Você está na página 1de 6

Dinamika Teknik Mesin, Volume 4 No.

2 Juli 2014 Afif Almu, Syahrul, Yesung: Analisa Nilai Kalor & laju Pembakaran
ISSN: 2088-088X

ANALISA NILAI KALOR DAN LAJU PEMBAKARAN PADA BRIKET


CAMPURAN BIJI NYAMPLUNG (Calophyllm Inophyllum) DAN ABU
SEKAM PADI

M. Afif Almu, Syahrul, Yesung Allo Padang


Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Mataram
Jln. Majapahit No.62 Mataram Nusa Tenggara Barat Kode Pos: 83125
Telp. (0370) 636087; 636126; ext 128 Fax (0370) 636087

ABSTRACT
The fuel is a source of energy with greatest consumption today. Where that stock is
become less until 2025th. That’s way, it must to find some new energy to replacement, that one
of alternative that is a fuel of solid phase that become from briquette. The briquette that use is
compound between nyamplung’s fruit and rice husk. In this case because in NTB nyamplung’s
fruit and rice husk is overabundance.
This research conducted three testing that are testing of heat value, testing of
combustion rate, and testing of dry measure. In case where to testing of heat value using bomb
calorimeter. Independent variable both of this research is combine. Between nyamplung’s fruit
and rice husk with comparison 1:1, 2:1, 3:1, 1:2, and 1:3.
The highest heating value is obtained from sample 3:1 as big as 4792,40 cal/gr, the
lowest rate of combustion from sample 3:1 as big as 0,00156 gr/s and the lowest of dry
measure lowest from sample 1:1 that is 21,52%.

Keywords: Nyamplung’s Fruit, Rice Husk, Bomb Calorimeter, Heating Value, Combustion Rate,
Dry Measure.

PENDAHULUAN
Bahan bakar minyak adalah sumber Abu sekam padi yang berasal dari
energi dengan konsumsi terbesar saat ini jika sekam padi yang merupakan bahan yang
dibandingkan dengan sumber energi lainnya. bisa dibilang tidak asing bagi masyarakat.
Padahal cadangan minyak bumi kita semakin Abu sekam padi merupakan limbah dari
menipis hanya bertahan hingga 2025 pembakaran sekam padi, yang dalam
(ESDM, 2006). pemanfaatanya masih belum maksimal.
Kondisi ini memberikan dorongan Pada pembakaran batu bata yang
untuk mencari sumber-sumber energi menggunakan sekam padi dapat dilihat
alternatif yang melimpah serta dapat bahwa tidak semua hasil pembakaran masih
diperbaharui dibandingkan dengan minyak berupa abu, tetapi juga masih mengandung
bumi, gas alam maupun batu bara. Salah sedikit arang sehingga bisa dikatakan nilai
satu pilihan menarik adalah biomassa. kalor dari bahan tersebut masih ada dan bisa
Dimana biomassa sendiri sangat cocok dimanfaatkan untuk menjadi bahan bakar.
dikembangkan di Indonesia, khususnya di Beberapa jenis perekat yang umum
wilayah NTB karena jumlahnya yang cukup digunakan dalam pembuatan briket adalah :
melimpah (Dinas Kehutanan Prov. NTB, perekat kanji, perekat tanah liat, perekat
2013). getah karet, perekat getah pinus dan perekat
Salah satu sumber biomassa yang buatan pabrik. Dalam penelitian ini
cukup menarik dipakai berasal dari biji pembuatan briket biomassa menggunakan
nyamplung, di wilayah NTB biji nyamplung perekat dari tepung kanji, karena lebih
banyak ditemukan di pesisir pantai pulau mudah didapat dan harganya relatif murah.
Lombok dan Sumbawa dengan jumlah yang Adapun tujuan dari penelitian ini adalah
cukup besar diperkirakan sejumlah 1.273 untuk mengetahui pengaruh campuran briket
pohon dengan pertumbuhan buah mencapai antara biji nyamplung dan abu sekam padi
± 300 buah/pohon (Dinas Kehutanan Prov. terhadap:
NTB, 2012). Kulit biji nyamplung bisa 1. Nilai kalor pada briket campuran biji
dikatakan layak untuk menjadi bahan baku nyamplung dan abu sekam padi.
briket. Hal ini dikarenakan kulit biji 2. Laju pembakaran pada briket biji
nyamplung memiliki nilai kalor sebesar nyamplung dan abu sekam padi.
4261,97 cal/gr (Hartanto & Alim, 2012).

