Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Secara umum, penyebab dari badan lemah dan mudah lelah adalah
akibat dari terjadinya anemia yang merupakan manifestasi klinis dan
komplikasi dari SLE. Mekanisme dari terjadinya anemia berbeda berdasarkan
jenis anemia yang dialami. Kemungkinan besar anemia yang dialami besar
adalah Anemia Penyakit Kronis dan Anemia Hemolitik Autoimun. Pada SLE,
jenis anemia yang kerap ditemukan adalah anemia penyakit kronik, anemia
defisiensi besi, anemia hemolitik autoimun, dan anemia karena penyakit
ginjal kronik. Anemia penyakit kronik adalah jenis yang paling banyak
dijumpai pada pasien lupus.
Pada penderita lupus, terutama lupus nefritis, terjadi inflitrasi sel
makrofag ke jaringan interstisial ginjal. Leukosit-leukosit ini akan
menghasilkan sitokin-sitokin inflamasi seperti IL-1, TNF-α, IFN- α, IFN-β,
dan TGF-β. Sitokin-sitokin tersebut memiliki efek inhibisi terhadap produksi
eritropoetin oleh ginjal. Sitokin inflamasi juga menyebabkan resistensi primer
pada sel progenitor hematopoesis terhadap mekanisme aksi eritropoetin.
Eritropoiesis yang terhambat mengakibatkan produksi eritrosit menurun
sehingga transportasi oksigen berkurang. Trasnportasi okosigen yang
berkurang mengakibatkan proses fosforilasi oksidatif menurun sehingga
pembentukkan ATP berkurang yang mengakibatkan terjadinya badan yang
lemah dan mudah lelah.
Selain mekanisme di atas, Schett, et.al juga menyebutkan kemungkinan
keterlibatan autoantibodi eritropoetin (anti-EPO) terhadap defisiensi
eritropoetin. Hal ini dibuktikan dengan penelitian yang menyebutkan sekitar
21% pasien SLE dengan anemia terdeteksi memiliki anti-EPO.
3) Apa penyebab dan mekanisme sariawan yang sering timbul di langit mulut?
Mukosa bukal, palatum keras, dan batas vermilion adalah lokasi yang
paling sering dilibatkan oleh lesi, yang dapat berupa tiga jenis (lesi diskoid,
lesi eritematosus, dan bisul) dan dapat berdampingan, menyebabkan
edema dan petekia. Lesi diskoid muncul sebagai daerah sentral eritema
dengan bintik-bintik putih yang dikelilingi oleh striae putih yang memancar
dan telangiektasia di pinggirannya. Lesi eritematosa sering disertai edema
dan petekia yang memerah pada langit-langit yang keras, meskipun
biasanya ditemukan secara kebetulan sebagai daerah makula datar dengan
batas yang tidak jelas. Ulkus cenderung terjadi kecil dan dangkal. Mereka
biasanya berdiameter 1-2 cm dan sekitar sepertiga pasien dapat meluas ke
dalam faring.
d) edema palpebra
e) mulut: ulserasi pada palatum
f) Abdomen: asites
g) Edema tungkai
Template
a) Tatalaksana
Jika tidak disertai oleh proteinuria yang bermakna (> 1 gram/24 jam) dan
sedimen tidak aktif, maka tidak diperlukan pengobatan yang spesifik.
Jikadisertaidenganproteinuriyang >1gram/24jam, titer anti-ds-DNA yang tinggi
dan hematuri, diberikan prednison 0.5-1.0 mg/kg/hari selama 6-12 minggu.
