Você está na página 1de 12

BAB 2.

TINJAUAN PUSTAKA

2.2 Anatomi dan Fisiologi Sistem Integumen


2.2.1 Struktur Kulit
Kulit adalah organ tubuh terbesar yang membentuk 15% berat badan
manusia (John Gibson, 2003). Kulit adalah organ terbesar dalam sistem tubuh
manusia yang merupakan 7-8% total massa tubuh dan menutupi seluruh
permukaan tubuh yang memiliki ketebalan 1,5-4 mm serta memiliki bervariasi
antar individu. (FK UB, 2013). Dengan kata lain bahwa kulit memiliki peran
penting untuk melindungi bagian permukaan tubuh manusia dan mempengaruhi
massa tubuh manusia. Fungsi utama dari sistem integumen adalah melindungi
bagian internal tubuh manusia dari kerusakan. Kulit tersusun atas 3 lapisan yaitu
epidermis, dermis, dan hipodermis (subkutan):

Gambar 2.1 Lapisan Kulit


A. Lapisan Epidermis
Lapisan epidermis adalah lapisan terluar kulit yang tersusun atas sel-sel
epitel skuamosa bertingkat. Bagian epidermis ini memiliki ketebalan yang
berbeda-beda. Bagian epidermis ini tersusun lagi menjadi beberapa lapisan sel
yaitu:

1
Gambar 2.2 Lapisan Sel pada Epidermis
1. Stratum korneum: lapisan epidermis teratas dari lapisan epidermis yang terdiri
dari 25-30 lapisan sisik mati yang terkeratinisasi. Permukaan terbuka dari
stratum korneum akan mengalami pergantian ulang secara konstan atau yang
biasa disebut dengan deskuamase (Ethel, 2004).
2. Stratum lusidum: sel ini berbentuk pipih, sudah banyak yang kehilangan inti
sel, sel berwarna jernih, tembus sinar, dan batasan sel sudah tidak terlalu
terlihat. Lapisan ini terdapat di telapak tangan dan telapak kaki (John Gibson,
2003)
3. Stratum granulosum: sel ini terdiri atas sel-sel pipih yang bergranula dan
sitoplasmanya berisi keratohialin yang merupakan fase pembentukan
keratinosit (Syaifuddin, 1997)
4. Stratum spinosum: lapisan ini merupakan lapisan yang paling tebal yang
mencapai 0,2 mm sebanyak 5-8 lapisan. Disebut spinosum karena bentuk sel
nya yang bertanduk. Satu spina pada sel dengan spina yang lain saling
berhubungan sehingga disebut intracellularbridges atau jembatan intraselular
(Syaifuddin, 1997)
5. Stratum basalis: lapisan ini merupakan lapisan paling bawah dari lapisan
epidermis yang terdiri dari sel-sel pigmen basal dan pada sitoplasmanya
terdapat melanin yang berfungsi memberi warna pada kulit (John Gibson,
2003).
Pada lapisan epidermis ini selain terdiri dari sel-sel epitel juga terdapat sel
lain yaitu:

2
1. Melanosit: sel ini terdapat di bagian dasar epidermis. Melanosit menghasilkan
melanin melalui proses melanogenesis yang berfungsi untuk memberi warna
pada kulit dan rambut. Semakin banyak melanin yang diproduksi oleh
melanosit maka warna kulit dan rambut akan semakin gelap. Melanosit
mensintesis melanin ini sebagai respon rangsangan hormon hipofisis anterior
yaitu MSH (Melanosit Stimulating Hormone) (Fitrie, 2004)
2. Sel Langerhans: sel yang berperan penting dalam imunologi kulit. Sel ini
berespon terhadap alergi. Sel ini berhubungan dengan saraf-saraf simpatis
yang menunjukkan hubungan antara sistem saraf dan kemampuan kulit
melawan infeksi dan berfungsi mencegah kanker kulit. Stres dapat
memengaruhi fungsi sel langerhans dengan meningkatkan rangsang simpatis.
Radiasi ultraviolet dapat merusak sel langerhans sehingga mengurangi
kemampuannya mencegah kanker
3. Sel Merkel: sel yang berfungsi sebagai mekanoreseptor sensoris
4. Keratinosit: sel utama pada epidermis yang berfungi untuk menghasilkan
keratin.
B. Lapisan Dermis
Lapisan ini adalah lapisan kedua dari kulit setelah lapisan epidermis yang
memiliki ciri lebih tebal dari lapisan epidermis. Lapisan dermis ini berbatasan
dengan stratum basalis dari lapisan epidermis dan mulai adanya lemak pada
lapisan subkutis. Lapisan dermis tersusun dari sel kolagen yang dihasilkan oleh
fibroblas (Lewis, 2013). Dermis terdiri dari 2 lapisan:

