Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
• UU 22/1999
• UU 1 tahun • UU 32/2004
1945 • UU 22/2014
Era • Belanda Orde Era
• UU 22/1948 Orde Baru UU 5/1974 • Perpu 1/2014
Kolonial • Jepang Lama Reformasi
• UU 1/1957 • UU 1/2015,
• UU 18/1965 UU 8/2015,
UU 10/2016
Ramlan Surbakti dalam Buku Panduan Komisi Pemilihan Umum, Partnership for Governance Reform.
Asas Pemilu di Indonesia
• UU nomor 1 tahun 2015 menyebutkan bahwa Kepala daerah dan wakil kepala daerah dipilih dalam satu
pasangan calon yang dilaksanakan secara demokratis berdasarkan asas langsung, umum, bebas, rahasia,
jujur, dan adil.
• UU nomor 7 tahun 2017 menyebutkan bahwa Penyelenggara Pemilu berpedoman kepada asas:
a. mandiri;
b. jujur;
c. adil;
d. kepastian hukum;
e. tertib penyelenggara Pemilu;
f. kepentingan umum;
g. keterbukaan;
h. proporsionalitas;
i. profesionalitas;
j. akuntabilitas;
k. efisiensi; dan
l. efektivitas
POTRET PEMILU KADA
PEMILU KADA memiliki karakteristik yang berbeda dengan Pemilu Legislatif
dan Pilpres, yang dapat dilihat dari indikator:
• Tingkat kompetisi dan kontestasi antar pasangan calon Kepala Daerah dan Wakil Kepala
Daerah sangat besar. Hal ini disebabkan karena terjadinya kristalisasi kepentingan dan
dukungan politik kepada 2 (dua) hingga 10 (sepuluh) pasangan calon Kepala Daerah dan Wakil
Kepala Daerah.
• Besarnya potensi konflik antar pendukungan pasangan calon Kepala Daerah dan Wakil Kepala
Daerah, yang dipicu oleh dekatnya jarak dan ikatan kepentingan dan ikatan emosional
pasangan calon Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah dengan pendukung mereka.
• Tingginya potensi pelanggaran terutama menyangkut isu-isu spesifik, antara lain politik
uang, abuse of power, dan manipulasi dana kampanye.
PERSPEKTIF KERAWANAN
PEMILU
LEGAL COMPLIANCE SECURITY / CONFLICT
Manipulasi
Daya rusak terhadap integritas dana Pemasang
pemilu (fairness,
kampanye, an atribut Mengganggu keindahan kota
manipulasi
accountability) hasil
penghitungan
suara
Korupsi
Daya rusak tatanan demokrasi politik Kampany Mengganggu ketentraman
(bansos), e pawai
dan good & cleand governance masyarakat
abuse of
power
Money
Daya rusak terhadap moralitas politik, isu
bangsa sara
KERAWANAN PEMILU
TAHAPAN KAMPANYE
a. Pelanggaran ketentuan masa cuti
b. Manuver politik incumbent untuk menjegal lawan politik
c. Care taker yang memanfaatkan posisi untuk memenangkan PILKADA
d. Money politics
e. Pemanfaatan fasilitas negara dan pemobilisasian birokrasi
f. Kampanye negative
g. Pelanggaran etika dalam kampanye
h. Curi start kampanye, kampanye terselubung, dan kampanye di luar waktu yang telah ditetapkan
Peningkatan alokasi
dana bansos
Anggaran (Bansos,
SILPA, APBD dan
APBD Perubahan)
Penyaluran dana
bansos kepada kroni
dan konstituen
Modus untuk
menggalang
Menyuruh mendukung
dukungan
calon
Penyalahgunaan pemilih secara
Sumber Daya Negara melanggar
dalam Pemilu Mobilisasi ASN
hukum
Mengintimidasi ASN
yang tidak mendukung
calon tertentu
Umumnya
dilakukan oleh Penyalahgunaan Penyalahgunaan
Calon incumbent, Fasilitas Negara fasilitas kantor
calon dari unsur
birokrat, atau calon
dari partai Modus untuk
pemenang pemilu Wewenang mengumpulk
di daerah setempat Penyalahgunaan mengeluarkan izin an dana
wewenang pengelolaan SDA, kampanye
wewenang mutasi, dll secara ilegal
Kepada siapa melaporkan dugaan pelanggaran Politisasi
Birokrasi dan Abuse of Power dalam Pemilu/Pilkada?
