Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Pendahuluan
Dalam proses membangun sebuah rumah, tentu saja harus melewati serangkaian proses
pembangunan rumah tinggal sederhana maupun bangunan bertingkat.
Membangun rumah bagi sebagian besar orang merupakan pekerjaan yang memerlukan keahlian dan
ketelitian tinggi. Dalam proses pembangunan sebuah rumah tidak hanya sekedar indah di pandang,
namun juga kuat dan kokoh serta memiliki biaya pemeliharaan yang rendah.
Tentunya dalam proses pembangunan rumah, kita harus memahami cara beserta tahapan dalam
membangun rumah dari awal (nol).
Setelah telah melewati tahapan persiapan dalam membangun rumah, lalu kita akan memasuki
tahapan pelaksanaan pekerjaan pembangunan rumah.
Dalam laporan kali ini, akan dibahas tahapan tahapan pengerjaan sebuah bangunan dan juga
menjelaskan secara mendetail proses-proses dari tahapan tersebut.
1. Pondasi
2. Sloof
3. Kolom
4. Dinding
5. Kusen dan pintu
6. Ring balk
7. Atap
8. Lantai
Adapun laporan ini saya kutip dari internet, dan buku dan juga beberapa gambar merupakan hasil
survey dari pembangunan rumah di CITRA LAND BAGYA CITY.
PEMBAHASAN
A. PONDASI
Pondasi adalah suatu konstruksi pada bagian dasar bangunan (sub-structure) yang berfungsi
meneruskan beban dari bagian atas struktur bangunan (upper-structure) ke lapisan tanah yang
berada di bagian bawahnya tanpa mengakibatkan keruntuhan geser tanah, dan penurunan
(settlement) tanah/ Pondasi yang berlebihan.
Jenis-jenis pondasi
Pondasi dapat digolongkan dalam 2 jenis:
- Pondasi dangkal
o Kedalaman masuknya ke tanah relatif dangkal, hanya beberapa meter masuknya ke
dalam tanah. Dan biasa dipakai untuk bangunan sederhana atau bangunan bertanah
keras.
o Pondasi dangkal terdiri dari :
Pondasi setempat
Pondasi penerus
Pondasi pelat
Pondasi konstruksi sarang laba - laba
- Pondasi dalam
o Biasa digunakan untuk menyalurkan beban bangunan melewati lapisan tanah yang
lembek.
o Pondasi dalam terdiri dari :
Pondasi tiang pancang
Pondasi tiang bor
Pondasi kaison
B. SLOOF
Sloof adalah beton bertulang yang diletakkan secara horizontal di atas pondasi.
Fungsi sloof adalah untuk meratakan beban yang diterima kolom menuju pondasi, sehingga setiap
beban yang diterima suatu kolom, akan tersebar merata pada seluruh pondasi.
Selain itu, sloof berfungsi sebagai pengikat antara dinding pondasi dengan kolom.
Dimensi sloof yang sering digunakan pada bangunan rumah tinggal lantai satu , lebar 15 cm, tinggi
20 cm, besi beton tulangan utama menggunakan 4 buah diameter 10 mm (4-d 10 ) sedangkan untuk
begel menggunakan diameter 8 mm berjarak 15 cm ( d 8 – 15) dan untuk rumah lantai 2, dimensi
sloof yang sering digunakan adalah lebar 20 cm, tinggi 30cm, besi beton utama 6 sampai 12 mm,
begel (d8 – 10).
- Kerangka besi sloof yang sudah dianyam sesuai dengan ukuran dan volume pekerjaan
- Papan Cor untuk mencetak adukan beton
- Benang nilon untuk mal as pondasi dan kelurusan pemasangan papan cor sloof
- Paku papan untuk perekat papan cor
- Bahan atau material adukan beton meliputi, semen, pasir, batu split dan air
- Tukang atau pekerja yang mengerjakan pekerjaan sloof
Itulah beberapa proses Menyiapkan Bahan Bangunan untuk Pekerjaan Sloof, jika anda sudah akan
mulai pada tahap pembuatan sloof bangunan maka material tersebut diatas sudah dapat ada cicil
untuk disediakan.