Gambar 2.3 Lapisan Dermis

3
1. Pars papilaris
Lapisan ini terdapat pas dibawah epidermis yang terdiri jaringan penghubung
longgar yang menguhubungkan epidermis ke subkutis. Pada lapisan ini
terdapat serabut elastin dan kolagen dimana masing-masing dari serabut
tersebut memiliki fungsi yang berbeda yaitu serabut elastin berfungsi untuk
memberi kelenturan pada kulit dan serabut kolagen berfungsi untuk
mengencangkan kulit (John Gibson, 2003)
2. Retikularis
Lapisan ini merupakan lapisan tebal dan terdiri dari jaringan penghubung
padat yang susunannya tidak merata. Banyak terdapat serat elastin dan
kolagen yang sangat tebal dan saling berangkai satu sama lain menyerupai
jaring-jaring pada lapisan ini. Lapisan ini terdiri dari beberapa komponen yaitu
(Lewis, 2013):
a. Kelenjar lemak (sebasea): Menghasilkan sebum dan asam lemak
(trigliserida) yang berfungsi untuk melumasi permukaan kulit dimana
kelenjar sebasea ini dikeluarkan melalui folikel rambut yang mengandung
banyak lemak
b. Kelenjar keringat (sweat gland): kelenjar yang berfungsi sebagai tempat
penguapan air dalam bentuk keringat yang merupakan fungsi kulit sebagai
ekskresi. Selain ekskresi air dan panas, keringat juga merupakan
mengekskresikan garam, karbondioksida, amoniak, dan urea. Kelenjar
keringat ini dibagi menjadi 2 yaitu kelenjar keringat apokrin yang
dihasilkan di daerah aksila, payudara, dan pubis; dan kelenjar keringat
ekrin yang dihasilkan di telapak tangan dan kaki

Gambar 2.4 Kelenjar Lemak dan Kelenjar Keringat

4
c. Pembuluh darah: Pada lapisan dermis ini kaya pembuluh darah yang
memberi nutrisi penting bagi kulit (vitamin, oksigen maupun zat-zat
penting lainnya untuk metabolisme sel kulit). Fungsi lain pembuluh darah
yaitu mengatur suhu tubuh melalui mekanisme proses pelebaran atau
dilatasi pembuluh darah. Aliran darah untuk kulit berasal dari lapisan
subkutan
d. Syaraf nyeri dan reseptor sentuh: ujung saraf motorik pada kulit berfungsi
untuk menggerakkan sel-sel otot yang terdapat pada kulit, sedangkan saraf
sensorik berguna untuk menerima rangsangan yang terdapat dari luar atau
dalam kulit
C. Lapisan Hipodermis (Subkutan)
Lapisan ini tersusun dari sel lemak atau sel adiposa yang merupakan lapisan
kulit yang paling dalam atau paling bawah. Pada lapisan subkutan ini juga
terdapat serabut jaringan ikat milik lapisan dermis. Lapisan subkutan ini
memiliki memiliki memiliki ketebalan yang berbeda-beda antara laki-laki dan
perempuan. Fungsi dari lapisan lemak ini adalah sebagai shock breaker yaitu
jika pegas bila terdapat tekanan trauma mekanis terjadi pada kulit, sebagai
isolator panas dan untuk mempertahankan suhu (Syaifuddin, 1997)