117
Dinamika Teknik Mesin, Volume 4 No. 2 Juli 2014 Afif Almu, Syahrul, Yesung: Analisa Nilai Kalor & laju Pembakaran
ISSN: 2088-088X

LANDASAN TEORI Automatic bomb calorimeter dapat


Bahan bakar adalah suatu digunakan untuk mengukur beberapa aplikasi
materi/bahan apapun yang bisa diubah dan telah dirancang sehingga sesuai dengan
menjadi energi. Biasanya bahan bakar ISO, DIN dan standard internasional lainnya.
mengandung energi panas/kalor yang dapat Automatic bomb calorimeter adalah alat
dilepaskan dan dimanipulasi. Kebanyakan yang digunakan untuk menentukan nilai
bahan bakar yang digunakan oleh manusia energi kotor. Sedangkan nilai energi
melalui proses pembakaran dimana bahan bersihnya adalah pengurangan nilai energi
bakar tersebut akan melepaskan panas kotor dengan perkalian anatara H2O hasil
setelah direaksikan dengan oksigen. pembakaran yang tertampung dalam bomb
Pembakaran adalah reksi kimia antara dan panas laten penguapan H2O. Satuan
bahan bakar dan pengoksidasi yang yang digunakan pada automatic bomb
menghasilkan panas dan cahaya. Sehingga calorimeter adalah kalori/gram, karena kalori
proses pembakaran bisa berlangsung jika merupakan unit untuk mengukur energi kimia
ada (Alamsyah, 2009): (INFIC, 1997).
1. Bahan Bakar Dalam analisa nilai kalor dengan
2. Pengoksidasi (Oksigen/Udara) oxygen automatic bomb calorimeter untuk
3. Panas atau Energi aktivasi. briket bioarang yang masih mengandung air
Nilai kalor bahan bakar adalah jumlah yaitu Gross Energy (GE) atau nilai kalor bruto
energi panas maksimum yang dibebaskan menggunakan persamaan :
oleh suatu bahan bakar melalui reaksi - Rumus untuk nilai kalor
pembakaran sempurna persatuan massa
(T2 − T1 ) x c
atau volume bahan bakar tesebut. Analisa Nilai kalor = (cal/gr) …….. (1)
m
nilai kalor suatu bahan bakar dimaksudkan
untuk memperoleh data tentang energi kalor Dimana :
yang dapat dibebaskan oleh suatu bahan 1. c = 2575,6 (Cal/0C) merupakan ketetapan
bakar dengan terjadinya reaksi atau proses setiap bahan yang dibakar untuk
pembakaran (Tjokrowisastro dan Widodo, menaikkan 10C temperatur air dan
1990). perangkat kalorimeter.
Nilai kalor bahan bakar terdiri dari Nilai 2. T1 = Suhu awal selama pengujian (0C)
Kalor Atas (Highest Heating Value) dan Nilai 3. T2 = Suhu akhir selama pengujian (0C)
Kalor Bawah (Lowest Heating Value). Nilai Biomassa adalah bahan organik yang
Kalor Atas (NKA) adalah kalor yang dihasilkan melalui proses fotosintesis baik
dihasilkan oleh pembakaran sempurna satu berupa produk maupun buangan. Contoh
satuan berat bahan bakar padat atau cair, biomassa antara lain adalah pepohonan,
atau satu satuan volume bahan bakar gas, rumput, tanaman, limbah pertanian, limbah
pada tekanan tetap, apabila semula air yang hutan, dan kotoran ternak. Selain digunakan
mula-mula berwujud cair setelah untuk tujuan primer yaitu sebagai serat,
pembakaran mengembun kemudian menjadi bahan pangan, minyak nabati, bahan
cair kembali. Nilai Kalor Bawah (NKB) adalah bangunan, pakan ternak dan lainnya,
kalor yang besarnya sama dengan nilai kalor biomassa juga digunakan sebagai bahan
atas dikurangi kalor yang diperlukan air yang bakar. Bahan baku biomassa berasal dari
terkandung dalam bahan bakar dan air yang bahan yang nilai ekonomisnya rendah dan
terbentuk dari pembakara bahan bakar. biasanya limbah setelah diambil produk
(Farel, 2006). primernya.
Automatic bomb calorimeter adalah Nyamplung (Calophyllum inophyllum L.)
sebuah alat yang digunakan untuk mengukur termasuk family Gutiferae dan marga
bahan pembakaran atau daya kalori dari Callophylu. Tanaman nyamplung
suatu material. Proses pembakaran (Callophylum inaphylum) atau Bintagur
diaktifkan di dalam suatu atmosfer oksigen di merupakan tanaman yang berkayu keras
dalam suatu kontainer volume tetap. Semua dengan tinggi mencapai 20 m dan diameter
bahan terbenam di dalam suatu rendaman 0,8 m yang dapat ditemukan di pesisir
air sebelah luar dan keseluruhan alat dalam selatan pulau jawa pada ketinggian 0-200m
bejana calorimeter tersebut. Bejana dari permukaan laut. Buah nyamplung dapat
calorimeter juga terbenam di dalam air dimanfaatkan sebagai bahan bakar dengan
bagian luar. Temperatur air di dalam bejana diambil kandungan minyaknya, sedangkan
calorimeter dan rendaman dibagian luar kulitnya menjadi limbah bagi pabrik pengolah
keduanya dimonitor. minyak nyamplung (Samino, 2009).

