Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
A. PENGERTIAN SUPERVISI
Konsep supervisi modern dirumuskan oleh Kimball Wiles (1967) sebagai
berikut: “Supervision is assistance in the devolepment of a better teaching learning
situation”. Supervisi adalah bantuan dalam pengembangan situasi pembelajaran yang lebih
baik. Rumusan ini mengisyaratkan bahwa layanan supervisi meliputi keseluruhan situasi
belajar mengajar (goal, material, technique, method, teacher, student, an envirovment).
Situasi belajar inilah yang seharusnya diperbaiki dan ditingkatkan melalui layanan kegiatan
supervisi. Dengan demikian layanan supervisi tersebut mencakup seluruh aspek dari
penyelenggaraan pendidikan dan pengajaran.
Konsep supervisi tidak bisa disamakan dengan inspeksi, inspeksi lebih menekankan
kepada kekuasaan dan bersifat otoriter, sedangkan supervisi lebih menekankan kepada
persahabatan yang dilandasi oleh pemberian pelayanan dan kerjasama yang lebih baik
diantara guru-guru, karena bersifat demokratis. Istilah supervisi pendidikan dapat dijelaskan
baik menurut asal usul (etimologi), bentuk perkataannya (morfologi), maupun isi yang
terkandung dalam perkataan itu ( semantik).
1. Etimologi
Istilah supervisi diambil dalam perkataan bahasa Inggris “ Supervision” artinya
pengawasan di bidang pendidikan. Orang yang melakukan supervisi disebut supervisor.
2. Morfologis
Supervisi dapat dijelaskan menurut bentuk perkataannya. Supervisi terdiri dari dua kata.
Super berarti atas, lebih. Visi berarti lihat, tilik, awasi. Seorang supervisor memang
mempunyai posisi diatas atau mempunyai kedudukan yang lebih dari orang yang
disupervisinya.
3. Semantik
Pada hakekatnya isi yang terandung dalam definisi yang rumusanya tentang sesuatu
tergantung dari orang yang mendefinisikan. Wiles secara singkat telah merumuskan bahwa
supervisi sebagai bantuan pengembangan situasi mengajar belajar agar lebih baik. Adam dan
Dickey merumuskan supervisi sebagai pelayanan khususnya menyangkut perbaikan proses
belajar mengajar. Sedangkan Depdiknas (1994) merumuskan supervisi sebagai berikut:
“Pembinaan yang diberikan kepada seluruh staf sekolah agar mereka dapat meningkatkan
kemampuan untuk mengembangkan situasi belajar mengajar yang lebih baik”. Dengan
demikian, supervisi ditujukan kepada penciptaan atau pengembangan situasi belajar mengajar
yang lebih baik.
2. Boardman.
Menyebutkan Supervisi adalah usaha menstimulir, mengkoordinir dan membimbing
secara kontinyu pertumbuhan guru di sekolah baik secara individual dan kolektif, agar lebih
mengerti dan efektif dalam mewujudkan seluruh fungsi pengajaran dengan demikian mereka
dapat menstmulir dan membimbing pertumbuan tiap-tiap murid secara kontinyu, serta
mampu dan lebih cakap berpartsipasi dlm masyarakat demokrasi modern. Boardman melihat
supervisi sebagai lebih sanggup berpartisipasi dlm masyarakat modern.
5. Mulyasa (2006)
Supervisi sesungguhnya dapat dilaksanakan oleh kepala sekolah yang berperan
sebagai supervisor, tetapi dalam sistem organisasi modern diperlukan supervisor khusus yang
lebih independent, dan dapat meningkatkan obyektivitas dalam pembinaan dan pelaksanaan
tugas.
6. Ross L (1980),
Mendefinisikan bahwa supervisi adalah pelayanan kapada guru-guru yang bertujuan
menghasilkan perbaikan pengajaran, pembelajaran dan kurikulum. Ross L memandang
supervisi sebagai pelayanan kapada guru – guru yang bertujuan menghasilkan perbaikan.
7. Purwanto (1987),
Supervisi ialah suatu aktivitas pembinaan yang direncanakan untuk membantu para
guru dan pegawai sekolah dalam melakukan pekerjaan secara efektif.
Atas dasar uraian diatas, maka pengertian supervisi dapat dirumuskan sebagai berikut
“ serangkaian usaha pemberian bantuan kepada guru dalam bentuk layanan profesional yang
diberikan oleh supervisor ( Pengawas sekolah, kepala sekolah, dan pembina lainnya) guna
meningkatkan mutu proses dan hasil belajar mengajar. Karena supervisi atau pembinaan guru
tersebut lebih menekankan pada pembinaan guru tersebut pula “Pembinaan profesional guru“
yakni pembinaan yang lebih diarahkan pada upaya memperbaiki dan meningkatkan
kemampuan profesional guru.
B. PENGERTIAN SUPERVISOR
Orang yang melakukan supervise disebut supervisor. Dibidang pendidikan disebut
supervisor pendidikan. Menurut keputusan menteri pendidikan dan kebudayaan nomor
0134/0/1977, temasuk kategori supervisor dalam pendidikan adalah kepala sekolah, penelik
sekolah, dan para pengawas ditingkatkan kabupaten/kotamadya, serta staf di kantor bidang
yang ada di tiap provinsi.