2.2.2 Reseptor Kulit

Gambar 2.5 Reseptor Kulit

5
Rasa sentuhan disebabkan rangsangan pada ujung saraf. Respon kulit yang
ditimbulkan juga akan berbeda menurut rangsangannya. Sensasi kulit terdiri dari
rasa, raba, tekanan, panas, dingin, dan rasa nyeri. Reseptor-reseptor tersebut
tersebar luas pada lapisan epitel dan jaringan ikat tubuh manusia. Reseptor paling
banyak adalah reseptor rasa nyeri (Syaifuddin, 1997). Reseptor-reseptor pada kulit
manusia terdiri dari:
1. Korpuskula Pacini : reseptor tekanan
Korpuskula Pacini (vater pacini) ditemukan di jaringan subkutan pada telapak
tangan, telapak kaki, jari, puting, periosteum, mesenterium, tendo, ligamen
dan genetalia eksterna. Bentuknya bundar atau lonjong, dan besar (panjang 2
mm dan diameter 0,5 – 1 mm). Bentuk yang paling besar dapat dilihat dengan
mata telanjang. Setiap korpuskulus disuplai oleh sebuah serat bermielin yang
besar tanpa sel schwan pada tepi korpuskulus. Korpuskulus ini berfungsi
untuk menerima rangsangan tekanan yang dalam (Flosimarmata, 2017).
2. Korpuskula Ruffini : reseptor panas
Korpuskulus ini ditemukan pada jaringan ikat termasuk dermis dan kapsula
sendi. Korpuskulus ini merupakan mekanoreseptor, karena mirip dengan
organ tendo golgi. Korpuskulus ini terdiri dari berkas kecil serat tendo yang
terbungkus dalam kapsula berlamela. Korpuskulus ini terangsang oleh
regangan atau kontraksi otot yang bersangkutan juga untuk menerima
rangsangan panas (Flosimarmata, 2017).
3. Korpuskula Krause : reseptor dingin
Korpuskulus krause ditemukan di daerah bibir dan genetalia. Korpuskula ini
berbentuk bundar dengan diameter sekitar 50 mikron. Mempunyai sebuah
kapsula tebal yang menyatu dengan endoneurium. Korpuskula ini berguna
sebagai mekanoreseptor yang peka terhadap dingin (Flosimarmata, 2017).
4. Korpuskula Meissner : reseptor sentuhan
Korpuskula meissner terletak pada papila dermis, khususnya pada ujung jari,
bibir, puting dan genetalia. Bentuknya silindris, sumbu panjangnya tagak lurus
permukaan kulit dan berukuran sekitar 80 mikron dan lebarnya sekitar 40
mikron. Korpuskula ini peka terhadap sentuhan (Flosimarmata, 2017).

6
5. Korpuskula Ujung Saraf terbuka: rasa nyeri
Beberapa saraf berhubungan dengan jaringan epitel khusus. Pada epidermis
berhubungan dengan sel folikel rambut dan mukosa oral, akhir saraf
membentuk badan akhir seperti lempengan. Badan ini merupakan sel yang
berwarna gelap dengan banyak juluran sitoplasma. Korpuskula ini merespon
terhadap rangsangan getaran dan dingin (Flosimarmata, 2017).

2.2.3 Aksesoris Kulit


Aksesoris (pelengkap) kulit terdiri dari rambut dan kuku (Graham-Brown
& Robin, 2005):
1. Rambut
Rambut tumbuh dari folikel rambut yang ada didalam epidermis. Batas
atas folikel rambut adalah epidermis dan dasarnya terdapat papil tempat rambut
tumbuh (Syaifuddin, 1997).

