Você está na página 1de 8

PEMBUATAN BIO-OIL DARI KAYU CEMARA (CAUSARINA EQUISETIFOLIA L.

)
DENGAN TEKNOLOGI PIROLISIS MENGGUNAKAN KATALIS MO/NZA

Hasnul Bustamam1, Syaiful Bahri2, Amun Amri2


1
Program Studi Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Riau
Kampus Binawidya Jl. HR Subrantas Km 12,5 Pekanbaru 28293
2
Jurusan Teknik Kimia,Fakultas Teknik, Universitas Riau
Kampus Binawidya Jl. HR Subrantas Km 12,5 Pekanbaru 28293
hbustamam@gmail.com

Bio-oil can be produced by pyrolisis of causarina wood with catalyst Mo/NZA. The
purpose of this research was to produce bio-oil from causarina wood, determine the effect of the
impregnation percentage of Mo metal and ratio of Mo/NZA catalyst on the yield of bio-oil and
determine the physical and chemical characteristics of bio-oil. Pyrolysis using 50 grams
causarina wood, 500 ml silinap and Mo/NZA catalyst with variations of the impregnation
percentage of Mo metal 0%, 0,5%, 1%, 1,5% and the variation ratio of Mo/NZAcatalyst 3% and
5% of the biomass with a stirring speed of 300 rpm and a temperature of 320ºC for 120 minutes.
In this research, the highest yield on the variation of the impregnation percentage of metal 1,5%
and the ratio of catalyst 5% of the biomass amounted to 66,79%. Characteristics of bio-oil
obtained were density 1,012 gr/ml, viscosity 3,14 cP, acid number 75,48 mg NaOH/gr sample,
and the flash point 52oC. The results of GC-MS analysis, the dominant chemical components in
the bio-oil were 2-propanone,1-hydroxy- with an area 51,55 % , 1,1’-bibicyclo(2.2.2)octyl-4-
carboxylic acid with an area 14,77 % dan 2-Propanone with an area 0,8 %.

Keywords: Bio-oil, Pyrolysis, Catalyst Mo/NZA, Causarina wood

I. Pendahuluan
Minyak bumi, gas bumi, dan batubara biomassa. Salah satu biomassa yang dapat
mempunyai peranan besar sebagai sumber dimanfaatkan adalah kayu cemara.
energi untuk mendukung berbagai kegiatan Tumbuhan ini dapat hidup dengan baik bila
ekonomi dan sosial masyarakat. Seiring ditempatkan di tempat yang terbuka dan
dengan pertumbuhan penduduk di kena sinar matahari langsung terutama
Indonesia, konsumsi bahan bakar yang daerah dataran.
berasal dari minyak bumi, terus meningkat Kayu cemara ini memiliki potensi
dari tahun ke tahun. Jika sumber energi ini yang bagus untuk dijadikan bahan baku
digunakan secara terus - menerus maka akan produksi bio-oil. memiliki kandungan
berakibat pada krisis energi [BAPPENAS, selulosa yang cukup tinggi, Kayu cemara
2010]. Oleh sebab itu perlu adanya sumber memiliki kandungan selulosa cukup tinggi
energi baru yang dapat diperbaharui dan sebesar 44% (Anindyawati, 2009).
jumlahnya memadai. Salah satu energi Salah satu teknologi proses yang
alternatif yang dapat dikembangkan yaitu dapat digunakan dalam pembuatan bio-oil
bio-oil. yaitu pirolisis. Pada proses pirolisis, adanya
Bio-oil dapat diolah menjadi bahan katalis dapat mempercepat terbentuknya bio-
bakar minyak dan dapat diproduksi dari oil.

