Você está na página 1de 14

Nur Aini, Robinson Tarigan, dan Rujiman: Analisis Daya Tarik…

NEGARA KESEJAHTERAAN (WELFARE STATE) DALAM


KONTEKS PEMBANGUNAN WILAYAH

Kasyful Mahalli
Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Sumatera Utara
mahallikasyful@gmail.com

Abstract: The implementation of regional development in Indonesia can not be


separated from the process of adoption from the development theory that developed by
west experts in the regional planning. In the era of regional autonomy, regional
development plays a very important in the development of Indonesia. By using secondary
data, this paper tries to explore the development of the region conducted in Indonesia is
associated with the concept of a welfare state . The paper ends with a proposed regional
development strategy in the future.

Abstrak: Pelaksanaan pembangunan wilayah di Indonesia tidak terlepas dari proses


adopsi dan adaptasi dari perkembangan teori yang dikembangkan oleh pakar
perencanaan wilayah di Barat. Dalam era otonomi daerah, pembangunan wilayah
memegang peranan yang sangat penting dalam pembangunan Indonesia. Dengan
menggunakan data sekunder, makalah ini mencoba mengeksplorasi pembangunan
wilayah yang dilaksanakan di Indonesia dikaitkan dengan konsepsi Negara
Kesejahteraan (welfare state). Makalah ini di akhiri dengan usulan strategi pembangunan
wilayah di masa yang akan datang.

Kata kunci: Negara kesejahteraan, pembangunan wilayah

PENDAHULUAN menghasilkan rencana-rencana


Usaha pembangunan di Indonesia pembangunan dalam jangka panjang,
bukan saja dilakukan dalam perencanaan jangka menengah dan tahunan yang
pembangunan yang bersifat jangka panjang dilaksanakan oleh unsur penyelenggara
maupun jangka pendek, berdimensi makro negara dan masyarakat di tingkat Pusat dan
dan mikro, tetapi juga mencakup Daerah.
perencanaan pembangunan yang Pada hakekatnya SPPN ini
berdimensi wilayah. Dalam kaitan ini, merupakan dokumen yang berisikan
perencanaan pembangunan wilayah di tentang rencana-rencana pembangunan.
Indonesia tidak akan terlepas dari Untuk menyelaraskan antara rencana
pembangunan nasional mengingat pembangunan dan lokasi dilaksanakannya
pembangunan nasional pada hakekatnya rencana pembangunan tersebut, lahirlah
bertumpu pada pembangunan wilayah. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007
Hal ini diperkuat dengan tentang Penataan Ruang. Undang-undang
dilahirkannya Undang-Undang Nomor 32 penataan ruang ini pada hakekatnya
tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, mengendalikan, mengarahkan dan
Undang-Undang Nomor 33 tahun 2004 memanfaatkan ruang dalam proses dan
tentang perimbangan keuangan antara pencapaian tujuan pembangunan nasional.
pemerintah pusat dan daerah serta Makalah ini diawali dengan kajian
UndangUndang Nomor 25 tahun 2004 empiris pembangunan wilayah yang
tentang Sistem Perancanaan Pembangunan dilaksanakan di Indonesia dilanjutkan
Nasional (SPPN) yang merupakan landasan dengan tantangan yang dihadapi dalam
hukum perencanaan pembangunan, baik pembangunan wilayah serta diakhiri dengan
oleh pemerintah pusat maupun pemerintah penyusunan arah dan kebijakan
daerah. Sistem Perencanaan Pembangunan pembangunan wilayah di masa yang
Nasional (SPPN) adalah satu kesatuan tata datang.
cara perencanaan pembangunan untuk

38
Jurnal Ekonom, Vol 18, No 1, Januari 2015

HASIL DAN PEMBAHASAN keempat perhatiannya tertuju kepada


Kajian Empiris Pembangunan Wilayah kesejahteraan masyarakat yang tinggal di
Di Indonesia: Antara Teori Dan Praktik suatu lokasi (people prosperity).
Perkembangan konsep Di Indonesia perkembangan konsep
pengembangan wilayah di Indonesia perencanaan wilayah merupakan aplikasi
merupakan adopsi dan adaptasi dari teori dari teori yang dikembangkan oleh
yang dikembangkan oleh beberapa ahli. beberapa orang pakar diantaranya, Walter
Perkembangan perencanaan wilayah juga Isard, Albert O. Hirschman, Gunnar Mydar,
tidak terlepas dari perkembangan ilmu John Friedmann dan Mike Douglass.
ekonomi regional. Istilah ilmu ekonomi Sementara dari Indonesia sendiri muncul
regional sebagai peralatan analisa kadang gagasan pengembangan wilayah dari
disebut dengan istilah Regional Science Sutami, Poernomosidhi dan Ruslan
(yang lebih menekankan analisanya pada Diwiryo.
aspek sosial ekonomi dan geografi)1 dan Walter Isard sebagai pelopor Ilmu
Regional Planning (yang menekankan Wilayah yang mengkaji terjadinya
analisanya pada aspek tata ruang, tata guna hubungan sebab-akibat dari faktor-faktor
lahan dan perencanaan2. utama pembentuk ruang wilayah, yakni
Sebenarnya, terdapat banyak teori faktor fisik, sosial-ekonomi, dan budaya3.
pengembangan wilayah yang dapat Hirschman (era 1950-an) memunculkan
dijadikan acuan dalam rangka penataan teori polarization effect dan trickling-down
ruang. Teori-teori pengembangan wilayah effect dengan argumen bahwa
teresebut menganut berbagai azas atau perkembangan suatu wilayah tidak terjadi
dasar dari tujuan penerapan masing-masing secara bersamaan (unbalanced
teori. Jika dikelompokkan berdasarkan development).
tujuan, teori-teori pembangunan bisa Gunnar Myrdal (era 1950-an)
dikelompokkan kedalam empat kelompok. mengemukakan teori yang menjelaskan
Kelompok pertama adalah teori yang hubungan antara wilayah maju dan wilayah
memberi penekanan kepada kemakmuran belakangnya dengan menggunakan istilah
wilayah (local prosperity). Kelompok backwash and spread effect. Friedmann
kedua menekankan pada sumberdaya (era 1960-an) lebih menekankan pada
lingkungan dan faktor alam yang dinilai pembentukan hirarki guna mempermudah
sangat mempengaruhi keberlanjutan sistem pengembangan sistem pembangunan yang
kegiatan produksi di suatu daerah kemudian dikenal dengan teori pusat
(sustainable production activity). pertumbuhan4. Mike Douglass (era 70-an)
Kelompok ini sering disebut sebagai sangat yang memperkenalkan lahirnya model
perduli dengan pembangunan berkelanjutan keterkaitan desa – kota (rural–urban
(sustainable development). Kelompok linkages) dalam pengembangan wilayah.
ketiga memberikan perhatian kepada Dalam pembangunan wilayah di Indonesia,
kelembagaan dan proses pengambilan pemikiran Douglas ini sekarang dikenal
keputusan di tingkat lokal sehingga kajian dengan konsep Agropolitan.
terfokus kepada governance yang bisa
bertanggung jawab (resposnsible) dan 3
Walter Isard (1975) sebagai seorang ahli ekonomi
berkinerja bagus (good). Kelompok regional memperkenalkan konsep regional science
yang didefinisikannya sebagai “….studies systems of
places, locations, cities, urban regions and world
1
Ilmu wilayah/kewilayahan (regional science) regions; and patterns of human settlements, industry
merupakan ilmu yang relatif baru, pada awal and economic activity, jobs, income generation and
perkembangannya ilmu wilayah muncul sebagai receipt, and resource use, all in the setting of
suatu kritik terhadap ilmu ekonomi yang lazim physical environment”.
4
(Neoclasical Economy) di tahun 1950-an, khususnya Konsep pusat pertumbuhan (growth pole theory)
sejak dikemukakan oleh Walter Isard. Kritik ini bermula dari seorang perencana wilayah yang
timbul karena hingga masa itu teori ekonomi bernama Francois Perroux (1955) yang pendapatnya
dianggap terlalu menyederhanakan permasalahan bersumber dari teori inovasi J.A Schumpeter.
karena hanya melihat dari sisi penawaran (supply) Menurut Perroux konsep pusat pertumbuhan lebih
dan permintaan (demand) secara agregat. banyak menyangkut ‘economic region’ dibanding
2
Perkembangan lebih lanjut tentang perkembangan ‘geographic region’. Pembahasan lebih lanjut tentang
ilmu ekonomi regional ini ini dapat dilihat pada konsep ini dapat dilihat pada Sjafizal (2008) Harry W
Sjafrizal (1983). Richardson (2001) dan Robinson Tarigan (2004).