Mobilisasi
Penyalahgun
PNS/ASN, Penyalahgun Pelanggaran
aan APBD,
pelanggaran aan Fasilitas dana
korupsi
kode etik Negara kampanye
Bansos
PNS/ASN
Sengketa Wewenang
Mahkamah
Hasil Konstitusi
KONFLIK PEMILU KADA
JENIS KONFLIK DALAM PEMILUKADA
Structural Factor:
• Temperamen dan Tradisi (Kabupaten Bima);
• Relasi Peta Kekuatan Pada Pemilu Kada Sebelumnya (Kabupaten Soppeng);
• Konflik Internal Dalam Kelompok Tertentu (Kabupaten Maros, Humbang Hasudutan);
• Konflik Antara Penguasa (Incumbent) dan Keturunan Raja (Kabupaten Gowa);
• Kekecewaan Paslon Yang Kalah Dalam Pemilu Kada (Kabupaten Gowa);
• Kekecewaan Paslon Yang Tidak Lolos Seleksi (Kabupaten Kebumen, Sumbawa Barat, Mojokerto);
• Kekecewaan Masyarakat Terhadap Kepala Daerah Yang Tidak Netral Dalam Pemilu Kada (Kabupaten Tana
Toraja);
• Kekecewaan Masyarakat Terhadap Kinerja KPU dan Pengawas Pemilu Kada Kabupaten (Kabupaten Tana
Toraja, Humbang Hasudutan);
• Issu SARA (Kabupaten Bengkayang);
• Konflik Berbasis Kultur Sosial Masyarakat Lokal (Kabupaten Bengkayang)
IDENTIFIKASI KONFLIK DALAM PEMILU KADA TAHUN 2010
Accelerator:
• Kebijakan Pemerintah Daerah;
• Pasangan Calon Incumbent Non Acceptable Dan Memiliki Track Record Buruk;
• Sikap Dan Kebijakan KPU;
• Kebijakan Aparat Penegak Hukum;
• Kohesi Kepentingan Dengan Pilgub;
• Pemberitaan Media;
• Tim Kampanye Paslon;
• LSM, Preman , dan Ormas;
• Keterlibatan “Orang Asing” (Penyusup).
• Berita hoax di media sosial
IDENTIFIKASI KONFLIK DALAM PEMILU KADA TAHUN 2010
Triggers:
• Pemerintah;
• KPU;
• Aparat Penegak Hukum;
• Kontraktor/Botoh;
• Tim Kampanye/Konsultan.
TERIMA KASIH
Ahsanul Minan
• Ahsanul Minan lahir pada bulan April 1976, di Tuban, Jawa Timur.
• Menyelesaikan pendidikan dasar dan menengah pertama di Tuban, lalu melanjutkan sekolah menengah atas di Madrasah Aliyah Negeri
Program Khusus di Solo, Jawa Tengah.
• Pendidikan tingginya ditempuh di Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Surakarta, lulus 1998.
• Magister Hukum Universitas Indonesia, jurusan Hukum Tata Negara.
• Di samping menempuh pendidikan formal, Minan juga beberapa kali mengikuti short-term training di beberapa negara, antara lain di
Australia, Jerman, Malaysia, Srilangka.
• Mendirikan Institute for Research and Empowering Society (INRES), sebuah NGO yang bergerak di bidang community organizing untuk
isu penguatan local autonomy dan public services.
• Pada tahun 2003-2004, menjadi anggota Panitia Pengawas Pemilu Provinsi Jawa Tengah.
• Sempat 2 tahun menjadi staf ahli DPR RI, lalu bekerja pada Asean Inter-parliamentary Myanmar Caucuss (AIPMC).
• Pada tahun 2008-2009, Minan menjadi Project Officer untuk Program Election Support di kantor Partnership for Governance Reform.
Pada saat yang sama, Minan bekerja sebagai staf ahli Bawaslu RI.
• Pertengahan 2009-2011, menjadi Consultant UNDP untuk Electoral Dispute Setllement dengan penugasan untuk memberikan
konsultansi kepada Badan Pengawas Pemilu RI, dan Consultant UNDP untuk program Electoral Resources and Information Centre
(ERIC) dengan penugasan untuk memberikan asistensi kepada KPU dalam membangun sistem pelayanan informasi publik.
• Di samping itu, Minan juga aktif memberikan pelatihan dalam berbagai bidang antara lain capacity development untuk anggota
parlemen, partai politik, dan community development
• Saat ini bekerja sebagai program manager untuk program anti money politic di Management System International (MSI).
• Dosen Hukum di Universitas Nahdlatul Ulama Indonesia