Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Disusun oleh :
Clarisa Dian Saputra, S.Farm
Pembimbing:
Setiaji Arif T.W., S.Farm., Apt.
c. Tujuan
1
i. Mengetahui penyebab masalah pengelupasan salut yang terjadi pada
proses penyalutan produk TTD.
ii. Memberikan evaluasi dan saran terhadap masalah pada proses
penyalutan produk TTD.
2. TINJAUAN PUSTAKA
a. Tablet Tambah Darah (TTD)
Tablet tambah darah (TTD) merupakan tablet yang diberikan kepada
wanita usia subur dan ibu hamil. Bagi wanita usia subur diberikan sebanyak 1
kali seminggu dan 1 kali sehari selama haid, sedangkan untuk ibu hamil
diberikan setiap hari selama masa kehamilan atau minimal 90 tablet. Tablet
tambah darah bertujuan untuk mencegah dan menanggulangi terjadinya
anemia gizi besi pada wanita usia subur dengan prioritas pada ibu hamil
(Menteri Kesehatan RI, 2014).
b. Proses Penyalutan Tablet
Penyalutan tablet memiliki beberapa tujuan, antara lain untuk
melindungi bahan dari udara, lembab, dan cahaya; menutupi rasa dan bau
yang tidak enak; meningkatkan penampilan sediaan; serta mengontrol
pelepasan zat aktif pada saluran Gastro Intestinal (GI). Secara umum, cairan
penyalut yang digunakan akan disemprotkan pada tablet. Ketika cairan
penyalut disemprotkan, terbentuk lapisan tipis pada tablet yang melekat
dengan kuat pada tiap tablet. Cairan penyalut disemprotkan pada tablet selagi
tablet digerakkan (menggunakan coating pan yang dapat berputar) agar dapat
melekat dengan sempurna. Tablet yang sudah disalut kemudian dikeringkan
menggunakan udara panas. Peralatan yang umumnya digunakan pada proses
penyalutan tablet yaitu coating pan, spraying system, air handing unit (AHU),
serta dust collector (Ankit, 2012).
2
Pada umumnya, tablet disalut oleh campuran gula dengan serbuk yang
tidak larut dalam air seperti pati, kalsium karbonat, talc, atau titanium
dioksida yang disuspensikan dengan akasia atau gelatin. Untuk tujuan
identifikasi dan nilai estetik, dapat diberikan pewarna pada larutan
penyalut. Pada tahap akhir penyalutan, tablet dipoles dengan wax (lilin)
yang dilarutkan dalam kloroform. Penyalutan gula dengan jumlah yang
berlebihan dapat berdampak pada lamanya waktu yang dibutuhkan untuk
menyalut, disolusi tablet, dan peningkatan bulk dari tablet jadi (Niazi,
2009).
Tahapan dalam proses penyalutan tablet salut gula, antara lain:
Sealing
Tahap sealing bertujuan untuk melindungi tablet inti dari
penyusupan air, selain itu sealing juga mencegah kerusakan tablet inti
dari berbagai material yang dapat merusak penampilan (seperti minyak
dan asam) dan meningkatkan kekerasan permukaan tablet. Polimer
tahan air yang dapat digunakan dalam tahap sealing yaitu shellac,
cellulose acetate phthalate (CAP), dan polyvinyl acetate phthalate
(PVAP).
Sub Coating
Tahap sub coating bertujuan untuk membulatkan tepi tablet inti
dan menutup sudut-sudut pada tablet inti. Bentuk tablet yang bulat
sempurna dengan sudut minimal membutuhkan lebih sedikit material
penyalut dibandingkan dengan tablet dengan banyak sudut. Proses
pembulatan tablet tersebut akan berdampak pada peningkatan bobot
tablet yang cukup tinggi (sekitar 50-100%).
Smoothing
Tahap smoothing bertujuan untuk menghaluskan permukaan
tablet sebelum dilakukan pewarnaan agar pewarna dapat menempel
dengan baik.
Coloring
3
Tahap coloring bertujuan untuk memberi warna pada tablet
sehingga dapat meningkatkan penampilan tablet.
