setelah mendapat bantuan dari
Imbanagara dan VOC. Setelah aman, Dalem Adipati Surianagara
kembali Ciancang dan mengganti nama kabupatennya menjadi
Kabupaten Utama.
60. SDN 3 Ciseureuh Panembahan Warganala IV Bupati Ciancang ketika Kabupaten Ciancang diserang oleh Banyumas
(Kyai Jalipan) yang mendapat bantuan dari Dayeuh Luhur. Jabatan bupati tersebut
diserahkan kembali kepada Dalem Adipati Surianagara setelah tentara
Banyumas berhasil dipukul mundur dari wilayah Ciancang.

56
Keterangan
Nama Bupati/Patih/
No. Nama Sekolah (Kabupaten Galuh Kawasen-Galuh Ciancang/Utama-
Jaksa/Wedana
Galuh Cibatu-Galuh Imbanagara-Ciamis)

61. SDN 4 Ciseureuh R. Wirabrata (R. Demang Menjadi Bupati Utama menggantikan kedudukan mertuanya, R.
Wiratmaka) Tumenggung Wiramantri IV. Pada masa kekuasaanya, Pemerintah
Hindia Belanda menghapus Kabupaten Utama dan wilayahnya
dijadikan kademangan yang dipimpin oleh seorang patih. Oleh karena
itu, tahun 1806, R. Wirabrata diangkat sebagai Patih Utama sampai
tahun 1811. Selanjutnya, ia diangkat sebagai Patih Galuh-Ciamis dari
tahun 1812 – 1819).
62. SDN 5 Ciseureuh R. Tumenggung Jayengpati I Pendiri Kabupaten Cibatu. Ia merupakan cicit Gedeng Upama, anak
sulung Prabu Haur Kuning, yang berkuasa di Galuh Pangauban dengan
pusat kekuasaannya di Putrapinggan.
63. SDN 6 Ciseureuh R. Tumenggung Jayengpati II Menggantikan kedudukan ayahnya sebagai Bupati Cibatu.
(R. Tumenggung Wirautama I)
64. SDN 7 Ciseureuh R. Tumenggung Jayengpati III Putra kedua R. Tumenggung Jayengpati II. Menjadi Bupati Cibatu
(R. T. Wirautama II) karena kakaknya yang bernama R. Tumenggung Kertayana menjadi
Bupati Ciancang
65. SDN 8 Ciseureuh R. Tumenggung Jayengpati IV Menggantikan kedudukan ayahnya sebagai Bupati Cibatu.
(R. T. Wirautama III)
66. SDN 9 Ciseureuh R. Tumenggung Jayengpati V Putra sulung R. Tumenggung Jayengpati IV sehingga diangkat menjadi
(R. T. Wirautama IV/R. Bupati Cibatu.
Jayakusuma)

57
Keterangan
Nama Bupati/Patih/
No. Nama Sekolah (Kabupaten Galuh Kawasen-Galuh Ciancang/Utama-
Jaksa/Wedana
Galuh Cibatu-Galuh Imbanagara-Ciamis)

67. SDN 10 Ciseureuh R. Tumenggung Jayengpati VI Sebelum menjabat sebagai bupati, ia bernama R. Kertanagara. Ia
(R. T. Wirautama V) adalah Bupati Cibatu terakhir karena pada 1812, Kabupaten Cibatu,
Kabupaten Utama, dan Kabupaten Imbanagara disatukan oleh
Pemerintah Hindia Belanda menjadi Kabupaten Galuh.
68. SDN 11 Ciseureuh Mas Bongsar (R. Adipati Arya Atas saran Sultan Mataram, memindahkan pusat kekuasaannya dari
Panji Jayanagara) Gara Tengah ke Barunay (di Imbanagara sekarang) dan mengganti
nama wilayah kekuasaannya menjadi Galuh-Imbanagara. Peristiwa ini
diperkirakan terjadi pada 12 Juni 1642. Oleh Jacob Couper, ia diberi
kekuasaan atas 708 cacah.
69. SDN 12 Ciseureuh R. Tumenggung Anggapraja Putra pertama R. Adipati Arya Panji Jayanagara. Hanya setahun
menjadi Bupati Imbanagara karena menolak bekerja sama dengan
VOC.
70. SDN 13 Ciseureuh R. Adipati Angganaya Menggantikan kedudukan kakaknya sebagai Bupati Imbanagara.
Kekuasaan VOC mulai masuk ke wilayah Galuh dan mereka mulai
berusaha untuk menerapkan monopoli perdagangan dan ikut campur
dalam pemerintahan untuk menjaga kepentingan VOC.
71. SDN 1 Tegal Munjul R. Adipati Sutadinata Pada saat itu, VOC telah menerapkan preangerstelsel yang intinya
adalah penerapan sistem pemerintahan tidak langsung (indirect rule).
Artinya, VOC tidak ikut campur langsung dalam urusan politik
pribumi sepanjang kepentingannya dalam mencari keuntungan dari

58
Keterangan
Nama Bupati/Patih/
No. Nama Sekolah (Kabupaten Galuh Kawasen-Galuh Ciancang/Utama-
Jaksa/Wedana
Galuh Cibatu-Galuh Imbanagara-Ciamis)

komoditas pertanian tidak terganggu. Pada tahun 1704, R. Adipati


Sutadinata menandatangani kontrak politik dengan VOC yang berlaku
selama 10 tahun. Berdasarkan kontrak politik tersebut beberapa jenis
komoditi perdagangan yang dihasilkan oleh Kabupaten Imbanagara
harus dijual kepada VOC dengan harga yang telah ditetapkan oleh
VOC. Dengan demikian, sejak tahun itu VOC memiliki otoritas penuh
untuk menentukan jenis komoditas perdagangan yang hrus ditanam
dan dijual hasilnya kepada VOC
72. SDN 2 Tegal Munjul R. Adipati Kusumadinata I Menjadi Bupati menggantikan kedudukan ayahnya, R. Adipati
Sutadinata. Pelopor penanaman kopi di wilayah Galuh seiring dengan
perintahnya kepada rakyat untuk membudidayakan tanaman kopi di
lereng Gunung Sawal dan Gunung Ciremai (Cirebon). Meskipun
berhasil dibudidayakan, produksi kopi di Kabupaten Galuh-
Imbanagara tidak lebih tinggi dibandingkan dengan kabupaten lainnya
di wilayah Priangan.
73. SDN 3 Tegal Munjul R. Adipati Kusumadinata II Putra kedua R. Adipati Kusumadinata I. Ia menjadi Bupati Imbanagara
selama lima tahun dan wafat tahun 1732. Oleh karena tidak memiliki
anak, jabatan bupati diserahkan kepada keponakannya yang bernama
Mas Garuda, putra R. Ayu Candranagara (kakak kandung R. Adipati
Kusumadinata II).

59
Keterangan
Nama Bupati/Patih/
No. Nama Sekolah (Kabupaten Galuh Kawasen-Galuh Ciancang/Utama-
Jaksa/Wedana
Galuh Cibatu-Galuh Imbanagara-Ciamis)

74. SDN 4 Tegal Munjul Dalem Jagabaya Bupati sementara karena Mas Garuda, yang berhak menjadi Bupati
Imbanagara, masih berusia tiga tahun. Bupati ini membantu Bupati
Ciancang yang diserang oleh Banyumas yang dibantu oleh tentara
Dayeuh Luhur.
75. SDN 5 Tegal Munjul R. Adipati Kusumadinata III Diangkat menjadi Bupati Imbanagara setelah usianya dipandang cukup
dewasa. Ketika menduduki jabatan Bupati Galuh-Imbanagara, ia
memakai gelar R. Adipati Kusumadina III. Membantu proses penataan
kembali Ciancang yang hancur akibat serangan Banyumas.
76. SDN 1 Munjul Jaya R. Adipati Natadikusuma Sebagai anak sulung R. Adipati Kusumadinata III, ia diangkat VOC
sebagai bupati menggantikan kedudukan ayahnya. Ia hanya lima tahun
menjabat bupati karena VOC mencopot jabatannya. Pencopotan itu
diawali oleh peristiwa penamparan yang dilakukan R. Adipati
Natadikusuma terhadap Ajun Kumetir Pieter Herbertus van Lawick
van Pabst. Peristiwa itu terjadi karena Bupati tersinggung oleh perintah
van Pabst yang memerintahkan bupati untuk menimbang hasil bumi.
Akibatnya, VOC menahannya di Cirebon meskipun tidak lama
kemudian dibebaskan, tetapi jabatan bupatinya tidak dipulihkan oleh
VOC.
77. SDN 2 Munjul Jaya R. Adipati Surapraja Bupati Penyelang yang berasal dari Limbangan. Disebut sebagai bupati
penyelang karena ia bukan bupati dari keturunan Galuh.

60
Keterangan
Nama Bupati/Patih/
No. Nama Sekolah (Kabupaten Galuh Kawasen-Galuh Ciancang/Utama-
Jaksa/Wedana
Galuh Cibatu-Galuh Imbanagara-Ciamis)

78. SDN 3 Munjul Jaya R. Tumenggung Jayengpati VI Pada saat diangkat sebagai Bupati Galuh-Imbanagara, ia berkedudukan
Kartanagara sebagai Bupati Cibatu. Pengangkatan itu seiring dengan penyatuan
Kabupaten Cibatu, Utama, dan Imbanagara menjadi Kabupaten Galuh.
Ia menjabat bupati hanya beberapa bulan karena dianggap oleh VOC
tidak cakap
79. SDN 4 Munjul Jaya R. Tumenggung Natanagara Bupati ini berasal dari Cirebon dan mengusulkan agar pusat kekuasaan
Kabupaten Galuh dipindahkan ke Randegan, dekat Banjar. Akan
tetapi, usul itu tidak dapat direalisasikan karena Residen Cirebon
mencopot dirinya sebagai Bupati Galuh karena dirinya dianggap tidak
mampu mengatasi kerusuhan di Nusa Kambangan.
80. SDN 5 Munjul Jaya Pangeran Sutawijaya Bupati ini berasal dari Gebang, Cirebon. Kekuasaannya sangat singkat
karena terjadi ketidakharmonisan antara dirinya dengan ketiga
patihnya, yaitu R. Wiradikusuma (Imbanagara), R. Wiratmaka
(Utama), dan R. Jayadikusuma (Cibatu/Ciamis). Meskipun demikian,
pada masa Bupati Pangeran Sutajaya, terjadi pengurangan wilayah
Kabupaten Galuh karena sebagian masuk ke wilayah Kabupaten
Sukapura dan sebagian lagi masuk ke wilayah Kersidenan Banyumas
81. SDN 1 Citalang R. Tumenggung Wiradikusuma Menggantikan kedudukan Pangeran Sutajaya. Atas kesepakatan
dengan Patih Utama dan Patih Cibatu, nama Galuh dijadikan sebagai
nama kabupaten sebagai gabungan dari Imbanagara, Utama, dan
Cibatu/Ciamis. Pusat kekuasaannya ditetapkan di Ciamis.

61
Keterangan
Nama Bupati/Patih/
No. Nama Sekolah (Kabupaten Galuh Kawasen-Galuh Ciancang/Utama-
Jaksa/Wedana
Galuh Cibatu-Galuh Imbanagara-Ciamis)

82. SDN 2 Citalang R. Adipati Adikusuma Ketika menjadi Bupati Galuh, wilayah kekuasaannya tidak hanya
meliputi daerah Cibatu, Imbanagara, dan Utama melainkan juga daerah
Kawali dan Panjalu.

II. KECAMATAN BABAKANCIKAO

Keterangan
Nama Bupati/Patih/
No. Nama Sekolah (Kabupaten Galuh Kawasen-Galuh Ciancang/Utama-
Jaksa/Wedana
Galuh Cibatu-Galuh Imbanagara-Ciamis)

83. SDN 1 Maracang R. Adipati Arya R. A. A. Kusumadiningrat, yang mendapat panggilan Kangjeng Prebu
Kusumadiningrat (Kanjeng merupakan Bupati Galuh terkemuka. Panggilan ini tidaklah berlebihan
Prebu) karena di bawah kepemimpinannya, Kabupaten Galuh relatif berhasil
melaksanakan pembangunan. Kangjeng Prebu membangun saluran-
saluran air dan dam-dam untuk mengairi daerah persawahan. Ia juga
membuka areal persawahan baru dan areal perkebunan kalapa.
Pendidikan mendapat perhatian yang cukup besar dari Kangjeng
Prebu. Untuk pendidikan anak-anak dan kerabatnya, ia mengundang
guru Belanda ke kabupaten untuk mengajarkan kecakapan membaca

62
Nama Bupati/Patih/ Keterangan
No. Nama Sekolah
Jaksa/Wedana (Kabupaten Ciamis – Sukapura/Tasikmalaya)

dan berbicara bahasa Belanda. Pada tahun 1862 di Ciamis diadakan


Sekolah Sunda, menyusul kemudian di Kawali pada tahun 1872
dengan tujuan membuka kesempatan mengenyam pendidikan bagi
rakyatnya.
84. SDN 2 Maracang R. Adipati Arya Kusumasubrata Merupakan anak Kangjeng Prebu yang menggantikan kedudukannya
sebagai Bupati Galuh. Ia mendapat pendidikan formal karena ayahnya
seorang bupati yang progresif. Semasa menjabat sebagai bupati, ia
mendirikan Koperasi Mangunsubaya yang menampun hasil pertanian
rakyat. Untuk mempermudahkan komunikasi, beberapa prasarana
transportasi, seperti jembatan dibangun di di pusat pemerintahan
Kabupaten Galuh. Demikian juga dengan pembangunan di bidang
keagamaan, ia banyak membangun langgar atau mushala di setiap
kampung. Bupati Galuh terakhir yang memiliki hubungan darah
dengan Prabu Haur Kuning.
85. SDN 1 Ciwarng R. Adipati Sastrawinata VOC tidak mengangkat R. Oto Gurnita Kusumasubrata menggantikan
kedudukan ayahnya sebagai Bupati Galuh karena ia memiliki jiwa
nasionalism. Jabatan bupati diserahkan kepada R. Adipati Sastrawinata
yang berasal dari Purwakarta. Pada masa kekuasaannya, Kabupaten
Galuh berubah nama menjadi Kabupaten Ciamis. Pada masa ini, ia
membuka Rawa Onom di Pulo Majeti untuk dijadikan areal
persawahan. Selain itu, ia pun berhasil memadamkan pemberontakan
komunis pimpinan Egom Dirja yang membuat huru hara di kota
Ciamis sekarang.

