Você está na página 1de 8

PRANJOTO

PSIKOTROPIKA
Berdasar pasal 2 ayat 2 Undang-Undang republik Indonesia No 5 Tahun 1997 tentang
psikotropika, psikotropika digolongkan menjadi 4 golongan, yaitu:
1. Psikotropika Golongan I adalah jenis psikotropika yang mempunyai daya menimbulkan
ketergantungan tertinggi, hanya digunakan untuk kepentingan ilmu pengetahuan, tidak untuk
pengobatan (seluruhnya ada 14 jenis), antara lain :
a. MDMA (Ecstacy)
b. Psilobisin dan Psilosin, zat yang didapat dari sejenis jamur yang tumbuh di Mexico.
c. LSD (Lysergic Diethylamide).
d. Mescaline, dilmu pengetahuaneroleh dari sejenis kaktus yang tumbuh di daerah Amerika
Barat.

2. Psikotropika Golongan II adalah kelompok psikotropika yang mempunyai daya menimbulkan


ketergantungan menengah, digunakan untuk kepentingan ilmu pengetahuan dan pengobatan
(seluruhnya ada 14 jenis), antara lain :
a. Amphetamine (Shabu - shabu)
b. Metaqualon
3. Psikotropika Golongan III adalah jenis psikotropika yang mempunyai daya menimbulkan
ketergantungan sedang, mempunyai khasiat, digunakan untuk kepentingan ilmu pengetahuan
dan pengobatan (seluruhnya ada 9 jenis), antara lain:
a. Amobarbital
b. Flunitrazepam
c. Pentobarbital
4. Psikotropika Golongan IV adalah jenis psikotropika yang mempunyai daya menimbulkan
ketergantungan rendah, berkhasiat dan digunakan luas untuk kepentingan ilmu pengetahuan
dan pengobatan (seluruhnya ada 60 jenis), antara lain:
a. Diazepam
b. Barbital
c. Klobazam
d. Nitrazepam

EFEK PEMAKAIAN NARKOBA DAN PSIKOTROPIKA


Pemakaian narkoba secara umum dan juga psikotropika yang tidak sesuai dengan aturan dapat
menimbulkan efek yang membahayakan tubuh. Berdasar efek yang ditimbulkan, narkoba
dibedakan menjadi 3, yaitu:
1. Depresan, yaitu menekan sistem sistem syaraf pusat dan mengurangi aktifitas fungsional tubuh
sehingga pemakai merasa tenang, bahkan bisa membuat pemakai tidur dan tak sadarkan diri.
Bila kelebihan dosis bisa mengakibatkan kematian. Jenis narkoba depresan antara lain opioda,
dan berbagai turunannya seperti morphin dan heroin. Contoh yang populer sekarang adalah
Putaw.
2. Stimulan, merangsang fungsi tubuh dan meningkatkan kegairahan serta kesadaran. Jenis
stimulan: Kafein, Kokain, Amphetamin. Contoh yang sekarang sering dipakai adalah Shabu-
shabu dan Ekstasi.
3. Halusinogen, efek utamanya adalah mengubah daya persepsi atau mengakibatkan halusinasi.
Halusinogen kebanyakan berasal dari tanaman seperti mescaline dari kaktus dan psilocybin
dari jamur-jamuran. Selain itu ada jugayang diramu di laboratorium seperti LSD. Yang paling
banyak dipakai adalah marijuana atau ganja.

PENYALAHGUNAAN NARKOBA DAN PSIKOTROPIKA


Kebanyakan zat dalam narkoba sebenarnya digunakan untuk pengobatan dan penefitian. Tetapi
karena berbagai alasan - mulai dari keinginan untuk coba-coba, ikut trend/gaya, lambang status
sosial, ingin melupakan persoalan, dan lain-lain, maka narkoba kemudian disalahgunakan.
Penggunaan terus menerus dan berlanjut akan menyebabkan ketergantungan atau dependensi yang
disebut dengan istilah kecanduan.
a. Tingkatan penyalahgunaan narkoba dan psikotropika biasanya sebagai berikut:
• coba-coba
• senang-senang
• menggunakan pada saat atau keadaan tertentu
• penyalahgunaan
 ketergantungan