39
Kasyful Mahalli : Negara Kesejahteraan …

Keberadaan landasan teori dan Di Indonesia, berbagai konsep


konsep pengembangan wilayah diatas nomenklatur kewilayahan seperti
kemudian diperkaya dengan gagasan- “Wilayah”, “Kawasan”, “Daerah”,
gagasan yang lahir dari pemikiran “Regional”, “Area”, “Ruang”, dan istilah-
cemerlang putra-putra bangsa, diantaranya istilah sejenis, banyak dipergunakan dan
adalah Ir. Sutami (era 1970-an) dengan dapat saling dipertukarkan pengertiannya
gagasan bahwa pembangunan infrastruktur walaupun masing-masing memiliki bobot
yang intensif untuk mendukung penekanan pemahaman yang berbeda-beda,
pemanfaatan potensi sumberdaya alam akan tetapi semuanya berasal dari bahasa Inggris
mampu mempercepat pengembangan yaitu region. Namun demikian, konsepsi
wilayah. Poernomosidhi (era transisi) wilayah saat ini dapat diacu pada Undang-
memberikan kontribusi lahirnya konsep Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang
hirarki kota-kota dan hirarki prasarana jalan Penataan Ruang.
melalui Orde Kota. Menurut Undang-Undang No. 26
Selanjutnya adalah Ruslan Diwiryo Tahun 2007 tentang Penataan Ruang,
(era 1980-an) yang memperkenalkan pengertian wilayah adalah “ruang” yang
konsep Pola dan Struktur ruang yang merupakan kesatuan geografis beserta
bahkan menjadi inspirasi utama bagi segenap unsur terkait yang batas dan
lahirnya UU No.24/1992 tentang Penataan sistemnya ditentukan berdasarkan aspek
Ruang yang kemudian digantikan dengan administrasi dan atau aspek fungsional.
Undang-Undang No.26/2007. Pada periode Berdasarkan pengertian undang-undang
1980-an ini pula, lahir Strategi Nasional tersebut, ada dua aspek yang harus
Pembangunan Perkotaan (SNPP) sebagai diperhatikan dalam konsep wilayah, yaitu :
upaya untuk mewujudkan sitem kota-kota pertama, di dalam wilayah ada unsur-unsur
nasional yang efisien dalam konteks yang saling terkait yaitu ruang yang
pengembangan wilayah nasional. Dalam berfungsi lindung yang harus selalu dijaga
perjalanannya SNPP ini pula menjadi cikal- keberadaannya dan ruang yang berfungsi
bakal lahirnya konsep Program budidaya sebagai tempat manusia
Pembangunan Prasarana Kota Terpadu melakukan kegiatannya untuk
(P3KT) sebagai upaya sistematis dan kelangsungan hidupnya, yang pada
menyeluruh untuk mewujudkan fungsi dan dasarnya keduanya tidak dapat hidup dan
peran kota yang diarahkan dalam SNPP. berkembang serta survive (keberlanjutan)
Pada era 90-an, konsep sendiri-sendiri. Kedua, adanya pengertian
pengembangan wilayah mulai diarahkan deliniasi fungsi berdasarkan koordinasi
untuk mengatasi kesenjangan wilayah, geografis (batasan berdasarkan titik-titik
misal antara KTI dan KBI, antar kawasan koordinat) yang deliniasinya bisa wilayah
dalam wilayah pulau, maupun antara administrasi (pemerintahan) atau wilayah
kawasan perkotaan dan perdesaan (sebagai fungsi tertentu lainnya.
bias dari adopsi teori Hirschman dan Oleh karenanya, berdasarkan UU
Myrdal?). Perkembangan terakhir pada No. 26/2007, Wilayah harus dibangun
awal abad millennium, bahkan, karena secara memiliki fungsi lindung dn
mengarahkan konsep pengembangan fungsi budidaya. Menurut Djakapermana
wilayah sebagai alat untuk mewujudkan (2010), pengembangan wilayah pada
integrasi Negara Kesatuan Republik dasarnya mempunyai tujuan agar wilayah
Indonesia. Konsep pengembangan wilayah itu berkembang menuju tingkat
yang terakhir ini juga tidak terlepas dari perkembangan yang diinginkan.
sesat pikir perencanaan pembangunan Pengembangan wilayah dilaksanakan
regional yang dilakukan selama ini dimana melalui optimasi pemanfaatan sumber daya
konsepsi bahari tidak dipandang sebagai yang dimilikinya secara harmonis, serasi
kesatuan dalam konsep pembangunan dan terpadu melalui pendekatan yang
wilayah5. bersifat komprehensif mencakup aspek
fisik, ekonomi, sosial, budaya, dan
lingkungan hidup untuk pembangunan
5
berkelanjutan. Sementara menurut
Kritikan tentang kesalahan perencanaan wilayah ini
dapat dibaca pada M. Baiquni (2005).
Sementara menurut Zen (2001) berpendapat