118
Dinamika Teknik Mesin, Volume 4 No. 2 Juli 2014 Afif Almu, Syahrul, Yesung: Analisa Nilai Kalor & laju Pembakaran
ISSN: 2088-088X

Sekam padi yaitu kulit terluar gabah partikel 20 mesh menghasilkan nilai kalor
yang berwarna kuning kecoklatan. Sekam tertinggi sebesar 6772,582 kal/gr yang telah
padi mempunyai lapisan keras yang memenuhi standar nasional Indonesia
membungkus kariopis putih gabah yang maupun standar Jepang (Budiarto, 2012).
terdiri dari dua belahan yaitu lemma dan Prinsip pembakaran bahan bakar
pelea yang saling bertautan (Aritonang, sejatinya adalah reaksi kimia bahan bakar
2010). Pemanfaatan sekam padi masih dengan oksigen (O). kebanyakan bahan
sangat terbatas itu bisa dilihat pada bakar megandung unsur karbon (C),
pemanfaatanya selama ini yang masih Hidrogen (H) dan Belerang (S). Akan tetapi
berkisar sebagai media tanaman hias, alas yang memiliki kontribusi yang penting
pada peti telur, kadang juga dimanfaatkan terhadap energi yang dilepaskan adalah C
pada energi alternatif lainnya berupa kompor dan H. Masing-masing bahan bakar
sekam. Dari segi komposisi kimia sekam mempunyai kandungan unsur C dan H yang
mempunyai potensial lebih, hal ini ditunjukan berbeda-beda. Proses pembakaran terdiri
pada tabel 1. atas dua jenis yaitu pembakaran sempurna
Briket adalah bahan bakar yang (complete combustion) dan pembakaran
dipadatkan dan dibentuk dalam cetakan. tidak sempurna (incomplete combustion).
Briket dapat berbentuk kubus maupun Pembakaran sempurna terjadi apabila seluru
silinder dengan ukuran yang beragam. Briket unsur C yang bereaksi dengan oksigen
biasanya terbuat dari sampah-sampah atau hanya akan menghasilkan CO2, seluruh
limbah yang tidak digunakan lagi. Bahan unsur H menghasilkan H2O dan seluruh
baku yang paling disarankan adalah sampah unsur S menghasilkan SO2. Sedangkan
organik dari sisa pertanian yang sudah tidak pembakaran tak sempurna terjadi apabila
digunakan lagi. Briket sangat cocok seluruh unsur C yang bereaksi dengan
digunakan untuk industri kecil dan oksigen seluruhnya tidak menjadi gas CO 2.
masyarakat umum karena murah dan Keberadaan CO pada hasil pembakaran
pembakarannya cukup bersih (Tjokrowisastro menunjukkan bahwa pembakaran
dan Widodo, 1990). berlangsung tidak sempurna.
Briket arang juga harus mempunyai
