Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
MATERIALITAS
Bila definisi FASB dibaca secara seksama akan menunjukkan kesulitan yang
dihadapi oleh para auditor dalam menerapkan prinsip materialitaas ini dalam
prakteknya. Definisi tersebut menekankan kepada para pengguna laporan yang
menyandarkan diri mereka kepada laporan keuangan dalam membuat berbagai
keputusan. Oleh sebab itu, para auditor harus memiliki pengetahuan tentang pihak-
pihak yang akan memanfaatkan laporan keuangan klien mereka serta keputusan-
keputusan apakah yang akan dibuat.
Terdapat lima tahap berurutan yang saling terkait erat satu sama lainnya dalam
penerapan materialitas. Yaitu sebagai berikut :
ILUSTRASI ALOKASI
Tabel 1-1
Salah saji yang masih dapat ditoleransi bagi setiap akun tidak boleh melebihi
60% dari nilai pertimbangan awal (60% dari $737,000 = $442,000, dibulatkan) dan
total dari seluruh nilai salah saji yang masih dapat ditoleransi tidak boleh melebihi
dua kali nilai pertimbangan awal tentang tingkat materialitas.
Alasan atas ketentuan pertama adalah untuk menjaga auditor agar tidak
mengalokasikan seluruh nilai total tingkat materialitas ke dalam satu akun saja.
Jika umpamanya, nilai pertimbangan awal sebesar $737,000 dialokasikan semua
pada akun piutang dagang, maka suatu salah saji senilai $737,000 yang terdapat
dalam akun tersebut akan dinyatakan masih dapat diterima.
Terdapat dua alasan mengapa nilai total salah saji yang masih dapat
ditoleransi, diperkenankan melebihi nilai materialitas keseluruhan. Pertama,
tidaklah mungkin bahwa semua akun akan mengandung salah saji dengan nilai
sebesar nilai slah saji yang masih dapat ditoleransinya. Kedua, beberapa akun
cenderung mengandung salah saji lebih (overstated), sementara beberapa akun
lainnya cenderung mengandung salah saji kurang (understated), yang
mengakibatkan dalam suatu nilai bersih yang cenderung lebih rendah daripada
nilai total materialitas.
Tabel 1-2 (Ilustrasi Perbandingan Total Estimasi Salah Saji dengan Nilai
Pertimbangan Awal Materialitas)
E. RISIKO
Terdapat hubungan yang erat antara materialitas dan resiko. Dalam contoh
Tabel 9-1, auditor telah membuat estimasi sampling error sebesar $6,000 atas akun
piutang dagang, yang dipergunakan dalam mengihitung total estimasi salah saji
sebesar $18,000 untuk kemudian dipergunakan sebagai perbandingan dengan nilai
salah saji yang masih dapat ditoleransi sebesar $20,000. nilai kesalahan sampling
sebesar $6,00 ini mengandung suatu risiko atas pelaksanaan sampling. Hal ini hanya
merupakan salah satu dari sejumlah jenis risiko yang harus diketahui oleh editor.
PDR = AAR
IR x CR
di mana :
IR = 100 %
CR = 100 %
AAR = 5%
PDR = 0.05 = 0.05 atau 5%
1.0 x1.0
JENIS-JENIS RISIKO
b. Risiko Inheren
Risiko inheren (inherent risk) merupakan suatu ukuran
yang dipergunakan oleh auditor dalam menilai adanya
kemungkinan bahwa terdapat sejumlah salah saji yang material
(kekeliruan atau kecurangan) dalam suatu segmen sebelum ia
mempertimbangkan keefektifan dari pengendalian intern yang
ada. Dengan mengasumsikan tiadanya pengendalian intern, maka
risiko inheren ini dapat dinyatakan sebagai kerentanan laporan
keuangan terhadap timbulnya salah saji yang material. Jika
auditor, dengan mengabaikan pengendalian intern,
menyimpulkan bahwa terdapat suatu kecenderungan yang tinggi
atas keberadaan sejumlah salah saji, maka auditor akan
menyimpulkan bahwa tingkat risiko inherennya tinggi.