Jom FTEKNIK Volume 3 No. 2 Oktober 2016 1


Hasil dari pirolisis selalu dalam bentuk 2.2 Alat yang digunakan
gas, dan hasil penguapannya dapat Alat-alat yang digunakan dalam
menghasilkan bahan bakar cair (minyak), penelitian ini : lumpang porselin, pengayak -
arang dan gas sintetik atau syngas. Bahan 100 dan +200 mesh, reaktor alas datar
bakar cair ini dapat menghasilkan panas dan ukuran 1 L, satu set motor pengaduk, oven,
listrik apabila dibakar dalam ketel uap, furnace tube, timbangan analitik, tabung
mesin atau turbin. Produk lain dari proses serta regulator gas N2, O2 dan H2, reaktor
pirolisis ini berupa arang dan bahan kimia. pirolisis, condensor, heating mantle,
Dari hasil pirolisis ini kemudian dapat thermocouple thermometer (Barnant),
dilakukan konversi produk, salah satunya piknometer, viscometer Ostwald, gelas
untuk kepentingan sintesis bahan pengganti piala, pengaduk listrik (Heidolph) dan GC –
minyak bumi atau bahan-bahan kimia. MS (Kromatografi gas-spektroskopi massa).
Salah satu bahan yang dapat
dijadikan katalis adalah zeolit. Keunggulan 2.3 Variabel Penelitian
zeolit sebagai katalis yaitu memiliki struktur Variabel yang digunakan dalam
pori yang lebih besar dibandingkan yang penelitian ini terdiri dari variabel tetap dan
lainnya, stabilitas termal tinggi, luas variabel bebas. Variabel tetap yang
permukaan yang lebih besar dan aktivitas dilakukan ialah : biomassa yang digunakan
katalitik yang baik. adalah kayu cemara, temperatur reaktor
Kualitas zeolit sebagai katalis dapat pirolisis (320 oC), kecepatan pengadukan
ditingkatkan dengan cara mendistribusikan (300 rpm), proses pirolisis dilakukan selama
logam ke dalam pori zeolit. Menurut Morad 2 jam dan silinap yang digunakan adalah
[2006] dengan menempatkan komponen series 280 M. Sedangkan Variabel
aktif logam ke dalam suatu bahan berpori berubahnya ialah : pengembanan logam Mo
dapat menyebabkan luas permukaan menjadi divariasikan sebesar 0%, 0,5%, 1% dan
lebih besar, yang pada akhirnya akan 1,5% b/b terhadap zeolit dan jumlah katalis
memperbesar luas kontak antara katalis Mo/NZA divariasikan sebesar 3%, dan 5%
dengan reaktan, sehingga reaksi berjalan b/b terhadap biomassa.
cepat. Salah satu logam yang dapat
digunakan adalah Mo. Kombinasi antara 2.4 Prosedur Penelitian
logam Mo dan zeolit dapat meningkatkan Penelitian ini melalui beberapa
luas permukaan dan stabilitas termal yang tahapan dalam pengerjaannya, yaitu:
tinggi. Oleh sebab itu, untuk mendapatkan 2.4.1 Pembuatan Katalis Mo/NZA
kualitas bio-oil yang lebih baik, maka Tahap pertama adalah NZA yang
digunakan Mo/NZA sebagai katalis dalam masih berukuran besar ditumbuk dan diayak
proses pirolisis. dengan ukuran ayakan -100+200 mesh
dimana partikel zeolit yang diambil
II. Metode Penelitian merupakan partikel-partikel yang lolos pada
2.1 Bahan yang digunakan pengayak 100 mesh dan tertahan pada
Bahan-bahan yang diperlukan adalah pengayak 200 mesh.
zeoit alam, HCl 6 N, NH4Cl 1 N, Selanjutnya NZA diaktivasi dengan
(NH4)6Mo7O24.4H2O, aquades, AgNO3, gas larutan HCL 6 N. NZA sebanyak 200 gram
N2, O2, dan H2, batang kayu cemara, dalam larutan HCL 6 N sebanyak 1000 ml
NaOH, asam oksalat dan silinap 280M direfluks selama 30 menit pada suhu 50 oC
(thermo oil). sambil diaduk dengan motor pengaduk pada
reaktor alas datar ukuran 1 liter, kemudian