63
Nama Bupati/Patih/ Keterangan
No. Nama Sekolah
Jaksa/Wedana (Kabupaten Sukapura – Tasikmalaya)

86. SDN 2 Ciwareng Pangeran Benawa Dalam tradisi lisan, Pangeran Benawa merupakan anak Jaka Tingkir
(Sultan Pajang) hasil pernikahannya dengan Raden Ayu). Ia menjadi
pangkal silsilah para bupati Sukapura - Tasikmalaya
87. SDN 1 Babakancikao Pangeran Kusumahdiningrat Dipercaya bahwa tokoh ini merupakan anak dari Pangeran Benawa.
(Tuan Dago Jawa) Tuan Dago Jawa memiliki beberapa putra, salah satunya bernama
Sareupeun Cibuniagung.
88. SDN 2 Babakancikao Sareupeun Cibuniagung Dalam historiografi tradisional, memiliki putra yang bernama Entol
Wiraha. Putranya ini kemudian menjadi penguasa lokal di sekitar
Sukakerta
89. SDN 1 Hegarmanah Entol (Dalem) Wiraha Tokoh ini merupakan anak dari Sareupeun Cibuniagung. Menikah
dengan Nyai Punyai Agung (Ageng) puteri penguasa Negara
Sukakerta. Melalui pernikahan itu, Entol Wiraha dinobatkan sebagai
Umbul Sukakerta menggantikan mertuanya.
90. SDN 2 Hegarmanah Raden Ngabehi Wirawangsa (R. Anak Entol Wiraha yang kemudian diangkat sebagai Umbul Sukakerta
T. Wiradadaha) menggantikan ayahnya. Kedudukannya sebagai Umbul Sukakerta tidak
berubah sebelum peristiwa Dipati Ukur melanda wilayah Priangan.
Peristiwa itu mengantarkan dirinya mendapat kedudukan lebih tinggi
karena oleh Sultan Agung dianggap berjasa dalam memadamkan
peristiwa Dipati Ukur. Ia diangkat sebagai Mantri Agung (bupati)
untuk Sukapura yang wilayahnya hampir setengahnya dari wilayah
bekas Tatar Ukur. Setelah diangkat sebagai Bupati Sukapura bergelar

64
Nama Bupati/Patih/ Keterangan
No. Nama Sekolah
Jaksa/Wedana (Kabupaten Sukapura – Tasikmalaya)

Raden Tumenggung Wiradadaha I. Memindahkan pusat


pemerintahannya dari Dayeuh Tengah ke Leuwiloa. Setelah wafat,
jasadnya dimakamkan di Pasir Baganjing sehingga dikenal pula
dengan sebutan Dalem Baganjing.
91. SDN Kadumekar Raden Djajamanggala (R. T. Tokoh ini merupakan anak ketiga dari Raden Ngabehi Wirawangsa dan
Wiradadaha II) setelah dinobatkan sebagai Bupati Sukapura, ia bergelar Raden
Tumenggung Wiradadaha II. Akan tetapi, masa jabatannya hanya
sebentar karena dirinya wafat setelah dihukum mati oleh Sultan
Mataram karena disudutkan oleh fitnah. Oleh karena itu, ia dikenal
pula dengan panggilan Dalem Tamela.
92. SDN Cilangkap Raden Anggadipa I (R. T. Ketika R. T. Wiradadaha II wafat, delapan orang putranya belum
Wiradadaha III) cukup umur untuk menjadi bupati. Oleh karena itu, jabatan Bupati
Sukapura diserahkan kepada adiknya, Raden Anggadipa I (putra
keempat R. T. Wiradadaha I). Setelah dinobatkan sebagai Bupati
Sukapura, ia bergelar Raden Tumenggung Wiradadaha III. Ia sangat
memperhatikan kehidupan keagamaan terlebih pada masanya, terdapat
seorang wali penyebar Islam yaitu Syekh Andul Muhyi di Pamijahan.
Tahun 1683, ditangkap dan ditahan di Batavia karena dituduh punya
hubungan dengan Syekh Yusuf. Akan tetapi, tidak lama kemudian
dilepaskan karena tuduhan itu tidak terbukti. Setelah wafat, ia dikenal
dengan panggilan Dalem Sawidak karena memiliki anak sekitar 62
orang.

65
Nama Bupati/Patih/ Keterangan
No. Nama Sekolah
Jaksa/Wedana (Kabupaten Sukapura – Tasikmalaya)

93. SDN 1 Mulyamekar Raden Subamanggala (R. T. Sebelum menjabat Bupati Sukapura, dirinya ditahan oleh Pemerintah
Wiradadaha IV) Hindia Belanda karena dituduh memberi bantuan kepada orang-orang
yang tidak loyal kepada VOC. Tahun 1717, dirinya bahkan dibuang ke
Ceylon an baru dibebaskan tahun 1721 setelah VOC mengabulkan
permohonan R. T. Wiradadaha III (ayahnya). Tahun 1723, R.
Subamanggala diangkat menjadi Bupati Sukapura dengan gelar Raden
Tumenggung Wiradadaha IV. Setelah wafat, tokoh ini dikenal dengan
panggilan Dalem Pamijahan karena jasadnya dimakamkan di
Pamijahan, berdekatan dengan guru spritualnya, Syekh Abdul Muhyi.
94. SDN 2 Mulyamekar Raden Secapati (R. T. Raden Secapati merupakan keponakan R. T. Wiradadaha IV, cucu
Wiradadaha V) Dalem Tambela (R. T. Wiradadaha II). Setelah diangkat sebagai
Bupati Sukapura, ia memakai nama Raden Tumenggung Wiradadaha
V. Pada masa pemerintahannya berada dalam tekanan VOC karena
daerah Priangan dijadikan sebagai daerah pembayar utang Mataram.
Hanya dua tahun menjadi Bupati Sukapura karena wafat.
95. SDN 3 Mulyamekar Raden Jaya Anggadireja R. T. Tokoh ini merupakan anak R. T. Wiradadaha V yang diangkat sebagai
Wiradadaha VI) Bupati Sukapura pada usia 18 tahun sehingga untuk menjalankan roda
pemerintahannya didampingi oleh wali. Setelah menjadi Bupati
Sukapura, ia bergelar Raden Tumenggung Wiradadaha VI. Setelah
wafat dikenal dengan panggilan Dalem Siwarak karena setelah
menanggalkan jabatan bupati, akibat berbeda pendapat dengan
patihnya, ia tinggal di Kampung Ciwarak (Distrik Mandala).

66
Nama Bupati/Patih/ Keterangan
No. Nama Sekolah
Jaksa/Wedana (Kabupaten Sukapura – Tasikmalaya)

96. SDN 1 Cigelam Raden Djajamanggala II (R. T. Ia merupakan putra tertua R. T. Wiradadaha VI yang diangkat menjadi
Wiradadaha VII) Bupati Sukapura pada usia masih muda. Untuk menjaga jalannya roda
pemerintahan, VOC mengangkat kakek dari garis ibunya, Dalem
Tumenggung Wiratanubaya III (Bupati Parakanmuncang) sebagai
walinya. Tahun 1770, Raden Djajamanggala II diangkat penuh sebagai
Bupati Sukapura dan menggunakan gelar Raden Tumenggung
Wiradadaha VII. Tahun 1880, mengajukan kepada Pemerintah Hindia
Belanda agar dirinya diberi gelar adipati dan dikabulkan sehingga
namanya menjadi Raden Adipati Wiratanubaya (sumber lain
menyebutnya R. Adipati Wiratanureja). Memindahkan pusat
pemerintahan dari Leuwiloa ke Empang, Sukaraja. Setelah wafat,
jasadnya dikuburkan di Pasirtando sehingga dikenal dengan panggilan
Dalem Pasirtando.
97. SDN 2 Cigelam Raden Demang Anggadipa II (R. Putra nomor lima R. T. Wiradadaha VII dan setelah diangkat sebagai
T. Wiradadaha VIII) Bupati Sukapura, memakai gelar Raden Tumenggung Wiradadaha
VIII. Tahun 1811, jabatan bupatinya dicopot karena menolak menanam
nila. Penolakannya itu berdampak pada penghapus Kabupaten
Sukapura dan wilayahnya dimasukkan ke Kabupaten Limbangan.
Setelah Kabupaten Sukapura dibentuk kembali tahun 1813, ia diangkat
kembali menjadi Bupati Sukapura tahun 1814 dengan syarat harus
berhasil menanam nila beserta pabrik pengolahannya. Memindahkan
ibu kota Kabupaten Sukapura ke Pasirpanjang kemudian Manonjaya.

67
Nama Bupati/Patih/ Keterangan
No. Nama Sekolah
Jaksa/Wedana (Kabupaten Sukapura – Tasikmalaya)

98. SDN 1 Cicadas R. Tumenggung Surialaga Keturunan Sumedang yang diangkat menjadi Bupati setelah
Pemerintah Hindia Belanda membentuk kembali Kabupaten Sukapura.
Oleh karena bukan keturunan Wiradadaha, Bupati R. T. Surialaga tidak
bersedia untuk tinggal di Pendopo Sukaraja, tetapi ia lebih memilih
tinggal di daerah yang sekarang bernama Kota Tasikmalaya. Tahun
1814, jabatan bupati diserahkan kembali kepada R. T. Wiradadaha VIII
99. SDN 2 Cicadas Raden Tumenggung Tokoh ini merupakan adik kandung R. T. Wiradadaha VIII dan
Danudiningrat sebelum menjadi Bupati Sukapura, berkedudukan sebagai Patih
Sukapura. Ia arsitek pembangunan Manonjaya sebagai calon ibu kota
Kabupaten Sukapura menggantikan Sukaraja. Ia menjadi Bupati
Sukapura kedua yang berkedudukan di Manonjaya.

III. KECAMATAN BUNGURSARI

Nama Bupati/Patih/ Keterangan


No. Nama Sekolah
Jaksa/Wedana (Kabupaten Sukapura – Tasikmalaya)

100. SDN 1 Cibening Raden Tumenggung Mengantikan R. T. Danuningrat sebagai Bupati Sukapura yang
Wiratanubaya berkedudukan di Manonjaya. Selama menjabat sebagai bupati, ia
sangat memperhatikan perkembangan kehidupan keagamaan sehingga
pesantren banyak yang dibuka dan berkembang dengan baik.

68
Nama Bupati/Patih/ Keterangan
No. Nama Sekolah
Jaksa/Wedana (Kabupaten Sukapura – Tasikmalaya)

Kehidupan sektor ekonomi pun mangalami pertumbuhan yang cukup


signifikan. Setelah wafat, ia dikenal dengan panggilan Dalem
Sumeren.
101. SDN 2 Cibening R. Rangga Tanuwangsa (Raden R. T. Tanuwangsa merupakan adik kandung R. T. Wiratanubaya. Ia
Tumenggung Wiraadegdaha) diangkat menjadi Bupati Sukapura karena kakaknya tu tidak memiliki
putra. Setelah menduduki jabatan bupati, Tanuwangsa bergelar R.
Tumenggung Wiraadegdaha). Tahun 1872, ia memperoleh gelar
adipati sehingga namanya menjadi R. Tumenggung Adipati
Wiradegdaha. Pangkat ini diberikan untuk menhibur hati bupati
Sukapura dan Cianjur karena para bupati menjadi pegawai negara yang
menerima gaji bulanan. Ia dicopot dari jabatannya karena melanggar
aturan Pemerintah Hindia Belanda mengenai kedudukan bupati. Oleh
pemerintah, ia ditahan di Bogor sehingga dikenal dengan panggilan
Dalem Bogor.
102. SDN Ciwangi Raden Demang Danukusumah Tokoh ini merupakan adik kandung R. T. A. Wiraadegdaha yang
(Raden Tumenggung Adipati sekaligus berkedudukan sebagai Patih Sukapura di Manonjaya. Setelah
Wirahadiningrat) diangkat sebagai Bupati Sukapura, dirinya memakai gelar R.
Tumenggung Wirahadiningrat. Dalam kaca mata pemerintah, ia
merupakan bupati yang sangat cakap sehingga dianugerahu gelar
adipati (1893), payung kuning (1898), dan mendapat bintang Oranye
Nassau (1900). Oleh karena itu, bupati ini dikenal di kalangan
masyarakat dengan panggilan Dalem Bintang. Ia diperintahkan untuk
memindahkan ibu kota Kabupaten Sukapura ke Tasikmalaya. Perintah
tersebut tidak bisa dilaksanakan karena dirinya keburu wafat.

