Você está na página 1de 3

1.

Dosis Kotrimoxazol dan kegunaannya pada BIHA:1


Dosis 6-8 mg TMP/ kgBB/ 1x / hari. Mulai diberikan sebagai profilaksis mulai umur 4-
6 minggu dan dihentikan setelah risiko transmisi HIV tidak ada dan infeksi HIV
disingkirkan.
Kegunaannya adalah untuk mencegah infeksi oportunistik yang disebabkan oleh
mikroorganisme Pneumonia Pneumocystis (PCP)

2. Time table Wallgreen2

3. Pemberian ASi dan susu formula pada BIHA3


Virus HIV juga ditularkan melalui ASI. Rekomendasi dari WHO (November 2009) untuk
ibu HIV positif:
a. Tidak menyusui sama sekali bila -- pengadaan susu formula dapat diterima,
mungkin dilaksanakan, terbeli, berkesinambungan dan aman (AFASS: acceptable,
feasible, affordable, sustainable & safe).
b. Bila ibu dan bayi dapat diberikan obat-obat ARV (Anti Retroviral) dianjurkan
menyusui eksklusif sampai bayi berumur 6 bulan dan dilanjutkan menyusui sampai
umur bayi 1 tahun bersama dengan tambahan makanan pendamping ASI yang

1
aman.
c. Bila ibu dan bayi tidak mendapat ARV, rekomendasi WHO tahun 1996 berlaku
yaitu ASI eksklusif yang harus diperah dan dihangatkan sampai usia bayi 6 bulan
dilanjutkan dengan susu formula dan makanan pendamping ASI yang aman.

4. IRIS (Immune Reconstitution Inflammatory Syndrome)1


Sindrom pemulihan kekebalan (immune reconstitution inflammatory syndrome/IRIS)
adalah komplikasi yang disebabkan oleh reaktivasi sistem kekebalan yang muncul
setelah mulai terapi antiretroviral (ART). Biasanya, IRIS ditunjukkan sebagai gejolak
gejala saat sistem kekebalan yang mulai pulih mulai menanggapi infeksi yang ada
saat itu, misalnya tuberkulosis (TB) atau sitomegalovirus (CMV).
Frekuensi: 10% dari semua pasien dalam inisiasi pengobatan ARV; <25% pada pasien
dalam inisiasi ARV dengan hitung CD4 <50 sel mm3 atau penyakit klinis berat
(stadium WHO 3 atau 4)
Waktu: biasanya muncul dalam 2-12 minggu pada inisiasi ARV, namun dapat juga
muncul setelahnya.
Tanda dan gejala:
 Status klinis deteriorasi yang terjadi tiba-tiba, segera setelah memulai ARV
 Infeksi subklinis yang tidak tampak seperti TB, yang muncul sebagai penyakit
aktif baru, munculnya abses pada tempat vaksinasi BCG atau limfadenitis BCG
 Memburuknya infeksi yang sudah ada, seperti hepatitis B atau C
Pemeriksaan penunjang: jumlah CD4 bertambah >5% dari awalnya dan/atau
penurunan VL 1 log dari dasar
Kondisi IRIS paling umum: infeksi M. tuberculosis, limfadenitis BCG, infeksi M. avium
complex (MAC) dan penyakit kriptokokus
Tatalaksana:
 Lanjutkan ARV jika pasien dapat mentoleransinya
 Obati infeksi oportunistik yang muncul
 Prednisone 0,5-1mg/kgBB/hari selama 5-10 hari disarankan untuk kasus yang
sedang sampai berat

2
DAFTAR PUSTAKA
1. Kurniati, N. 2014. Pedoman penerapan terapi HIV pada anak. Jakarta: Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia.
2. Rahajoe, N., dkk. 2015. Buku ajar respirologi anak. Ed 1. Jakarta: UKK Respirologi
IDAI.
3. Marnoto, B.W. 2013. Pemberian susu formula pada bayi baru lahir. Diuunduh dari
http://www.idai.or.id/artikel/klinik/asi/pemberian-susu-formula-pada-bayi-baru-
lahir. Pada tanggal 30 Maret 2017

Você também pode gostar