Jom FTEKNIK Volume 3 No. 2 Oktober 2016 2


sampel tersebut disaring dan dicuci berulang Selanjutnya, 50 gram kayu cemara,
kali sampai pH netral sampai tidak ada ion 500 ml silinap dan katalis Mo/NZA (sesuai
Cl- yang terdeteksi oleh larutan AgNO3, dengan variasi jumlah katalis terhadap
cake dikeringkan pada suhu 110 oC selama 3 biomassa) dimasukkan ke dalam reaktor
jam dalam oven. Sampel tersebut kemudian pirolisis. Kemudian dialirkan gas nitrogen
di refluks kembali dalam 100 ml larutan dengan laju alir sebesar 80 mL/menit ke
NH4Cl 1 N pada suhu 90 oC sambil diaduk dalam reaktor. Reaktor dioperasikan pada
pada reaktor alas datar selama 3 jam perhari suhu 320 oC, diaduk dengan pengaduk listrik
sampai satu minggu. Setelah itu sampel (heidolph) pada kecepatan pengadukan 300
disaring dan dicuci kemudian dikeringkan di rpm. Proses pirolisis akan menghasilkan
oven selama 24 jam. produk cair (bio-oil) akibat proses
Tahap berikutnya dilakukan kondensasi.
impregnasi logam Mo dengan cara zeolit
yang telah diaktivasi dilarutkan dalam 100 2.4.3 Karakterisasi Bio-Oil
ml ((NH4)6Mo7O24.4H2O) dan direfluks Produk berupa bio-oil selanjutnya
pada suhu 60 oC selama 6 jam sambil dikarakterisasi dengan melakukan analisa
diaduk pada reaktor alas datar ukuran 1 liter. fisika dan kimia. Analisa fisika yang
Cake kemudian dikeringkan dalam oven dilakukan terdiri dari: penentuan densitas,
pada suhu 110 oC selama 3 jam. Sehingga viskositas, angka keasaman, dan titik nyala
diperoleh Mo/NZA. Selanjutnya, Mo/NZA dari bio-oil yang dihasilkan. Sedangkan
diaktivasi dengan proses kalsinasi, oksidasi, analisa kimia dilakukan dengan GC-MS.
dan reduksi. Proses ini diawali dengan
memasukkan katalis ke dalam tube yang III. Hasil dan Pembahasan
sebelumnya telah diisi dengan porcelain bed 3.1 Pengaruh Variasi Kadar Logam
sebagai heat carrier dan penyeimbang Molibdenum (Mo) Pada Katalis
unggun katalis. Diantara porcelain bed Mo/NZA Terhadap Yield Bio-oil
dengan unggun katalis diselipkan glass woll. Dalam penelitian ini telah dilakukan
Tube ditempatkan dalam tube furnace secara preparasi katalis logam metal yang
vertikal, dikalsinasi pada suhu 500oC dengan diembankan ke dalam zeolit. Logam yang
selama 6 jam sambil dialirkan gas nitrogen diembankan adalah molibdenum (Mo).
sebesar  400 ml/menit. Selanjutnya, katalis Preparasi dilakukan dengan metode
dioksidasi pada suhu 400oC menggunakan impregnasi, sehingga diperoleh katalis
gas oksigen sebesar  400 ml/menit selama Mo/NZA.
2 jam dan reduksi pada suhu 400oC Untuk mengetahui pengaruh kadar
menggunakan gas hidrogen sebesar  400 logam Mo yang diembankan pada lempung
ml/menit selama 2 jam. terhadap yield bio-oil yang diperoleh
digunakan variasi kadar logam 0%, 0,5%,
2.4.2 Sintesa Bio-Oil 1% dan 1,5% b/b dengan jumlah katalis
Biomassa berupa kayu cemara yang digunakan sebanyak 3% dan 5% b/b
dijemur sampai kering di bawah terik terhadap biomassa. Dimana maksud dari
matahari. Kemudian dikeringkan dalam kadar logam 0% adalah tanpa adanya
oven untuk menghilangkan kadar airnya pengembanan logam. Pengaruh variasi kadar
sampai beratnya konstan. Ukuran kayu logam pada katalis Mo/NZA terhadap yield
cemara tersebut diperkecil (dihancurkan) bio-oil yang dihasilkan pada setiap variasi
dan diayak (screening) untuk memperoleh jumlah katalis yang digunakan dapat dilihat
ukuran yang lolos ayakan -100+200 mesh. pada Gambar 1 dan 2.

Jom FTEKNIK Volume 3 No. 2 Oktober 2016 3


Gambar 1 Pengaruh Variasi Kadar Logam Mo pada Katalis Mo/NZA Gambar 2 Pengaruh Variasi Kadar Logam Mo pada Katalis Mo/NZA
Terhadap Yield Bio-oil yang Diperoleh pada 3 % Berat Katalis Terhadap Yield Bio-oil yang Diperoleh pada 5 % Berat Katalis