Gambar 2.6 Struktur Rambut


Bagian utama rambut adalah korteks yang dibungkus oleh kutikula,
lapisan tipis sel-sel yang tersusun saling tumpah tindih dimana tepi sel tersebut
mengarah ke ujung rambut. Korteks ini terdiri dari sel-sel berbentuk kumparan
yang telah mengalami keratinisasi. Di bagian tengah rambut terdapat inti yang
disebut dengan medula dimana medula ini terdiri dari sel-sel khusus yang berisi
ruang-ruang udara. Pertumbuhan setiap rambut bersifat siklis aktif dengan
istirahat. Fase tersebut diawali dengan fase anagen (pertumbuhan aktif) dengan
waktu 2 sampai lebih dari 5 tahun, katagen (transisi singkat) dengan waktu 2
minggu, telogen (istirahat) dengan waktu 3-4 bulan, reaktvasi (pengaktifan

7
kembali) folikel, produksi rambut baru, dan rambut tua rontok. Warna rambut
manusia bermacam-macam. Warna rambut manusia ini dihasilkan oeh dua macam
melanin-eumelanin untuk warna rambut hitam dan coklat dan feomelanin pada
warna rambut cokelat kemerahan (Graham-Brown & Robin, 2005).

2. Kuku
Kuku merupakan lempengan keratin transparan yang berasal dari
invaginasi epidermis di ujung jari. (Graham-Brown & Robin, 2005).

Gambar 2.7 Struktur kuku


Secara garis besar bagian dari kuku terdiri dari ujung kuku (ujung batas),
badan kuku yang merupakan bagian terbesar, dan akar kuku (radik) (Syaifuddin,
1997). Bagian kuku yang lebih rinci yaitu pertama lempengan kuku yang
merupakan hasil dari pembelahan sel di dalam matriks kuku yang terdapat di
lipatan kuku bagian proksimal. Dasar kuku (nail bed) berfungsi sebagai tempat
melekatnya lempengan kuku. Kutikula merupakan perluasan stratum korneum
pada lipatan kuku proksimal ke atas lempengan kuku. Kutikula berfugsi sebagai
pengaman antara lempengan kuku dan lipatan kuku proksimal untuk mencegah
penetrasi benda-benda dari luar (Graham-Brown & Robin, 2005).

8
2.2.4 Fungsi Kulit
Fungsi utama ulit yaitu melindungi memberi keamanan bagi tubuh yang
dibungkusnya atau dalam kata lain fungsi kulit yatu mempertahankan seluruh
bagian tubuh. Namun melindungi tubuh ini bukanlah fungsi tunggal dari kulit.
Selain fungsi utama kulit terdapat beberapa fungsi kulit (Djuanda, 2007) yaitu:
1. Fungsi proteksi
Kulit menjaga bagian dalam tubuh terhadap gangguan fisik atau mekanik
(tarikan, gesekan, dan tekanan), gangguan kimia dan gagguan bersifat panas
(radiasi dan sinar ultraviolet), dan gangguan infeksi luar.
2. Fungsi absorpsi
Kulit yang sehat tidak mudah menyerap air, larutan dan benda padat tetapi
cairan yang mudah menguap lebih mudah diserap, begitupun yang larut
lemak. Permeabilitas kulit terhadap O2, CO2 dan uap air memungkinkan kulit
juga berfungsi sebagai respirasi.
3. Fungsi ekskresi
Kelenjar kulit mengeluarkan zat-zat yang tidak berguna lagi atau sisa
metabolisme dalam tubuh berupa NaCl, urea, asam urat, dan amonia.
4. Fungsi persepsi
Kulit mengandung ujung-ujung saraf sensorik di dermis dan subkutis sehingga
kulit mampu mengenali rangsangan yang diberikan.
5. Fungsi pengaturan suhu tubuh (termoregulasi)
Kulit melakukan fungsi ini dengan cara mengekskresikan keringat dan
mengerutkan pembuluh darah kulit. Di waktu suhu dingin, peredaran darah di
kulit berkurang guna mempertahankan suhu badan. Pada waktu suhu panas,
peredaran darah di kulit meningkat dan terjadi penguapan keringat dari
kelenjar keringat sehingga suhu tubuh dapat dijaga tidak terlalu panas.
6. Fungsi pembentukan pigmen
Sel pembentuk pigmen (melanosit) terletak di lapisan basal dan sel ini berasal
dari rigi saraf. Jumlah melanosit dan jumlah serta besarnya butiran pigmen
(melanosomes) menentukan warna kulit ras maupun individu.
7. Fungsi kreatinisasi