b. Dampak penyalahgunaan Narkoba Bila narkoba digunakan secara terus menerus atau
melebihi takaran yang telah ditentukan akan mengakibatkan ketergantungan. Kecanduan
inilah yang akan mengakibatkan gangguan fisik dan psikologis, karena terjadinya kerusakan
pada sistem syaraf pusat (SSP) dan organ-organ tubuh seperti jantung, paru-paru, hati dan
ginjal.
Dampak penyalahgunaan narkoba pada seseorang sangat tergantung pada jenis narkoba
yang dipakai, kepribadian pemakai dan situasi atau kondisi pemakai. Secara umum, dampak
kecanduan narkoba dapat terlihat pada fisik, psikis maupun sosial seseorang.
1) Dampak Fisik
• Gangguan pada system syaraf (neurologis) seperti: kejang-kejang, halusinasi, gangguan
kesadaran, kerusakan syaraf tepi
• Gangguan pada jantung dan pembuluh darah (kardiovaskuler) seperti: infeksi akut otot
jantung, gangguan peredaran darah
• Gangguan pada kulit (dermatologis) seperti: penanahan (abses), alergi, eksim
• Gangguan pada paru-paru (pulmoner) seperti: penekanan fungsi pernapasan, kesukaran
bernafas, pengerasan jaringan paru-paru
• Sering sakit kepala, mual-mual dan muntah, murus-murus, suhu tubuh meningkat,
pengecilan hati dan sulit tidur
• Dampak terhadap kesehatan reproduksi adalah gangguan padaendokrin, seperti:
penurunan fungsi hormon reproduksi (estrogen, progesteron, testosteron), serta
gangguan fungsi seksual
• Dampak terhadap kesehatan reproduksi pada remaja perempuan antara lain perubahan
periode menstruasi, ketidakteraturan menstruasi, dan amenorhoe (tidak haid)


Bagi pengguna narkoba melalui jarum suntik, khususnya pemakaian jarum suntik secara
bergantian, risikonya adalah tertular penyakit seperti hepatitis B, C, dan HIV yang
hingga saat ini belum ada obatnya
• Penyalahgunaan narkoba bisa berakibat fatal ketika terjadi over dosis yaitu konsumsi
narkoba melebihi kemampuan tubuh untuk menerimanya. Over dosis bisa
menyebabkan kematian
2) Dampak Psikis
􀂃Lamban kerja, ceroboh kerja, sering tegang dan gelisah
􀂃Hilang kepercayaan diri, apatis, pengkhayal, penuh curiga
􀂃Agitatif, menjadi ganas dan tingkah laku yang brutal
􀂃Sulit berkonsentrasi, perasaan kesal dan tertekan
􀂃Cenderung menyakiti diri, perasaan tidak aman, bahkan bunuh diri
3) Dampak Sosial
• Gangguan mental, anti-sosial dan asusila, dikucilkan oleh lingkungan
• Merepotkan dan menjadi beban keluarga
• Pendidikan menjadi terganggu, masa depan suram Dampak fisik, psikis dan
sosial berhubungan erat. Ketergantungan fisik akan mengakibatkan rasa sakit yang luar
biasa (sakaw) bila terjadi putus obat (tidak mengkonsumsi obat pada waktunya) dan
dorongan psikologis berupa keinginan sangat kuat untuk mengkonsumsi (bahasa gaulnya
sugest). Gejata fisik dan psikologis ini juga berkaitan dengan gejala sosial seperti
dorongan untuk membohongi orang tua, mencuri, pemarah, manipulatif, dll.
c. Bahaya bagi Remaja
Masa remaja merupakan suatu fase perkembangan antara masa anak-anak dan masa
dewasa. Perkembangan seseorang dalam masa anak-anak dan remaja akan membentuk
perkembangan diri orang tersebut di masa dewasa. Karena itulah bila masa anak-anak dan
remaja rusak karena narkoba, maka suram atau bahkan hancurlah masa depannya.
Pada masa remaja, justru keinginan untuk mencoba-coba, mengikuti trend dan gaya hidup, serta
bersenang-senang besar sekali. Walaupun semua kecenderungan itu wajar-wajar saja, tetapi hal itu
bisa juga memudahkan remaja untuk terdorong menyalahgunakan narkoba. Data menunjukkan
bahwa jumlah pengguna narkoba yang paling banyak adalah kelompok usia remaja.
Masalah menjadi lebih gawat lagi bila karena penggunaan narkoba, para remaja
tertular dan menularkan HIV/AIDS di kalangan remaja. Hal ini telah terbukti dari pemakaian
narkoba melalui jarum suntik secara bergantian. Bangsa ini akan kehilangan remaja yang
sangat banyak akibat penyalahgunaan narkoba dan merebaknya HIV/AIDS. Kehilangan
remaja sama dengan kehilangan sumber daya manusia bagi bangsa.