Untuk material seperti besi kerangka anyaman sloof bisa dikerjakan oleh tukang maupun beli
langsung atau pesan di toko bangunan, namun tidak semua toko bangunan menyediakan layanan
tersebut.
Bahan lainnya seperti semen, papan cor, paku, dan benang bisa anda beli ditoko bangunan kapan
saja dan dan dalam jumlah bebas, namun untuk material pasir dan batu split sebaiknya anda
memesan per mobil/rit dari pada per kubik, karena biasanya saat kita membeli material tersebut per
mobil hitungannya akan lebih murah karena volumenya lebih banyak.
Kemudian langkah selanjutnya adalah proses pengecoran kerangka besi sloof diatas pondasi dengan
adukan beton 1:2:3 didalam bekisting dan menunggu hingga cor kering, lalu bekisiting dilepas.
C. KOLOM
Fungsi kolom adalah sebagai penerus beban seluruh bangunan ke pondasi. Bila diumpamakan,
kolom itu seperti rangka tubuh manusia yang memastikan sebuah bangunan berdiri. Kolom
termasuk struktur utama untuk meneruskan berat bangunan dan beban lain seperti beban hidup
(manusia dan barang-barang), serta beban hembusan angin. Kolom berfungsi sangat penting, agar
bangunan tidak mudah roboh.
Beban sebuah bangunan dimulai dari atap. Beban atap akan meneruskan beban yang diterimanya ke
kolom. Seluruh beban yang diterima kolom didistribusikan ke permukaan tanah di bawahnya.
Struktur dalam kolom dibuat dari besi dan beton. Keduanya merupakan gabungan antara material
yang tahan tarikan dan tekanan. Besi adalah material yang tahan tarikan, sedangkan beton adalah
material yang tahan tekanan. Gabungan kedua material ini dalam struktur beton memungkinkan
kolom atau bagian struktural lain seperti sloof dan balok bisa menahan gaya tekan dan gaya tarik
pada bangunan.
Kolom Utama
Yang dimaksud dengan kolom utama adalah kolom yang fungsi utamanya menyanggah beban utama
yang berada diatasnya. Untuk rumah tinggal disarankan jarak kolom utama adalah 3.5 m, agar
dimensi balok untuk menompang lantai tidak tidak begitu besar, dan apabila jarak antara kolom
dibuat lebih dari 3.5 meter, maka struktur bangunan harus dihitung. Sedangkan dimensi kolom
utama untuk bangunan rumah tinggal lantai 2 biasanya dipakai ukuran 20/20, dengan tulangan
pokok (8-d12mm), dan begel (d 8-10cm) .
Kolom Praktis
Adalah kolom yang berfungsi membantu kolom utama dan juga sebagai pengikat dinding agar
dinding stabil, jarak kolom maksimum 3,5 meter, atau pada pertemuan pasangan bata, (sudut-
sudut). Dimensi kolom praktis 15/15 dengan tulangan beton (4 -d 10) dan begel (d 8-20).
Proses membuat kolom
1. Pada tahap perencanaan kita buat gambar desain bangunan untuk menggambarkan bentuk
konstruksinya dan menentukan letak kolom struktur.
2. Selanjutnya melakukan perhitungan struktur bangunan untuk mendapatkan dimensi kolom
dan bahan bangunan yang kuat untuk digunakan namun tetap ekonomis.
3. Melakukan pekerjaan pengukuran untuk menentukan posisi kolom bangunan, ini harus pas
sesuai dengan gambar rencana. Pada gedung bertingkat tinggi yang angka
toleransi kesalahan hanya berkisar 1 cm, jika salah dalam mengukur maka ada resiko
keruntuhan gedung.