69
Nama Bupati/Patih/ Keterangan
No. Nama Sekolah
Jaksa/Wedana (Kabupaten Sukapura – Tasikmalaya)

103. SDN Cibungur R. Rangga Wiratanuwangsa Salah seorang putra Dalem Bogor. Setelah diangkat menjadi Bupati
(Raden Tumenggung Aria Sukapura, ia berganti nama menjadi R. Tumenggung
Prawirahadiningrat) Prawirahadiningrat. Bupati inilah yang memindahkan ibu kota
Kabupaten Sukapura ke Tasikmalaya sekaligus sebagai bupati pertama
yang berkedudukan di Tasikmalaya. Di kalangan masyarakat, bupati
ini dikenal dengan panggilan Dalem Aria karena mendapat gelar itu
dari Pemerintah Hindia Belanda sehingga namanya menjadi R. T. Aria
Prawirahadiningrat.
104. SDN Bungursari Raden Tumenggung Putra sulung R. T. Aria Prawirahadiningrat yang setelah menjabat
Wiratanuningrat bupati bergelar R. Tumenggung Wiratanuningrat. Oleh masyarakat
Sukapura, ia dipandang sebagai bupati pembangunan karena berhasil
memajukan perekonomian Kabupaten Sukapura. Ia berhasil membuka
Lakbok menjadi areal persawahan dan banyak membangun dam untuk
kepentingan pertanian. Ia pun berhasil memajukan koperasi untuk
mendongkrak kesejahteraan rakyatnya. Untuk menekan angka
kemiskinan, ia banyak mendirikan rumah miskin Islam dengan tujuan
memberdayakan orang miskin agar punya keterampilan sehingga
terbebas dari kemiskinan. Untuk memperlancar komunikasi, ia pun
banyak membangun jembatan. Pada masa pemerintahannya, tepatnya
tahun 1913, Kabupaten Sukapura diubah namanya menjadi Kabupaten
Tasikmalaya sesuai dengan nama pusat pemerintahannya.
105. SDN Cinangka Raden Tumenggung Tokoh ini merupakan anak R. T. Wirahadiningrat, keponakannya
Wiradipoetra Dalem Bogor. Pada masa pemerintahannya, sebagian wilayah

70
Nama Bupati/Patih/ Keterangan
No. Nama Sekolah
Jaksa/Wedana (Kabupaten Sukapura – Tasikmalaya)

Kabupaten Sukapura yang dulunya milik Bupati Ciamis, dikembalikan


kembali ke kabupaten asalnya, kecuali Distrik Manonjaya. Peristiwa
ini bisa terjadi, mengingat pada waktu yang bersamaan, kakaknya yang
bernama R. T. A. Sunarya sedang menjabat Bupati Ciamis. R.
Tumenggung Wiradiputra merupakan Bupati Sukapura terakhir dari
keturunan R. Tumenggung Wiradadaha I.
106. SDN 1 Cikopo R. Demang Soemanegara Patih Afdeeling Tasikmalaya sejak tahun1871

107. SDN 2 Cikopo R. Rangga Soekma Amidjaja Patih Afdeeling Tasikmalaya sejak tahun 1884

108. SDN 3 Cikopo R. Demang Soeria Djajanegara Patih Afdeeling Tasikmalaya sejak tahun 1894

109. SDN 4 Cikopo R. Rangga Soerianingrat Patih Afdeeling Tasikmalaya sejak tahun 1906

110. SDN 1 Dangdeur Mas Rangga Tirta Madja Patih Afdeeling Tasikmalaya sejak tahun 1907

111. SDN 2 Dangdeur R. Rangga Minta Redja Patih Afdeeling Tasikmalaya sejak tahun 1908

112. SDN 1 Cibodas R. Rangga Atmadibrata Patih Afdeeling Tasikmalaya sejak tahun 1916

113. SDN 2 Cibodas R. Rangga Prawira Koesoema Patih Afdeeling Tasikmalaya sejak tahun 1921

114. SDN Wanakerta R. Rangga Wiriadinata Patih Afdeeling Tasikmalaya sejak tahun 1925

115. SDN Karangmukti R. Koesoemadinata Patih Afdeeling Tasikmalaya sejak tahun 1931

71
IV. KECAMATAN CAMPAKA

Nama Bupati/Patih/ Keterangan


No. Nama Sekolah
Jaksa/Wedana (Kabupaten Sukapura – Tasikmalaya)

116. SDN Campaka R. Demang Sastranegara Patih Afdeeling Tasikmalaya sejak tahun 1935

117. SDN 1 Capakasari R. Padma Negara Jaksa Afdeeling Tasikmalaya tahun 1885 – 1898

118. SDN 2 Campakasari Raden Karta di Koesoema Jaksa Afdeeling Tasikmalaya tahun 1898 – 1901
119. SDN 3 Camapakasari Raden Nata Koesoema Jaksa Afdeeling Tasikmalaya tahun 1901 – 1909
120. SDN Cirende Raden Soeriakarta Prawira Jaksa Afdeeling Tasikmalaya tahun 1909 – 1915
121. SDN Benteng R. Tjakra Adisoerja Jaksa Afdeeling Tasikmalaya tahun 1915 – 1918
122. SDN 1 Cikumpay Raden Wirasendjaja Jaksa Afdeeling Tasikmalaya tahun 1918 – 1920
123. SDN 2 Cikumpay Raden Kartahadimadja Jaksa Afdeeling Tasikmalaya tahun 1920 – 1921
124. SDN Cijaya R. Soemintapoera Jaksa Afdeeling Tasikmalaya tahun 1921 – 1924
125. SDN 1 Kertamukti R. Kandoeroean Wangsanagara Jaksa Afdeeling Tasikmalaya tahun 1924 – 1926
126. SDN 2 Kertamukti R. Kartadanoeatmadja Jaksa Afdeeling Tasikmalaya tahun 1926 – 1927
127. SDN 1 Cimahi R. Tresna Jaksa Afdeeling Tasikmalaya tahun 1927 – 1928
128. SDN 2 Cimahi R. Karhiwikarta Jaksa Afdeeling Tasikmalaya tahun 1928 – 1932
129. SDN 3 Cimahi R. Mohamad Soechrawardi Jaksa Afdeeling Tasikmalaya tahun 1932 – 1936
130. SDN 1 Cijunti R. Soele Jaksa Afdeeling Tasikmalaya tahun 1936 – 1938

72
Nama Bupati/Patih/ Keterangan
No. Nama Sekolah
Jaksa/Wedana (Kabupaten Sukapura – Tasikmalaya)

131. SDN 2 Cijunti R. Miming Natakoesoema Jaksa Afdeeling Tasikmalaya tahun 1938 – 1940
132. SDN 3 Cijunti R. Abdoelrahman Kartadipoetra Jaksa Afdeeling Tasikmalaya tahun 1940 – 1942
133. SDN Cisaat R. Rangga Djaja di Brata Wedana Tasikmalaya tahun 1896 – 1908

V. KECAMATAN PASAWAHAN

Nama Bupati/Patih/ Keterangan


No. Nama Sekolah
Jaksa/Wedana (Kabupaten Sukapura – Tasikmalaya)

134. SDN 1 Pasawahan Kidul R. Rangga Minta Redja Wedana Tasikmalaya tahun 1908 – 1913
135. SDN 2 Pasawahan Kidul R. Rangga Minta Redja Wedana Tasikmalaya tahun 1913 – 1916
136. SDN 1 Sawah Kulon R. Rangga Atmadibrata Wedana Tasikmalaya tahun 1916 – 1921
137. SDN 2 Sawah Kulon R. Rangga Prawira Koesoema Wedana Tasikmalaya tahun 1921 – 1925
138. SDN 1 Lebak Anyar R. Rangga Wiriadinata Wedana Tasikmalaya tahun 1925 – 1927
139. SDN 3 Lebak Anyar R. Adikoesoemah Wedana Tasikmalaya tahun 1927 – 1933
140. SDN 1 Ciherang R. Soemadiningrat Wedana Tasikmalaya tahun 1933 – 1937
141. SDN 2 Ciherang R. Iljas Wangsamihardja Wedana Tasikmalaya tahun 1937 – 1940
142. SDN 3 Ciherang R. Rangga Koesoemasembada Wedana Tasikmalaya tahun 1940 – 1945

73
Nama Bupati/Patih/ Keterangan
No. Nama Sekolah
Jaksa/Wedana (Kabupaten Sukapura/Tasikmalaya – Limbangan/Garut)

143. SDN 1 Margasari Raden Reksa Atmaja Wedana Banjar, Afdeeling Sukapura
144. SDN 2 Margasari Raden Sastra Winata Wedana Pasirpanjang, Afdeeling Sukapura
145. SDN 3 Margasari Raden Karta Dikusuma Wedana Padaherang, Afdeeling Sukapura
146. SDN 1 Selaawi Raden Nata Praja Wedana Singaparna, Afdeeling Sukapura
147. SDN 2 Selaawi Raden Minanta Kusuma Wedana Cijulang, Afdeeling Sukapura.
148. SDN 3 Selaawi Prabu Limanjaya Menurut tradisi lisan, tokoh ini anak dari Prabu Siliwangi dan
dipandang sebagai tunggul bagi silsilah bupati-bupati
Laimbangan/Garut.
149. SDN 1 Pasawahan R. Wijayakusumah (Dalem Dipercaya oleh masyarakat Garut sebagai titik silsilah yang
Cipancar) menurunkan para bupati di Limbangan – Garut.
150. SDN 2 Pasawahan Najawangsa Bupati Limbangan pertama yang tercatat dalam dokumen resmi VOC.
Tidak diketahui sejak kapan ia diangkat sebagai Bupati Limbangan.
Yang pasti, ia menyerahkan jabatannya pada 1678.
151. SDN 3 Pasawahan Kiai Mas Mertasinga Bupati Limbangan yang berkuasa dari tahun 1678 – 1726
152. SDN 1 Kertajaya R. Wangsadita Bupati Limbangan yang berkuasa dari tahun 1726 – 1740
153. SDN 2 Kertajaya R. Rangga Limbangan Bupati Limbangan yang berkuasa dari tahun 1740 – 1744
154. SDN Cidahu R. Surapraja Bupati Limbangan yang berkuasa dari tahun 1744 – 1752

74
Nama Bupati/Patih/ Keterangan
No. Nama Sekolah
Jaksa/Wedana (Kabupaten Limbangan - Garut)

155. SDN Warungkadu R. Tumenggung Wangsareja Bupati Limbangan yang berkuasa dari tahun 1752 – 1763
156. SDN Pasawahan Anyar R. T. Wangsadireja I Bupati Limbangan yang berkuasa dari tahun 1763 – 1799
157. SDN Cihuni R. Wangsakusuma Bupati Limbangan yang berkuasa tahun 1799

VI. KECAMATAN JATILUHUR

Nama Bupati/Patih/ Keterangan


No. Nama Sekolah
Jaksa/Wedana (Kabupaten Limbangan - Garut)

158. SDN 1 Kembangkuning R. R. T. Wangsadireja II Bupati Limbangan yang berkuasa dari tahun 1799 – 1805
159. SDN 2 Kembangkuning R. Tumenggung Wangsareja Bupati Limbangan yang berkuasa dari tahun 1805 – 1813
160. SDN 3 Kembangkuning R. Adipati Adiwijaya Bupati penyelang, keturunan menak Sumedang. Pada masa ini, Raffles
membentuk kembali Kabupaten Limbangan pada 16 Februari 1813
dengan ibu kotanya di Suci. Akan tetapi, Bupati Adiwijaya
memandang perlu dipindahkan ke tempat yang lebih baik lagi. Pusat
pemerintahan yang diinginkan oleh Bupati Adiwijaya terletak di suatu
daerah yang kemudian bernama Garut. Tahun 1821, Bupati Adiwijaya
memindahkan ibu kota kabupaten Limbangan ke Garut
161. SDN 4 Kembangkuning R. Kusumadinata/R. Bupati penyelang, keturunan menak Sumedang. Ia anak pertama
Kusumaningrat Bupati R. Adipati Adiwijaya. Akan tetapi, ia hanya dua tahu
menduduki jabatan sebagai Bupati Limbangan.

75
Nama Bupati/Patih/ Keterangan
No. Nama Sekolah
Jaksa/Wedana (Kabupaten Limbangan - Garut)

162. SDN 5 Kembangkuning Tumenggung Jayadiningrat (R. Tumenggung Jayadiningrat menjadi bupati menggantikan mertuanya,
Adipati Wiratanudatar VII) R. Kusumadinata. Setelah menjabat sebagai Bupati Limbangan, ia
bergelar R. Adipati Wiratanudatar VII karena ia keturunan Bupati
Cianjur.
163. SDN 1 Cibinong R. Adipati Wiratanudatar VIII Bupati Limbangan yang menggantikan R. Adipati Wiratanudatar VII.
Bupati ini masih memiliki hubungan kekerabatan dengan bupati
sebelumnya karena sama-sama berasal dari Cianjur. Menikah dengan
Raden Ayu Lasminingrat, anak Hoofdpenghulu Limbangan, R. Haji
Muhamad Musa.
164. SDN 2 Cibinong R. A. A. Suriakertalagawa Menjadi Bupati Limbangan menggantikan pamannya, R. Adipati
Wiratanudatar VII. Pada masa pemerintahannya, Kabupaten
Limbangan berganti nama menjadi Kabupaten Garut sesuai dengan
nama ibu kotanya.
165. SDN 3 Cibinong R. A. A. Muhamad Musa Bupati ini terkenal dengan loyalitasnya kepada Pemerintah Hindia
Suriakertalegawa Belanda sehingga dijanjikan bahwa jabatan bupati garut akan menjadi
haknya sampai turunan ketujuh. Bupati Garut terakhir pada masa
penjajahan Belanda.
166. SDN Cilegong Raden Aria Suria Kartadireja Patih Afdeeling Limbangan tahun 1906
167. SDN 1 Jatiluhur Raden Jayasubrata Jaksa Landraan Afdeeling Limbangan
168. SDN 2 Jatiluhur Raden Rangga Danu Kusuma Wedana Suci, Afdeeling Limbangan
169. SDN 3 Jatiluhu Raden Sura Dipura Wedana Panembong, Afdeeling Limbangan

76
Nama Bupati/Patih/ Keterangan
No. Nama Sekolah
Jaksa/Wedana (Kabupaten Limbangan - Garut)

170. SDN 1 Cikaobandung Mas Pura Direja Wedana Timbanganten, Afdeeling Limbangan
171. SDN 2 Cikaobandung Raden Dayadireja Wedana Wanakerta, Afdeeling Limbangan
172. SDN 3 Cikaobandung Raden Rangga Sumawireja Wedana Cikembulan, Afdeeling Limbangan
173. SDN 4 Cikaobandung Raden Prawira Dikusuma Wedana Batuwangi, Afdeeling Limbangan
174. SDN 5 Cikaobandung Raden Wangsa Adijaya Wedana Balubur Limbangan, Afdeeling Limbangan
175. SDN 1 Jatimekar Raden Kartanegara Wedana Kandangwesi, Afdeeling Limbangan
176. SDN 2 Jatimekar Raden Jaya Subrata Wedana Negara, Afdeeling Limbangan
177. SDN 1 Bunder Sultan Abunasar Muhammad Putra Sultan Abdulmufakir Muhammad Aliudin. Pada masa
Ishak Zainul Mutaqin kekuasaannya, tidak mengakui kekuasaan Daendels. Sebagai buktinya,
ia membunuh du Vuy, utusan Daendels, yang datang ke Keraton
Banten untuk menyampaikan ultimatum agar Kesultanan Banten
tunduk secara penuh kepada Pemerintah Hindia Belanda. Peristiwa itu
mengakibatkan Daendels menyerang Keraton Banten dan menangkap
serta menawan Sultan Banten di Batavia. Dampak peristiwa itu,
Kesultanan Banten dibagi menjadi tiga wilayah pemerintahan setingkat
kabupaten, yaitu Banten Hulu, Banten hilir, dan Anyer. Sultan
Abanasar ditangkap dan ditawan di Batavia.