Dari Gambar 1 diketahui bahwa perolehan yield yang dihasilkan pada proses
Persentase yield bio-oil yang dihasilkan pirolisis.
pada penggunaan katalis 0% Mo/NZA; 0,5% Secara keseluruhan dari Gambar 1
Mo/NZA; 1% Mo/NZA dan 1,5% Mo/NZA Dan 2 dapat disimpulkan bahwa
berturut-turut adalah 57,12%; 62,44%; pengembanan logam Mo pada zeolit alam
64,19%; dan 66,66%. Dari Gambar 1 dapat yang teraktivasi (NZA) memberikan
dilihat bahwa pengembanan logam Mo perolehan yield bio-oil yang lebih tinggi
mempengaruhi perolehan yield yang dibandingkan dengan tanpa pengembanan
dihasilkan pada proses pirolisis. Hal ini logam Mo. Dapat dilihat juga semakin besar
dapat dilihat dari yield bio-oil yang kadar logam yang diembankan, maka yield
dihasilkan. Yield bio-oil optimum diperoleh bio-oil yang diperoleh juga semakin besar.
pada pengembanan logam Mo sebesar 1,5 % Menurut Setiadi dan Pertiwi (2007), sistem
terhadap NZA yaitu sebesar 66,66 %. katalis logam pengemban dapat
Pengembanan logam Mo ke dalam NZA meningkatkan luas permukaan spesifik dari
akan meningkatkan luas permukaan dari zeolit sehingga aktivitas dari katalis juga
NZA, sehingga aktivitas dari katalis semakin meningkat. Logam sebagai fasa
Mo/NZA akan semakin meningkat bila aktif berperan untuk mempercepat dan
dibandingkan dengan tanpa pengembanan mengarahkan reaksi. Sedangkan penyangga
logam (Hutabarat, 2012). atau support berfungsi untuk memberikan
Dari gambar 2 diketahui bahwa luas permukaan yang lebih besar bagi fasa
Yield bio-oil yang dihasilkan pada proses aktif, meningkatkan stabilitas termal dan
pirolisis dengan menggunakan berat katalis efektivitas katalis.
5% b/b pada penggunaan katalis NZA; 0,5% Setyawan dan Handoko (2002)
Mo/NZA; 1% Mo/NZA dan 1,5% Mo/NZA menyampaikan bahwa tujuan dari
berturut-turut adalah 58,75%; 62,62%; impregnasi logam aktif ke permukaan suatu
64,90%; dan 66,79%. Yield bio-oil optimum padatan adalah untuk memperluas
diperoleh pada pengembanan logam Mo permukaan dari suatu padatan (sampel
sebesar 1,5% terhadap NZA yaitu sebesar katalis) yang pada akhirnya akan
66,79%. Dari Gambar 2 dapat dilihat bahwa meningkatkan luas permukaan spesifik suatu
pengembanan logam Mo mempengaruhi padatan dan diharapkan aktivitas sampel

Jom FTEKNIK Volume 3 No. 2 Oktober 2016 4


katalis akan meningkat. Semakin banyak dan 66,79%. Dapat dilihat bahwa, proses
logam terimpregnasi secara merata pada pirolisis kayu cemara dengan menggunakan
permukaan padatan diharapkan luas katalis 3% dan 5% b/b, yield bio-oil terbesar
permukaan spesifik dari padatan akan dari masing-masing variasi didapat pada
semakin luas. Selain itu, adanya logam juga pengembanan logam Mo sebesar 1,5%
dapat meningkatkan keasaman katalis, terhadap NZA. Perolehan yield bio-oil
dimana keasaman katalis yang tinggi dapat optimum didapat pada pengembanan logam
memberikan medium yang kondusif untuk Mo/NZA 1,5% dengan berat katalis 5%,
proses katalitik. Oleh sebab itu, semakin yakni sebesar 66,79%. Hal ini menunjukkan
besar kadar logam yang digunakan maka bahwa pengembanan logam Mo pada NZA
keasaman katalis akan semakin meningkat, dapat meningkatkan yield yang diperoleh.
sehingga yield bio-oil yang dihasilkan juga Dapat disimpulkan bahwa dengan
semakin meningkat (Ginting dkk, 2007). pengembanan logam Mo ke dalam NZA
Dari Gambar 1 dan Gambar 2 juga akan meningkatkan luas permukaan dari
dapat dilihat bahwa, proses pirolisis kayu NZA, sehingga aktivitas dari katalis
cemara dengan menggunakan katalis Mo/NZA akan semakin meningkat bila
Mo/NZA 3% dan 5% b/b yield optimum dibandingkan dengan tanpa pengembanan
didapat pada pengembanan logam Mo logam (Hutabarat, 2012).
sebesar 1,5 % terhadap NZA. Pengaruh
pengembanan logam Mo dan variasi berat 3.1 Analisa Fisika Bio-oil
katalis Mo/NZA terhadap yield bio-oil yang Hasil uji karakteristik sifat fisika bio-
dihasilkan untuk lebih jelasnya dapat dilihat oil dari kayu cemramenggunakan katalis
pada Gambar 3 di bawah ini. 0%, 0,1%, 1% dan 1,5% b/b Mo/NZA
secara keseluruhan dapat dilihat pada Tabel
1 berikut.