Pengendalian intern diabaikan dalam menetapkan nilai risiko
inheren karena pengendalian intern ini dipertimbangkan secara
terpisah dalam model risiko audit sebagai risiko pengendalian.
Hubungan antara risiko inheren dengan risiko deteksi terencana
serta dengan bukti audit yang direncanakan adalah risiko inheren
saling berlawanan dengan risiko deteksi terencana serta memiliki
hubungan yang searah dengan bukti audit.
c. Risiko Pengendalian
Risiko pengendalian (control risk) merupakan ukuran yang
dipergunakan oleh auditor untuk menilai adanya kemungkinan
bahwa terdapat sejumlah salah saji material yang melebihi nilai
salah saji yang masih dapat ditoleransi atas segmen tertentu akan
tidak terhadang atau tidak terdeteksi olegh pengendalian intern
yang dimiliki klien. Risiko pengendalian ini memperlihatkan (1)
penilaian tentang apakah pengendalian intern yang dimiliki klien
efektif untuk mencegah atau mendeteksi terjadinya salah saji,
dan (2) kehendak auditor membuat penilaian tersebut senantiasa
berada dibawah nilai maksimum (100 persen) sebagai bagian dari
rencana audit yang dibuatnya. Semakin efektif pengendalian
intern, maka semakin rendah pula factor risiko yang dapat
dibebankan pada risiko pengendalian.
Model risiko audit menunjukkan hubungan yang erat
antara risiko inheren dan risiko pengendalian. Kombinasi risiko
inheren dan risiko pengendalian ini dapat dianggap sebagai suatu
ekspektasi atas nilai salah saji setelah mempertimbangkan
pengaruh dari pengendalian intern. Sama dengan yang terjadi
pada risiko inheren, hubungan antara risiko pengendalian dan
risiko deteksi terencana adalah saling berlawanan, sementara
hubungan antara risiko pengendalian dan bukti subtantif
merupakan hubungan yang searah.
Risiko perjanian (engagement risk) adalah risiko yang akan diderita oleh
auditor atau firma audit akibat hubungan dengan klien, walaupun laporan audit
yang dibuat bagi klien tersebut telah dibuat dengan benar.risiko perjanjian
sangatlah berkaitan dengan risiko bisnis klien.
Para auditor belum memiliki kesepakatan tentang apakah risiko bisnis harus
turut dipertimbangkan dalam merencanakan audit. Para oposan atas pernyataan
untuk memodifikasi bukti audit bagi risiko bisnis berpendapat bahwa auditor tidak
menyediakan sejumlah pendapat audit yang berbeda bagi setiap tingkat keyakinan
yang berbeda pula sehingga auditor pun tidak perlu menyediakan tingkat
keyakinan yang lebih rendah atau lebih tinggi hanya karena adanya risiko
perjanjian. Sedangkan para pendukung pernyataan ini berpendapat bahwa
merupakan hal yang tepat bagi para auditor untuk mengumpulkan sejumlah bukti
tambahan, menugaskan para staf yang memiliki lebih banyak pengalaman, serta
melakukan review yang lebih mendalam pada penugasan audit yang memiliki
potensi hukum yang tinggi, sepanjang tingkat keyakinan yang ingin dicapai tidak
diturunkan hingga di bawah suatu tingkat keyakinan yang wajar pada saat tingkat
risiko perjanjian yang dimiliki rendah.
Posisi likuiditas. Jika secara konstan, klien mengalami kekurangan kas serta
modal kerja, maka hal tersebut dapat mengindikasikan masalah dalam
melunasi tagihan-tagihannya di masa yang akan datang. Auditor harus menilai
kemungkinan tersebut serta signifikansi penurunan yang terus menerus atas
posisi likuiditas.