77
Keterangan
Nama Sultan/Bupati/
No. Nama Sekolah (Kesultanan Banten – Kabupaten Lebak, Caringin,
Patih/ Jaksa/Wedana
Pandeglang, Serang)

178. SDN 2 Bunder Sultan Pangeran Natawijaya Diangkat sebagai sultan sementara akibat adanya peristiwa
pembunuhan du Vuy
179. SDN 3 Bunder Sultan Agilludin (Sultan Putra Pangeran Ratu Aliudin. Diangkat sebagai penguasa wilayah
Abdulmufakir Muhammad Banten, tetapi hanya sebagai simbol belaka karena Kesultanan Banten
Aliudin II) sepenuhnya sudah berada di bawah kekuasaan Pemerintah Hindia
Belanda. Akan tetapi, Sultan Aliudin II tidak loyal kepada Pemerintah
Hindia Belanda. Ia menolak untuk menyediakan tenaga kerja rodi
untuk keperluan pembuatan Grote Postweg yang diikuti oleh
kerusuhan dan pembunuhan terhadap orang-orang Belanda. Akibatnya,
Sultan Aliudin II ditangkap dan iasingkan ke Ambon karena
menentang Daendels.
180. SDN 4 Bunder Sultan Muhamad Syafiudin Penguasa Kesultanan Banten tetapi kedudukannya di Ciekek,
Pandeglang. Lahir perlawanan rakyat Banten di bawah kepemimpinan
Pangeran Ahmad, putra Sultan Abumufakir Muhamad Aliudin II.
Perlawanan mereda seiring dengan berakhirnya kekuasaan Daendels di
Banten. Kekuasaan Daendels digantikan oleh Raffles dan pada masa
kekuasaannya, Kesultanan Banten dihapus dan seluruh wilayahnya
menjadi wilayah kekuasaan Inggris. Raffles membagi wilayah Banten
menjadi empat kabupaten yang dipimpin oleh seorang bupati.
Statusnya dijadikan sebagai “bupati sultan” tetapi tidak memiliki
kekuasaan lagi.

78
Keterangan
Nama Sultan/Bupati/
No. Nama Sekolah (Kesultanan Banten – Kabupaten Lebak, Caringin,
Patih/ Jaksa/Wedana
Pandeglang, Serang)

181. SDN 5 Bunder Sultan Muhammad Rafiuddin Meskipun bergelar sultan, tetapi jabatan resminya bupati sultan karena
tidak memiliki kekuasaan politik apapun. Ia hanya berkedudukan
sebagai pemangku adat Kesultanan Banten. Peristiwa ini terjadi pada
masa kekuasaan Raffles, pengganti Daendels.
182. SDN 1 Mekargalih Pangeran Suramenggala Bupati Banten Lor (Banten Utara) tahun 1813
183. SDN 2 Mekargalih Tubagus Hayudin Bupati Banten Kulon (Banten Barat) tahun 1813
184. SDN 3 Mekargalih Tubagus Ramlan Bupati Banten Tengah tahun 1813
185. SDN 1 Parakanlima Tumenggung Suradilaga Bupati Banten Kidul (Banten Selatan) yang berkedudukan di
Cilangkahan. pusat kekuasaan Banten Kidul dipindahkan ke Cibungur,
tetapi karena daerah ini terkikis oleh Kali Cigarang, pusat kekuasaan
Banten Kidul kemudian dipindahkan lagi ke Lebak Parahyang di
daerah Leuwidamar
186. SDN 2 Parakanlima Pangeran Senajaya (Tubagus Bupati Lebak Ke-2 yang berkedudukan di Lebak Parahyang. Pada
Jamin) masa ini banyak terjadi perlawanan rakyat kepada Inggris akibat
Kesultanan Banten dihapus oleh Raffles.

79
Nama Bupati/ Patih/ Keterangan
No. Nama Sekolah
Jaksa/Wedana (Kabupaten Lebak, Caringin, Pandeglang, Serang)

187. SDN 1 Cisalada R.T.A. Karta Nata Negara Bupati Lebak yang memiliki hubungan kekerabatan dengan menak
Priangan. Diangkat sebagai Bupati Lebak karena berjasa dalam
menangkap pemimpin perlawanan rakyat Banten yang bernama Nyai
Gumparo. Pada masa kekuasaannya banyak terjadi peristiwa pentinga,
antara lain pelaksanaan sistem tanam paksa (cultuurstelsel), munculnya
perlawanan rakyat, pemindahan ibu kota kabupaten, reorganisasi
wilayah, dan “kasus” Max Havelaar
188. SDN 2 Cisalada R.T. Prawira Kusumah (Dalem Kedudukan bupati sebagai penguasa tradisional diubah oleh
Barangbang) Pemerintah Hindia Belanda. Bupati beserta jajaran pangreh praja
lainnya dijadikan sebagai pegawai negara sehingga digaji oleh
Pemerintah Hindia Belanda
189. SDN 3 Cisalada R.T. Suta Angun-Angun Pada masa kekuasaannya, Kabupaten Lebak diserang berbagai wabah
(Kanjeng Ondo) penyakit, seperti demam, penyakit perut bagian bawah (berok),
penyakit hewan (sampar binatang), dan pes
190. SDN 4 Cisalada Raden Adipati Aria Suria Berhasil memperbaiki jalan Rangkasbitung – Sampay dan wilayah
Nataningrat kekuasaannya dimekarkan dari empat distrik menjadi lima distrik.
Pada masa ini pula, Gunung Krakatau meletus cukup dahsyat.

80
VII. KECAMATAN SUKATANI

Nama Bupati/ Patih/ Keterangan


No. Nama Sekolah
Jaksa/Wedana (Kabupaten Lebak, Caringin, Pandeglang, Serang)

191. SDN 1 Sukatani R. Adipati Aria Suriadiputera Menggantikan kedudukan R. A. A. Suria Nataningrat sebagai Bupati
Lebak. Memberikan perhatian pada masalah pendidikan karena
menyadari bahwa di bidang pendidikan, Kabupaten Lebak masih
terbelakang.
192. SDN 2 Sukatani R. Adipati Aria Gondosaputera Menjadi Bupati Lebak tahun 1925 menggantikan R. Adipati Aria
Suriadiputera
193. SDN 3 Sukatani R. T. Hardiwinangun Bupati Lebak terakhir sebelum NKRI berdiri. Ia memegang jabatan
bupati menggantikan kedudukan R. Adipati Aria Gondosaputera.
194. SDN 5 Sukatani R.T. Mandoera Radja Bupati Caringin (Banten) Pertama yang berkuasa dari tahun 1827-1840
Djajanegara
195. SDN 6 Sukatani R.T. Wiradidjaja Bupati Caringin (Banten) yang berkuasa dari tahun 1840-1849
196. SDN 1 Malangnengah R.T.Koesoemanegara Bupati Caringin (Banten) yang berkuasa dari tahun 1849-1849
197. SDN 3 Malangnengah R.T.Aria Adipati Soerjanegara Bupati Caringin (Banten) yang berkuasa dari tahun 1849-1872
198. SDN 1 Cianting Utara R.T. Djajanegara Bupati Caringin (Banten) yang berkuasa dari tahun 1872-1883
199. SDN 2 Cianting Utara R.T. Adipati Koesoemadiningrat Bupati Caringin (Banten) yang berkuasa dari tahun 1883-1896
200. SDN 1 Cianting R.T. Soera Adiningrat Bupati Caringin (Banten) yang berkuasa dari tahun 1896-1898

81
Nama Bupati/ Patih/ Keterangan
No. Nama Sekolah
Jaksa/Wedana (Kabupaten Lebak, Caringin, Pandeglang, Serang)

201. SDN 2 Cianting R. Soeria Bupati Caringin (Banten) yang berkuasa dari tahun 1898-1908
202. SDN 3 Cianting R.T. Aria Tjondronegoro Bupati Pandeglang Pertama sebagai hasil reorganisasi dari
Djayanegara penggabungan Kabupaten Caringin dan Kabupaten Banten Tengah. Ia
memerintah Kabupaten Pandeglang dari tahun 1848 – 1849
203. SDN 1 Pasirmunjul R.T. Aria Natadiningrat Bupati Pandeglang yang memerintah dari tahun 1894 – 1870
204. SDN 2 Pasirmunjul R.T. Pandji Gondokoesoemo I Bupati Pandeglang yang memerintah dari tahun 1870
205. SDN Cibodas R.T. Soetadindingrat Bupati Pandeglang yang memerintah dari tahun 1870 – 1888
206. SDN Sukamaju R.T. Abdul Gafoer Bupati Pandeglang yang memerintah dari tahun 1888 – 1898
Soerawinangoen
207. SDN Cilalawi R.T. Soera Adiningrat Bupati Pandeglang yang memerintah dari tahun 1898 – 1910
208. SDN Cipicung R.T. Mas Kanta Astrawijaya Bupati Pandeglang yang memerintah dari tahun 1910 – 1914
209. SDN 1 Tajursindang R.T.A. Hasan Kartadiningrat Bupati Pandeglang yang memerintah dari tahun 1914 – 1927
210. SDN 2 Tajursindang R. Aria Adipati Wiriaatmadja Bupati Pandeglang yang memerintah tahun 1927
211. SDN 3 Tajursindang R. Aria Adipati Soerja Bupati Pandeglang yang memerintah dari tahun 1927 – 1941
Djajanegara
212. SDN 4 Tajursindang R.T. Djoemhana Wiraatmadja Bupati Pandeglang yang memerintah dari tahun 1941 – 1945
213. SDN 1 Panyindangan Pangeran MudzafarAdi Santika Bupati Serang yang memerintah dari tahun 1816-1827

82
Nama Bupati/ Patih/ Keterangan
No. Nama Sekolah
Jaksa/Wedana (Kabupaten Lebak, Caringin, Pandeglang, Serang)

214. SDN 2 Panyindangan R. A Djayakusumaningrat Bupati Serang yang memerintah dari tahun 1828-1840
215. SDN 3 Panyindangan R.T. Mandoera Radja Bupati Serang yang memerintah dari tahun 1820-1848
Djadjanagara (Bulhasan)
216. SDN 4 Panyindangan R. Toemegoeng Basudin Bupati Serang yang memerintah dari tahun 1849-1870
Tjandranagara
217. SDN 1 Sindanglaya R.T. Pandji Gondokoesoemo Bupati Serang yang memerintah dari tahun 1870-1888
(TB. Hanafi)
218. SDN 2 Sindanglaya R. Tumenggung Soetadiningrat Bupati Serang yang memerintah dari tahun 1888-1893
Murwan
219. SDN 1 Sukajaya R. Tumenggung Bagus Djaja Bupati Serang yang memerintah dari tahun 1893-1898
220. SDN 2 Sukajaya R. Ariadjayaatmaja Bupati Serang yang memerintah dari tahun 1898-1901
221. SDN 3 Sukajaya R.A. Achmad Djayadiningrat Bupati Serang yang memerintah dari tahun 1901-1904
222. SDN Cijantung R. Tumenggung Prawiro Bupati Serang yang memerintah dari tahun 1904-1931. Bupati Serang
Kusoeman yang tidak memiliki hubungan kekerabatan dengan Kesultanan Banten
karena berasal dari Limbangan

83
VIII. KECAMATAN SUKASARI

Nama Bupati/ Patih/ Keterangan


No. Nama Sekolah
Jaksa/Wedana (Kabupaten Lebak, Caringin, Pandeglang, Serang)

223. SDN 1 Parungbanteng R.A.A. Abas Soerianata Bupati Serang yang memerintah dari tahun 1931-1935. Bupati Serang
Atmadja yang tidak memiliki hubungan kekerabatan dengan Kesultanan Banten
karena berasal dari Limbangan
224. SDN 2 Parungbanteng R.A.A Hilman Djajadiningrat Bupati Serang Terakhir sebelum NKRI berdiri yang memerintah dari
tahun 1935-1945
225. SDN 1 Sukasari Raden Sastra Winangun Patih Afdeeling Serang Tahun (1906)
226. SDN 2 Sukasari Mas Astrawidjaja Hoofdjaksa Afdeeling Serang
227. SDN 3 Sukasari Tubagus Cakra Kusuma Wedana Ciruas, Afdeeling Serang
228. SDN 1 Ciririp Mas Suta Dipura Wedana Pontang, Afdeeling Serang
229. SDN 2 Ciririp Mas Padma Wijaya Wedana Cikandi, Afdeeling Serang
230. SDN Kertamanah Mas Jaya Atmaja Patih Afdeeling Anyer (Cilegon) Tahun 1906
231. SDN 1 Kutamanah Mas Niti Widjaja Jaksa Afdeeling Anyer (Cilegon)
232. SDN 2 Kutamanah Mas Niti di Wiria Wedana Cilegon, Afdeeling Anyer (Cilegon)

84
IX. KECAMATAN TEGALWARU

Nama Bupati/ Patih/ Keterangan


No. Nama Sekolah
Jaksa/Wedana (Kabupaten Lebak, Caringin, Pandeglang, Serang)