9
Proses keratinisasi ini berlangsung terus menerus seumur hidup. Keratinosit
melalui proses sintasis dan degenerasi menjadi lapisan tanduk yang
berlangsung kira–kira 14-21 hari dan memberikan perlindungan kulit terhadap
infeksi secara mekanis fisiologik.
8. Fungsi pembentukan/sintesis vitamin D
Kulit akan mengubah dehidroksi kolesterol dengan bantuan sinar matahari
menjadi vitamin D.

10
DAFTAR PUSTAKA
Syaifuddin. (1997). Anatomi Fisiologi untuk Siswa Perawat. Edisi 2. Jakarta:
EGC
Pearce, Evelyn C. (2009). Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. Alih bahasa
oleh Sri Yuliani Handoyo. Jakarta: PT.Gramedia Pustaka Utama.
https://books.google.co.id/books?id=3ZyOm94xiCMC&printsec=frontcover
&dq=Anatomi+fisiologi+sistem+kulit&hl=id&sa=X&ved=0ahUKEwj1nNP
5rZjVAhVIwLwKHR_JBZcQ6AEIJjAA#v=onepage&q=Anatomi%20fisiol
ogi%20sistem%20kulit&f=false (Diakses pada 19 Juli 2017 pukul 20.10)
Gibson, John. (2003). Fisiologi & Anatomi Modern untuk Perawat. Edisi 2. Alih
bahasa oleh dr. Bertha Sugiarto. Jakarta: EGC. [Serial online]
https://books.google.co.id/books?id=fhq0XZVHw-
AC&printsec=frontcover&dq=Anatomi+fisiologi+sistem+integumen&hl=id
&sa=X&redir_esc=y#v=onepage&q&f=false (Diakses pada 19 Juli 2017
pukul 20.03)
FK UB. (2013). Integumentary System. [Serial online]
http://anatomi.lecture.ub.ac.id/files/2013/11/INTEGUMEN-PD-2013.pdf
(Diakses pada 20 Juli 2017 pukul 21.00)
Lewis, Joathan. (2013). Anatomi dan Fisiologi Sistem Integumen. Scribd [Serial
online] https://www.scribd.com/doc/175141291/Anatomi-Dan-Fisiologi-
Sistem-Integumen. (Diakses pada 20 Juli 2017 pukul 22.05)
Fitrie, Alya Amila. (2004). Histologi dari Melanosit. [Serial Online]
http://library.usu.ac.id/download/fk/histologi-alya2.pdf (Diakses pada 24
Juli 2017 pukul 21.52)
Graham-Brown & Robin. (2005). Dermatologi. Alih bahasa oleh M. Anies
Zakaria. Jakarta: Erlangga. [Serial Online]
https://books.google.co.id/books?id=p2rU5scf5G0C&pg=PA1&dq=Anatom
i+fisiologi+Bagian+bagian+kulit+dan+fungsinya&hl=id&sa=X&ved=0ahU
KEwiwoa2ciqLVAhVHXrwKHeasC5gQ6AEIMzAD#v=onepage&q=Anato
mi%20fisiologi%20Bagian%20bagian%20kulit%20dan%20fungsinya&f=fa
lse. (Diakses pada 24 Juli 2012 pukul 22.55)

11
Djuanda, Adhi. (2007). Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi kelima. Jakarta:
Balai Penerbit FKUI
Flosimarmata. (2017). Saraf pada Kulit. Scribd. [Serial Online]
https://www.scribd.com/document/346904119/Saraf-Di-Kulit (Diakses pada
25 Juli 2017 pukul 00.33)

12

Você também pode gostar