PERAN ORTU

Psikotropika
Psikotropika adalah zat atau obat,
baik alamiah atau buatan bukan
narkotika, yang berkhasiat
psikoaktif melalui pengaruh elektif
pada susunan saraf pusat dan
menyebabkan perubahan khas
pada aktivitas mental dan perilaku.
Penggolongan psikotropika
menurut undang-undang no 5
tahun 1997 adalah :
a. Golongan I
Hanya dapat digunakan
untuk tujuan ilmu
pengetahuan dan tidak dapat
digunakan dalam terapi,
serta mempunyai potensi
kuat mengakibatkan sindromketergantungan. Contoh :
MDMA (ekstasi), LSD, STP.
b. Golongan II
Berkhasiat untuk pengobatan
dan dapat digunakan dalam
terapi/ pengembangan ilmu
pengetahuan. Mempunyai
potensi kuat mengakibatkan
sindrom ketergantungan.
Contoh : amfetamine,
metamfetamin (sabu),
fensiklidin, dan ritalin.
c. Golongan III
Berkhasiat untuk pengobatan
dan banyak digunakan dalam
terapi / pengembangan ilmu
pengetahuan. Mempunyai
potensi ketergantungan
sedang.
Contoh : pentobarbital,
flunitrazepam.
d. Golongan IV
Berkhasiat untuk pengobatan
dan sangat luas digunakan
dalam terapi/pengembangan
ilmu pengetahuan serta
mempunyai potensi ringan
mengakibatkan sindroma
ketergantungan.
Contoh : diazepam,
klobazam, fenobarbital,
barbital, klorazepam,
klordiazepoxide, nitrazepam.
Berdasar Ilmu Farmakologi,
Psikotropika dikelompokkan
kedalam 3 golongan : 1)
Kelompok Depressant / Penekan
Saraf Pusat / Penenang / Obat
Tidur, 2) Kelompok Stimulans /
Perangsang Saraf Pusat / Anti
Tidur, 3) Kelompok Halusinogen
(Subagyo Partodiharjo, 2004).
EVI ARIVIN

Pengertian Psikotropika
Psikotropika merupakan suatu zat atau obat, baik alamiah maupun sintetis bukan
narkotika, yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat
yang menyebabkan perubahan khas pada aktivitas mental dan perilaku.10
Psikotropika yang mempunyai potensi mengakibatkan sindroma ketergantungan
digolongkan menjadi 4 golongan, yaitu:11
1. Psikotropika golongan I : yaitu psikotropika yang tidak digunakan untuk tujuan
pengobatan dengan potensi ketergantungan yang sangat kuat

2. Psikotropika golongan II : yaitu psikotropika yang berkhasiat terapi tetapi dapat


menimbulkan ketergantungan.

3. Psikotropika golongan III : yaitu psikotropika dengan efek ketergantungannya sedang


dari kelompok hipnotik sedatif.

4. Psikotropika golongan IV : yaitu psikotropika yang efek ketergantungannya ringan.

Pengertian Penyalahgunaan Psikotopika


Penyalahgunaan psikotropika merupakan penggunaan salah satu atau beberapa jenis
psikotropika secara berkala atau teratur diluar indikasi medis, sehingga menimbulkan
gangguan kesehatan fisik, psikis dan gangguan fungsi sosial.12
Peruntukan psikotropika untuk dijadikan obat atau bahan yang bermanfaat di bidang
kesehatan dan pengembangan ilmu pengetahuan, tapi disisi lain dapat menimbulkan
ketergantungan yang sangat merugikan apabila dimiliki secara illegal kemudian
dipergunakan tanpa pengedalian yang ketat. Dalam kajian kriminologi kejahatan
psikotropika dan sejenisnya, digolongkan sebagai kejahatan tanpa korban “victimless
crime” dikarenakan adanya dua pihak yang melakukan transaksi namun keduanya tidak
mengalami kerugian atas pihak yang lain, berbeda misalnya dengan kejahatan
pembunuhan, pemerkosaan atau perampokan dimana jatuhnya korban jelas sekali
terlihat.13
Psikotropika yang sedianya hanya bisa diproduksi oleh pabrik obat yang memiliki izin
sesuai yang telah diatur dalam perundang-undangan dan kemudian disalurkan kepada pabrik
obat, pedagang besar farmasi, sarana penyimpanan sediaan farmasi pemerintah, apotek, rumah
sakit, puskesmas, balai pengobatan, dokter, lembaga penelitian dan/atau lembaga pendidikan,
dan fasilitas rehabilitasi seringkali disalahgunakan oleh pihak-pihak tertentu untuk dimiliki
sendiri atau kemudian dijual oleh pihak lain yang meenginginkannya untuk digunakan dan
dimiliki secara illegal.