233. SDN 1 Cadassari Raden Padma di Ningrat Wedana Anjer, Afdeeling Anyer (Cilegon)
234. SDN 2 Cadassari Tubagus Husen Wedana Kramatwatu, Afdeeling Anyer (Cilegon)
235. SDN 1 Batutumpang Tubagus Atmawijaya Patih Afdeeling Pandeglang Tahun 1906
236. SDN 2 Batutumpang Agus Prawira Suparja Jaksa Afdeeling Pandeglang
237. SDN 3 Batutumpang Mas Sura Wiguna Wedana Ciomas, Afdeeling Pandeglang
238. SDN 1 Citalang Raden Sastra Winata Wedana Kolelet, Afdeeling Pandeglang
239. SDN 2 Citalang Raden Sastra di Ningrat Wedana Cimanuk, Afdeeling Pandeglang
240. SDN 1 Tegalsari Mas Suria Patih Afdeeling Caringin Menes Tahun 1906
241. SDN 2 Tegalsari Mas Cakra Dimeja Jaksa Afdeeling Caringin Menes
242. SDN Tegalwaru Mas Karta Wijaya Wedana Menes, Afdeeling Caringin Menes
243. SDN 1 Warungjeruk Raden Suta Winangun Wedana Caringin, Afdeeling Caringin Menes
244. SDN 2 Warungjeruk Mas Duta Wiharja Wedana Cibaliung, Afdeeling Caringin Menes
245. SDN 1 Karoya Mas Astra Wijaya Patih Afdeeling Lebak (Rangkasbitung) Tahun 1906
246. SDN 2 Karoya Tubagus Kartapraja Jaksa Afdeeling Lebak (Rangkasbitung)
247. SDN Sukahaji Raden Kanduruan Suria Wedana Sajira, Afdeeling Lebak (Rangkasbitung)
Dikusuma

85
Nama Sultan/Bupati/ Keterangan
No. Nama Sekolah
Patih/ Jaksa/Wedana (Kabupaten Lebak – Kesultanan Kasepuhan, Cirebon)

248. SDN Galumpit Raden Suria Diputra Wedana Parungkujang, Afdeeling Lebak (Rangkasbitung)
249. SDN Cadasmekar Mas Wangsa Yuda Wedana Lebak, Afdeeling Lebak (Rangkasbitung)
250. SDN 1 Cisarua Sultan Raja Tajularipin Sultan Sepuh II dari Kesultanan Kasepuhan Cirebon yang berkuasa
Jamaludin dari tahun 1697 – 1723
251. SDN 2 Cisarua Sultan Sepuh Raja Jaenudin Sultan Sepuh III dari Kesultanan Kasepuhan Cirebon yang berkuasa
dari tahun 1723 – 1753
252. SDN 1 Pasanggrahan Sultan Sepuh Raja Sena Moh Sultan Sepuh IV dari Kesultanan Kasepuhan Cirebon yang berkuasa
Jaenudin dari tahun 1753 – 1773
253. SDN 2 Pasanggrahan Sultan Sepuh Safiudin/ Sultan Sepuh V dari Kesultanan Kasepuhan Cirebon yang berkuasa
Matangaji dari tahun 1773 – 1786
254. SDN 1 Sukamulya Sultan Sepuh Hasanudin Sultan Sepuh VI dari Kesultanan Kasepuhan Cirebon yang berkuasa
dari tahun 1786 – 1791
255. SDN 2 Sukamulya Sultan Sepuh Joharudin Sultan Sepuh VII dari Kesultanan Kasepuhan Cirebon yang berkuasa
dari tahun 1791 – 1815
256. SDN 3 Sukamulya Sultan Sepuh Raja Udaka Sultan Sepuh VIII dari Kesultanan Kasepuhan Cirebon yang berkuasa
dari tahun 1815 – 1845

86
Keterangan
No. Nama Sekolah Nama Sultan
(Kesultanan Kasepuhan, Cirebon)

257. SDN 3 Cisarua Sultan Sepuh Sulaiman Sultan Sepuh IX dari Kesultanan Kasepuhan Cirebon yang berkuasa
dari tahun 1845 – 1880

X. KECAMATAN PLERED

Keterangan
No. Nama Sekolah Nama Sultan
(Kesultanan Kasepuhan – Kanoman, Cirebon)

258. SDN 1 Citeko Sultan Sepuh Raja Atmaja Sultan Sepuh X dari Kesultanan Kasepuhan Cirebon yang berkuasa
dari tahun 1880 – 1899
259. SDN 2 Citeko Sultan Sepuh Jamaludin Sultan Sepuh XI dari Kesultanan Kasepuhan Cirebon yang berkuasa
Aluda/Tajularipfin dari tahun 1899 – 1942
260. SDN 1 Gandasoli Sultan Muhammad Chadirudin Sultan Anom II dari Kesultanan Kanoman Cirebon
261. SDN 2 Gandasoli Sultan Muhammad Alimudin Sultan Anom III dari Kesultanan Kanoman Cirebon
262. SDN 1 Plered
263. SDN 2 Plered Sultan Muhammad Chaeruddin Sultan Anom IV dari Kesultanan Kanoman Cirebon
264. SDN 4 Plered Sultan Muhammad Imamudin Sultan Anom V dari Kesultanan Kanoman Cirebon

87
Nama Sultan/Pangeran/
Keterangan
No. Nama Sekolah Bupati/ Patih/ Jaksa/
(Kesultanan Kanoman – Kaprabon)
Wedana

265. SDN 1 Cibogohilir Sultan Muhammad Kamaroedin Sultan Anom VI dari Kesultanan Kanoman Cirebon
I
266. SDN 2 Cibogohilir Sultan Muhamamad Kamaroedin Sultan Anom VII dari Kesultanan Kanoman Cirebon
II
267. SDN 1 Anjun Sultan Muhamamad Dulkarnaen Sultan Anom VIII dari Kesultanan Kanoman Cirebon
268. SDN 2 Anjun Sultan Muhamamad Nurbuat Sultan Anom IX dari Kesultanan Kanoman Cirebon
269. SDN 1-2 Sindangsari Pangeran Raja Adipati Kaprabon Penguasa Keraton Kaprabon Cirebon yang memerintah dari tahun
1698 – 1734
270. SDN 3 Sindangsari Pangeran Kusumawaningyun Penguasa Keraton Kaprabon Cirebon yang memerintah dari tahun
Kaprabon 1734 – 1766
271. SDN Babakansari Pangeran Brataningrat Kaprabon Penguasa Keraton Kaprabon Cirebon yang memerintah dari tahun
1766 – 1798
272. SDN 1 Pamoyanan Pangeran Raja Sulaiman Penguasa Keraton Kaprabon Cirebon yang memerintah dari tahun
Sulendraningrat Kaprabon 1798 – 1838
273. SDN 2 Pamoyanan Pangeran Arifudin Penguasa Keraton Kaprabon Cirebon yang memerintah dari tahun
Kusumabratawirdja Kaprabon 1838 – 1878
274. SDN Palinggihan Pangeran Adikusuma Adiningrat Penguasa Keraton Kaprabon Cirebon yang memerintah dari tahun
Kaprabon 1878 – 1918

88
Keterangan
Nama Pangeran/Bupati/
No. Nama Sekolah (Kesultanan Kaprabon – Kacirebonan - Kabupaten
Patih/ Jaksa/Wedana
Cirebon)

275. SDN Citekokaler Pangeran Angkawijaya Penguasa Keraton Kaprabon Cirebon yang memerintah dari tahun
Kaprabon 1918 – 1946
276. SDN Linggarsari Pangeran Carbon Amir Penguasa Keraton Kacirebonan Cirebon yang memerintah dari tahun
Mukminin 1808-1814
277. SDN Sempur Pangeran Raja Madenda Hidayat Penguasa Keraton Kacirebonan Cirebon yang memerintah dari tahun
1814-1851
278. SDN 2 Gandamekar Pangeran Raja Madenda wijaya Penguasa Keraton Kacirebonan Cirebon yang memerintah dari tahun
1851-1914
279. SDN Liunggunung Pangeran Raja Madenda Penguasa Keraton Kacirebonan Cirebon yang memerintah dari tahun
Partadiningrat 1914-1931
280. SDN 1 Gandamekar Pangeran raja Madenda Penguasa Keraton Kacirebonan Cirebon yang memerintah dari tahun
Raharjadiningrat 1931-1950
281. SDN Rawasari R. Sinuk (Muchamad) Bupati Cirebon Pertama setelah Pemerintah Hindia Belanda
menghapus kekuasaan politik para sultan. Ia memerintah Kabupaten
Cirebon dari tahun 1800 – 1808
282. SDN 1 Cibogogirang R. Ngabei Suradiningrat Bupati Cirebon setelah Pemerintah Hindia Belanda menghapus
kekuasaan politik para sultan. Ia memerintah Kabupaten Cirebon dari
tahun 1808-1828
283. SDN 2 Cibogogirang Kanjeng Kyai R. Adipati Bupati Cirebon setelah Pemerintah Hindia Belanda menghapus
Baudenda Suradiningrat kekuasaan politik para sultan. Ia memerintah Kabupaten Cirebon dari
tahun 1828-1843

89
XI. KECAMATAN PONDOKSALAM

Nama Bupati/ Patih/ Keterangan


No. Nama Sekolah
Jaksa/Wedana (Kabupaten Cirebon)

284. SDN 1 Sukajadi R. Tumenggung Baudenda Bupati Cirebon setelah Pemerintah Hindia Belanda menghapus
Suradiningrat kekuasaan politik para sultan. Ia memerintah Kabupaten Cirebon dari
tahun 1843-1847

285. SDN 1 Tanjungsari R. Adipati Surya Dirja Bupati Cirebon setelah Pemerintah Hindia Belanda menghapus
kekuasaan politik para sultan. Ia memerintah Kabupaten Cirebon dari
tahun 1847-1877
286. SDN 1 Parakansalam R. Adipati Suraadiningrat Bupati Cirebon setelah Pemerintah Hindia Belanda menghapus
kekuasaan politik para sultan. Ia memerintah Kabupaten Cirebon dari
tahun 1877-1902
287. SDN 1 Pondokbungur R. Adipati Salmon Salam Bupati Cirebon setelah Pemerintah Hindia Belanda menghapus
Suryadiningrat kekuasaan politik para sultan. Ia memerintah Kabupaten Cirebon dari
tahun 1902-1918

288. SDN Salem R.M. Panji Aryiodinoto Bupati Cirebon setelah Pemerintah Hindia Belanda menghapus
kekuasaan politik para sultan. Ia memerintah Kabupaten Cirebon dari
tahun 1920-1927

90
Nama Bupati/ Patih/ Keterangan
No. Nama Sekolah
Jaksa/Wedana (Kabupaten Cirebon - Kuningan)

289. SDN Galudra Pangeran Adipati Aria Suriadi Bupati Cirebon setelah Pemerintah Hindia Belanda menghapus
kekuasaan politik para sultan. Ia memerintah Kabupaten Cirebon dari
tahun 1928-1942
290. SDN Bungurjaya Sang Pandawa atau Prabu Menurut sumber tradisi, Sang Pandawa memimpin Kuningan sebagai
Wiragati raja yang dibantu oleh Sang Wulan dan Sang Tumanggal.
291. SDN Gurudug Demunawan (Sang Menurut cerita tradisi, ia menjadi Raja Kuningan menggantikan
Seuweukarma) kedudukan Sang Pandawa. Ia diangkat sebagai raja Kuningan setelah
mampu menahan serangan Sanjaya, Raja Galuh. Daerah Kabuyutan
Galunggung oleh Rahyangtang Sempakwaja diserahkan kepada
Demunawan yang tidak lain merupakan anaknya sendiri.
292. SDN Salammulya Dipati Ewangga Ditugasi oleh Sunan Gunung Jati untuk membentuk pemerintahan di
Kuningan. Dipati Ewangga pun dikenal sebagi seorang empu.
293. SDN Situ Dalem Mangkubumi Anak sulung Dalem Geusan Ulun yang menggantikan kedudukan
ayahnya sebagai penguasa Kuningan
294. SDN 2 Tanjungsari R. Brata Adiningrat Bupati Kuningan ketika Kuningan berada di bawah kekuasaan VOC.
(1876 – 1887) Pada masa kekuasaannya, ia berhasil memproduksi padi melebih
produksi padi di wilayah lainnya di lingkangan Keresidenan Cirebon.
295. SDN Salamjaya Raden Tumenggung Pada masa kekuasaannya, Kabupaten Kuningan mengalami perubahan
Brataningrat (1887-1903) wilayah administrasi sebagai dampak reorganisasi wilayah oleh
Pemerintah Hindia Belanda.

91
Nama Bupati/ Patih/ Keterangan
No. Nama Sekolah
Jaksa/Wedana (Kabupaten Kuningan - Indramayu)

296. SDN 3 Tanjungsari Raden Tumenggung Adipati Menjadi Bupati Kuningan menggantikan kedudukan Raden
Brata Amidjaja Tumenggung Brataningrat
297. SDN 2 Sukajadi R. Dali Soerjanaatmadja Menggantikan Raden Tumenggung Adipati Brata Amidjaja sebagai
Bupati Kuningan.
298. SDN 2 Pondokbungur R. Moch. Achmad Menggantikan R. Dali Soerjanaatmadja sebagai Bupati Kuningan.
Pada masa pemerintahannya dihadapkan pada persoalan Madraisme
yang berkembang di daerah Cigugur, Kuningan.
299. SDN 2 Parakansalam R. Singalodra (Wiralodra I) Menurut cerita, R. Singalodra atau Wiralodra I merupakan orang Islam
yang mendiami Indramayu. Ia pun dipandang sebagai penyebar Islam
di daerah Indramayu. Nama Wiralodra kemudian digunakan sebagai
gelar bagi bupati-bupati Indramayu.