40
Jurnal Ekonom, Vol 18, No 1, Januari 2015

bahwa pengembangan wilayah tidak lain penyumbang terbesar yaitu masing-


dari usaha mengawinkan secara harmonis masing sebesar 65,94% dan 66,15%.
sumber daya alam, manusianya, dan Dari sisi ini terlihat bahwa perdagangan
teknologi, dengan memperhitungkan daya terjadi di blok ekonomi utama yaitu
tampung lingkungan itu sendiri. Pulau Jawa dan Pulau Sumatera
Dalam perkembangannya, sementara pada pulau-pulau lain seperti
pembangunan wilayah di Indonesia di Kalimantan, Sulawesi, Nusa
mengalami proses yang berkelanjutan Tenggara, Maluku, dan Papua masih
seusia dengan tuntutan pembangunan itu relatif kecil dan belum berkembang.
sendiri. Namun demikian, tanpa disadari
pembangunan wilayah masih menyisakan 2. Keterkaitan Desa-Kota (Rural-Urban
berbagai persoalan, diantaranya : Linkage). Kawasan perkotaan dan
perdesaan merupakan lanskap wilayah
1. Ketimpangan Wilayah (Regional yang saling berhubungan melalui
Disparity). Agaknya, paham dualisme kertaikan hubungan ekonomi, sosial
yang dikembangkan oleh ahli ekonomi dan politik serta lingkungan yang
pembangunan masih kental mewarnai sangat komplkes (Sugiana, 2005).
pembangunan wilayah di Indonesia. Perkembangan desa sangat dipengaruhi
Studi Nurzaman (1997) menunjukkan oleh perkembangan kota, demikian juga
secara nyata adanya ketimpangan morfologi kota sangat dipengaruhi oleh
pembangunan antara Kawasan Barat perkembangan desa. Namun demikian,
Inonesia (KBI) dan Kawasan Timur dalam perkembangannya keterkaitan
Indonesia (KTI) terutama dalam bidang desa kota menimbulkan masalah dalam
ekonomi. Lampiran-1, menunjukkan bentuk penghisapan sumber daya. Kota
bagaimana kesenjangan wilayah di menarik semua variabel produksi desa
Indonesia pada tahun 2008. Hal ini yang akhirnya menimbulkan
masih berlangsung sampai saat ini. ketimpangan pembangunan antara desa
Data PDB nasional menunjukkan Pulau dan kota. Dengan kata lain,
Jawa masih sangat dominan perkembangan pembangunan kota yang
pengaruhnya terhadap perekonomian pesat telah merubah wajah desa. Studi
nasional. Sebesar 57,51 persen dari Wilonoyudho (2009) menunjukkan di
PDB Indonesia disumbang oleh Pulau Indonesia yang terjadi malahan
Jawa, dengan urutan tiga provinsi keterkaitan konsumsi (consumption
terbesarnya yaitu DKI Jakarta linkage). Artinya kota-kota besar di
(16,76%), Jawa Timur (14,89%), dan Indonesia menjadi “parasit” dan
Jawa Barat (13,91%). Sementara untuk menyedot sumberdaya desa secara gila-
Pulau Sumatera sumbangan terbesar gilaan. Tetesan kebawah (trickle down
berasal dari Propinsi Riau (7,08%), effect) dan sebaran kemakmuran
Sumatera Utara (5,30%) dan Sumatera (spread effect) tidak terjadi6 .
Selatan (3,05%). Akibatnya dapat diduga, arus migrasi
Secara kuantitatif, kegiatan-kegiatan di dari desa ke kota di negeri ini luar
sektor sekunder dan tersier masih biasa. Pada tahun 2008 misalnya,
terkonsentrasi di Pulau Jawa, provinsi Jawa Tengah mengirimkan
sedangkan kegiatan sektor primernya 13.000 tenaga kerja ke Jakarta dalam
lebih diperankan oleh luar Pulau Jawa. arus balik lebaran. Ini artinya, desa-
Pada Triwulan IV 2012, apabila desa di tanah air mengalami kelangkaan
pengelompokan kegiatan ekonominya kesempatan kerja. Justru produk-
dibedakan ke dalam tiga sektor utama produk moderen dari kota dan dari
yaitu sektor primer, sektor sekunder pusat kapitalisme dunia deras mengalir
dan sektor tersier, maka secara spasial ke desa. Hadirnya puluhan stasiun TV
sektor primer lebih didominasi oleh swasta, makin menyuburkan pola
wilayah luar Jawa (74,20%). konsumsi masyarakat desa.
Sedangkan untuk sektor sekunder dan
tersier, Pulau Jawa masih menjadi 6
Kondisi ini mematahkan pandangan trickle down
effect yang dikemukakan Hirschman.

41
Kasyful Mahalli : Negara Kesejahteraan …

Pada tahun 2008 juga merupakan tahun Belitung (0,29)7. Walaupun dari segi
yang sangat istimewa bagi Indonesia teori, angka gini sebesar 0,41
karena pertama kalinya dalam sejarah dikategorikan sebagai ketimpangan
peradaban modern Indonesia, jumlah sedang, namun peningkatan angka gini
penduduk kota (50,5%) melebihi dari tahun 2002 perlu mendapat
jumlah penduduk desa (49,5%). perhatian yang serius.
Fenomena ini memunculkan Di sisi lain, pertumbuhan Indonesia
peningkatan populasi di perkotaan yang belum berada pada jalur yang benar,
akhirnya menjadi tekanan bagi karena pendapatan nasional sebagai
perkembangan kota. bentuk kue nasional dinikmati oleh
Dampak industrialisasi dan urbanisaasi 40% dari golongan pendapatan
telah juga menyebabkan terjadinya menengah dan 20% oleh golongan
degradasi lingkungan perkotaan. pendapatan teratas. Sementara itu, 40%
Degradasi kualitas lingkungan di dari golongan pendapatan terendah
Indonesia berlangsung lebih cepat dari mengalami penurunan selama periode
peningkatan tingkat kesejahteraan. 2002-2007. Periode 2002-2007
Banjir, kawasan kumuh, krisis air menunjukkan betapa 20% golongan
bersih dan sebagainya merupakan teratas penduduk meningkat secara
contoh dari industrialisasi dan signifikan.
degradasi lingkungan ini. (Depertemen Ketimpangan pendapatan terutama
PU, 2008). pendapatan antara wilayah
Kompleksitas persoalan perkotaan juga memunculkan daerah tertinggal8.
bertambah sebagai akibat adanya Hingga tahun 2012 masih ada 183
otonomi daerah dan demokratisasi kabupaten daerah tertinggal di
pembangunan. Krisis ideologi Indonesia yang 70 persen di antaranya
kepentingan publik, konflik di Kawasan Timur Indonesia (KTI9.
kewenangan (pusat dan daerah), Sebaran 183 kabupaten daerah
pembentukan kota-kota baru (implikasi tertinggal di 27 provinsi minus Jambi,
dari pemekaran daerah), krisis lintas Riau, DKI Jakarta, Jawa Tengah, DI
wilayah, krisis perbatasan (TPA, Yogyakarta, dan Sulawesi Barat, yaitu
terminal dll) merupakan bentuk 46 di Sumatera, 9 di Jawa, 16 di
permasalahan perkotaan yang muncul Kalimantan, 34 di Sulawesi, 28 di Bali
sebagai derivatif dari otonomi daerah. Nusa Tenggara, 15 di Maluku dan
Maluku Utara, serta 35 di Papua dan
3. Ketimpangan pendapatan antar Papua Barat. Totalnya, 128 kabupaten
wilayah. Salah satu bias dari daerah tertinggal atau sekitar 70 persen
ketimpangan pembangunan antar di KTI. Provinsi yang jumlah
wilayah adalah ketimpangan kabupaten daerah tertinggalnya
pendapatan antar wilayah. Dilihat dari terbanyak ialah Papua memiliki 27
sisi PDRB per kapita per propinsi daerah tertinggal, Nusa Tenggara
(2000-2005), terjadi ketimpangan Timur (20), Kalimantan Barat dan
besar. PDRB per kapita yang tinggi Sulawesi Tengah (masing-masing 10),
terpusat pada daerah kaya sumber daya Sulawesi Tenggara (9), serta Sumatera
seperti Kaltim, Riau, Papua, dan NAD, Barat, Nusa Tenggara Barat, Maluku,
serta daerah ibukota. dan Papua Barat (masing-masing 8).
Data Susenas 2012 menunjukkan
Indeks koefisien gini tahun 2008
sebesar 0,35 meningkat menjadi 0,41
pada tahun 2012. Indeks koefisien gini 7
tertinggi (0,44) terdapat di Provinsi Semakin kecil koefisien Indeks Gini menunjukkan
semakin rata tingkat pendapatan, begitu sebaliknya.
Gorontalo dan Papua, sementara yang 8
Terdapat enam kriteria penentuan daerah tertinggal:
terendah terjadi di Kepulauan Bangka perekonomian masyarakat, SDM, infrastruktur,
kemampuan keuangan lokal, aksesibilitas,
karakteristik daerah.
9
Lihat halaman resmi Direktorat Kawasan Khusus
dan Daerah Tertinggal.