b. Penyalahgunaan Psikotropika Sebagai OTC (Organized Transnasional Crime)


Peredaran dan perdagangan penyalahgunaan psikotropika ini dapat digolongkan
kedalam kejahatan internasional. Kejahatan Internasional berdasarkan salah satu
resolusi yang diadopsi oleh Ninth United Nation Congress on the Prevention of Crime
and the Treatment of Offenders di Cairo pada tanggal 28 April – 8 Mei 1995, yakni :
resolusi tentang International Instruments, such as Convention or Convention against
Organized Transnational Crimes. Hal ini merupakan tindak lanjut dari World Ministerial
Conference or Organized Transnational Crime yang diselenggarakan di Napoli pada
tanggal 21-23 November 1994.18
Kejahatan internasional ini membuktikan adanya peningkatan kuantitas dan kualitas
kejahatan ke arah organisasi kejahatan transnasional, melewati batas-batas negara dan
menunjukkan kerja sama yang bersifat regional maupun internasional.
Masalah-masalah yang ditimbulkan oleh kejahatan transnasional telah tampak dengan
adanya kaitan erat antara kejahatan terorisme dengan kejahatan terorganisasi yang
sifat-sifatnya transnasional dan diluar hukum penggunaan kekerasan fisik, perdagangan
senjata, dan obat bius, money laundering, transaksi gelap, penculikan, penggelapan,
pemalsuan, perampasan, dan pemerasan. Oleh PBB, hal tersebut bahkan dianggap
sebagai kejahatan yang dapat membahayakan keamanan, stabilitas nasional,
internasional, demokrasi, tertib hukum, HAM, dan pembangunan ekonomi serta sosial. 19
Disamping itu, atas dasar elemen-elemen bahaya terhadap perdamaian dan keamanan
dunia, baik langsung maupun tidak langsung, pelanggaran terhadap nurani
kemanusiaan, berpengaruh terhadap warga negara lebih dari satu negara, cara dan
alatnya yang bersifat lintasbatas serta perlu kerjasama antar negara dalam
penanganannya.20
Landasan untuk menentukan kategorisasi kejahatan internasional adalah berdasarkan
konvensi internasional, asas-asas umum hukum internasional, dan doktrin.21
Konferensi tingkat meteri sedunia yang diselenggarakan di Napoli pada November 1994,
telah membahas tentang kejahatan transnasional terorganisasi (Organized Transnational
Crime) atau OTC. Pengaruh globalisasi telah memberikan dampak kepada manusia
untuk mencari kemudahan dalam upaya memenuhi kebutuhannya. Proses
perkembangan modernisasi selain telah memberikan dampak positif juga memberikan
dampak negatif yang mempunyai hasil sampingan berupa kejahatan-kejahatan OTC
tersebut yang secara sistematis menggunakan hasil modernisasi untuk melakukan OTC
tersebut dengan tujuan multidimensional yang bisa bersifat ekonomis, politis, atau
menggunakan kombinasi antara keduanya.22
Unsur-unsur OTC telah menunjukkan semakin kondusif karena pengaruh dimensi-
dimensi keorganisasiannya yang semakin canggih dengan segala dampaknya organisasi
ini semakin berkembang cepat. Adapun unsur-unsur OTC yaitu :23
1. Adanya organisasi kejahatan (criminal group) yang solid, baik karena kaitan etnis,
kepentingan politis, maupun kepentingan-kepentingan lain dengan kode etik yang keras.

2. Adanya kelompok pelindung (protector) yang antara lain melibatkan aparat penegak
hukum dan sebagainya.

3. Kelompok-kelompok masyarakat yang menikmati hasil kejahatan mereka seperti


pecandu obat bius dan sebagainya.