GAMBAR 2.9 PROSES PENGECORAN KOLOM GAMBAR 2.11 TULANG BESI YANG
DIGUNAKAN UNTUK KOLOM
D. DINDING
Dinding adalah suatu struktur padat yang membatasi dan kadang melindungi suatu area.
Dinding pada umumnya berfungsi sebagai pembatas suatu bangunan dan menyokong struktur
lainnya, membatasi ruang dalam bangunan menjadi ruangan-ruangan, atau melindungi atau
membatasi suatu ruang di alam terbuka.
Tiga jenis utama dinding struktural adalah dinding bangunan, dinding pembatas (boundary), serta
dinding penahan (retaining).
Dinding bangunan memiliki dua fungsi utama, yaitu menyokong atap dan langit-langit, membagi
ruangan, serta melindungi terhadap intrusi dan cuaca.
Dinding pembatas mencakup dinding privasi, dinding penanda batas, serta dinding kota. Dinding
jenis ini kadang sulit dibedakan dengan pagar. Dinding penahan berfungsi sebagai penghadang
gerakan tanah,batuan, atau air dan dapat berupa bagian eksternal ataupun internal suatu bangunan.
Bata cetak/bata kapur, adalah batu buatan yang dibuat dari campuran beberapa bahan
dengan perbandingan tertentu. Umumnya digunakan pada rumah-rumah sederhana di
perkampungan, pagar pembatas tanah dan lain sebagainya.
Ukuran dinding bata kapur 8 cm x 17 cm x 30 cm. Dinding ini banyak digunakan pada rumah-
rumah di pedesaan, perumahan rakyat, pagar pembatas tanah, atau rumah sederhana.
Dinding bata kapur terbuat dari campuran tanah liat dengan kapur gunung.
Macam-.macam tipe campuran antara lain:
a. Campuran bahan: tanah liat + tanah kapur + kapur-bubuk + semen.
b. Campuran bahan : tras + kapur
c. Campuran bahan: tanah liat + pasir + kapur bubuk + pc Harganya sangat murah. Waktu
pemasangan pun cepat dan sedikit pemakaian adukan semen-pasir. Bila telah terpasang dan
diplester serta diaci dinding ini tidak akan terlihat dari tanah dan kapur. Dinding ini
memerlukan kolom pengaku (kolom praktis) setiap 2,5 m.
3. Dinding Partisi
Dinding Partisi, bahan yang dipakai umumnya terdiri dari lembaran multiplek atau papan
gipsum dengan ketebalan 9-12 mm.
Sesuai dengan namanya dinding partisi memang dikhususkan untuk sekat antar ruang.
Karena di desain sebagai sekat antara ruang satu dan yang lain, dinding ini memiliki desain
konstruksi yang lebih praktis dan ringan dibanding dengan konstruksi dinding yang lain.
Bahan partisi untuk dinding jenis ini termasuk bagus dan murah. Dinding ini tidak bisa
digunakan untuk dinding luar (eksterior). Ini disebabkan sifat bahannya yang kurang
menjamin faktor keamanan dari gangguan luar. Disamping tidak cocok untuk konstruksi
terbuka, dinding jenis ini juga tidak dirancang untuk memikul beban yang berat. Dinding
macam ini banyak digunakan sebagai bahan penyekat ruangan, terutama di perkantoran.
Bahan yang dipakai umumnya terdiri dari lembaran multiplek atau papan gipsum dengan
ketebalan 9-12 mm.
4. Dinding Batako
Batako dan blok beton, adalah batu buatan yang dibuat dari campuran bahan mentah: tras+
kapur + pasir dengan perbandingan tertentu. Batu buatan jenis ini bentuknya berlubang,
model dan lubangnya dibuat bermacam variasi model. Blok beton, adalah batu buatan yang
dibuat dari campuran bahan mentah: semen + pasir dengan perbandingan tertentu, sama
juga dengan bataco, blok beton ini juga berlubang.