42
Jurnal Ekonom, Vol 18, No 1, Januari 2015

4. Kemiskinan. Pada sisi lain, jumlah Pembangunan Wilayah: Amanah


orang miskin masih cukup merisaukan. RPJMN (2010-2014)
Sebanyak 11,66% penduduk masih Kesenjangan antar daerah dalam
dalam kategori miskin yang teresebar di indikator kesehatan, termasuk distribusi
seluruh wilayah Indonesia. Penyebaran sumber daya manusia di bidang kesehatan
penduduk miskin didominasi oleh (HRH) tetap menjadi perhatian yang serius.
daerah perdesaan. Jumlah penduduk Pasokan tenaga kesehatan di fasilitas umum
miskin tertinggi berada di Propinsi telah meningkat sejak pertengahan 1990-an,
Papua (30,66%) dan Papua Barat yang mencerminkan perhatian pemerintah
(27,04%). untuk peningkatan akses ke pelayanan
Sejalan dengan pergesaran paradigma kesehatan, terutama di daerah terpencil dan
pembangunan, hasil kajian terlayani, dan mencerminkan peningkatan
menunjukkan bahwa tidak terdapat jumlah sekolah kebidanan dan keperawatan
korelasi yang positip antara kemajuan dalam beberapa tahun terakhir. Sekitar
ekonomi dan tingkat kesejahteraan 50.000 bidan dan perawat sekarang sedang
rakyat yang diukur dalam konsep diproduksi setiap tahun. Sementara jumlah
Indeks Pembangunan Manusia (IPM) dan rasio tenaga kesehatan telah meningkat,
diantaranya penelitian Gustav Ranis & penyebaran praktik dan distribusi tidak
Frances Stewart (2002) dan Valeria merata tetap menjadi perhatian serius.
Constantini dan Salvatore Monni Selain itu, peningkatan pesat dalam jumlah
(2006). Kondisi ini juga berlaku di telah menimbulkan kekhawatiran tentang
Indonesia. Daerah yang memiliki kualitas mereka, dan terutama kecukupan
pendapatan perkapita tinggi tidak standar akreditasi dan sertifikasi serta
menunjukkan hubungan yang searah kesiapan mereka untuk mengambil
dengan IPM. Dengan lain perkataan, tanggung jawab di lingkungan pedesaan
perkembangan IPM regional dan yang sering jauh dari rumah sakit
pendapatan regional domestik bruto universitas dan sekolah keperawatan dan
(PDRB) relatif tidak seirama. kebidanan dari mana mereka lulus (Hattari;
Perkembangan PDRB yang tinggi tidak 20120)
selalu diikuti oleh perkembangan IPM Berbagai alternatif penyelesaian
yang tinggi pula. Sebaliknya, persoalan pembangunan wilayah di
pertumbuhan PDRB yang rendah belum Indonesia telah banyak dilakukan utamanya
tentu diikuti oleh perkembangan IPM oleh pemerintah. Rencana Pembangunan
yang rendah pula. Sebagai contoh pada Jangka Menengah Nasional 2010-2014
tahun 2006, Provinsi DIY memiliki telah menetapkan strategi dan kebijakan
prestasi terbaik dalam menerjemahkan pengembangan wilayah yaitu:
pertumbuhan ekonomi ke dalam 1. Mendorong pertumbuhan wilayah-
pembangunan manusia, dengan hanya wilayah potensial di luar Jawa-Bali
urutan 17 pada PDRB per kapita tetapi dengan tetap menjaga momentum
mencapai urutan 4 pada IPM. pertumbuhan di wilayah Jawa-Bali.
Sebaliknya, provinsi Papua dengan 2. Meningkatkan keterkaitan antarwilayah
PDRB menempati urutan 4, tetapi melalui peningkatan perdagangan
hanya menempati urutan IPM paling antarwilayah untuk mendukung
rendah. Ini adalah bukti bahwa sumber perekonomian domestik.
daya alam yang begitu besar yang 3. Meningkatkan daya saing daerah
dimiliki Provinsi Papua tidak dinikmati melalui pengembangan sektor-sektor
oleh sebagian besar rakyatnya unggulan di tiap wilayah.
(Gintings, 2008). Menurut Kuncoro 4. Mendorong percepatan pembangunan
(2009) salah satu sebab munculnya daerah tertinggal, kawasan strategis dan
daerah tertinggal ini adalah rendahnya cepat tumbuh, kawasan perbatasan,
IPM disamping terbatasnya kawasan terdepan, kawasan terluar, dan
infrastruktur dan kemampuan keuangan daerah rawan bencana; serta
daerah. 5. Mendorong pengembangan wilayah
laut dan sektor-sektor kelautan.