XII. KECAMATAN WANAYASA

Nama Bupati/ Patih/ Keterangan


No. Nama Sekolah
Jaksa/Wedana (Kabupaten Kuningan - Indramayu)

300. SDN 1 Wanayasa R. Wirapati (Wiralodra II) Ia menjadi Bupati Indramayu menggantikan R. Singalodra dan
memakai gelar Wiralodra II
301. SDN 2 Wanayasa R. Sawedi (Wiralodra III) Ia menjadi Bupati Indramayu menggantikan R. Wirapati dan memakai
gelar Wiralodra III

92
Nama Bupati/ Patih/ Keterangan
No. Nama Sekolah
Jaksa/Wedana (Kabupaten Kuningan - Indramayu)

302. SDN 1 Wanasari R. Banggala (Wiralodra IV) Ia menjadi Bupati Indramayu menggantikan R. Sawedi dan memakai
gelar Wiralodra IV
303. SDN 1 Cibuntu R. Banggali (Wiralodra V) Ia menjadi Bupati Indramayu menggantikan R. Banggala dan memakai
gelar Wiralodra V
304. SDN Sukadami R. Samaun (Wiralodra VI) Ia menjadi Bupati Indramayu menggantikan R. Banggali dan memakai
gelar Wiralodra VI
305. SDN 1 Taringgul Tonggoh R. Krestal (Wiralodra VII) Ia menjadi Bupati Indramayu menggantikan R. Samaun dan memakai
gelar Wiralodra VII
306. SDN 1 Babakan R. Marngali Ia menjadi Bupati Indramayu menggantikan R. Krestal
307. SDN Sakambang R. Wiradibrata I Ia menjadi Bupati Indramayu menggantikan R. Marngali
308. SDN 1 Nangerang R. T. Suranenggala Ia menjadi Bupati Indramayu menggantikan R. Wiradibrata I
309. SDN 3 Wanayasa R. Djilari (R. Purbadinegara I) Ia menjadi Bupati Indramayu menggantikan R. T. Suranenggala yang
memerintah tahun 1900 dengan gelar R. Purbadinegara I
310. SDN 3 Babakan R. Rolat (R. Purbadinegara II) Ia menjadi Bupati Indramayu menggantikan R. Purbadinegara I yang
(1900 – 1917) memerintah tahun 1900 – 1917 dengan gelar R. Purbadinegara II

311. SDN Ciawi R. Sosrowardjojo Ia menjadi Bupati Indramayu menggantikan R. Purbadinegara II yang
(1917 – 1932) memerintah tahun 1917 – 1932

312. SDN Legokhuni R. AA Moch. Soediono Ia menjadi Bupati Indramayu menggantikan R. Sosrowardjojo yang
(1933 – 1944) memerintah tahun 1933 – 1944

93
Nama Bupati/ Patih/ Keterangan
No. Nama Sekolah
Jaksa/Wedana (Kabupaten Indramayu – Maja/Majalengka)

313. SDN Taringgul Tengah Mas Wangsa Widjaja Patih Afdeeling Cirebon tahun 1906
314. SDN Nagrog Mas Poerita Koesoema Patih Afdeeling Indramayu tahun 1906
315. SDN 2 Nangerang Mas Suma Arja Patih Afdeeling Kuningan Tahun 1906
316. SDN 2 Cibuntu Pangeran Sadipati Sacanata II Berhasil menyatukan kembali Talaga pada 1807. Ketika Komisari
Jenderal Hindia Belanda membentuk Kabupaten Maja Tahun 1819, ia
diangkat sebagai bupati. Akan tetapi, ia menolak pindah ke
Sindangkasih karena menginginkan Talaga menjadi pusat
pemerintahan Kabupaten Maja. Penolakan itu berujung pada
pemberhentian dirinya sebagai Bupati Maja.
317. SDN 2 Taringgul Tonggoh Raden Adipati Denda Negara Bupati pertama setelah Kabupaten Maja dibentuk oleh van der
Capellen tahun 1819. Ia menggantikan Pangeran Adipati Sacadinata II
yang menolak pindah dari Talaga ke Maja. Talaga statusnya berubah
menjadi salah satu distrik di Kabupaten Maja. Ia menjadi Bupati Maja
dari tahun 1819 – 1840
318. SDN Sumurugul Raden Adipati Aria Dalam sumber arsip kolonial, ia merupakan cucu Kyai Bastaman yang
Kartadiningrat disebut sebagai seseorang yang telah berjasa kepada Pemerintah
Hindia Belanda. Pada masa kekuasaannya, Pemerintah Hindia Belanda
mengubah nama Kabupaten Maja menjadi Kabupaten Majalengka
berdasarkan besluit Gubernur Jenderal D. J. de Eerens No. 2 tanggal 11
Februari 1840. Ia menjadi Bupati Maja dari tahun 1840 – 1857

94
Nama Bupati/ Patih/ Keterangan
No. Nama Sekolah
Jaksa/Wedana (Kabupaten Indramayu – Maja/Majalengka)

319. SDN Raharja R. A. Bahudenda Bupati Majalengka yang menggantikan Raden Adipati Aria
Kartadiningrat. Ia adalah kakak dari Bupati R. A. Soera Adiningrat. Ia
menjadi Bupati Majalengka dari tahun 1857 – 1863
320. SDN 2 Wanasari R. A. Soera Adiningrat Pada masa kekuasaannya, Pemerintah Hindia Belanda
memperkenalkan sistem pemerintahan setingkat afdeeling sehingga
Majalengka berkedudukan sebagai kabupaten dan afdeeling yang
dibagi menjadi dua controle-afdeeling, yaitu Majalengka dan Talaga.
Bupati dengan pemikiran moderat sehingga memberi peluang bagi
zending untuk menyebarluaskan Kristen di Majalengka. Ia menjadi
Bupati Majalengka dari tahun 1863 – 1885

XIII. KECAMATAN KIARAPEDES

Nama Bupati/ Patih/ Keterangan


No. Nama Sekolah
Jaksa/Wedana (Kabupaten Maja/Majalengka)

321. SDN Taringgul Ladeuh R. A. A. Salmon Suriadiningrat Menggantikan R. A. Soera Adiningrat sebagai Bupati Majalengka.
Pada masa kekuasaannya, Kabupaten Majalengka dijadikan sebagai
Afdeeling sehingga di Majalengka terdapat seorang pejabat Belanda
sebagai Asisten Residen. Ia menjadi Bupati Majalengka dari tahun
1896 – 1902

95
Nama Bupati/ Patih/ Keterangan
No. Nama Sekolah
Jaksa/Wedana (Kabupaten Maja/Majalengka)

322. SDN 1 Ciracas R. A. Aria Sastra Ningrat Termasuk kelompok bupati yang memiliki pemikiran progresif karena
mendukung pembukaan sekolah-sekolah desa untuk rakyatnya. Ia
menjadi Bupati Majalengka dari tahun 1902 – 1922
323. SDN 1 Kiarapedes R. M. A. A. Soeriatanoebrata Bupati Majalengka yang merangkap sebagai Ketua
Regentschappenraad Majalengka berdasarkan Bestuurshervorming-
swet Tahun 1922. Pada masa awal kekuasaannya, Kabupaten
Majalengka dimasukkan sebagai bagian dari wilayah Afdeeling
Indramayu sehingga kedudukannya sebagai afdeeling dihapus oleh
Pemerintah Hindia Belanda. Kekuasaannya berakhir seiring dengan
kekalahan militer Hindia Belanda oleh militer Jepang dalam Perang
Dunia II. Ia menjadi Bupati Majalengka dari tahun 1922 – 1944
324. SDN 1 Mekarjaya R. Wira Sumantri Patih Afdeeling Majalengka tahun 1906
325. SDN 1 Pusakamulya Mas Soema Wirja Wedana Rajagaluh, Afdeeling Majalengka
326. SDN 1 Margaluyu Mas Jayadiwirya Wedana Jatiwangi, Afdeeling Majalengka
327. SDN 2 Cibeber Raden Bratasuria Wedana Maja, Afdeeling Majalengka
328. SDN 1 Parakan Garokgek Raden Sumintapura Wedana Talaga, Afdeeling Majalengka

96
Nama Bupati/ Patih/ Keterangan
No. Nama Sekolah
Jaksa/Wedana (Kabupaten Bandung)

329. SDN Sumbersari Sunan Permana di Puntang Menurut historiografi tradisional, tokoh ini merupakan ‘dalem’
pertama Padaleman Timbanganten yang bernama Dalem Pasehan.
Ketika menjadi penguasa Timbanganten, namanya berubah menjadi
Sunan Permana di Puntang.
330. SDN 2 Pusakamulya Ratu Maraja Inten Dewata Kekuasaan atas Timbanganten kemudian diserahkan kepada istri
Dalem Pasehan sekaligus sebagai istri Prabu Siliwangi
331. SDN 2 Parakan Garokgek Sunan Darma Kingking Tokoh mitos ini merupakan anak Ratu Maraja Inten Dewata.
Menerima kekuasaan setalah ibunya lengser dari tahta kekuasaan
Timbanganten.
332. SDN 1 Cibeber Sunan Ranggalawe Anak Sunan Darma Kingkin yang meneruskan estafet kekuasaan di
Timbanganten
333. SDN 3 Pusakamulya Dalem Tumenggung Mataun
334. SDN 2 Kiarapedes R. Tumenggung Wiranata-
kusumah
335. SDN Gardu R. Tumenggung Wirawinagun Bupati pertama setelah Kabupaten Bandung dibentuk oleh Susuhunan
(Wira Angunangun) Mataram pada 9 Muharam Tahun Alip (20 April 1641)
336. SDN 2 Margaluyu R. Tumenggung Ardikusumah Bupati Bandung pertama ketika wilayah sepenuhnya berada di bawah
kekuasaan VOC.

97
Nama Bupati/ Patih/ Keterangan
No. Nama Sekolah
Jaksa/Wedana (Kabupaten Bandung)

337. SDN 2 Mekarjaya R. Tumenggung Anggadireja I

XIV. KECAMATAN CIBATU

Nama Bupati/ Patih/ Keterangan


No. Nama Sekolah
Jaksa/Wedana (Kabupaten Bandung)

338. SDN 1 Cilandak R. Tumenggung Argadireja II


339. SDN 2 Cilandak R. Tumenggung Argadireja III Bupati pertama yang menggunakan gelar Wiranatakusumah yang
(R. Adpt. Wiranatakusumah I) tercatat dalam dokumen sejarah, Gelar ini digunakan oleh bupati
berikutnya, bupati yang memiliki hubungan kekerabatan dengan R.
Wira Angunangun
340. SDN 3 Cilandak R. Adipati Wiranatakusumah II Bupati ini memindahkan ibu kota Kabupaten Bandung dari Krapyak ke
(Dalem Kaum) Kota Bandung sekarang. Peristiwa tersebut terjadi pada 25 September
1810. Peristiwa tersebut terkait dengan perintah Daendels yang
menginginkan ibu kota kabupaten dekat dengan Grote Postweg.
Setelah wafat, jasadnya dimakamkam di belakang Masjid Agung
Bandung sehingga dipanggil dengan sebuat Dalem Kaum.

98
Nama Bupati/ Patih/ Keterangan
No. Nama Sekolah
Jaksa/Wedana (Kabupaten Bandung)

341. SDN Cibatu R. Adipati Wiranatakusumah III Bupati Bandung ini menggantikan kedudukan ayahnya. Disebut Dalem
(Dalem Karanganyar) Karanganyar karena setelah wafat dimakamkan di Karanganyar.
342. SDN Karyamekar R. Adipati Wiranatakusumah IV Bupati Bandung ini terkenal dengan panggil Dalem Bintang karena
(Dalem Bintang) memperoleh penghargaan (bintang) dari Pemerintah Hindia Belanda
atas jasa-jasanya selama menjabat sebagai bupati
343. SDN Cipinang R. Adipati Kusumadilaga Menjadi Bupati Bandung menggantikan kakaknya, Dalem Bintang.
Bupati ini tidak memakai gelar Wiranatakusumah karena bukan anak
bupati sebelumnya, R. Adupati Wiranatakusumah IV.
344. SDN Cikadu R. A. A. Martanagara Bupati Bandung keturunan Sumedang. Ia menjadi bupati panyelang
karena bukan keturunan Wira Angunangun. Selain seorang bupati,
Bupati Martanagara pun dikenal sebagai sastrawan karena
perhatiannya yang begitu besar terhadap seni budaya
345. SDN 1 Ciparungsari R. Tumenggung Hasan R. T. Hasan Sumadipraja memegang jabatan Bupati Bandung setelah
Sumadipraja R. A. A. Wiranatakusumah memegang jabatan di Volksraad yang
berkedudukan di Batavia.
346. SDN 2 Ciparungsari Raden Demang Tisna Kusuma Patih Afdeeling Bandung Tahun 1906
347. SDN Cipancur Raden Rangga Surianingrat Wedana Cilokotot, Afdeeling Bandung
348. SDN 1 Cirangkong Raden Wiranegara Wedana Kopo, Afdeeling Bandung
349. SDN 2 Cirangkong R. Kanduruan Patrana Kusuma Wedana Banjaran, Afdeeling Bandung

99
Nama Bupati/ Patih/ Keterangan
No. Nama Sekolah
Jaksa/Wedana (Kabupaten Bandung)

350. SDN 1 Cibukamanah Raden Natapraja Wedana Cipeujeuh, Afdeeling Bandung


351. SDN 2 Cibukamanah Raden Prawira Kusuma Wedana Ujungberung Wetan, Afdeeling Bandung
352. SDN Wanawali Mas Rangga Tirta Maja Wedana Ujungberung Kulon, Afdeeling Bandung

XV. KECAMATAN BOJONG

Nama Bupati/ Patih/ Keterangan


No. Nama Sekolah
Jaksa/Wedana (Kabupaten Parakanmuncang – Sumedang)

353. SDN 1 Bojong Timur Tumenggung Wiratanubaya Sebelum diangkat menjadi Mantri Agung (Bupati) Sindangkasi-
Galunggung (Parakanmuncang) tahun 1641, ia bernama Ki Samahita.
Ia diangkat sebagai Mantri Agung karena dianggap berjasa membantu
Mataram memadamkan perlawanan Dipati Ukur
354. SDN 2 Bojong Timur Pangeran Panembahan Bupati terlama yang memerintah Sumedang (1656 – 1706). Mendapat
Kusumadinata (Rangga Gempol gelar “panembahan” dari Sunan Amangkurat I sebagai konsekuensi
III) dari penghapusan jabatan Wedana Bupati. Terinspirasi untuk
mengembalikan kejayaan Kerajaan Sumedanglarang karena adanya
perjanjian antara Mataram dan VOC. Untuk mewujudkannya, minta
bantuan kepada Banten tetapi gagal karena Rangga Gempol III tidak
sanggup menghadapi VOC dan Mataram sesuai dengan permintaan