Tabel 1. Hasil Uji Karakteritik Bio-oil


dari Kayu Cemara
Rasio Katalis Mo/NZA terhadap Biomassa 3%
(1,5 gr : 50 gr)
% Titik Angka
Logam Densitas Viskositas
Nyala Keasaman
Mo (mg
(gram/ml) (cP) (OC) NaOH/gr
sampel)
0 1,020 3,08 46 53,25
0,5 0,946 3,11 51 59,08
1 1,003 2,85 50 71,67
Gambar 3. Pengaruh Jumlah Katalis 1,5 1,010 2,83 49 52,43
Mo/NZA terhadap Yield Bio-oil Rasio Katalis Mo/NZA terhadap Biomassa 5%
(2,5 gr : 50 gr)
Gambar 3 menunjukkan bahwa dari setiap %
Densitas Viskositas
Titik Angka
Logam Nyala Keasaman
variasi logam (0%; 0,5%; 1% dan 1,5%) Mo Mo (mg
terhadap NZA, dengan berat katalis terhadap (gram/ml) (cP) (OC) NaOH/gr
sampel)
biomassa 3% dan 5% yield bio-oil yang
0 1,013 3,40 48 56,45
dihasilkan yaitu, untuk Mo/NZA 3% yield
0,5 1,010 2,90 50 50,41
nya sebesar 57,12%; 62,44%; 64,19% dan
1 1,014 2,87 47 57,71
66,66%. Sedangkan untuk Mo/NZA 5%
1,5 1,012 3,14 52 75,48
yield bio-oil nya 58,75%; 62,62% ; 64,90%

Jom FTEKNIK Volume 3 No. 2 Oktober 2016 5


Dari Tabel 1 terlihat bahwa uji logam Mo sebanyak 1,5 % terhadap zeolit
karakteristik bio-oil yang terdiri dari dengan jumlah katalis 5 % sudah hampir
densitas, viskositas, angka keasaman dan mendekati karakteristik conventional bio-oil
titik nyala. Nilai uji fisika berdasarkan yield dan diesel oil. Perbandingan hasil
bio-oil optimum yang diperoleh pada katalis karakterisasi fisika bio-oil dari kayu cemara
1,5% Mo/NZA sebanyak 5 % katalis yaitu dengan karakteristik fisika conventional bio-
densitas1,012 gr/ml, viskositas 3,14 cP, oil dan bahan bakar minyak berupa diesel oil
angka keasaman 75,48 mg NaOH/gr sampel dapat dilihat pada Tabel 2 berikut.
dan titik nyala 52 oC.
Hasil uji karakteristik bio-oil kayu
cemara menggunakan katalis dengan kadar

Tabel 2.Perbandingan Karakteristik Fisika antara Bio-oil Kayu cemara


dengan Conventional Bio-Oil dan Diesel Oil
Bio-Oil dari
Kayu cemara Conventional
Parameter Diesel Oil**
Pada Penelitian ini Bio-Oil*
(Bustamam)
Densitas (gr/ml) 1,012 0,94-1,2 0,81-0,89

Viskositas (cP) 3,14 8,13-150 1,3-24,0

Titik Nyala (oC) 52 48-55 38-55


Angka Keasaman 75,48 102,9 42,6-45,6***
(mg NaOH/gr sample)
*
Sumber : : Khor[2009]
**
: Smallwaood [2008]
***
: Boundy dkk[2011]

3.2 Analisa Kimia Bio-oil


Dilakukan analisa kimia bio-oil tertinggi, yaitu penggunaan katalis Mo/NZA
berupa kromatografi gas-spektroskopi massa dengan kadar logam Mo 0% , 0,5% , 1% ,
(GC-MS) untuk mengetahui senyawa- 1,5 % dengan variasi berat katalis 5%
senyawa yang terkandung di dalam bio-oil. terhadap biomassa. Hasil kromatogram dari
Bio-oil yang dianalisa merupakan bio-oil bio-oil dapat dilihat pada Gambar 3 berikut
dari variasi katalis yang menghasilkan yield ini.

