Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
NIM : A1162056
Kelas : C Reg / III
Sebanyak 60 bayi di Desa Jendi dan Desa Keloran, Kecamatan Selogiri, Wonogiri,
dideteksi menderita gangguan kesehatan akibat menghirup merkuri dari pengolahan
pertambangan rakyat di wilayah setempat. Hal itu disimpulkan berdasarkan hasil penelitian
pemerhati lingkungan hidup dari Universitas Diponegoro (Undip) Semarang dan Universitas
Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta. Pemerhati lingkungan hidup dari Undip, Onny Setiani,
mengatakan pertambangan rakyat di Selogiri berdekatan dengan pemukiman penduduk. Hal
ini menyebabkan merkuri yang terkandung dalam logam emas dapat membahayakan warga
setempat, karena merkuri yang dihirup manusia dapat mengakibatkan kerusakan sistem saraf
terutama bagi ibu hamil dan anak-anak.
Hasil uji laboratorium terhadap sampel berupa rambut 60 bayi di Desa Jendi dan Desa
Keloran menunjukkan para anak balita tersebut menderita gangguan kesehatan akibat
menghirup merkuri dari pengolahan pertambangan emas milik rakyat yang tersebar sebanyak
353 unit pertambangan di sekitar kedua desa tersebut. Hal ini diperparah karena sebagian
pengolahan pertambanagan emas dilakukan di pemukiman penduduk. (Wicaksono, 2014).
Secara umum, merkuri memiliki sifat-sifat berikut :
Berwujud cair pada suhu kamar (25oC) dengan titik beku paling rendah -39oC;
Masih berwujud cair pada suhu 396oC, pada temperatur ini telah terjadi pemuaian secara
menyeluruh;
Merupakan logam yang paling mudah menguap dibandingkan dengan logam yang lain;
Tahanan listrik yang dimiliki sangat rendah, sehingga menempatkannya sebagai logam
yang sangat baik untuk menghantarkan daya listrik;
Dapat melarutkan bermacam-macam logam untuk membentuk alloy yang disebut
juga amalgam;
Merupakan unsur yang sangat beracun bagi semua mahluk hidup, baik dalam bentuk
unsur tunggal ataupun dalam bentuk persenyawaan.
Bahaya Potensial Dari Merkuri
Beberapa hal terpenting yang dapat dijadikan patokan terhadap efek yang ditimbulkan
oleh merkuri terhadap tubuh, adalah sebagai berikut :
Semua senyawa merkuri adalah racun bagi tubuh, apabila berada dalam jumlah yang
cukup.
Senyawa merkuri yang berbeda, menunjukkan karakteristik yang berbeda pula dalam
daya racun, penyebaran, akumulasi dan waktu retensi yang dimilikinya di dalam tubuh.
Biotransformasi tertentu yang terjadi dalam suatu tata lingkungan dan atau dalam tubuh
organisme hidup yang telah kemasukan merkuri, disebabkan oleh perubahan bentuk atas
senyawa - senyawa merkuri dari satu tipe ke tipe lainnya.
Pengaruh utama yang ditimbulkan oleh merkuri dalam tubuh adalah menghalangi kerja
enzim dan merusak selaput dinding (membran) sel, keadaan itu disebabkan karena
kemampuan merkuri dalam membentuk ikatan kuat dengan gugus yang mengandung
belerang, yang terdapat dalam enzim atau dinding sel.
Merkuri yang terhisap dapat lewat udara berdampak akut atau terakumulasi dan
terbawa ke organ-organ tubuh lainnya, menyebabkan bronkitis, hingga rusaknya paru-paru.
Pada keracunan merkuri tingkat awal, pasien merasa mulutnya kebal sehingga tidak peka
terhadap rasa dan suhu, hidung tidak peka bau, mudah lelah, dan sering sakit kepala. Jika
terjadi akumulasi yang lebih dapat berakibat pada degenerasi sel-sel saraf di otak kecil.