43
Kasyful Mahalli : Negara Kesejahteraan …

Reorientasi Pembangunan: Negara Pasal 27 (ayat 2):


Kesejahteraan, Dari Pembangunan ...(2) Tiap-tiap warga negara berhak atas
Nasional Ke Pembangunan Wilayah pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi
Menurut Dedi M, Masykur (2000) kemanusiaan.
perencanaan pembangunan wilayah
ditujukan untuk mengupayakan keserasian Pasal 33 (ayat 1, 2 dan 3)
dan keseimbangan pembangunan antar 1. Perekonomian disusun sebagai usaha
daerah sesuai dengan potensi alamnya dan bersama berdasar atas asas
memanfaatkan potensi tersebut secara kekeluargaan.
efisien, tertib dan aman. Sementara menurut 2. Cabang-cabang produksi yang penting
Sjafrizal (2012) kebjakan pembangunan bagi negara dan yang menguasai hajat
wilayah pada dasarnya merupakan hidup orang banyak dikuasai oleh
keputusan dan intervensi pemerintah, baik negara.
secara nasional maupun regional untuk 3. Bumi dan air dan kekayaan alam yang
mendorong proses pembangunan daerah terkandung di dalamnya dikuasai oleh
secara keseluruhan. Kebijakan negara dan dipergunakan untuk
pembangunan, dalam arti seluas-luasnya sebesar-besar kemakmuran rakyat.
bertujuan untuk meningkatkan
kesejahteraan. Pasal 34 (ayat 1)
Dalam konteks Negara Indonesia, Fakir miskin dan anak terlantar dipelihara
Undang-Undang Dasar 1945 memuat oleh negara.
tujuan (visi) dan misi abadi bangsa Pasal 33 ayat (1) UUD 1945 yang
Indonesia. Visi abadi yang dimaksud mengatur tentang perekonomian dapat
sebagaimana tercantum dalam pembukaan diartikan bahwa perkonomian secara
UUD 1945 ialah “Negara Indonesia yang imperatif harus disusun, tidak dibiarkan
merdeka, berdaulat, adil dan makmur”. tersusun sendiri sesuai dengan kehendak
Sedangkan misinya adalah pertama, dan perilaku para penguasa. Ketimpangan
melindungi segenap bangsa Indonesia; yang muncul harus direstruktur dengan
kedua, memajukan kesejahteraan umum; campur tangan pemerintah, agar daulat
ketiga, mencerdaskan kehidupan bangsa, pasar tidak menggusur daulat rakyat. Pasal
dan keempat, ikut melaksanakan ketertiban 33 UUD 1945 mencerminkan adanya
dunia berdasarkan kemerdekaan, demokrasi ekonomi dan demokrasi
perdamaian abadi dan keadilan sosial. Indonesia berdasar pada faham
Penjabaran visi dan misi tersebut diatas kebersamaan dan asas kekeluargaan
yang menyangkut kesejahteraan masyarakat (mutualism dan brotherhood alias
kemudian dituangkan dalam pasal-pasal berjamaah dan berukhuwah10. Esensi kata
UUD 1945 yang berkenaan dengan bumi, air dan kekayaan alam menunjukkan
kesejahteraaan. bahwa negara memiliki wilayah yang terdiri
Dalam kamus bahasa Indonesia, dari bumi, air dan kekayaan alam yang
kesejahteraan diartikan sebagai hal atau digunakan untuk sebesar-besar
keadaan sejahtera; keamanan, keselamatan, kemakmuran rakyat.
ketenteraman. Sementara sejahtera
didefinisikan sebagai aman sentosa dan
10
makmur; selamat (terlepas dari segala Dalam pandangan Sri Edi Swasono (2010) salah
macam gangguan). Manakala kata sejahtera satu nilai kemanusiaan yang ditekankan dalam
Islam adalah Ukhuwah atau persaudaraan..
diartikan sebagai banyak hasil atau serba Menurut Al Qur’an, hidup bersama itu merupakan
kecukupan. Kata kesejahteraan selalu kenikmatan terbesar, seperti firman-Nya: “Dan
didekatkan dengan kata kemakmuran. ingatlah akan kenikmatan Allah kepadamu ketika
Dalam konteks ini, terdaat peranan negara kamu dahulu (masa jahiliah) bermusuh-musuhan,
dalam menghadirkan kesejahteraan. Peran maka Allah mempersatukan hatimu, lalu
menjadikan kamu karena nikmat Allah orang-
negara terhadap kesejahteraan rakyat orang yang bersaudara.” (Ali Imran: 103).
dituangkan dalam pasal-pasal UUD 1945 Ukhuwah dapat dibedakan menjadi ukhuwah
berikut : diniyah (persaudaraan sesama agama), ukhuwah
wataniah (persaudaraan sesama bangsa) dan
ukhuwah bashariah (persaudaraan sesama
manusia).