Laba (rugi) pada tahun-tahun sebelumnya. Jika perusahaan mengalami
penurunan laba yang cepat atau mengalami kenaikan kerugian selama beberapa
tahun terakhir, auditor harus mulai mengenali sejumlah masalah solvabilitas
yang mungkin akan dialami klien di masa yang akan datang.
Metode pembiayaan pertumbuhan. Semakin klien menyandarkan dirinya pada
utang sebagai alat pembiayaan, semakin besar risiko kesulitan keuangan yang
akan dihadapinya jika kegiatan operasi klien kurang berhasil.
Sifat operasi klien. Beberapa jenis bisnis tertentu memiliki risiko inheren yang
lebih besar daripada sejumlah bisnis lainnya.
Kompetensi manajemen. Kemampuan manajemen ini harus dinilai sebagai
bagian dari evaluasi atas kemungkinan terjadinya kebangkrutan.
Tabel 9-3 Metode-metode yang Dipergunakan oleh Para Praktisi untuk Menilai
Risiko Akseptabilitas Audit
Beberapa faktor utama pada saat melakukan penilaian atas resiko inheren
adalah :
- Pihak-pihak terkait
Berbagai transaksi yang terjadi antara perusahaan induk dan perusahaan anak
serta transaksi-transaksi yang terjadi antara pihak manajemen dengan entitas
perusahaan merupakan contoh-contoh dari transaksi dengan pihak terkait
sebagaimana yang terdefinisikan dalam SFAS 57. Karena berbagai transaksi ini
tidak terjadi pada dua belah pihak yang saling independen yang bertransaksi
sejauh jangkauan tangan saja, maka kemungkinan bahwa transaksi-transaksi
tersebut mengalami salah saji lebih besar, sehingga mengakibatkan suatu
peningkatan pada nilai risiko ineren.
- Penyusun populasi
Seringkali, berbagai item individual yang menyusun total populasi turut
memberikan pengaruh pada ekspektasi auditor akan salah saji yang material.
Para auditor memulai penilaian mereka atas risiko inheren selama fase
perencanaan serta akan memperbaharui penilaian tersebut sepanjang penugasan
audit. Pada saat auditor melakukan beraneka jenis pengujian dalam suatu
penugasan audit, maka ia akan memperoleh tambahan informasi yang seringkali
pula akan mempengaruhi tingkat penilaian awal.
Untuk menilai luas ketiga kondidi kecurangan ini hadir, auditor harus
mempertimbangkan:
Setelah selesai auditor harus mengevaluasi apakah hasil akumulasi dan prosedur audit
mempengaruhi penilaian dari risiko salah saji material yang disebabkan oleh kecurangan
yang dibuat sebelumnya dalam audit.
Untuk memodifikasi bukti audit, ada dua cara dimana auditor bisa mengubah audit untuk
merespons risiko, misalnya:
Baik risiko pengendalian maupun risiko inheren umumnya ditentukan bagi setiap
siklus, setiap akun dan seringkali pula bagi setiap tujuan audit, bukan bagi keseluruhan
penugasan audit. Pengendalian intern memiliki tingkat keefektifan yang lebih tinggi
untuk sejumlah akun yang terkait dengan saldo daripada atas akun-akun yang terkait
dengan aktiva tetap. Risiko pengendalianpun akan berbeda bagi akun-akun yang berbeda
pula tergantung pada tingkat efektivitas pengendalian yang ada.
Beberapa auditor menggunakan tingkat risiko akseptibilitas audit yang sama dengan
tingkat akseptibilitas audit atas keseluruhan penugasan audit bagi setiap segmen auditnya.