Polishing
Tahap polishing bertujuan untuk mengkilapkan tablet setelah
proses pewarnaan tablet. Material yang dapat digunakan antara lain
suspensi atau larutan lilin dalam pelarut organik, minyak mineral, dan
serbuk halus lilin.
(Parveen, Khinchi, Dubey, and Sharma, 2017)
Masalah yang umumnya terjadi saat penyalutan gula antara lain
cracking dan splitting yang disebabkan oleh residu lembab yang berlebih
saat proses. Solusi yang dapat dilakukan adalah menetapkan waktu
pengeringan yang optimal pada tiap tahap penyalutan. Inversi dan
penempelan tablet satu dengan yang lain disebabkan oleh adanya inverted
sugar yang sulit untuk mengering. Masalah lain yang umumnya terjadi
saat penyalutan yaitu munculnya bintik putih kecil pada permukaan
tablet. Hal ini disebabkan oleh permukaan tablet yang tidak rata pada saat
tahap polishing (Hogan, 2002).
Tabel I. Karakteristik Tablet Salut Gula (Ankit, 2012)
Karakteristik Tablet Salut Gula
Penampilan Bulat dengan permukaan yang mengkilap
Peningkatan bobot tablet
30-50%
akibat bahan penyalut
Logo atau garis tengah Tidak ada
4
dibandingkan dengan bobot tablet salut film, tingginya risiko kerusakan
tablet akibat rapuh, durasi penyalutan yang memakan waktu cukup lama,
serta membutuhkan operator yang berpengalaman (Hogan, 2002).
ii. Salut film
Salut film terdiri dari material yang larut dalam air, seperti
hydroxypropyl methylcellulose (HPMC), carboxymethylcellulose natrium
(CMC Na), serta campuran CAP dengan polyethylene glycol (PEG).
Evaporasi dari pelarut menyebabkan terbentuknya lapisan tipis yang
melekat pada tablet dan mempertahankan bentuk asli tablet (Niazi, 2009).
Formulasi salut film umumnya terdiri dari polimer, plasticizer, pigmen,
dan pembawa (Hogan, 2002). Kriteria bahan yang digunakan dalam
penyalutan tablet salut film:
Memiliki stabilitas yang tinggi terhadap panas, cahaya,
lembab, dan udara;
Kompatibilitas yang tinggi dengan bahan tambahan lain;
Memiliki resistensi tinggi terhadap cracking;
Memiliki kelarutan yang baik terhadap pelarut yang digunakan.
(Ankit, 2012)
Tabel II. Karakteristik Tablet Salut Film (Ankit, 2012)
Karakteristik Tablet Salut Film
Mempertahankan bentuk tablet inti, tidak
Penampilan
semengkilap tablet salut gula
Peningkatan bobot tablet
2-3%
akibat bahan penyalut
Logo atau garis tengah Ada
5
Polimer yang umumnya digunakan dalam tablet salut enterik antara lain
CAP, polimer akrilat, HPMCP, PVAP (Ankit, 2012). Dalam proses
penyalutan seringkali ditemukan masalah, antara lain:
Tabel III. Masalah yang Banyak Ditemui Dalam Proses Penyalutan
Tablet (Ankit, 2012)
No. Masalah Keterangan Penyebab Solusi
1. Twinning Dua tablet yang Suspensi penyalut Mengurangi
saling menempel, tidak dapat kecepatan spray
umumnya terjadi dievaporasi dan
pada tablet yang meningkatkan
berbentuk seperti kecepatan
kapsul
2. Cracking Retakan kecil Penggunaan Menggunakan
yang terdapat polimer dengan polimer dengan
pada permukaan berat molekul berat molekul
atas dan bawah tinggi atau rendah atau
tablet tekanan pada menyesuaikan
tablet inti yang
konsentrasi serta
terlalu tinggijenis pigmen dan
setelah plasticizer yang
pencetakan digunakan untuk
meminimalkan
tekanan internal
3. Sticking Bagian pada salut Pengeringan tidak Mengurangi
dan yang terlepas dari maksimal, salut kecepatan
picking permukaan tablet terlalu tebal penambahan
ketika tablet cairan penyalut,
saling menempel meningkatkan
suhu dan volume
udara pengering
4. Orange Tekstur penyalut Pengeringan Menggunakan
peeling mirip dengan terlalu cepat, pelarut
permukaan jeruk viskositas larutan tambahan untuk
penyalut tinggi menurunkan
viskositas
larutan
5. Bridging Larutan penyalut Formulasi yang Meningkatkan
menutupi huruf kurang baik, konsentrasi
atau logo yang desain logo plasticizer atau
terdapat pada kurang baik, mengganti
6
tablet viskositas larutan plasticizer serta
penyalut tinggi menurunkan
viskositas
larutan penyalut
6. Chipping Kerusakan pada Pengikisan yang Meningkatkan
tablet dimana berlebihan pada kekerasan salut
penyalut terkikis saat proses tablet
dan terkelupas, penyalutan
umumnya terjadi
pada bagian
ujung tablet
7
Terdapat beberapa tahap dalam melakukan FMEA, yaitu penentuan
nilai severity (S), occurrence (O) atau frequency (F), detection (D), dan risk
priority number (RPN).