Batako merupakan batu buatan yang pembuatannya tidak dibakar, bahannya dari tras dan
kapur, juga dengan sedikit semen portland, Pemakaiannya lebih hemat dalam beberapa segi,
misalnya: per m2 luas tembok lebih sedikit jumlah batu yang dibutuhkan, sehingga
kuantitatif terdapat penghematan. Batu batako dapat dibuat dengan mudah dengan alat-
alat atau mesin yang sederhana dan tidak perlu dibakar. Namun bahan bangunan tersebut
masih baru di Indonesia, cara-cara pembuatan, pemakaian pemasangan maupun adukan-
adukannya dapat dipelajari dengan seksama.
Tras dan kapur dengan perbandingan 5 : 1 jika kualitas tras cukup baik, jika perlu ditambah
dengan sedikit semen portland, diaduk sebaik-baiknya dalam keadaan kering. Tempat
Masa perawatan 3 hari sampai 5 hari, guna memperoleh pengeringan dan kemantapan
bentuk. Biarkan masih dalam los dan biarkan selama 3 minggu sampai 4 minggu untuk
memperoleh proses pengerasan.
Campuran itu direndam selama satu hari satu malam dengan kondisi yang sudah bersih dari
batu-batu kerikil atau bahan lain yang dapat menjadikan kualitasnya jelek. Kemudian dicetak
dengan menggunakan cetakan dari kayu, bisa juga digunakan cetakan dari baja. Untuk
mempermudah lepasnya batu merah yang dicetak, maka bingkai cetakan dibuat lebih besar
sedikit ke bawah dan dibasahi dengan air.
Batu merah yang belum dibakar juga disebut batu hijau. Sesudah keras bata dapat dibalik
pada sisi yang lain. Lalu ditumpuk datam susunan setinggi 10 atau 15 batu. Susunan ini
terlindung dari sinar matahari dan hujan. Pengeringan ini membutuhkan waktu selama 2
hari s/d 7 hari.
E. KUSEN
Kusen adalah salah satu bagian dari konstruksi bangunan yang berfunsi untuk membentuk
hubungan, baik antara sebuah dinding pasangan bata, beton ataupun kayu dengan pintu atau
jendela
F. RING BALK
Ring balk adalah balok beton bertulang yang dipasang di bagian atas pasangan dinding.
Ukuran penampang ring balk untuk rumah 1 lantai mengikuti ukuran bahan dinding seperti beton
kolom.
Apabila menggunakan batu bata merah, ukuran ring balk adalah 10 x 20 cm, atau 10 x 15 cm.
Fungsi ring balk adalah meratakan tumpuan beban rangka dan tutup atap dan meneruskannya ke
setiap ujung beton kolom.
Proses pengerjaan sebuah ring balk juga hampir sama dengan proses pengerjaan sloof.
Jarak pemasangan ring balk maksimum adalah 4 meter dari sloof, idealnya 3 meter.
Tulangan besi yang sering digunakan adalah besi beton (4 – d 8mm) dan begel (d 6 – 15 cm).
GAMBAR 2.16 RING BALK GAMBAR 2.17 PEMASANGAN BEKISTING RING BALK
G. ATAP
Atap adalah penutup atas suatu bangunan yang melindungi bagian dalam bangunan
dari hujan maupun salju. Bentuk atap ada yang datar dan ada yang miring, walaupun datar harus
dipikirkan untuk mengalirkan air agar bisa jatuh. Bahan untuk atap bermacam-macam, di antaranya:
genting (keramik, beton), seng bergelombang, asbes, maupun semen cor. Adapula atap genteng
metal yang sangat ringan, tahan lama, anti karat dan tahan gempa.
Beberapa jenis tumbuhan menghasilkan bahan atap tradisional. Atap sirap, salah satunya dibuat dari
kayu ulin alias kayu besi yang dikeping tipis-tipis. Juga daun-daun dari beberapa
jenis palma dan ilalang kerap dirangkai untuk digunakan sebagai atap. Di antaranya dari daun
rumbia, kelapa, enau, dan nipah.