kualitas yang baik, entah itu dari nilai Faktor-faktor yang mempengaruhi
ekonomis, bahan baku, dan cara pembuatan pembakaran bahan bakar padat, antara lain :
yang mudah dan murah. Hal ini dikarenakan 1. Ukuran partikel
briket arang harus mempunyai nilai lebih Partikel yang lebih kecil ukuranya akan
dibandingkan dengan bahan bakar yang lain. cepat terbakar.
Karena dalam aplikasinya nanti briket arang 2. Kecepatan aliran udara
merupakan energi alternatif dari bahan bakar Laju pembakaran briket akan naik dengan
yang sudah ada saat ini. adanya kenaikan kecepatan aliran udara
Perekat adalah suatu zat atau bahan dan kenaikan temperatur.
yang memiliki kemampuan untuk mengikat 3. Jenis bahan bakar
dua benda melalui ikatan permukaan. Jenis bahan bakar akan menentukan
Beberapa istilah lain dari perekat yang karakteristik bahan bakar. Karakteristik
memiliki kekhususan meliputi glue, mucilage, tersebut antara lain kandungan volatile
paste, dan cement. Glue merupakan perekat matter dan kandungan moisture.
yang terbuat dari protein hewani seperti kulit, 4. Temperatur udara pembakaran
kuku, urat, otot, dan tulang yang digunakan Kenaikan temperatur pambakaran
dalam industri kayu. Mucilage adalah perekat menyebabkan semakin pendeknya waktu
yang dipersiapkan dari getah dan air yang pembakaran. Seingga menyebabkan laju
diperuntukkan terutama untuk perekat kertas. pembakaran meningkat.
Paste adalah perekat pati (starch) yang Pengujian laju pembakaran adala
dibuat dari pemanasan campuran pati dan air proses pengujian dengan cara membakar
dan dipertahankan dalam bentuk pasta. briket untuk mengetahui lama nyala suatu
Cement adalah istilah yang digunakan untuk bahan bakar, kemudian menimbang massa
perekat yang bahan dasarnya karet dan briket yang terbakar. Lamanya waktu
mengeras melalui pelepasan pelarut penyalaan dihitung menggunakan stopwatch
(Manalu, 2010). dan massa briket ditimbang dengan
Jenis perekat yang terbaik untuk timbangan digital.
pembuatan briket dari kulit biji nyamplung Persamaan yang digunakan untuk
adalah tepung tapioka. Briket dengan mengetahui laju pembakaran adalah:
konsentrasi perekat 17,66% dengan ukuran

119
Dinamika Teknik Mesin, Volume 4 No. 2 Juli 2014 Afif Almu, Syahrul, Yesung: Analisa Nilai Kalor & laju Pembakaran
ISSN: 2088-088X