i. Severity (S)
Severity merupakan penilaian terkait seberapa serius sebab atau
kegagalan yang berpotensi terjadi. Skala yang digunakan adalah
skala 1 (tidak berbahaya) sampai 10 (kritis).
Tabel IV. Klasifikasi Severity (Parsana and Patel, 2014)
8
Occurrence atau Frequency merupakan penilaian terkait
seberapa mungkin atau seberapa sering kegagalan yang berpotensi
terjadi.
Tabel V. Klasifikasi Occurrence atau Frequency (Parsana and
Patel, 2014)
9
kemungkinan dalam mendeteksi
kegagalan
4 Moderately high Kontrol desain memiliki
likelihood kemungkinan yang cukup tinggi
dalam mendeteksi kegagalan
3 High likelihood Memiliki kemungkinan yang tinggi
dalam mendeteksi kegagalan
2 Very high Memiliki kemungkinan yang sangat
likelihood tinggi dalam mendeteksi kegagalan
1 Extremely likely Kontrol desain hampir dapat
dipastikan mampu mendeteksi
kegagalan
3. PELAKSANAAN TUGAS
Pelaksanaan tugas analisis penyebab masalah pengelupasan salut pada
produk TTD dilakukan selama periode 11 Oktober sampai 30 November
2017. Pelaksanaan tugas dilakukan dengan meninjau lapangan serta
melakukan wawancara dengan operator dan supervisor. Kegiatan peninjauan
lapangan dilakukan terhadap 2 mesin penyalut, yaitu mesin Accela Cota dan
mesin Bamtri selama 2 hari sebanyak 1 batch untuk tiap mesin.
4. HASIL DAN PEMBAHASAN
a. Analisis penyalutan TTD menggunakan mesin Accela Cota
Analisis akar masalah menggunakan diagram Ishikawa / Fishbone
10
Gambar 1. Diagram fishbone pengelupasan salut TTD pada mesin Accela Cota
Penentuan prioritas masalah menggunakan tabel Failure Mode Effect
Analysis (FMEA)
Tabel VII. FMEA Mesin Accela Cota
Risk
Tahapan Frequenc Severity Detection Priority
Kegagalan Prioritas
Proses y (F) (S) (D) Number
(RPN)
Terdapat
penyumbatan
9 7 3 189 1
pada spray
gun
Methods
Terjadi
pengendapan
6 6 4 144 2
larutan
penyalut
SOP tidak
dilaksanakan
Man 3 2 4 24 4
dengan
maksimal
Materials Tablet tidak 2 8 1 18 5
memenuhi
spesifikasi
11
Larutan
penyalut
10 5 1 50 3
berupa
dispersi
Kecepatan
Machine angin tidak 5 2 1 10 6
stabil
12
Terjadi
pengendapan
6 6 4 144 2
larutan
penyalut
SOP tidak
dilaksanakan
Man 3 2 4 24 6
dengan
maksimal
Tablet tidak
memenuhi 2 8 1 16 7
spesifikasi
Materials Larutan
penyalut
10 5 1 50 5
berupa
dispersi
Kondisi
pompa tidak 10 6 1 60 4
ada display
Pengatur
kecepatan
5 7 4 140 3
mudah
bergeser
Pengaturan
Machine suhu inlet
dilakukan 10 6 1 60 4
secara
manual
Pan speed
tidak dapat
mencapai 7 5 4 140 3
kapasitas
maksimal
13
SOP tidak dilaksanakan dengan maksimal, kecepatan angin pada mesin tidak
stabil, dan tablet tidak memenuhi spesifikasi.