44
Jurnal Ekonom, Vol 18, No 1, Januari 2015

Dalam menyusun kebijakan approach). Keitga pendekatan ini harus


pembangunan wilayah perlu ditetapkan dua dilakukan secara terpadu dan melalui
alternatif sasaran yaitu kemakmuran alokasi investasi secara regional.
wilayah (place prosperity), kemakmuran Pada strategi berdimensi spasial
masyarakat (people prosperity) atau perlu menitikberatkan pada strategi
keduanya sekaligus. Bila kemakmuran pengembangan perkotaan, pengembangan
wilayah yang menjadi sasaran, maka perdesaan, dan pengembangan wilayah.
hasilnya adalah kondisi fisik wilayah Pada tingkat kota adalah dengan
seperti sarana, prasarana dan perumahan, memanfaatkan jaringan kota-kota yang ada
fasilitas pelayanan sosial, kualitas yaitu dengan mengembangkan kota kelas
lingkungan hidup dan sebagainya yang dua dan kota-kota baru (sebagai dampak
akan menjadi tujuan. Membaiknya dari pemekaran wilayah).
kemakmuran wilayah ini akan Pengembangan perdesaan
meningkatkan pertumbuhan ekonomi dilakukan melalui pemberdayaan
wilayah, namun kondisi ini memerlukan masyarakat desa, pengembagan desa pantai,
investasi yang besar. Kemajuan ekonomi merevitalisasi modal sosial masyarakat
menyebabkan akan terjadinya proses lokal, peningkatan keterkaitan antara desa-
migrasi sebagai akibat terbuka lapangan kota dan pengembangan ekonomi lokal.
kerja. Namun demikian, kondisi ini akan Sementara pada tingkat wilayah
dinikmati oleh kaum pendatang (sebagai adalah dengan memanfaatkan kecamatan
akibat kualitas kaum pendatang lebih baik) sebagai pusat pertumbuhan yang berbasis
yang akirnya akan menciptakan pada keunggulan komparatip.
ketimpangan pendapatan (income Pembangunan wilayah dilakukan dengan
disparity). menciptakan pusat-pusat kegiatan ekonomi
Sebaliknya bila sasaran utama baru terutama di luar Jawa dan
adalah kemakmuran rakyat (people meningkatkan keterkaitan wilayah-wilayah
prosperity), maka yang menjadi sasaran ekonomi unggulan di luar Pulau Jawa.
adalah pembangunan masyarakat. Kegiatan Ketiga strategi ini bermuara pada
pembangunan yang akan dilakukan akan strategi pengembangan kawasan berbasis
bertumpu pada pengembangan penddikan, kluster11. Di sisi lain, perkembangan
peningkatan pelayanan kesehatan, wilayah perlu juga memperhatikan
penerapan telnologi dan peningkatan penetapan wilayah pembangunan dengan
produksi dan sebagainya. Intinya adalah memperhatikan aspek kesamaan kondisi
bagaimana memberdayakan masyarakat (homogenous region), aspek keterkaitan
dalam segala bidang. Di satu sisi antar daerah (nodal region), aspek
pengeluaran investasi infrastruktur kesamaan kondisi geografis antar wilayah
dibutuhkan untuk memfasilitasi (functional region) dan aspek kesatuan
pertumbuhan ekonomi, namun di sini lain administrasi wilayah pemerintahan
diperlukan juga investasi untuk (planning region).
meningkatkan kualitas sumber daya Pendekatan sektoral pada intinya
manusia. Meningkatnya perbaikan modal memperhatikan dan memprioritaskan
manusia sebetulnya juga memberikan subsektor kunci yang ada di wilayah.
manfaat positif bagi pertumbuhan ekonomi Pendekatan ini dilakukan atas dasar
melalui tersedianya tenaga kerja yang kompetensi inti dan produk unggulan yang
berkualitas (Sjafii, 2009). Hasil kebijakan
pembangunan yang berorentasi 11
Klaster adalah kelompok usaha industri yang saling
kemakmuran rakyat ini biasanya tidak terkait. Klaster mempunyai dua elemen kunci, yaitu:
secepat dan semaju dibandingkan dengan (1) perusahaan dalam klaster harus saling
kebijakan kemakmuran wilayah. berhubungan, dan (2) berlokasi di suatu tempat yang
Dalam konteks pembangunan saling berdekatan, yang mudah dikenali sebagai suatu
kawasan industri. Kluster digunakan untuk
wilayah (baca daerah), perlu dilakukan tiga menggambarkan konsentrasi perusahaan-perusahaan
pendekatan strategi pokok yaitu: yang mampu menghasilkan sinergi karena faktor
pendekatan spasial (spatial approach), kedekatan geografis maupun hubungan
pendekatan sektoral (sectoral approach) ketergantungan diantara mereka walaupun bukan
merupakan kumpulan perusahaan yang mampu
dan pendekatan manusia (human menyerap tenaga kerja secara dominan.

45
Kasyful Mahalli : Negara Kesejahteraan …

ada di masing-masing daerah. Oleh pelayanan kesehatan, peningkatan akhlak


karenanya perlu dipertimbangkan konsep dan agama, peningkatan kualitas
regionalisasi produk. Sampai saat ini dan ketenagakerjaan dan aparatur pemerintah,
beberapa tahun ke depan, struktur ekonomi dan kependudukan. Hubungan antara
bebrapa daerah di Indonesia Papua, Kaltim, tingkat pendidikan inilah yang akan
Riau, Aceh masih berbasis tambang, menjadi modal dasar bagi peningkatan
minyak dan gas serta sektor industri dan ekonomi.
jasa yang terkait tambang dan migas.
Sebagai sumberdaya tak terbaharui (non KESIMPULAN
renewable resources) tambang, minyak dan 1. Dalam suatu proses pembangunan,
gas tersebut di masa yang akan datang akan unsur pertumbuhan dan perubahan
habis. Oleh karenanya, daerah penghasil (growth and change) akan terjadi
tambang tersebut harus sedini mungkin secara simultan. Ciri dan kecepatan
mempersiapkan sektor utama baru yang perubahan tidak sama antara negara-
berbasis pada sumberdaya alam yang negara manapun antara satu periode
terbaharui (renewable resources) yang dengan periode yang lain di suatu
potensial yakni agribisnis (dalam arti luas). negara. Menterjemahkan
Pada pendekatan manusia, perkembangan masa lalu ke
penekanan investasi pada manusia diyakini perencanaan masa depan sangatlah
merupakan basis dalam meningkatkan tidak mudah dan tidak dapat dilakukan
produktivitas faktor produksi secara total. begitu saja. Di satu pihak berbagai
Kualitas manusia yang meningkat faktor ketidakpastian (uncertainities)
merupakan prasyarat utama dalam proses cukup banyak dan sulit diperhitungkan
produksi dan memenuhi tuntutan dalam lingkungan dunia yang semakin
masyarakat industrial. Penempatan manusia kompleks. Namun, merencanakan
sebagai subyek pembangunan menekankan sesuatu berdasarkan semata-mata
pada pentingnya pemberdayaan perkembangan masa lalu, tidak
(empowerment) manusia, yaitu: ubahnya dengan "merencanakan masa
kemampuan manusia untuk lalu". Jadi, kesimpulan antara
mengaktualisasikan segala potensinya. pengalaman, ketajaman visi dalam
Peningkatan mutu SDM mencakup dalam 5 melihat faktor penting di masa depan
aspek yakni peningkatan mutu serta peningkatan kemampuan atau
pendidikan12, peningkatan kualitas kualitas metodologi perencanaan akan
merupakan tuntutan masa depan (Iwan
12
Khusus menyangkut pendekatan pendidikan, Tilaar Jaya Azis, 1990).
(2000: 4-5) menyatakan bahwa pembangunan 2. Proses pembangunan adalah upaya
ekonomi yang pada masa orde baru dijadikan
panglima dengan hanya memprioritaskan target
menciptakan perubahan ke arah yang
pertumbuhan telah melahirkan pembangunan diinginkan dan direncanakan. Pada
ekonomi yang tanpa perasaan. Akibatnya terjadi masa lalu, pembangunan diartikan
kesenjangan antardaerah, antarsektor, dan sebagai sebagai suatu proses untuk
antarmasyarakat. Struktur ekonomi yang tidak meningkatkan pertumbuhan ekonomi
berakar pada ekonomi rakyat dan sumber daya
domestik telah menyebabkan ekonomi yang rapuh semata. Munculnya ilmu-ilmu
dan ketergantungan industri pada bahan baku impor. kewilayahan, khususnya regional
Selanjutnya, kehidupan ekonomi semakin lama development dan regional sciences
semakin tergantung pada utang luar negeri yang merupakan bentuk-bentuk kritik atas
besar. Akibat kehidupan ekonomi yang demikian
ialah lahirnya sistem pendidikan yang tidak peka
cara pandang terhadap pendekatan
untuk meningkatkan daya saing, yang tidak produktif pembangunan yang terlalu sering
karena tergantung pada bahan baku impor. melihat dari kacamata makro
Selanjutnya, pendidikan tidak mempunyai (pembangunan nasional), sedangkan
akuntabilitas sosial oleh karena masyarakat tidak salah satu permasalahan riil
diikutsertakan di dalam manajemennya. Sejalan
dengan itu lahirlah ekonomi biaya tinggi karena pembangunan adalah masalah
korupsi yang melahirkan penanganan ekonomi yang ketimpangan wilayah (regional
tidak profesional tetapi mengikuti jalan pintas. disparity).
Dengan sendirinya output pendidikan tidak 3. Ketimpangan (wilayah) muncul
mempunyai daya saing apalagi mempunyai daya
saing global.
sebagai akibat dari proses adopsi

46
Jurnal Ekonom, Vol 18, No 1, Januari 2015

konsep Simon Kuznets (1966) melalui DAFTAR RUJUKAN


The First Fundamental Theorem of Alkadri, Muchdie dan Suhandojo, 2001.
Welfare Economics. Melalui konsep Tiga Pilar Pengembangan
ini Kuznets menjelaskan kurva U- Wilayah: Sumber Daya Alam,
terbalik; yang menyatakan bahwa bagi Sumber Daya Manusia, dan
negara yang pendapatannya rendah, Teknologi. Direktorat
pertumbuhan ekonomi harus Kebijaksanaan Teknologi untuk
mengorbankan pemerataan (trade off Pengembangan Wilayah Badan
antara pertumbuhan dan pemerataan). Pengkajian dan Penerapan
Pemahaman seperti ini telah memberi Teknologi. Jakarta.
legitimasi dominasi peranan Anwar, Effendi dan Rustiadi, Ernan, 2003.
pemerintah untuk memusatkan Alternatif Sistem Perencanaan
pengalokasian sumberdaya pada Pembangunan Bagi Indonesia di
sektor-sektor atau wilayah-wilayah Masa Depan. Makalah disampaikan
yang berpotensi besar dalam pada Seminar Nasional “Sistem
menyumbang pada pertumbuhan Perencanaan Pembangunan
ekonomi13. Nasional dan Ekonomi Politik Baru
4. Pembangunan wilayah bukanlah Pasca UUD 1945 dan Peresmian
semata-mata fenomena dalam dimensi Himpunan Perencana
lokal dan regional namun juga Pembangunan Wilayah dan
merupakan bagian tak terpisahkan dari Perdesaan (HPWD)”. Jakarta, 2
kepentingan pembangunan nasional Juli.
bahkan global. Konsepsi tiada negara Azis, Iwan Jaya,(1990) Transformasi
tanpa wilayah, tiada negara tanpa Ekonomi Indonesia dan Prognosa
rakyat, agaknya perlu dijadikan dasar Masa Depan, Makalah yang
dalam pengembangan pembangunan disampaikan pada Simposium
wilayah di masa depan. Nasional “Menuju Masayarakat
5. Permasalahan pokok yang harus Indonesia Abad XXI” yang
dipecahkan dalam konsepsi dilaksanakan oleh ICMI pusat,
pembangunan wilayah adalah adanya Jakarta.
keinginan yang kuat untuk Azis, Iwan Jaya,1994. Ilmu Ekonomi
menghadirkan kesejahteraan Regional dan Beberapa
(welfare) dengan mengurangi Aplikasinya di Indonesia, Lembaga
ketimpangan wilayah (disparity); baik Penerbit Fakultas Ekonomi
disparity between region maupun Universitas Indonesia, Jakarta.
disparity within region untuk jangka Riyadi, Dedi M. Masykur, 2000.
waktu yang panjang. Keinginan ini Pembangunan Daerah Melalui
harus dilandasi oleh doktrin Pengembangan Wilayah, Makalah
kesejahteraan wilayah dan doktrin yang disampaikan pada Diseminasi
kesejahteraan rakyat (sosial) yang dan Diskusi Program-Program
didukung oleh sistem ekonomi politik Pengembangan Wilayah dan
negara yang memihak pada keadulatan Pengembangan Ekonomi
rakyat (berdasar atas asas Masyarakat di Daerah, Hotel
kekeluargaan). Merubah paradigma Novotel, Bogor, 15-16 Mei
pembangunan nasional menjadi Direktur Jenderal Penataan Ruang, 2003.
keunggulan wilayah (daerah) Pengembangan Wilayah dan
merupakan jalan yang harus ditempuh. Penataan Ruang di Indonesia:
Paradigma ini akhinya akan Tinjauan Teoritis dan Praktis,
menghantarkan kita menjadi welfare Makalah pada Stadium General
state. Sekolah Tinggi Teknologi Nasional
(STTNAS), Yogyakarta.
Gintings, Charisma Kuriata, 2008. Analisis
Pembangunan Manusia di
Indonesia, Tesis, Sekolah
13
Lihat Affendi Anwar dan Ernan Rustiadi (2003)

47
Kasyful Mahalli : Negara Kesejahteraan …

Pascasarjana Univeristas Sumatera “Pembangunan Wilayah


Utara, Medan. Berwawasan Lingkungan” di Balai
Issard, Walter, 1975. Introduction to Senat Universitas Gadjah Mada
Regional Science. Englewood Yogyakarta tanggal 27 Oktober.
Cliffs, N.J: Prentice-Hall. Sirojuzilam dan Kasyful Mahalli, 2011.
M. Baiquni, 2005., Sesat Pikir Perencanaan Regional: Pembangunan,
Pembangunan Regional: Refleksi Perencanaan dan Ekonomi. USU-
Kritis di Era Pembangunan Daerah. Press. Medan.
Forum Perencanaan Soegijoko, Budy Tjahjati, Gita Chandrika
Pembangunan, Edisi Khusus, Napitupulu dan Wahyu Mulyana
Januari. (Eds), 2005. Bunga Rampai
Kuncoro, Mudradjad. 2005, Pengantar Pembangunan kota Indonesia
Perencanaan Pembangunan Dalam Abad I, Buku I Konsep dan
Ekonomi Daerah, Edisi Kedua, Pendekatan Pembangunan
Yogyakarta, BPFE UGM. Perkotaan di Indonesia, URDI dan
Kuncoro, Mudradjad. 2010, Masalah, Yayasan Sugijanto Soegijoko,
Kebijakan dan Politik: Ekonomika Jakarta.
Pembangunan, Jakarta: Penerbit Sugiana, Kawik, 2005. Keterkaitan Desa
Erlangga. kota di Indonesia, dalam Soegijoko,
Nurzaman, Siti Sutriah.1997. Tinjauan Budy Tjahjati, Gita Chandrika
Kesenjangan Wilayah di Indonesia. Napitupulu dan Wahyu Mulyana
Jurnal Perencanaan Wilayah dan (Eds) (2005). Bunga rampai
Kota. ITB. Vol. 8. No.4. pp.11-21. Pembangunan kota Indonesia
Peraturan Presiden Republik Indonesia Dalam Abad I, Buku I Konsep dan
Nomor 5 Tahun 2010 tentang Pendekatan Pembangunan
Rencana Pembangunan Jangka Perkotaan di Indonesia, URDI dan
Menengah Nasional (RPJMN) Yayasan Sugijanto Soegijoko,
Tahun 2010-2014. Jakarta.
Rustiadi, Ernan, 2001. Pergeseran Menuju Sjafii, Achmad, 2009. Pengaruh Investasi
Paradigma Baru Pembangunan Fisik dan Investasi Pembangunan
Wilayah. Makalah yang Manusia Terhadap Pertumbuhan
disampaikan pada Forum Diskusi Ekonomi Jawa Timur 1990-2004.
Pengembangan Metode, Puslitbang Journal of Indonesian Applied
Ketenagakerjaan dan Economics. Vol. 3 No. 1 Mei 2009,
Ketransmigrasian, Departemen 59-76
Tenagakerja dan Transmigrasi, 20 Sjafrizal, 2012. Ekonomi Wilayah dan
Agustus. Perkotaan. PT. RajaGrafindo
Rustiadi, Ernan, Sunsun Saefulhakim dan Persada, Jakarta.
Dyah R. Panuju, 2011. Swasono, Sri Edi, 2010. Indonesia dan
Perencanaan dan Pengembangan Doktrin Kesejahteraan Sosial: Dari
Wilayah. Jakarta: Crespent Press Klasikal dan Neoklasikal sampai ke
dan Yayasan Pustaka Obor The End of Laissez-Faire.
Indonesia. Perkumpulan PraKarsa. Jakarta.
Setiadi, Hafid, 2007. Pembangunan Tarigan, Robinson, 2004. Perencanaan
Wilayah: Gagasan Ruang Ekologis Pembangunan Wilayah, Jakarta: PT. Bumi
dan Pembangunan Berkelanjutan. Aksara.
Makalah yang disampaikan pada
dalam Seminar Nasional