Massa briket terbakar = massa briket awal - larutan tepung kanji mengental dan berubah
massa briket sisa (gram) . ………………. (2) warna. Kemudian Proses pencampuran
dilakukan sesuai dengan persentasi
massa briket terbakar
Laju Pembakaran = (gr/menit)…. (3) perbandingan yang sudah ditetapkan dengan
waktu pembakaran
penambahan perekat 15% dari massa total
Proses pengeringan kadar air campuran. Bahan yang sudah dicampur
merupakan proses untuk menghilangkan kemudian dicetak dengan alat press yang
kadar air dalam briket. Hal ini dikarenakan, biasa digunakan dalam pencetakan briket.
dalam proses pengeringan briket terjadi Bahan yang sudah dicetak kemudian
pengurangan massa karena briket yang baru dikeringkan untuk mengurangi kadar air yang
dicetak masih banyak mengandung air, masih terkandung di dalamnya dengan cara
sehingga perlu dikeringkan agar tidak dijemur di terik matahari selama 14 jam (2
mengganggu besar nilai kalor dan laju hari) dimulai dari jam 09.00-16.00.
pembakaran. Untuk mengetahui kadar air
dari suatu bahan bakar padat dapat Pengujian Nilai Kalor
dilakukan pengeringan dengan Pengujian nilai kalor yang terkandung
menggunakan sinar matahari dan oven listrik, pada briket dengan menggunakan alat Bomb
kemudian dianalisis dengan menggunakan Calorimeter. Jumlah kalor diukur dalam kalori
persamaan berikut : dan dihasilkan apabila suatu briket dioksidasi
dengan sempurna di dalam suatu bomb
Pengeringan kadar air =
(m1 - m2 )
x 100% …… (4)
calorimeter disebut energi total dari briket.
m1 Karena kapasitas maksimum cawan
bom calorimeter adalah 1,1 gr, maka berat
Dimana :
sampel yang diuji tidak boleh lebih dari berat
M1 = massa awal (gr]
tersebut. Bomb calorimeter yang digunakan
M2 = massa setelah dikeringkan (gr)
juga harus dalam keadaan bersih dan kering.
Bomb calorimeter kemudian dihidupkan. Nilai
METODE PENELITIAN
kalor sampel akan diketahui dengan
Dalam penelitian ini dilakukan dengan
membaca setiap kenaikan temperatur air
menggunakan metode studi literatur dan uji
ayng ada di dalam faket bomb calorimeter,
laboratorium.
panjang kawat yang terbakar dan sisa
sampel bila ada. Data temperatur diambil
Bahan dan Alat
setiap menitnya.
Bahan-bahan yang dipakai dalam
Untuk mendapatkan hasil yang
penelitian ini antara lain, Biji Nyamplung, Abu
diinginkan, maka setiap sampel sejenis
Sekam Padi, dan Larutan Tepung Kanji.
dilakukan pengujian sebanyak tiga kali.
Alat-alat yang digunakan dalam
Setelah data temperatur sudah konstan,
penelitian ini adalah: Alat penumbuk,
maka bomb set dibongkar. Maka setelah itu
Ayakan, Bomb Calorimeter untuk mengukur
bisa didapatkan data mengenai nilai kalor
nilai kalor, Stopwatch untuk menghitung
dari bahan yang diuji tersebut.
waktu proses pembakaran, Timbangan untuk
menimbang massa briket, Tungku Briket, Alat
Pengujian Laju Pembakaran
pencetak briket, dan Korek api.
Pengujian laju pembakaran dilakukan
secara manual dengan menggunakan tungku
Pembuatan Briket
briket. Dimana lama nyala api dari tiap
biji nyamplung dan sekam padi dijemur
campuran briket dinilai mana yang lebih
di bawah sinar matahari selama 72 jam (3
tahan lama untuk nyalanya. Sebelum
hari), hal ini dilakukan untuk menghilangkan
melakukan pengujian massa setiap sampel
kadar air. Kemudian dilanjutkan dengan
ditimbang. Kemudian tiap sampel dibakar
proses pengabuan, yang disini hanya
sampai menjadi abu, waktu pembakaran
dilakukan pada sekam padi saja. Dengan
tersebut dihitung menggunakan stopwatch
cara dibakar pada tungku pembakaran
dan massa abu ditimbang lagi untuk
sampai sekam padi menjadi abu. Setelah itu
mengetahui selisih massa yang terbakar dari
biji nyamplung dan abu sekam padi ditumbuk
massa mula-mula. Pengujian laju
secara terpisah sampai berukuran cukup
pembakaran ini dimaksudkan untuk
kecil ± 18 mesh (1 mm). Perekat yang
mengetahui kadar efisiensi bahan bakar
digunakan disini yaitu perekat kanji, dimana
briket ini.
tepung kanji 15 gr dicampur dengan 50 ml air
bersih, kemudian diaduk sampai tercampur
sambil dipanaskan diatas kompor sampai

120
Dinamika Teknik Mesin, Volume 4 No. 2 Juli 2014 Afif Almu, Syahrul, Yesung: Analisa Nilai Kalor & laju Pembakaran
ISSN: 2088-088X

Proses Pengeringan Kadar Air Uji Laju Pembakaran


Dalam pengujian nilai kadar air, sampel Pengujian laju pembakaran dilakukan
briket dijemur dibawah terik matahari selama untuk mengetahui efektifitas dari suatu bahan
2 hari (14 jam). Pengujian kadar bakar. Hal ini untuk mengetahui sejauh mana
dimaksudkan untuk mengetahui besarnya
kelayakan dari bahan baar yang diuji
kadar air yang terkandung dalam briket biji
nyamplung dan abu sekam padi dari setiap
sehingga dalam aplikasinya nanti bisa
sampel yang diuji. Kadar air yang diperoleh digunakan.
dari pengujian ini dinyatakan dalam bentuk
persentase. Untuk menghitung persentase 0.003

Laju Pembakaran Briket


kadar air dalam briket dengan bahan baku 0.0025
biji nyamplung dan abu sekam padi dihitung
dengan persamaan (4) dari masing-masing 0.002

(gr/detik)
sampel briket yang diuji.
0.0015
HASIL DAN PEMBAHASAN
0.001
Uji Nilai Kalor
Pengujian nilai kalor dilakukan dengan 0.0005
alat bomb calorimeter yang tujuanya adalah
untuk mengetahui besar energi bruto yang 0
terdapat pada briket campuran biji A 1:1 B 2:1 C 3:1 D 1:2 E 1:3
nyamplung dan abu sekam padi. Sebelum Variasi Campuran
dilakukan pengujian, sampel ditimbang
dengan berat maksimum 1,1 gram yang
merupakan berat maksimal yang diizinkan Gambar 2. Laju pembakaran pada briket
pada alat tersebut. Sebagai pembanding,
dilakukan juga pengujian pada bahan baku Pada pengujian ini bisa dilihat pada
yang digunakan yaitu biji nyamplung, abu variasi campuran antara buah nyamplung
sekam padi, dan perekat kanji. dan abu sekam padi yang paling rendah laju
pembakarannya yaitu pada sampel C 3:1
7000 yaitu sebesar 0,00156 gr/detik. Sedangkan
6000 yang paling besar terdapat pada sampel A
Nilai Kalor (Cal/gr)

1:1 yaitu sebesar 0,00246 gr/detik.


5000
Faktor yang mempengaruhi hal ini
4000 dikarenakan konsentarsi buah nyamplung
3000 yang terdapat dalam campuran briket,
2000 dimana dalam buah nyamplung sendiri
1000 banyak terdapat kandungan minyak sehingga
cukup mempengaruhi waktu pembakaran.
0
A 1:1

C 3:1
D 1:2
B 2:1

Kanji
E 1:3

Abu Sekam
Biji Nyamplung

Uji Kadar Air


Tujuan dilakukan uji kadar air ini
adalah untuk mengetahui persentase kadar
air yang terkandung dalam briket dimana
persentase kadar air yang dimiliki oleh setiap
sampel briket campuran buah nyamplung
Gambar 1. Nilai kalor pada briket dan bahan dan abu sekam padi setelah dilakukan
dasar pengujian menunjukkan bahwa setiap
sampel briket memiliki kandungan kadar air
Nilai kalor paling besar terdapat dari yang tidak terlalu jauh untuk setiap
bahan dasar berupa buah nyamplung yaitu sampelnya.
sebesar 5722,69 kal/gr. Sedangkan dari
variasi campuran briket yang paling besar
terdapat pada sampel C (3:1) yaitu sebesar
4792,40 kal/gr.
Faktor yang mempengaruhi turunnya
nilai kalor dari setiap sampel dikarenakan
jumlah dari konsentrasi buah nyamplung
yang semakin turun pula.

121
Dinamika Teknik Mesin, Volume 4 No. 2 Juli 2014 Afif Almu, Syahrul, Yesung: Analisa Nilai Kalor & laju Pembakaran
ISSN: 2088-088X

40 DAFTAR PUSTAKA
Kadar Air Yang Hilang (%) [1] Alamsyah, 2009, Mengenal Lebih Dekat
35 Biodiesel Jarak Pagar”. Agromedia
30 Pustaka, Jakarta.
25 [2] Aritonang, H., 2010. Rancang Bangun
20 Kompor Biobriket. Jurusan Teknik
Pertanian, Fakultas Pertanian,
15 UNSUM. Medan.
10 [3] Budiarto, A., 2012, Pemanfaatan Limbah
5 Kulit Biji Nyamplung Untuk Bahan
0 Bakar Briket Bioarang Sebagai
A 1:1 B 2:1 C 3:1 D 1:2 E 1:3 Sumber Energi alternatif. Jurusan
Teknik Kimia, Fakultas Teknik,
Variasi Campuran UNDIP. Semarang.
[4] Dishut NTB, 2012. Objek Daerah Tujuan
Gambar 3. Presentase kadar air pada briket Wisata Kawasan Hutan Lindung.
DIPA PHKA: NTB.
Dimana bisa dilihat bahwa kandungan [5] ESDM, 2006. Indonesia Harus Mencpai
kadar air sampel briket yang tertinggi dengan Elastisitas Energi Kurang dari 1 di
kandungan 36,60% pada sampel (D 1:2) dan Tahun 2025.
paling kecil pada sampel (A 1:1) yaitu http://migas.esdm.go.id[Desember
sebesar 21,52%. 2006].
Faktor yang kemungkinan dapat [6] Farel, H. N., 2006, Nilai Kalor Bahan
menyebabkan perbedaan besarnya Bakar Serabut dan Cangkang
persentase kadar air pada masing-masing Sebagai Bahan Bakar Ketel Uap di
sampel briket bisa disebabkan karena Pabrik Kelapa Sawit. Teknik Mesin,
pengaruh tidak meratanya campuran kanji, FT USU. Medan
air, buah nyamplung dan abu sekam padi [7] Hartanto, F. P., dan Alim, F., 2009,
pada adonan briket saat pencampuran Optimasi Kondisi Operasi Pirolisis
dilakukan sehingga mengalami penyerapan Sekam Padi Untuk Menghasilkan
air yang berbeda-beda pada setiap sampel Bahan Bakar Briket Bioarang
briket. Sebagai Bahan Bakar Alternatif.
Jurusan Teknik Kimia FT-UNDIP.
KESIMPULAN Semarang.
1. Nilai Kalor paling besar didapat dari briket [8] INFIC., 1997, International Feed Data
campuran buah nyamplung dan abu Bank system, Publication No. 3
sekam padi pada sampel (C 3:1) yaitu Nebraska, USA.
sebesar 4.792,40 cal/gr. Sedangkan nilai [9] Manalu, R., 2010, Pengaruh Jumlah
kalor briket yang paling kecil didapat dari Bahan Perekat Terhadap Kualitas
briket dengan sampel (E 1:3) yaitu hanya Briket Bioarang Dari Tongkol
sebesar 3.431,00 cal/gr. Jagung. Departemen Teknologi
2. Laju pembakaran paling rendah didapat Pertanian. Sumatera Utara.
dari briket campuran buah nyamplung dan [10] Samino,2009,“Nyamplung.http: //www.
abu sekam padi dengan sampel (C 3:1) kphbanyumasbarat.perumperhutani.c
yaitu hanya sebesar 0,00156 gr/detik. om (Tanaman Nyamplung ± 1.000
Sedangkan laju pembakaran briket paling Ha di tahun 2008, 16 September
tinggi didapat dari briket dengan sampel 2008) Diunduh Tanggal 8 April 2011.
(A 1:1) yaitu sebesar 0,00246 gr/detik. [11] Tjokrowisastro, E.H., dan Widodo,
3. Persentase pengeringan kadar air briket B.U.K., 1990, Teknik Pembakaran
yang paling rendah didapat dari briket Dasar dan Bahan Bakar, ITS,
dengan campuran buah nyamplung dan Surabaya.
abu sekam padi dengan sampel (A 1:1)
yaitu hanya sebesar 21,52%. Sedangkan
persentase pengeringan kadar air briket
paling tinggi terdapat pada briket dengan
sampel (D 1:2) yaitu sebesar 36,60%.

122

Você também pode gostar