OTC terdiri dari berbagai kejahatan, tapi pada dasarnya yang utama (core crime) adalah
perdagangan gelap obat bius (Illegal drug trafficking). Selanjutnya adalah kejahatan-
kejahatan terkait seperti money laundering, white slavery, penyelundupan imigran gelap,
pembuangan limbah beracun antar negara, pemalsuan mata uang, pemalsuan kartu
Pengertian Chatinone (Chata Edulis)
Cathinone merupakan psikotropika jenis baru yang dikonsumsi di Indonesia, cathinone
mempuyai struktur kimia yang mirip dengan obat-obatan yang telah kita kenal yaitu
efedrin29 dan amfetamin30 para pecandu pada umumnya menggunakan obat ini dengan
mencoba dan pada akhirnya mengalami ketergantungan.
a. Jenis-Jenis Cathinone

1) Chatinone Alami

Tanaman chatinone alkaloid phenylalkylamine alami terdapat di pabrik Khat (Chata


Edulis), tanaman hijau yang tumbuh lambat atau pohon cemara asli Ethiopia dan di
budidayakan di Afrika Utara dan Timur serta di Selatan Barat Semenanjug Arab.

(Efedrin adalah zat sebagai stimulan, penekan nafsu makan, obat pembantu berkonsentrasi, pereda
hidung tersumbat dan untuk merawat hypotensi yang berhubungan dengan anaesthesia.
30 Amfetamin adalah obat golongan stimulansia (hanya dapat diperoleh dengan resep dokter) yang

biasanya digunakan hanya untuk mengobati gangguan hiperaktif karena kurang perhatian atau
Attention-deficit Hyperactivity Disorder (ADHD) pada pasien dewasa dan anak-anak juga digunakan
untuk mengobati gejala luka-luka traumatik pada otak dan gejala mengantuk pada siang hari pada
kasus narkolepsi dan sindrom kelelahan kronis. )

Chatinone alami yang terdapat dalam tanaman Khat adalah chatinone dan chatine.
Cathinone yang paling berlimpah dan kuat adalah analog beta-keto amfetamin dengan
berat molekul 149,19 g / mol. Molekul ini, secara resmi bernama S-(-)-2-amino-1-
phenylpropan-1-satu, lebih labil dengan adanya oksigen dan teroksidasi serta terurai
dalam beberapa hari panen atau jika dikeringkan. Cathine bernama resmi 1S,2S-
norpseudoephedrine muncul dari metabolisme cathinone dalam tanaman dewasa.
Senyawa ini, dengan berat molekul 151,21 g / mol, adalah salah satu isomer optik
fenilpropanolamin memproduksi amphetamine seperti efek kurang kuat dibandingkan
cathinone.31
2) Chatinone Sintetis

Cathinone sintetik pertama methcathinone dan mephedrone, disintesis. Pada akhir tahun
1920 dan sejak saat itu bayak molekul lainnya yang telah dihasilkan dan tidak digunakan
untuk tujuan terapi diakibatkan oleh efek samping yang serius. 32
Pada tahun 2000, cathinone sintetik banyak menerima popularitas baru sebagai obat
yang disalahgunakan khususnya dikalangan anak muda. Senyawa yang berasal dari
tanaman Khat (Chata Edulis) dipasarkan dengan nama “bath salts” dan “plant food” dan
berlabel “bukan untuk dikonsumsi manusia” untuk menghindari undang-undang
penyalahgunaan obat, cathinone sintetik dijual di took-toko khusus yang dikenal sebagai
“head shops” dan di toko-toko online.33
Cathinone sintetik adalah beta-keto analog dari cathinone alami salah satu senyawa
psikoaktif yang terdapat dalam tanaman khat yang pertama kali disintetik pada tahun
1929 dan kemudian diperkenalkan kembali pada tahun 2003, cathinone sintetik
tindakannya sangat mirip dengan amfetamin yang merupakan zat labil yang jauh lebih
kuat berkaitan dengan stimulasi dari norpseudoephedrine.34
Perubahan struktur kimia pada chatinone menghasilkan berbagai macam turunan zat
atau komponen kimia baru yang biasa disebut dengan chatinone sintetik. Chatinone
sintetik ini mempunyai potensi dan efek farmakologi yang jauh lebih besar jika
dibandingkan dengan zat aslinya.