Pada FMEA yang dilakukan pada mesin Bamtri, diketahui bahwa
masalah dengan prioritas utama adalah masalah penyumbatan pada spray gun,
diikuti dengan pengendapan larutan penyalut, pengatur kecepatan pada pompa
mudah bergeser, pan speed tidak dapat mencapai kapasitas maksimal, kondisi
pompa tidak ada display, pengaturan suhu inlet dilakukan secara manual,
larutan penyalut berupa dispersi, SOP tidak dilakukan dengan maksimal, dan
tablet tidak memenuhi spesifikasi.
Dari kedua data FMEA tersebut dapat disimpulkan bahwa masalah
pengelupasan salut TTD, baik pada mesin Accela Cota dan Bamtri adalah
sama yaitu terdapat penyumbatan pada spray gun. Penyumbatan ini dapat
disebabkan oleh beberapa hal yaitu proses pembersihan pada spray gun yang
kurang maksimal dan larutan penyalut yang telah mengendap. Penyumbatan
pada spray gun dapat berdampak pada proses penyemprotan larutan penyalut
yang tidak maksimal sehingga terdapat bagian pada tablet yang tidak tersalut
sempurna.
14
Tabel IX. Solusi Terkait Masalah Pengelupasan Salut TTD
15
SOP tidak dilaksanakan Adanya human error yang 1. Meminimalkan Melakukan pengisian
dengan maksimal dilakukan oleh operator terjadinya human error catatan penyalutan
pada saat proses dapat dibantu dengan tablet
penyalutan, seperti penggunaan alarm
kelalaian dalam sebagai pengingat terkait
melakukan pengecekan dengan pengecekan
4. proses setiap 15 menit sekali
pada saat proses
penyalutan;
2. Meningkatkan
kepatuhan terhadap
pengisian catatan
penyalutan tablet
1. Melakukan
Adanya penurunan pengecekan secara
Kecepatan angin tidak Melakukan pengecekan
terhadap daya pakai mesin berkala pada saat proses
5. stabil (mesin Accela pada saat proses
(terdapat gangguan pada penyalutan;
Cota) penyalutan
kompresor) 2. Melakukan perbaikan
mesin
6. Tablet reproses tidak Hasil cetak dengan 1. Melakukan pengkajian Sebelum melakukan
memenuhi spesifikasi parameter kekerasan tidak risiko mutu untuk penyalutan, tablet yang
memenuhi persyaratan mempertimbangkan sudah diproduksi
apakah akan dilakukan dikarantina terlebih
pemusnahan atau dahulu untuk dilakukan
reproses; uji
2. Pengkajian risiko mutu
dilakukan pada awal tiap
tahap proses produksi
(granulasi, pencetakan,
16
penyalutan) untuk
meminimalkan terjadinya
reject
Pengatur kecepatan pada
Pompa yang digunakan Melakukan pengadaan
7. pompa mudah bergeser
tidak dilengkapi dengan pompa yang dilengkapi Sedang dalam tahap
(mesin Bamtri)
display dan pengaturan dengan display dan pengajuan pengadaan
Kondisi pompa tidak ada
8. digital pengaturan secara digital
display (mesin Bamtri)
Pengaturan suhu inlet
Sudah dilakukan
9. dilakukan secara manual
perbaikan mesin
(mesin Bamtri)
Adanya penurunan Melakukan perbaikan
Sudah dilakukan
Pan speed tidak dapat terhadap daya pakai mesin mesin
kalibrasi terhadap
10. mencapai kapasitas
mesin setiap 1 tahun
maksimal (mesin Bamtri)
sekali
17
5. KESIMPULAN DAN SARAN
a. Kesimpulan
Penyebab utama masalah pengelupasan salut pada produk tablet
tambah darah (TTD) baik pada mesin Accela Cota maupun mesin Bamtri
adalah penyumbatan pada spray gun. Penyebab masalah lain yang terjadi
pada saat penyalutan tablet yaitu pengendapan larutan penyalut,
pelaksanaan SOP tidak maksimal, tablet tidak memenuhi spesifikasi,
larutan penyalut berbentuk dispersi, kecepatan angin pada mesin Accela
Cota tidak stabil, kondisi pada pompa mesin Bamtri tidak ada display,
pengatur kecepatan pada pompa mesin Bamtri mudah bergeser, serta
pengaturan suhu inlet pada mesin Bamtri dilakukan secara manual.