Sejumlah auditor lain menggunakan tingkat risiko akseptibilitas audit yang lebih tinggi
bagi setiap segmen. Argumentasinya adalah adanya pengaruh interaksi-interaksi dari
beragam akun dan transaksi yang menyusun laporan keuangan serta sinergi dari
serangkaian uji-uji berganda. Dengan kata lain, jika seluruh segmen audit dapat
diselesaikan pada tingkat risiko akseptibilitas audit tertentu,maka auditor dapat memiliki
keyakinan bahwa risiko audit atas keseluruhan laporan keuangan dapat ditetapkan pada
tingkat yang lebih rendah.
Karena tingkat risiko pengendalian dan tingkat risiko inheren sangat bervariasidari
satu siklus ke siklus yang lain, adri satu akun ke akun yang lain, atau dari satu tujuan ke
tujuan yang lain, maka tingkat risiko deteksi terencana serta jumlah bukti audit yang
direncanakanpun menjadi bervariasi.
Risiko kecurangan bisa dinilai untuk seluruh audit atau persiklus, akun dan
tujuan. Umpamanya sebuah insentif kuat untuk manajemen agar memenuhi harapan
pendapatan yang cukup agresif bisa mempengaruhi audit sedangkan kerentanan terhadap
pencurian persediaan bisa mempengaruhi akun persediaan. Baik untuk risiko kecurangan
laporan keuangan dan risiko penyalahgunaan aktiva, fokusnya berada pada area khusus
dari mwningkatnya risiko kecurangan dan merancang prosedur audit atau mengubah
seluruh perilaku audit untuk merespon risiko tersebut.
Mengaitkan Nilai Salah Saji yang masih dapat ditoleransi dan risiko-risiko kepada
Tujuan Audit yang Terkait dengan Saldo
Para auditor dapat mengasosiasikan sebagian besar risiko pada tujuan audit yang
berbeda dengan efektif. Contohnya, tingkat keusangan persediaan kemungkinan besar
tidak akan mempengaruhi tujuan audit lainnya selain dari tujuan audit atas nilai yang
terealisasi.
Batasan-batasan pengukuran
Satu batasan utama dalam penerapan model risiko audit ini adalah kesulitas
pengukuran berbagai komponen model. Penilaian atas risiko akseptibilitas audit, risiko
inheren, dan risiko pengendalian, serta selanjutnya atas risiko deteksi terencana sangatlah
subyektif dan terdiri dari sejumlah perkiraan terbaik. Untuk mengimbangi masalah
pengukuran, sebagian besar mempergunakan istilah-istilah pengukuran yang lebar dan
subyektif, seperti rendah, sedang dan tinggi. Tabel 9-6 menempilkan bagaimana cara para
auditor mempergunakan informasi yang diperoleehnya untuk memutuskan nilai bukti
audit yang dikumpulkan.
Konsep-konsep materialitas dan risiko dalam auditing sangat terkait erat dan tak
terpisahkan. Risiko merupakan suatu pengukuran atas ketidakpastian, sedangkan
materialitasadalah suatu pengukuran atas ukuran atau besaran. Secara bersama-sama
kedua hal tersebut mengukur tingkat ketidakpastian suatu nilai pada suatu besaran
tertentu.
Mengevaluasi hasil
AcAR = IR x CR x AcDR
Dimana:
Formula tersebut menunjukan bahwa terdapat tiga cara utnuk mengurangi tingkat risiko
audit yang tercapai hingga mencapai suatu tingkat risiko yang dapat diterima:
Penggabungan tiga jenis faktor ini yang dilakukan secara subyektif untuk mencapai
suatu tingkat risiko audit yang dapat diterima yang rendah membutuhkan pertimbangan
profesional yang matang.
Pertimbangan yang sangat hati-hati harus dilalkukan oleh auditor pada saat auditor
membuat keputusan, dengan berdasarkan pada bukti audit yang dikumpulkan, bahwa
penilaian awal atas risiko pengendalian atau risiko inheren telah diterapkan terlalu rendah
atau risiko akseptibilitas audit telah ditetapkan terlalu tinggi. Dalam situasi ini auditor
harus melkukan dua pendekatan, antara lain: