Você está na página 1de 2

Masalah konflik laut Cina Selatan

Laut Cina Selatan didefenisikan sebagai perairan yang memanjang dari barat daya ke arah
timur laut, berbatasan di sebelah selatan dengan 3 derajat lontang selatan antara Sumatera dan
Kalimantan (Selat Karimata), dan disebelah utara berbatasan dengan Selat Taiwan dari ujung utara
Taiwan ke arah pantai Fukien, Cina. Luas perairan meliputi sekitar 4.000.000 km2 (empat juta
kilometer persegi).

Di wilayah laut Cina Selatan ini tersebar beberapa gugus kepulauan, yaitu: (1) gugus
kepulauan Pratas; (2) gugus Kepulauan Paracel; dan (3) gugus Kepulauan Spratly. Di kepulauan ini
juga terdapat gugusan karang Maclesfield Bank.

Konflik Laut Cina Selatan adalah sengketa Kepulauan Spratly yang dikhawatirkan akan
menjadi konflik terbuka di masa depan yang dipersengketakan oleh Cina, Vietnam, Taiwan, Filipina,
Malaysia, dan Brunei. Keenam negara tersebut teah mengajukan tuntutan mereka atas kepulauan
Spratly antara lain berdasarkan sejarah, penemuan, penduduka sementara atau berulang, dan
pemeliharaan hubungan dengan salah satu pulau sejak berabad-abad lalu.

Cina

Cina mengemukakan tuntukannya berdasarkan catatan-catatan sejarah, dokumen-dokumen


kuno, peta-peta dan penggunaan oleh nelayan-ne;ayannya sejak 2000 tahun yang lalu. Bagi Cina,
kepu;auan Spratly sudah merupakan bagian dari Cina sejak jaan dinasti-dinasti Han, Yuan, dan Ming.
Selain itu Cina telah mengeukaka tuntutannya atas pulau-pulau di Laut Cina Selatan sebagai
tuntutan sejarah berupa garis sembilan yang terputus-putus yang pada mulanya dibuat oleh
pemerintah Kuo Mintang tahun 1947.

Taiwan

Seperti Cina, Taiwan juga mengajukan tuntutannya berdasarkan sejarah. Taiwan


mengemukakan kepemilikan dan penggunaan wilayah itu oleh bangsa Cina sejak masa Dinasti Han,
disamping bukti-bukti dari kekuasaan Dinasti Sung dan Yuan.

Vietnam

Seperti halnya Cina, Vietnam mengajukan tu tutannya atas pulau-pulau Spratly juga
berdasarkan sejarah berabad-abad lalu. Klaim Vietnam atas pulau-pulau Spratly juga berdasarkan
perolehan Kaisar Gia Long tahun 1802 yang kemudian menggabungkannya dengan Vietnam tahun
1832. Kaisar Minh Mang yang memerintah Ketajaan Vietnam pada tahun 1834 juga telah mendirikan
pagoda dan tanda baru (stone tablet) di Pulau Spratly.1

Filipina

Filipina mulai memperhatikan pulau-pulau Spratly setelah mendapat kemerdekaan dari AS


dan mengajukan tuntukan kepemilikan dalam sidang Majelis Umum PBB pada tahun 1946. Setelah
merdeka, Menteri Luar Negeri Filifina mengeluarkan pernyataan bahwa the new Southern Island
(istilah Jepang untuk pulau-pulau di Laut Cina Selatan) diserahkan Jepang kepada Filipina.

1
Lihat P. Lewis Young, “China and the South Chia Sea,” Asia Defence Jornal (July, 1986):26
Malaysia

Tuntutan Malaysia baru dikemukakan pada tanggal 21 Desember 1979 pada waktu
dipublikasikannya peta Landas Kontinen Malaysia. Malaysia menganggap

Você também pode gostar