Berikut ini beberapa pengertian supervisor menurut beberapa ahli antara lain :
1. Menurut Sarwoto (1993:107), pengertian supervisor adalah : ”Seorang di dalam suatu
organisasi yang bertanggung jawab terhadap kelompok kerjanya”.
2. Menurut Moekijat (1990:573), pengertian supervisor adalah : “Seorang anggota dari
management lini depan pertama yang bertanggung jawab atas pekerjaan dari kelompoknya
kepada tingkatan management yang lebih tinggi”.
3. Menurut Raphael, R. Kavanaugh dan Jack D. Ninemeire (2001:21) mengatakan bahwa
supervisor adalah : “Someone who manages entry level or other employee who do not have
responsibility”. Dapat di terjemahkan bahwa supervisor adalah seseorang yang bertanggung
jawab mulai dari level bawah atau pekerja lainnya yang tidak memiliki atasan yang
bertanggung jawab terhadap mereka
Sebagai hasil inspeksi disusun suatu laporan mengenai kemajuan usaha dan keadaan semua
unsur-unsurnya. Jika unsur-unsur itu adalah guru/pegawai, maka laporan hasil inspeksi itu
disebut konduite.
Sasaran inspeksi diarahkan kepada semua unsur dalam administrasi (guru, murid, pegawai,
ruang belajar, alat/ fasilitas, dsb).
Fungsi inspeksi:
- Memeriksa; apakah segala sesuatu telah dilaksanakan sesuai dengan ketentuan yang telah
digariskan.
- Memvonis; mengadakan keputusan hasil penilaian sepihak dengan ukuran yang telah
ditentukan sebelumnya si inspektur.
- Membetulkan ; apa yang tidak sesuai dibetulkan/ dikoreksi menurut keten-tuan yang
seharusnya.
- Mengarahkan ; menjelaskan peraturan yang perlu diperhatikan sebagai pedoman kerja, dan
memberikan instruksi-instruksi yang perlu untuk menjamin pe-laksanaan peraturan-peraturan
itu.
Sebagai hasil supervisi diperoleh guru dan personil lainnya yang lebih mampu dalam
profesinya.
Sasaran supervisi sebagai usaha peningkatan kemampuan profesi, hanya ditujukan kepada
guru atau personil pendidikan lainnya.
Fungsi supervisi:
* Meneliti; mengumpulkan data secara obyektif tanpa dilatarbelakangi oleh ukuranketentuan
me-ngenai apa yang benar dan apa yang salah.
* Menilai; berdasarkan data yang dikumpulkan, menentukan bersama secara kooperatif apa
yang baik dan apa yang kurang (lemah).
* Meningkatkan; bersama-sama berusaha menemukan cara-cara untuk mengadakan
perbaikan dan peningkatan.
* Membantu; dengan berbagai saran, nasihat dan informasi, guru diberi dorongan dan
bantuan dalam usaha meningkatkan ke-mampuan dirinya.
b. Meningkatkan keefektifan kurikulum sehingga berdaya guna dan terlaksana dengan baik
c. Meningkatkan keefektifan dan keefesiensian sarana dan prasarana yang ada untuk dikelola
dan dimanfaatkan dengan baik sehingga mampu mengoptimalkan keberhasilan siswa
e. Meningkatkan kualitas situasi umum sekolah sehingga tercipta situasi yang tenang dan
tentram serta kondusif yang akan meningkatkan kualitas pembelajaran yang menunjukkan
keberhasilan lulusan.
2. Sasaran Supervisi
Adapun sasaran utama dari pelaksanaan kegiatan supervisi tersebut adalah
peningkatan kemampuan profesional guru (Depdiknas, 1986; 1994 & 1995). Sasaran
Supervisi Ditinjau dari objek yang disupervisi, ada 3 macam bentuk supervisi :
a. Supervisi Akademik, Menitikberatkan pengamatan supervisor pada masalah-masalah
akademik, yaitu hal-hal yang berlangsung berada dalam lingkungan kegiatan pembelajaran
pada waktu siswa sedang dalam proses mempelajari sesuatu
1. Supervisi Akademis
Supervisi Akademis : kegiatan pembimbingan yang ditujukan untuk untuk
memperbaiki kondisi personil dan kondisi material yang memungkinkan terciptanya situasi
belajar mengajar yang lebih baik, sehingga tujuan dari pendidikan dapat tercapai.
Prinsip-prinsip supervisi akademik modern yang harus direalisasikan pada setiap
proses supervisi akademik di sekolah-sekolah, yaitu sebagai berikut.
a. Supervisi akademik harus mampu menciptakan hubungan kemanusiaan yang harmonis,
bersifat terbuka, kesetiakawanan, dan informal. Hubungan demikian ini bukan saja antara
supervisor dengan guru, melainkan juga antara supervisor dengan pihak lain yang terkait
dengan program supervisi akademik.
d. Program supervisi akademik harus integral dengan program pendidikan secara keseluruhan.