b. Saran
18
terhadap karakteristik mencegah terjadinya
larutan penyalut pengendapan
1. Meminimalkan
terjadinya human error,
dapat dibantu dengan
penggunaan alarm sebagai
pengingat terkait dengan
Melakukan pengisian
SOP tidak dilaksanakan pengecekan setiap 15
catatan penyalutan
dengan maksimal menit sekali pada saat
tablet sesuai jadwal
proses penyalutan;
2. Meningkatkan
kepatuhan terhadap
pengisian catatan
penyalutan tablet
1. Melakukan pengecekan
secara berkala pada saat Melakukan
Kecepatan angin tidak
proses penyalutan; pengecekan pada saat
stabil
2. Melakukan perbaikan proses penyalutan
mesin
1. Melakukan pengkajian
risiko mutu untuk
mempertimbangkan
apakah akan dilakukan Sebelum melakukan
pemusnahan atau reproses; penyalutan, tablet
Tablet reproses tidak 2. Pengkajian risiko mutu yang sudah diproduksi
memenuhi spesifikasi dilakukan pada awal tiap dikarantina terlebih
tahap proses produksi dahulu untuk
(granulasi, pencetakan, dilakukan uji
penyalutan) untuk
meminimalkan terjadinya
reject
Pengatur kecepatan
Melakukan pengadaan
pada pompa mudah
pompa yang dilengkapi Sedang dalam tahap
bergeser
dengan display dan pengajuan pengadaan
Kondisi pompa tidak
pengaturan secara digital
ada display
Pengaturan suhu inlet Melakukan perbaikan Sudah dilakukan
dilakukan secara mesin perbaikan mesin
manual
19
Sudah dilakukan
Pan speed tidak dapat
kalibrasi terhadap
mencapai kapasitas
mesin setiap 1 tahun
maksimal
sekali
DAFTAR PUSTAKA
Ambekar, S.B., Edlabadkar, A., and Shrouty, V., 2013. A Review: Implementation of
Failure Mode and Effect Analysis. IJEIT. 2 (8): 37 - 41.
Ankit, G., 2012. Tablet Coating Techniques: Concepts and Recent Trends.
International Research Journal of Pharmacy. 3 (9): 50 - 58.
Hogan, J.E., 2002. Sugar Coating, in Cole, G., Hogan, J., and Aulton, M.,
Pharmaceutical Coating Technology. Taylor and Francis. Bristol. pp. 54 - 62.
Ilie, G., and Ciocoiu, C.N., 2010. Application of Fishbone Diagram to Determine the
Risk of an Event with Multiple Causes. Management Research and Practice. 2
(1): 1 - 20.
Parsana, T.S., and Patel, M.T., 2014. A Case Study: A Process FMEA Tool to Enhance
Quality and Efficiency of Manufacturing Industry. Bonfring International Journal
of Industrial Engineering and Management Science. 4 (3): 145 – 152.
Parveen, S., Khinchi, M.P., Dubey, C.K., and Sharma, P., 2017. Recent Advancement
in Tablet Coating Technology. World Journal of Pharmacy and Pharmaceutical
Sciences. 6 (4): 2189-2204.
20
Scavarda,A.J., Bouzdine-Chameeva, T., Goldstein, S.M., Hays, J.M., and Hill, A.V.,
2004. A Review of the Causal Mapping Practice and Research Literature. Second
World Conference on POM and 15th Annual POM Conference.
21