Gambar 3. Hasil Kromatogram Bio-oil

Jom FTEKNIK Volume 3 No. 2 Oktober 2016 6


Hasil analisa komponen dilakukan Produksi Bioetanol. Jurnal. Pusat
pada bio-oil dengan yield tertinggi yaitu Penilitian Bioteknologi.
sebesar 66,79 % pada jumlah katalis 5 % Badan Perencanaan Pembangunan Nasional
terhadap biomassa dengan kadar logam 1,5 (BAPPENAS). (2010).Rencana
% Mo/NZA. Komposisi 3 1,1’- Pembangunan Jangka Menengah
bibicyclo(2.2.2)octyl-4-carboxylic acid Nasional. Jakarta: BAPPENAS
dengan luas area 14,77%; 2-Propanone, 1- Printing Office.
hydroxy- dengan luas area 51,57% ; 2- Boundy, B., S.W. Diegel, L. Wright, dan
Propanone dengan luas area 0,8%. Diketahui S.C. Davis. 2011. Biomass energy
bahwa katalis Mo/NZA sudah berperan Data Book (Edition 4). Amerika
dalam mengarahkan senyawa yang Serikat: U.S. Department of Energy.
dihasilkan, yaitu menyerupai senyawa- Ginting, A Br., S, Anggraini, S. Indaryani,
senyawa kimia yang terkandung dalam dan R. Kriswarini. 2007.
minyak bumi. Karakterisasi Komposisi Kimia, luas
Permukaan Pori dan Sifat Termal
IV. Kesimpulan dari Zeolit Bayah, Tasikmalaya dan
Kayu cemara dapat dikonversi menjadi Lampung. Pusat teknologi Bahan
bio-oil menggunakan katalis Mo/NZA. Bakar Nuklir, BATAN. Serpong
Adanya variasi pengembanan logam Mo Hutabarat, B. 2012. Pirolisis Cangkang
Sawit Menjadi Bio-oil dengan katalis
pada zeolit dan variasi jumlah katalis yang
Mo/NZA, Skripsi, Jurusan Teknik
digunakan pada proses pirolisis kayu cemara Kimia, Fakultas Teknik, Universitas
terbukti mempengaruhi yield bio-oil yang Riau.
diperoleh. Semakin besar kadar logam yang IARC Monograph (Volume 45). 1989.
diembankan dan jumlah katalis yang Occupational Exposures in
digunakan, maka yield bio-oil yang Petroleum Refining; Crude Oil and
diperoleh juga semakin besar. Yield bio-oil Major Petroleum Fuels. Prancis:
IARC intern. tech. Rep.
tertinggi diperoleh pada penggunaan katalis
Khor, K.H., K.H. Lim dan Z.A. Zainal,
sebanyak 5 % terhadap biomassa dan kadar 2009, Characteristic of Bio-Oil : A
logam 1,5 % Mo/NZA yaitu sebesar 66,79 By-Product from Slow PyrolYsis of
% dengan hasil uji karakteristik sifat fisika Oil Palm Emphty Fruit Bunches,
bio-oil yaitu densitas 1,012 gr/ml, viskositas University Sains Malaysia.
3,14 cP, angka keasaman 75,48 mg Morad.,A.,N.,M.,2006, Process Design in
o
NaOH/gr sampel dan titik nyala 52 C serta Degumming and Bleaching of palm
oil, Centre of Lipids Engineering and
3 senyawa yang paling dominan yaitu 1,1’-
Applied Research, University
bibicyclo(2.2.2)octyl-4-carboxylicacid Teknologi Malaysia.
dengan luas area 14,77%; 2-Propanone, 1- Setiadi dan A. Pertiwi. 2007. Preparasi dan
hydroxy- dengan luas area 51,57% ; 2- Karakterisasi Zeolit Alam untuk
Propanone dengan luas area 0,8%. Konversi Senyawa Abe menjadi
Hidrokarbon. Prosiding Kongres dan
Daftar Pustaka Simposium Nasional Kedua MKICS
Anindyawati, T., 2009. Prospek Enzim dan 2007.
Limbah Lignoselulosa Untuk

Jom FTEKNIK Volume 3 No. 2 Oktober 2016 7


Setyawan, D. dan P. Handoko. 2002.
Preparasi Katalis Cr/Zeolit Melalui
Modifikasi Zeolit Alam.
Smallwod, 2008. Hydroprocesing of
Pyrolisis Bio-oil to Fuel and
Chemical. Facific Northwest
National Laboratory U.S..
Departemant of Energy.

Jom FTEKNIK Volume 3 No. 2 Oktober 2016 8

Você também pode gostar