1. Bubungan, ialah sisi atap yang teratas dan selalu dalam kedudukan mendatar. Sering kali
bubungan atap juga menentukan arah.
2. Tirisan atap atau bagian terbawah garis atap menentukan garis paling bawah atap yang
mendatar.
3. Garis patahan atap, pada tambahan kasau miring atau pada atap mansard, adalah garis
pertemuan antara dua bidang atap yang berbeda kemiringannya. Arahnya sejajar dengan
garis tirisan atap, berarti kedudukannya mendatar (horizontal).
4. Jurai luar, ialah bagaian tajam pada atap berawal dari garis tiris atap sampai bubungan
(pertemuan dua bidang atap bangunan dengan sudut mengarah ke luar).
5. Jurai dalam, ialah bagian tajam pada atap berawal dari garis tiris atap sampai bubungan
(pertemuan dua bidang atap bangunan dengan sudut mengarah ke dalam).
6. Titik pertemuan jurai dan bubungan adalah tempat bertemunya 3 bidang atap atau lebih.
7. Bubungan penghubung miring adalah garis jurai pada bidang-bidang atap yang tinggi
bubungannya berbeda dan bertemu pada satu titik, juga berfungsi menghubungkan dua titik
pertemuan jurai dan bubungan.
8. Pinggiran gevel adalah bagian akhir dari atap pada gevel (dinding berbentuk segitiga)
2. Pemasangan gording
Gording yang digunakan sesuai dengan gambar bestek dan rencana.
Jika tidak ditentukan lain dalam Gambar Bestek, jarak pemasangan gording pada
kaki kuda-kuda minimal setiap 100 cm.
Titik-titik sambungan pada gording tidak boleh dibuat pada posisi satu garis lurus
melainkan secara selang-seling.
3. Pemasangan kaso
Kaso berfungsi menerima beban dari penutup atap dan reng dan meneruskannya ke gording.
Kaso terbuat dari kayu dengan ukuran 5/7 cm dan panjang maksimal 4m.
Kaso dipasang dengan jarak 40 s.d. 50 cm antara satu dengan lainnya pada arah tegak lurus
gording. Kaso akan terhubung dengan gording dengan menggunakan paku. Pada kondisi
tertentu kaso harus dibor dahulu sebelum dipaku untuk menghindari pecah pada ujung –
ujung usuk.
4. Pemasangan reng
Proses pemasangan reng adalah proses terakhir dalam pemasangan rangka atap baja ringan.
Pemasangan reng dilakukan dengan jarak reng yang sesuai dengan genteng yang akan
digunakan atap rumah Proses pemasangan dengan tahap tahap yang baik akan
menghasilkan rangka atap yang bagus dengan pemasangan reng lurus sehingga genteng
tertata rapi.
5. Pemasangan atap
Jenis atap yang digunakan adalah atap seng genteng metal roof dengan ketebalan 5
mm, bentuk, ukuran dan warna seng sesuai dengan gambar bestek dan rencana.
Penyambungan penutup atap seng adalah sekurang kurangnya satu setengah
gelombang seng dan apabila dilihad dari bawah tidak ada kelihatan cahaya dari
bawah.
Pemasangan skrup pada lengkungan atas dari seng genteng metal roof.
Kontraktor Pelaksana harus memperlihatkan dan menyediakan contoh material
penutup atap untuk disetujui oleh Konsultan Supervisi.
Warna dapat diganti dan diubah oleh Konsultan Perencana dan Owner pada masa
pelaksanaan konstruksi.
Pada setiap lembar material atap harus dicantumkan Merk Dagang, Type Produksi,
Jenis Produksi dan Ketebalan Material.
Kontraktor Pelaksana harus menjamin akan adanya Petunjuk/Cara Pemasangan dan
Cara Penyimpanan Material dilokasi pekerjaan oleh Tenaga Ahli Pabrik sebelum
pekerjaan pemasangan atap dimulai.