48
Prihatin Lumbanraja: Bersama UKM Membangun Ekonomi Rakyat…

Pedoman Penulisan
Petunjuk Penulisan bagi Penulis
Jurnal EKONOM
ISSN 0853-2435

1. Artikel yang ditulis adalah merupakan hasil penelitian dan pemikiran analitisdi bidang
ekonomi. Naskah diketik dengan huruf times new roman, font 12, satu spasi, kertas A4,
maksimal 15 halaman, rangkap 3 eksemplar beserta disket dan file diketik dengan
Microsoft Word.

2. Nama penulis artikel ditulis tanpa gelar akademik dan ditempatkan di bawah judul artikel.
Apabila artikel ditulis oleh lebih dari satu orang, maka penulis berikutnya diurutkan di
bawah penulis utama. Alamat dan institusi penulis serta e-mail harus dicantumkam untuk
mempermudah komunikasi.

3. Artikel ditulis dalam bahasa Indonesia yang bernar atau bahasa Inggeris dengan format
essai. Judul bagian dicetak dengan huruf besar, bagian berikutnnya dengan huruf besar
kecil dan bagian lain dengan huruf besar kecil miring.

4. Format penulisan untuk hasil penelitian adalah : judul, nama penulis; abstrak (maks. 100
kata berisikan tujuan, metode dan hasil penelitian); kata kunci, pendahuluan (latar
belakang, tinjauan pustaka dan tujuan penelitian; metode ; hasil ; pembahasan ; kesimpulan
dan saran ; daftar rujukan

5. Format penulisan untuk non penelitian (hasil pemikiran) adalah : judul, nama penulis;
abstrak (maks. 100 kata berisikan tujuan, dan hasil penelitian); kata kunci, pendahuluan
(latar belakang, tinjauan pustaka dan tujuan penelitian) ; pembahasan ; kesimpulan dan
saran ; daftar rujukan.

6. Daftar Rujukan memuat pustaka terbitan 10 tahun terakhir, bersumber dari buku-buku,
jurnal dan laporan penelitian lain (skripsi, tesis dan disertasi). Setiap pengutipan rujukan
dicantumkan nama dan tahun contoh (Samuelson, 2005: 202).

7. Daftar Rujukan ditulis dengan ketentuan sebagai berikut :


Buku :
Hill, H. 2000. Unity and diversity Regional Economic Development : In Indonesia Since
1970, University Press, Oxford.
Jurnal :
Usmanto, 2002. Pengembangan Kawasan Perkotaan dan Dampaknya tehadap Lingkungan,
Jurnal Ekonom, Vol. 6 /No.3,Fakultas Ekonomi USU, Medan.
Koran (Surat Khabar) :
Neraca. 29 Juli, 2006. Reformasi Ekonomi Dewasa Ini. Hal. 5.

Skripsi, Tesis, Disertasi dan laporan Penelitian :


Rahmansyah, A. 2004. Analisis Pengaruh Pengeluaran Pemerintah Daerah Terhadap
Pertumbuhan Ekonomi Propinsi-propinsi di Indonesia. Tesis tidak diterbitkan.
Medan.SPs Universitas Sumatera Utara.
Internet :
Hitchkock, S. 1996. A Survey of STM Online Journals 1990-1995 : The Calm Before the
Storm, (http://journal.ecs.soton.ac.uk/survey/survey.html, diakses 12 Juni 1996).

49
Kasyful Mahalli : Negara Kesejahteraan …

8. Semua artikel ditelaah oleh secara anonym oleh penyunting ahli yang ditunjuk berdasarkan
kepakaran dan kompetensinya. Perbaikan dimungkinkan setelah artikel tersebut disunting
dan pemberitahuan pemuatan tulisan atau ditolak akan diberitahukan kepada penulis.

9. Proses penyuntingan terhadap draft tulisan dilakukan oleh penyunting dan atau melibatkan
penulis.

10. Segala sesuatu yang menyangkut dengan HAKI seperti perizinan pengutipan dan
penggunaan software computer dalam pembuatan artikel sepenuhnya menjadi tanggung
jawab penulis artikel.

50
Prihatin Lumbanraja: Bersama UKM Membangun Ekonomi Rakyat…

JURNAL EKONOM
INFORMASI BERLANGGANAN

(Biaya Berlangganan: Kota di Sumatera Rp 100.000/tahun dan Kota di


luar Sumatera Rp 150.000/tahun)

LEMBAR PEMESANAN

Nama :_____________________________________

Alamat :_____________________________________
Kota :_____________________________________
Telepon :__________Fax.__________e-mail________
Lembaga :_____________________________________
_____________________________________
Pemesanan Tahun Terbitan :____________________________
Pembayaran Tunai Transfer
Sekretariat :
1. Afrizal
2. Safia

Bank Mandiri : 106 – 00 – 0440321 - 1


A.n. Sirojuzilum

Alamat Redaksi
Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara Jl. Prof. TM. Hanafiah Kampus
USU Medan 20155, Telepon 0618214545, Fax. 061-8214545

Você também pode gostar