Você está na página 1de 4

BAB II

KONSEP MEDIS

A. Definisi
Sindrom fibromialgia (fibromyalgia syndrome – FMS, sebelumnya disebut
fibrositis) merupakan sindrom nyeri difusi dan salah satu penyebab yang paling
umum dari nyeri muskuloskeletal kronis.
FMS ditemukan hampir 15% pasien yang dilihat di praktik reumatologi
umum dan 5% pasien klinik medis umum. FMS lebih banyak menyerang wanita
daripada pria, dan walaupun bisa menyerang semua kelompok usia, puncak
insidensinya adalah antara 20 dan 60 tahun.
FMS bisa muncul sebagai gangguan primer atau berkaitan dengan penyakit
mendasar, misalnya lupus eritematosus sistemik, artritis reumatoid, osteoartritis,
dan sindrom apnea tidur (sleep apnea). FMS juga dilaporkan menyerang anak-
anak, yang cenderung mengalami nyeri yang lebih terdifusi dan gangguan tidur
yang lebih parah daripada pasien dewasa.anak-anak bisa mempunyai titik perih
(tender points) yang lebih sedikit, dan banyak anak mengalami penambahan titik
selama 2 sampai 3 tahun.

B. Klasifikasi
1. Fibromialgia Primer
Gambaran karakteristik fibromialgia tanpa diketahui penyebabnya atau
penyakit yang melatarbelakangi
2. Fibromialgia Sekunder
Gambaran karakteristik yang sudah diketahui penyebabnya atau penyakit
yang melatarbelakangi dan dapat merupakan manifestasi penyakit lain
yang erat hubungannya dengan fibromialgia dan di tandai dengan
hilangnya keluhan fibromialgia setelah penyakit primernya teratasi
3. Fibromialgia Regional atau Terlokalisasi
Nyeri miofasial yang disertai dengan trigger point biasanya sekunder
terahadap strain otot (pekerjaan berulang) sangat mirip dengan sindrom
miofasial local, regional atau spesifik dan tidak memenuhi syarat kriteria
untuk fibromyalgia primer/sekunder
4. Fibromialgia Usia Lanjut
Sama dengan fibromialgia primer atau sekunder, perlu perhatian khusus
terhadap kemungkinan adanya polymyalgia reumatika, penyakit
degeneratif atau neurologik, osteoporosis, penyakit Parkinson, sindrom
otak organik atau sindrom kelelahan paska penyakit virus
5. Fibromialgia Juvenille
Sama dengan fibromialgia primer pada pasien usia muda

C. Prognosis
Pasien usia muda dengan gejala ringan cenderung prognosisnya lebih baik,
walaupun pasien memberikan respon terhadap pengobatan kadang-kadang masih
juga ada keluhan yang ringan tetapi nyeri tersebut dapat di toleransi.
Penyembuhan akan sulit pada pasien yang mempunyai stress emosional berupa
ansietas dan depresi, oleh karena itu perlu penatalaksanaan secara multidispliner

D. Etiologi
Sampai saat ini etiologi dan patogenesis fibromyalgia belum diketahui secara
pasti. Kelainan laboratorium dan gambaran histologis belum diketahui. Penelitian
selama 10 tahun terakhir ini telah difokuskan pada faktor psikologi, faktor yang
menyebabkan gangguan tidur, nociception dan faktor neuroendokrin.
Benneth (2002) menyatakan bahwa sindrom fibromyalgia semata-mata adalah
kelainan psikosomatik dan didapatkan sering bersamaan dengan kondisi ko-
morbid yang lain seperti irritable bowel syndrom, hipotensi postural, sakit kepala,
migre, dysmenorrhoe dan gangguan tidur. Gangguan neuroendokrinyang
berhubungan dengan hipotalamus, kelenjar hipofisis anterior dan kelenjar adrenal
dikatakan mempunyai peran sebagai fibromyalgia.
Faktor eksogen yang diduga sebagai penyebab antara lain: trauma, infeksi
virus, bakteri atau parasit. Faktor genetik juga mempunyai peran, dimana pasien
fibromyalgia sering bersamaan dengan penyakit autoimun seperti: SLE, AR, dan
Sindrom Sjogren.
Namun sampai saat ini etiologi dan patogenesis fibromyalgia belum diketahu
secara pasti. Kebanyakan sasaran penelitian dipusatkan pada 3 keadaan, yaitu:
1. Gangguan tidur
2. Perubahan otot, dan
3. Parameter psikologi
Hingga kini, penyebab pasti fibromialgia belum dapat ditemukan. Namun telah
diketahui bahwa fibromialgia dapat dipicu oleh stres emosional, infeksi,
pembedahan, hipotiroidisme, dan trauma. Fibromialgia juga telah ditemukan pada
pasien yang terinfeksi hepatitis C, HIV, parvovirus B19, dan lyme disease.
Pendapat lain menyebutkan kurangnya latihan, penggunaan otot secara
berlebihan, dan perubahan metabolisme otot sebagai kemungkinan penyebab
fibromialgia.

E. Penatalaksanaan
1. Farmakologi
Tatalaksanaan farmakologi dapat digunakan untuk mengatasi nyeri,
gangguan tidur serta depresi dan kecemasan. Tidak ada obat khusus untuk
pengobatan fibromialgia, pengobatan simptomatis memberikan perbaikan
sebanyak 30-50%
Obat-obatan yang dapat diberikan:
1) Trisiklik antidepressant
a. Amitriptilin 5-50 mg/hari. Nortriptilin (pamelor) 10-50 mg/hari,
sinequan (Doksepin) 2,5-75 mg/hari
b. Selektif seretonin reuptake inhibitor (SSRI): Trazadon (desirel) 25-
50 mg/hari, fluoksetin (prozak) 1-20 mg/hari, paroksetin (paksil) 5-
220 mg/hari
c. Muscle relaxan : Siklobenzaprin (flekseril) 10-30 mg/hari
d. Benzodiazepine : klonazepam (klonopin) 0.5-1 mg/hari Alprazolam
(Xanax) 0.25-1.25 mg/hari
e. Analgesik sederhana : OAINS (ibuprofen, selekosib) Acetaminofen
(tidak boleh lebih dari 4 gram/hari)
f. Analgesik sentral golongan opioid : Kodein, metadon, Tramadol
g. Topikal krim Capsaicin 0.25%
2. Non-Farmakologis
1) Latihan olahraga: peregangan, penguatan, aerobik, latihan olahraga
yang teratur dimulai dengan peregangan dan diikuti aerobik dapat
meningkatkan nilai ambang rasa nyeri, meningkatkan oksigen ke
otot, memperbaiki kondisi umum
2) Pemanasan: dapat meningkatkan sirkulasi dan mengurangi nyeri
3) Terapi perubahan tingkah laku (kognitif): berfikir dan tingkah laku
yang positif
4) Pendidikan: penyuluhan mengenai penyakit dan pengobatannya,
perbaikan tidur termasuk tidur teratur, lingkungan bersih dan tida
ribut, menjauhi alkohol, rokok dan kopi menjelang tidur
5) Transcutaneous electrical nerve stimulation (TENS): dapat
meningkatkan opioid endogen
6) Diet: rendah lemak dan tinggi serat
7) Suplemen diet: Koenzim 10, Magnesium, Vit B12
8) Relaksasi/akupuntur: Akupressure: meditasi, pemijatan
9) Distraction, misalnya menonton film yang lucu (funny movie)
10) Relaksasi, misalnya mendengarkan musik yang lembut

Você também pode gostar