Dalam upaya perwujudan prinsip ini diperlukan hubungan yang baik dan harmonis antara
supervisor dengan semua pihak pelaksana program pendidikan.
2. Supervisi klinis
Dikatakan supervise klinis karena prosedur pelaksanaannya lebih ditekankan kepada
mencari sebab-sebab atau kelemahan yang terjadi di dalam proses belajar mengajar, dan
kemudian secara langsung pula diusahakan bagaimana cara memperbaiki kelemahan atau
kekurangan tersebut.
Supervisi klinis adalah supervisi yang difokuskan pada perbaikan pengajaran dengan
melalui siklus yang sistematis dari tahap perencanaan, pengamatan, dan analisis intelektual
yang intensif terhadap penampilan mengajar sebenarnya dengan tujuan untuk mengadakan
modifikasi yang rasional.
Adapun ciri-ciri supervisi klinis menurut La sulo adalah sebagai berikut
a. Bimbingan supervisor kepada guru/ calon guru bersifat bantuan, bukan perintah atau intruksi
b. Jenis keterampilan yang akan disupervisi diusulkan oleh guru atau calon guru yang akan
disupervisi dan disepakati melalui pengkajian bersama antara guru dan supervisior.
c. Meskipun guru atau calon guru mempergunakan berbagai keterampilan mengajar secara
terintegrasi, sasaran supervisi hanya pada beberapa keterampilan tertentu saja
i. Supervisi berlangsung dalam siklus yang meliputi perencanaan, observasi dan diskusi
balikan
j. Supervisi klinis dapat dipergunakan untuk pembentukan atau peningkatan dan perbaikan
keterampilan mengajar
3. Mengadakan evaluasi secara kontinyu tentang kesanggupan stafnya dan tentang kemajuan
program pendidikan umumnya.
(a) Semua data mengenai kunjungan kelas, rapat guru dikumpulkan secara teratur untuk
kemudian digunakan sebagi data evaluasi;
(b) Menyusun rencana evaluasi untuk tiap masa tahun ajaran baru;
(c) Menambah data evaluasi dengan menggunakan teknik-teknik pengumpulan data yang dapat
dilaksanakan di sekolah, baik dari staf maupun dari murid-murid;
(d) Mengadakan pertemuan dengan stafnya baik secara perorangan maupun kelompok untuk
membicarakan bersama hasil-hasil pengumpulan data itu secara efektif.
(e) Mendorong dan membantu anggota stafnya untuk mengadakan “self-evaluation”, usaha
mengevaluasi diri sendiri.
Tugas kepala sekolah selaku supervisor ini lebih khusus dikemukakan oleh Dr. S.
Nasution (ed) sebagai berikut:
1. Membantu guru atau guru-guru merencanakan dan melaksanakan tugas-tugas diluar sekolah
(diluar waktu mengajar), diantaranya:
(a) Merumuskan tujuan-tujuan pengajaran secara khusus;
(b) Merencanakan program testing dan menyusun tes-tes yang baik;
(c) Menganalisis hasil tes dan rencana untuk mengadakan remedial teaching (penyembuhan
kesulitan belajar);
(d) Mendorong dan mengikut-sertakan guru-guru dalam mempelajarai kurikulum;
(e) Membantu mengumpulkan bahan-bahan pelajaran yang terpilih;
(f) Membantu menyediakan buku-buku pelajaran;
(g) Membantu mengembangkan prosedur-prosedur pengajaran;
(h) Mendorong guru-guru mengadakan kunjungan satu sama lain baik di sekolah maupun di luar
sekolah;
(i) Membantu menggunakan sumber-sumber yang ada dalam masyarakat;
(j) Membantu mempelajari cara-cara hidup masyarakat, sehingga dapat memperkaya
pengajaran;
(k) Mengadakan workshop;
(l) Membimbing guru-guru mengadakan studi yang sistematis terhadap anak-anak yang
mendapat kesulitan-kesulitan;
(m) Membantu menggunakan catatan-catatan anekdot;
(n) Membantu mengusahakan alat-alat peraga.
http://makalahkumakalahmu.wordpress.com/2009/03/30/pentingnya-supervisi-pendidikan-sebagai-
upaya-peningkatan-profesionalisme-guru/
http://tristiono.wordpress.com/2009/03/16/supervisi-pendidikan/
http://janganasaltahu.blogspot.com/2012/10/normal-0-false-false-false-en-us-x-none.html
http://yosiabdiantindaon.blogspot.com/2012/05/pengertian-supervisi-pendidikan.html
http://totoyulianto.wordpress.com/2013/12/12/pengertian-supervisi-pendidikan/
http://adhyibnu.blogspot.com/2012/05/babi-pendahuluan-sesuai.html
http://allegarut.blogspot.com/2013/07/pengertian-supervisor.html
Dikutip dalam buku Administrasi dan Supervisi Pendidikan, jilid 2, (M.Moh.Rifai, MA, 1982:18-
20)
http://kareba-toraja.blogspot.com/2012/10/administrasi-dan-supervisi-pendidikan_31.html