100
Nama Bupati/ Patih/ Keterangan
No. Nama Sekolah
Jaksa/Wedana (Kabupaten Sumedang)

Banten. Rangga Gempol III minta bantuan ke VOC. Pada awalnya,


Rangga Gempol III berhasil menghalau serangan Banten, namun pada
serangan kedua yang dipimpin oleh Cilikwidara, Rangga Gempol III
gagal mempertahankan Sumedang. Cilikwidara diangkat sebagai wali
pemerintahan Banten di Sumedang dengan gelar Sacadiparana. Ketika
Sultan Haji berkuasa di Banten, Cilikwidara dipanggil ke Banten dan
peristiwa itu menandakan kembalinya Rangga Gempol III sebagai
penguasa Sumedang dan memindahkan pusat kekuasaannya dari Tegal
Kalong ke Kota Sumedang sekarang. Pada November 1686, Rangga
Gempol III diberi kekuasaan atas 1150 cacah dan menjalankan
kekuasaannya atas nama VOC (Kompeni). Mengajukan dirinya
sebagai wedana bupati Priangan karena memiliki hak historis atas
wilayah itu. Permohonanna ditolak VOC karena yang diangkat sebagai
Wedana Bupati Priangan adalah Pangeran Arya Cirebon.
355. SDN 1 Cibingbin Dalem Adipati Tanumaja Menolak kedudukannya berada di bawah koordinasi Pangeran Arya
Cirebon dan menginginkan berada langsung di bawah kontrol VOC.
Tiga tahun menjabat Bupati Sumedang karena tahun 1709, Dalem
Adipati Tanumaja wafat.
356. SND 2 Cibingbin Pangeran Kusumadinata/ Pangeran Rangga Gempol IV berhasil membuka lahan-lahan sawah
Pangeran Rangga Gempol baru dalam jumlah yang cukup luas. Oleh karena itu, ia dikenal sebagai
IV/Pangeran Karuhun bupati yang memajukan pertanian pesawahan. Permohonannya kepada
VOC untuk diangkat sebagai Wedana Bupati Priangan tidak terealisasi
karena dirinya keburu wafat.

101
Nama Bupati/ Patih/ Keterangan
No. Nama Sekolah
Jaksa/Wedana (Kabupaten Sumedang)

357. SDN 3 Cibingbin Dalem Istri Rajaningrat Menjadi Bupati Sumedang menggantikan kedudukan ayahnya. Akan
tetapi, dalam menjalankan kekuasaannya, ia mengatasnamakan
anaknya yang bernama Raden Kusumadinata yang diminta oleh
Pangeran Rangga Gempol IV sebagai penggantinya. VOC tidak
memenuhinya karena usia Raden Kusumadinata masih sangat muda.
Atas bantuan anaknya, Dalem Istri Rajaningrat berhasil meningkatkan
produksi padi dan produksi tanaman kopi secara signifikan.
358. SDN Pangkalan Raden Adipati Kusumadinata Semasa menjadi Bupati Sumedang, tidak banyak yang dilakukan oleh
(Rangga Gempol V/Dalem Bupati Rangga Gempol V karena ia keburu wafat pada usia yang relatif
Anom) muda. Hanya dua tahun Rangga Gempol V menjabat sebagai Bupati
Sumedang.
359. SDN Sukamanah Dalem Adipati Surianagara Keadaan Sumedang hampir statis, bahkan dalam beberapa hal
mengalami kemunduran.
360. SDN Cileunca Dalem Adipati Surialaga Saudara kandung Dalem Adipati Surianagara. Diangkat sebagai bupati
karena usia Raden Jamu (anak Dalem Adipati Surianagara) masih
sangat muda. Ketika wafat tahun 1773, usia Raden Jamu belum cukup
untuk diangkat sebagai bupati.
361. SDN 1 Kertasari Dalem Adipati Tanubaya Diangkat sebagai Bupati Sumedang karena Raden Jamu belum cukup
(Parakan Muncang) usia untuk menjadi seorang bupati. Pada saat itu, dirinya sedang
menjabat sebagai Bupati Parakanmuncang.

102
Nama Bupati/ Patih/ Keterangan
No. Nama Sekolah
Jaksa/Wedana (Kabupaten Sumedang)

362. SDN 2 Kertasari Dalem Tumenggung Diangkat sebagai Bupati Sumedang dengan gelar Raden Adipati
Patrakusumah/Raden Adipati Tanubaya II. Ia menjadi Bupati Sumedang menggantikan kedudukan
Tanubaya II ayahnya. Untuk mengamankan kedudukannya, ia menikahkan
putrinya, Nyi Raden Raja Mirah, dengan Raden Jamu. Kedudukannya
sebagai bupati berujung pada pemecatan karena sikapnya yang
menindas rakyat sehingga dipandang merugikan VOC.
363. SDN 1 Cipeundeuy Dalem Adipati Sacapati Sebelum menjabat bupati, ia berkedudukan sebagai Patih Sumedang.
Loyalitas dan keberhasilannya dalam meningkatkan produksi tanaman
wajib, berujung pada pemberian gelar adipati. Dua tahun kemudian,
jabatannya dikembalikan sebagai Patih Sumedang karena VOC
mengangkat Pangeran Surianagara (Raden Jamu) sebagai Bupati
Sumedang.
364. SDN 2 Cipeundeuy Pangeran Surianagara Anak Bupati Sumedang yang bernama Dalem Adipati Surianagara
Kusumadinata (Pangeran (1761 – 1765). Sebelum menjadi bupati, ia melakukan pengembaraan
Kornel) di luar Sumedang untuk menghindari fitnah antara dirinya dengan
mertuanya Raden Adipati Tanubaya II. Tahun 1791, VOC mengangkat
dirinya sebagai Bupati Sumedang menggantikan Dalem Adipati
Sacapati yang dikembalikan sebagai Patih Sumedang. Ia memerintah
Kabupaten Sumedang dalam tiga masa pemerintahan, yaitu VOC,
Hindia Belanda, dan Inggris. Dikenal oleh masyarakat Sumedang
sebagai bupati yang menentang Daendels ketika membuat Grote
Postweg yang kemudian jalur jalan itu dikenal juga dengan nama

103
Nama Bupati/ Patih/ Keterangan
No. Nama Sekolah
Jaksa/Wedana (Kabupaten Sumedang)

Cadas Pangeran. Pada masa pemerintahannya, wilayah Sumedang


semakin luas karena beberapa kabupaten dihapus dan digabungkan
dengan Sumedang, antara lain Karawang, Parakanmuncang, dan
sebagian Sukapura. Ia pun mampu meninkatkan produksi kopi dan
padi. Keberhasilannya itu mendorong Pemerintah Hindia Belanda
menganugerahkan gelar “Pangeran” sehingga namanya menjadi
Pangeran Kusumadinata. Masyarakat Sumedang kemudian
memanggilnya dengan sebutan Pangeran Kornel karena pada masa
kekuasaan Daendels kedudukannya disejajarkan dengan pangkat
kolenel.
365. SDN 1 Sindangsari Adipati Kusumayuda (Dalem Putra kedua Pangeran Kornel. Ia menjadi Bupati Sumedang karena
Ageung) anak sulung Pangeran Kornel yang bernama Adipati Adiwijaya
diangkat sebagai Bupati Parakanmuncang (1806 – 1813) kemudian
menjadi Bupati Limbangan. Memerintah selama lima tahun sehingga
tidak memiliki waktu yang cukup untuk membangun Sumedang. Ia
dipanggil juga dengan sebutan Dalem Ageung karena memiliki tubuh
yang tinggi besar.
366. SDN 2 Sindangsari Adipati Kusumadinata (Dalem Adipati Kusumadinata merupakan keponakan dari Dalem Ageung
Alit) yang pada waktu menjabat Bupati Limbangan dengan gelar Raden
Tumenggung Kusumaningrat. Ia menggantikan kedudukan pamannya
karena Raden Somanagar (anak Dalem Ageung) masih sangat muda. Ia
memegang jabatan bupati hanya satu tahun dan ketika itu usia Raden

104
Nama Bupati/ Patih/ Keterangan
No. Nama Sekolah
Jaksa/Wedana (Kabupaten Sumedang)

Somanagara belum cukup umur untuk menduduki jabatan Bupati


Sumedang.
367. SDN 1 Pawenang Tumenggung Suriadilaga Pada saat diangkat sebagai bupati, ia sedang menjabat sebagai Patih
Sumedang. Dua tahun kemudian, kedudukannya digantikan oleh
Raden Somanagara karena Pemerintah Hindia Belanda memandang
usianya telah cukup untuk menjabat sebagai Bupati Sumedang
368. SDN 2 Pawenang Pangeran Suria Kusumah Raden Somanagara diangkat sebagai Bupati Sumedang dengan gelar
Adinata (Pangeran Sugih) Raden Tumenggung Suria Kusumah Adinata. Pada 1850, ia mendapat
gelar pangeran sehingga namanya menjadi Pangeran Suria Kusumah
Adinata. Pangeran Suria Kusumah Adinata mewarisi karakter
kakeknya, Pangeran Kornel, dalam hal kepemimpinan, kecerdasan dan
perhatiannya terhadap nasib rakyat. Kebijakan-kebijakan yang
dibuatnya berorientasi pada upaya meningkatkan kesejahteraan rakyat,
seperti membuat prasarana jalan, pengairan, pertanian dan
semacamnya. Kewajiban rakyat yang dianggap merupakan beban yang
memberatkan diupayakan untuk dihapuskan. Sebagai contoh, Pangeran
Suria Kusumah Adinata mengusulkan kepada pemerintah agar wajib
tanam tarum dihapuskan. Usul itu dikabulkan pemerintah. Kemudian
tanah bekas tanaman tarum ditanami padi atau dijadiikannya sebagai
tanah pangangonan. Upaya-upayanya meningkatkan kesejahteraan
rakyat berhasil sehingga kehidupan rakyat menjadi berkecukupan.
Oleh karena itu, Pangeran Suria Kusumah Adinata dikenal oleh
masyarakat dengan sebutan Pangeran Sugih.

105
Nama Bupati/ Patih/ Keterangan
No. Nama Sekolah
Jaksa/Wedana (Kabupaten Sumedang)

369. SDN 1 Sindangpanon Pangeran Aria Suria Atmaja Diangkat sebagai Bupati Kabupaten Sumedang menggantikan
(Pangeran Mekah) kedudukan ayahnya. Sewaktu kecil, ia bernama Raden Sadeli dan
setelah menjadi Bupati Sumedang, namanya berubah menjadi
Pangeran Aria Suria Atmaja. Ia merupakan sosok pemimpin yang
cerdas, alim, jujur dan selalu beupaya meningkatkan kesejahteraan
rakyat. Atas jasa-jasanya ia mendapat banyak gelar dan penghargaan,
yaitu gelar ‘adipati’, Bintang Medali Mas, Bintang Officer der Orde
van Oranje Nassau, Song-song kuning (Payung Mas), gelar ‘aria’,
gelar ‘pangeran’ tahun 1910, dan Bintang Ridder der Orde van den
Nederlandsche Leeuw. Pangeran Aria Suria Atmaja sangat
memperhatikan kemajuan pendidikan sehingga banyak mendirikan
sekolah bagi rakyatnya, meningkatkan produksi pertanian melalui
program intensifikasi dan ekstensifikasi pertanian, memberantas wabah
cacar dengan melalui program vaksinasi cacar bagi rakyatnya,
mendirikan bank priyayi untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat,
dan banyak mewakafkan tanah untuk keperluan pembangunan
keagamaan. Ia memiliki jiwa nasionalisme yang diperlihatkan dari
usulannya untuk melatih bangsa pribumi menggunakan senjata dalam
rangka Indie Weerbaar. Juga adanya keinginan untuk merdeka melalui
bukunya yang berjudul Ditiung Memeh Hujan. Kondisi itulah yang
mendorong Pemerintah HB membangun benteng pertahanan di
Gunung Kunci yang langsung menghadap pendopo Kabupaten
Sumedang. Ia wafat di Mekkah sewaktu menjalankan ibadah haji
sehingga mendapat julukan Pangeran Mekkah.