Setiap lembaran material atap yang didatangkan kelokasi pekerjaan harus dalam
keadaan baik tidak cacat permukaan catnya dan tidak melengkung lapisan
aluminium sengnya.
Material Atap harus disimpan dalam Gudang material jika tidak langsung digunakan.
Material Atap tidak boleh basah/lembab dan berhubungan langsung dengan tanah.
GAMBAR 2.19 DETAIL KUDA KUDA DARI BAJA GAMBAR 2.20 PEMASANGAN GENTENG SENG PADA
RINGAN ATAP YANG TELAH DILAPISI ALUMINIUM
H. LANTAI
Lantai adalah bagian dasar sebuah ruang, yang memiliki peran penting untuk memperkuat eksistensi
obyek yang berada di dalam ruang. Fungsi lantai secara umum adalah: menunjang aktivitas dalam
ruang dan membentuk karakter ruang. Lantai rumah digunakan untuk meletakkan barang-barang
seperti kursi, meja, almari, dan sebagainya serta mendukung berbagai aktivitas seperti berjalan,
anak-anak berlari, duduk di lantai, dan lain-lain.
Dilihat dari sisi struktur, beban yang diterima oleh lantai kadang cukup besar, misalnya ketika kita
memindahkan benda berat seperti almari dengan cara menyeretnya. Dengan demikian lantai
memiliki peran penting mendukung beban-beban langsung dari barang-barang dan aktivitas di
atasnya.
Dari sisi estetika, lantai berfungsi untuk memperindah ruang dan membentuk karakter ruang.
Berikut ini adalah beberapa jenis material lantai dengan beragam karakteristiknya sebagai
pertimbangan aplikasi pada ruang.
· Plester (concrete) Jenis material ini tergolong paling sederhana dan paling murah, karena
diperlakukan seperti saat memplester dinding dan diaci hingga halus.
Namun perbedaan dengan perlakuan pada dinding adalah dilakukan langkah
penggosokan lantai hingga halus dan mengkilap. Warna yang ditimbulkan
sama dengan warna semen-pasir dan cenderung lebih gelap.
· Keramik Jenis material ini sangat lazim digunakan. Keramik punya fleksibilitas pakai
tinggi dan dapat diaplikasikan pada hampir seluruh bagian rumah. Selain
kuat, lantai rumah dari bahan keramik juga tidak membutuhkan pemolesan
dan mudah dalam perawatannya. Kesan material keramik adalah hangat.
· Marmer Marmer banyak disukai karena lebih memiliki karakter dan berkelas mewah.
Tekstur dan pola yang tidak teratur serta persediaan alam yang terbatas
menjadikan material ini. Material marmer memiliki kesan dingin dan kuat.
Kelemahan marmer adalah memiliki pori-pori relatif besar. Marmer yang
berpori-pori relatif besar membutuhkan perawatan ekstra. Hal ini karena
marmer mudah menyerap cairan dan layaknya karpet, meninggalkan noda
jika tidak cepat dibersihkan.
· Granit Granit memiliki pori-pori yang lebih rapat, sehingga memiliki kemungkinan
yang lebih kecil untuk dimasuki air dan kotoran.
· Kayu Yang paling umum adalah lantai parket (parquette), yang berasal dari
kata parquetry. Material kayu memiliki kesan hangat dan alami.
· Batu Material batu alam juga sering dipakai sebagai bahan lantai antara lain batu
kali lempeng dan batu salagedang.
GAMBAR 2.22 LANTAI YANG SUDAH DIPASANG GAMBAR 2.23 LANTAI YANG MEMILIKI TEKSTUR
KERAMIK LICIN DAN MENGKILAP
DAFTAR PUSTAKA
Tahapan dan proses pembangunan rumah tiggal sederhana – kontraktorrumahtinggal.com
http://www.kontraktorrumahtinggal.com/cara-dan-tahapan-mudah-membangun-rumah-mulai-dari-
nol