Kemudian dosis diturunkan perlahan-lahan (5-10 mg) tiap 1-3 minggu dan
dilakukan penyesuaian dosis untuk menekan aktivitas lupus
Terapi lnduksi
Tujuan terapi induksi adalah untuk mencapai keadaan remisi aktivitas lupus yang
ditandai oleh resolusi gejala-gejala ekstra renal, manifestasi serologik menjadi
lebih baik, serta resolusi dari hematuri, kristal seluler, dan konsentrasi kreatinin
serum berkurang atau paling tidak menetap 5·14 Obat-obat yang dipakai untuk
terapi induksi adalah:
a. Pulse glukortikoid
Pada pasien dengan lupus yang sangat aktif (Acute Kidney Injury, rapidly
progresive glomerulonephritis, dan kelainan ekstra renal yang berat),
diberikan pulse metilprednisolon sebanyak 500-1000 mg iv/hari untuk
menginduksi efek anti- inflamasi yang cepat. Setelah 3 hari pemberian,
dilanjutkan dengan prednison dengan dosis 0.5-1 .0 mg/hari . Prednison
diberikan bersama obat-obat imunosupresan yang lain.
b. Siklofosfamid
Siklofosfamid diberikan dengan dosis 750 mg/ m2 tiap bulan selama 6
buIan. Diberikan bersama prednison dengan dosis 0.5 mg/kg/hari, yang
kemudian diturunkan perlahan-lahan sampai dosis 0.25 mg/kg/hari
terutama untuk mengontrol gejala ekstra renal.15·16
c. Mikofenolat mofetil
Sejak kurang lebih 10 tahun terakhir, mikofenolat mofetil dipakai untuk
terapi induksi NL kelas Ill dan IV,17·18·19 terutama untuk menghindari efek
samping siklofosfamid (hipoplasia gonad, dan sistitis hemoragik). Untuk
terapi induksi dosis mikofenolat mofetil yang dianjurkan 1 gram 2x sehari
diberikan sampai 6 bulan
d. Azatioprin
Diberikan dengan dosis 2 mg/kg/hari dikombinasikan dengan prednison 0.5
mg/kg/hari.20 Dosis prednison kemudian diturunkan perlahan-lahan sampai
0,25 mg/kg/hari. Untuk terapi induksi, azatioprin diberikan selama 6 bulan.
e. Rituximab
Rituximab adalah suatu anti CD-20 yang bekerja pada limfosit B.
Digunakan untuk menginduksi remisi pada pasien nefritis lupus yang berat,
yang tidak memberikan respons dengan pemberian siklofosfamid atau MMF.
Meskipun hasil beberapa penelitian tidak menunjukkan perbedaaan
bermakna, tetapi masih dimungkinkan permberian rituximab pada pasien
yang resisten, mencegah flare, dan mengurangi jumlah atau dosis
immunosupresan lain.21
Tacrolimus + MMF atau Azatioprin + steroid Dipakai pada pasien nefritis
lupus proliferatif (klas IV) yang superimposed dengan nefritis lupus
membranosa (klas V). Remisi yang terjadi pada pemakaian obat ini lebih
tinggi dari pada hanya memakai Selain itu, efek samping yang terjadi juga
lebih sedikit pada pasien yang mendapat tacrolimus + MMF atau azatioprin +
steroid.
Regimen yang terdiri dari tacrolimus + MMF atau azatioprin +steroid disebut
imunosupresan multitarget.21
lmunoglobulin iv
Siklosporin
Leflunomid
Antibodi monoclonal
Inhibitor komplemen
Bila pada hasil biopsi ginjal didapatkan tipe campuran NL Klas V dengan Klas Ill
atau Klas IV, maka terapi diberikan sesuai untuk terapi NL Klas Ill dan IV
Pada NL
Klas V diberikan prednison dengan dosis 1 mg/kg/hari selama 6-12 minggu.
Prednison kemudian diturunkan menjadi 10-15 mg/hari selama 1-2 tahun.
Beberapa penelitian mengkombinasikan prednison dengan siklosporin,
klorambusil, azatioprin, atau mikofenolat mofetil.
Pengobatan optimal untuk NL Klas V belum jelas, perjalanan klinis dan prognosis
sangat bervariasi, meskipun dari beberapa penelitian pengunaan MMF untuk
terapi induksi dan pemeliharaan banyak dilaporkan.
Nefritis Lupus Klas VI