106
Nama Bupati/ Patih/ Keterangan
No. Nama Sekolah
Jaksa/Wedana (Kabupaten Sumedang)

370. SDN 2 Sindangpanon Adipati Kusumadilaga (Dalem Menggantikan Pangeran Aria Suria Atmadja sebagai Bupati
Bintang) Sumedang. Pada saat itu, dunia sedang dilanda krisis ekonomi yang
dikenal dengan istilah Melaise. Krisis itu berimbas pula ke Kabupaten
Sumedang.
371. SDN 3 Sindangpanon Tumenggung Aria Suria- Menjabat bupati pada masa Perang Dunia II sehingga pemerintahannya
kusumah Adinata (Dalem Aria) lebih fokus pada masalah pertahanan dan keamanan. Pada masa
kekuasaannya pula, Kabupaten Sumedang berada di bawah kekuasaan
Jepang sejak tahun 1942.
372. SDN 1 Cikeris Raden Rangga Suria Atmaja Patih Afdeeling Sumedang Tahun 1906
373. SDN 2 Cikeris Raden Sastra Negara Ondercollecteur Afdeeling Sumedang
374. SDN Pasanggrahan Raden Senjaya Dibrata Wedana Tanjungsari, Afdeeling Sumedang
375. SDN Cihanjawar Mas Marta Kusuma Wedana Cibeureum, Afdeeling Sumedang

107
XVI. KECAMATAN DARANGDAN

Keterangan
No. Nama Sekolah Nama Bupati/Patih/Jaksa/ (Kabupaten Sumedang – Bogor – Tangerang –
Wedana Sukabumi)

376. SDN 1 Darangdan Raden Wangsa Nata Wedana Conggeang, Afdeeling Sumedang
377. SDN 3 Darangdan Raden Partakusuma Wedana Darmaraja, Afdeeling Sumedang
378. SDN Sirnamanah Raden Ganda Negara Wedana Bogor, Afdeeling Buitenzorg (Bogor) tahun 1906
379. SDN 1 Gununghejo Raden Suria Nata Madenda Wedana Cibinong, Afdeeling Buitenzorg (Bogor)
380. SDN 2 Gununghejo Raden Jayaningrat Wedana Parung, Afdeeling Buitenzorg (Bogor)
381. SDN 1 Sawit Raden Sumanterja Wedana Jasinga, Afdeeling Buitenzorg (Bogor)
382. SDN 2 Sawit Mas Sastraprawira Wedana Leuwiliang, Afdeeling Buitenzorg (Bogor)
383. SDN 1 Sadarkarya Raden Sastranegara Wedana Cibarusa, Afdeeling Buitenzorg (Bogor)
384. SDN 2 Sadarkarya Mas Kartaatmaja Jaksa Landraad, Afdeeling Buitenzorg (Bogor)
385. SDN 1 Linggasari Raden Kanduruan Sura Wedana Mauk, Afdeeling Tangerang tahun 1906
Dikusuma
386. SDN 2 Linggasari Raden Aria Wangsa Reja Patih Afdeeling Sukabumi tahun 1870
387. SDN 1 Cilingga Raden Aria Kartareja Patih Afdeeling Sukabumi
388. SDN 2 Cilingga Raden Aria Kartakusumah Patih Afdeeling Sukabumi
389. SDN 3 Cilingga Raden Suria Natalegawa Patih Afdeeling Sukabumi

108
Nama Bupati/Patih/ Keterangan
No. Nama Sekolah
Jaksa/ Wedana (Kabupaten Sukabumi - Cianjur)

390. SDN 1 Linggamukti Raden Suria Nata Pamekas Patih Afdeeling Sukabumi tahun 1906
391. SDN 2 Linggamukti Raden Surianingrat Patih Afdeeling Sukabumi
392. SDN 1 Neglasari Suria Natabrata Patih Afdeeling Sukabumi tahun 1913 – 1921
393. SDN 2 Neglasari Raden Gandakusuma Wedana Gunung Putri, Afdeeling Sukabumi
394. SDN 1 Nangewer Raden Wijaya Atmaja Wedana Cimahi, Afdeeling Sukabumi
395. SDN 2 Nangewer Raden Wira Hadi Negara Wedana Cicurug, Afdeeling Sukabumi
396. SDN 3 Nangewer Raden Warga di Prana Wedana Pelabuhan, Afdeeling Sukabumi
397. SDN 1 Pasirangin Mas Wirianata Wedana Jampang, Afdeeling Sukabumi
398. SDN 2 Pasirangin Mas Karta Dinata Wedama Ciheulang, Afdeeling Sukabumi
399. SDN 3 Pasirangin Mas Marta Praja Wedana Jampangkulon, Afdeeling Sukabumi
400. SDN 1 Depok Raden Brata di Wijaya Wedana Jaksa di Laandrad, Afdeeling Sukabumi
401. SDN 2 Depok R. Adipati Kusumaningrat Bupati Cianjur yang dipandang sebagai kreator dalam proses
(Dalem Pancaniti) penciptaan Seni Mamaos yang kemudian dikenal dengan nama
Tembang Sunda Cianjuran. Ia dikenal dengan sebutan Dalem
Pancaniti.

109
Nama Bupati/Patih/ Keterangan
No. Nama Sekolah
Jaksa/ Wedana (Kabupaten Cianjur)

402. SDN 3 Depok R. A. A. Prawiradiredja II Menurunkan sifat ayahnya, Dalem Pancaniti, ia memiliki perhatian
luar biasa terhadap seni mamaos. Diperkirakan pada masa
kepemimpinannya, seni mamaos berkembang menjadi seni kalangenan
para menak. Ia pun diperkirakan banyak menciptakan tembang yang
sering dinyanyikan dalam seni mamaos.
403. SDN 4 Depok R. Demang Natakusumah Kedudukan resminya sebagai Patih Cianjur. Untuk mengisi
kekosongan jabatan bupati, ia diangkat sebagai Wakil Bupati Cianjur
selama dua tahun (1910 – 1912)
404. SDN 1 Mekarsari R. Tumenggung Keturunan Bupati Bandung. Ia diangkat sebagai Bupati Cianjur karena
Wiranatakusumah V menikah dengan putri Bupati Cianjur. Tahun 1920, ia diangkat sebagai
Bupati Bandung menggantikan kedudukan R. A. A. Martanagara.
405. SDN 2 Mekarsari R. A. A. Suriadiningrat Bupati penyelang keturunan Limbangan. Ia anak Bupati Lebak hasil
pernikahannya dengan putri R. Haji Muhammad Musa, Hoofdpenghulu
Limbangan. Dengan demikian, ia merupakan cucu dari R. Haji
Muhammad Musa yang diangkat menjadi Bupati Cianjur.
406. SDN 3 Mekarsari R. Sunarya Kedudukan resminya sebagai Patih Cianjur. Untuk mengisi
kekosongan jabatan bupati, ia diangkat sebagai Wakil Bupati Cianjur
selama dua tahun (1932 – 1934)

110
Nama Bupati/Patih/ Keterangan
No. Nama Sekolah
Jaksa/ Wedana (Kabupaten Cianjur)

407. SDN Legoksari R. A. A. A. Suria Nata Atmaja Putra Bupati R. A. A. Suria Nataningrat, dari Limbangan.
408. SDN 1 Nagrak R. A. Wiryadireja Patih Cianjur dari tahun 1865 – 1874
409. SDN 2 Nagrak R. Tisna Jumena Patih Cianjur dari tahun 1874 – 1882
410. SDN 3 Nagrak R. Demang Surianagara Patih Cianjur dari tahun 1882 – 1894

XVII. KECAMATAN MANIIS

Nama Bupati/Patih/ Keterangan


No. Nama Sekolah
Jaksa/ Wedana (Kabupaten Cianjur)

411. SDN 1 Ciramahilir R. Demang Nata Kusuma Patih Cianjur dari tahun 1894 – 1914
412. SDN 1 Sukamukti R. Rangga Adiwireja Patih Cianjur dari tahun 1914 - 1918
413. SDN 1 Citamiang R. Wiradiatmaja Patih Cianjur dari tahun 1918 – 1927
414. SDN 1 Gunungkarung Mas Sunartadirja Patih Cianjur dari tahun 1927 – 1934
415. SDN 1 Sinargalih R. Sunarya Patih Cianjur dari tahun 1934 – 1936
416. SDN Pasirjambu R. Somawirya Patih Cianjur dari tahun 1936 – 1942

111
Nama Bupati/Patih/ Keterangan
No. Nama Sekolah
Jaksa/ Wedana (Kabupaten Cianjur)

417. SDN Cijati Raden Danu Atmaja Wedana Maleber, Afdeeling Cianjur Tahun 1906
418. SDN 2 Sukamukti Mas Rangga Harja Wijaya Wedana Cihea, Afdeeling Cianjur
419. SDN 2 Sinargalih Raden Suria Adi Tenaja Wedana Ciputri, Afdeeling Cianjur
420. SDN 3 Cipaniang Mas Suma Dikarta Wedana Peser, Afdeeling Cianjur
421. SDN 2 Tegaldatar Mas Kanduruan Adi Wijaya Wedana Cikalong, Afdeeling Cianjur
422. SDN 2 Gunungkarung Raden Nata Wijaya Wedana Jampangwetan, Afdeeling Cianjur
423. SDN 3 Sukamukti Raden Nata Negara Wedana Cikalong, Afdeeling Cianjur
424. SDN 2 Ciramahilir Raden Rangga Prawiranegara Wedana Cidamar, Afdeeling Cianjur
425. SDN 1 Tegaldatar Mas Rangga Wira Disastra Ondercollecteur Afdeeling Cianjur
426. SDN 3 Tegaldatar Raden Mas Said Jaksa Landraad Cianjur, Afdeeling Cianjur

112
DAFTAR SUMBER

Atja & Saleh Danasasmita. 1981. Amanat Galunggung: Kropak 632 dari
Kabuyutan Ciburuy Bayongbong-Garut. Bandung: Proyek Pengembang-
an Permuseuman Jawa Barat.
----------------------. 1967. Carita Parahiyangan. Titilar Karuhun Urang Sunda
Abad Ka-16 Masehi. Bandung: Yayasan Kebudayaan Nusalarang.
Atja. 1969. Tjarita Ratu Pakuan: Tjerita Sunda Kuno dari Lereng Gunung
Tjikuraj. Bandung: Lembaga Bahasa dan Sedjarah
----------------------. 1986. Carita Purwaka Caruban Nagari: Karya Sastra sebagai
Sumber Pengetahuan Sejarah. Bandung: Proyek Pengembangan
Permuseuman Jawa Barat.
Darsa, U. Ahmad & Edi S. Ekadjati. 1995. Fragmen Carita Parahyangan dan
Carita Parahyangan (Kropak 406): Pengantar dan Transliterasi. Seri
Penerbitan Naskah Sunda Nomor 1. Jakarta: Yayasan Kebudayaan
Nusantara. Terbit ulang dalam Seri Sundalana 1 Tahun 2003. Bandung:
Pusat Studi Sunda.
----------------------. 2003. “Fragmen Carita Parahyangan (Kropak 406)”, dalam
Tulak Bala: Sistim Pertahanan Tradisional Masyarakat Sunda dan
Kajian Lainnya mengenai Budaya Sunda. Sundalana I. Bandung: Pusat
Studi Sunda
de Haan, F. 1910-1912. Priangan: De Preanger Regentschappen onder het
Nederlandsch Bestuur tot 1811. Batavia: Kolff
Dienaputra, Reiza D. 2004. Cianjur: Antara Priangan dan Buitenzorg; Sejarah
Cikal Bakal Cianjur dan Perkembangannya hingga 1942. Bandung:
Prolitera.
Djajadiningrat, Hoesein. 1913. Critische Beschouwing van de Sadjarah Banten.
Haarlem: J. Enschede en Zonen. Terjemahan dalam Bahasa Indonesia:
1983. Tinjauan Kritis Tentang Sajarah Banten.Jakarta: Djambatan &
KITLV.
Ekadjati, Edi S. 1978. Babad Cirebon Edisi Brandes, Tinjauan Sastra dan
Sejarah. Bandung: Fakultas Sastra Universitas Padjadjaran.
----------------------. 1981. Wawacan Sajarah Galuh. Jakarta: Lembaga Penelitian
Prancis untuk Timur Jauh (EFFEO).
----------------------. 1982. Ceritera Dipati Ukur: Karya Sastra Sejarah Sunda.
Jakarta: Pustaka Jaya.
Falah, Miftahul. 2010. Sejarah Kota Tasikmalaya, 1820 – 1942. Bandung: Uga
Tatar Sunda dan MSI Jawa Barat.

113
Kartika. N. 2008. Sejarah Majalengka; Sindangkasih – Madja – Majalengka.
Jatinangor: AlqaPrint.
Kern, R.A. 1898. Geschiedenis der Preanger Regentschappen; Kort Overzigt.
Bandoeng: De Vries & Fabricius.
Lubis, Nina H. (dkk.). 2006. Sejarah Kabupaten Lebak. Rangkasbitung: Pemkab
Lebak dan Puslit Kemasyarakatan & Kebudayaan, LPM Unpad.
----------------------. 2008. Sejarah Kabupaten Sumedang dari Masa ke Masa.
Sumedang: Disparbud Kabupaten Sumedang.
----------------------. 2011. Peradaban Karawang pada masa Kerajaan
Tarumanagara dan Kerajaan Sunda. Karawang: Disbudpar Kabupaten
Karawang.
----------------------. 2011. Sejarah Kabupaten Karawang. Karawang: Disbudpar
Kabupaten Karawang.
----------------------. 2012. Sejarah Kerajaan Talaga. Bandung: YMSI Cabang
Jawa Barat.
----------------------. 2013. Sejarah Jawa Barat. Bandung: YMSI Cabang Jawa
Barat
----------------------. 2013. Sejarah Kota-Kota Lama di Jawa Barat. Cet. II.
Bandung: Disbudpar Provinsi Jawa Barat.
----------------------. 2014. Dari Talaga Hingga Kabupaten Majalengka. Bandung:
YMSI Cabang Jawa Barat dan Yayasan Talagamanggung.
----------------------. 2014. Kabupaten Kuningan dari Masa ke Masa. Kuningan:
YMSI Cabang Jawa Barat dan Pemkab Kuningan.
----------------------. 2014. Sejarah Provinsi Banten. Banten: Kantor Arsip dan
Perpustakaan Daerah Provinsi Banten.
----------------------. 2013. Sejarah Kabupaten Ciamis. Cet. II. Bandung: Disbudpar
Provinsi Jawa Barat.
----------------------. 2013. Sejarah Kerajaan Sunda. Bandung: YMSI Cabang Jawa
Barat dan MGMP IPS SMP Kabupaten Purwakarta.
Lubis, Nina H. 1990. Bupati R. A. A. Martanagara; Studi Kasus Elite Birokrasi
Pribumi di Kabupaten Bandung. Tesis. Yogyakarta: Univeritas Gadjah
Mada.
----------------------. 1998. Kehidupan Kaum Menak Priangan, 1800-1942.
Bandung: Pusat Informasi Kebudayaan Sunda.
Muhsin, Mumuh. 2010. Kota Bogor; Studi tentang Perkembangan Ekologi Kota
pada Abad Ke-19 hingga Abad Ke-20. Jatinangor: Sastra Press.
Purwacarita, Rais. 2009. Talaga; Tetelar Sajarah nu teu Dipirosea. Majalengka.
Sofianto, Kunto. 2001. Garoet Kota Intan; Sejarah Lokal Kota Garut sejak
Zaman Kolonial hingga Masa Kemerdekaan. Jatinangor: AlqaPrint.

114
van der Chijs, J. A. 1880. Babad Tanah Pasundan. Terj. R. Karta Winata.
Batavia.

115

Você também pode gostar