Você também pode gostar

  • Jadwal November
    Jadwal November
    Documento4 páginas
    Jadwal November
    NiKomangDhanaGitaiswari
    Ainda não há avaliações
  • Flowchart Buka Toko
    Flowchart Buka Toko
    Documento1 página
    Flowchart Buka Toko
    Fajar
    Ainda não há avaliações
  • Flowchart Tutup Toko
    Flowchart Tutup Toko
    Documento1 página
    Flowchart Tutup Toko
    NiKomangDhanaGitaiswari
    Ainda não há avaliações
  • MMSE Indonesia
    MMSE Indonesia
    Documento4 páginas
    MMSE Indonesia
    Rizki Putra Sanjaya
    100% (2)
  • Konten Ig Lofe
    Konten Ig Lofe
    Documento3 páginas
    Konten Ig Lofe
    NiKomangDhanaGitaiswari
    Ainda não há avaliações
  • Definsi Kasus
    Definsi Kasus
    Documento2 páginas
    Definsi Kasus
    NiKomangDhanaGitaiswari
    Ainda não há avaliações
  • Jadwal Desember 2
    Jadwal Desember 2
    Documento4 páginas
    Jadwal Desember 2
    NiKomangDhanaGitaiswari
    Ainda não há avaliações
  • Sop Toko Retail Modern
    Sop Toko Retail Modern
    Documento24 páginas
    Sop Toko Retail Modern
    NiKomangDhanaGitaiswari
    67% (3)
  • Lapsus TP
    Lapsus TP
    Documento9 páginas
    Lapsus TP
    NiKomangDhanaGitaiswari
    Ainda não há avaliações
  • Persiapan Ujian Orthopedi
    Persiapan Ujian Orthopedi
    Documento20 páginas
    Persiapan Ujian Orthopedi
    Dini Fadilla
    Ainda não há avaliações
  • LP Apendicitis
    LP Apendicitis
    Documento9 páginas
    LP Apendicitis
    agida
    Ainda não há avaliações
  • TRAUMA THORAKS
    TRAUMA THORAKS
    Documento37 páginas
    TRAUMA THORAKS
    Honesti Trijuniarni II
    0% (1)
  • SELUITIS
    SELUITIS
    Documento33 páginas
    SELUITIS
    NiKomangDhanaGitaiswari
    Ainda não há avaliações
  • LAPORAN KASUS POLI Cover
    LAPORAN KASUS POLI Cover
    Documento1 página
    LAPORAN KASUS POLI Cover
    NiKomangDhanaGitaiswari
    Ainda não há avaliações
  • Abses anorektal, polip, dan karsinoma anorektal
    Abses anorektal, polip, dan karsinoma anorektal
    Documento2 páginas
    Abses anorektal, polip, dan karsinoma anorektal
    Editia Subihardi
    Ainda não há avaliações
  • Jadwal Gerbong
    Jadwal Gerbong
    Documento30 páginas
    Jadwal Gerbong
    Ahmad Haviz
    Ainda não há avaliações
  • Contemporary Psychoanalytic Theory
    Contemporary Psychoanalytic Theory
    Documento14 páginas
    Contemporary Psychoanalytic Theory
    Aribowo IKdk
    Ainda não há avaliações
  • Jaga
    Jaga
    Documento1 página
    Jaga
    NiKomangDhanaGitaiswari
    Ainda não há avaliações
  • 42
    42
    Documento1 página
    42
    NiKomangDhanaGitaiswari
    Ainda não há avaliações
  • Tugas Individu Populasi 1 Angkatan 2012
    Tugas Individu Populasi 1 Angkatan 2012
    Documento2 páginas
    Tugas Individu Populasi 1 Angkatan 2012
    NiKomangDhanaGitaiswari
    Ainda não há avaliações
  • Ujian 1
    Ujian 1
    Documento9 páginas
    Ujian 1
    NiKomangDhanaGitaiswari
    Ainda não há avaliações
  • A. Maslow
    A. Maslow
    Documento9 páginas
    A. Maslow
    NiKomangDhanaGitaiswari
    Ainda não há avaliações
  • Skenario IV (Cemas)
    Skenario IV (Cemas)
    Documento3 páginas
    Skenario IV (Cemas)
    NiKomangDhanaGitaiswari
    Ainda não há avaliações
  • MMSE Indonesia
    MMSE Indonesia
    Documento4 páginas
    MMSE Indonesia
    Rizki Putra Sanjaya
    100% (2)
  • Analisis Film
    Analisis Film
    Documento3 páginas
    Analisis Film
    Putu Anggreni
    Ainda não há avaliações
  • Definisi Dan Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan
    Definisi Dan Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan
    Documento12 páginas
    Definisi Dan Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan
    Anggi Pressistha II
    50% (2)
  • Hecker's Test
    Hecker's Test
    Documento1 página
    Hecker's Test
    NiKomangDhanaGitaiswari
    Ainda não há avaliações
  • MMSE Indonesia
    MMSE Indonesia
    Documento4 páginas
    MMSE Indonesia
    Rizki Putra Sanjaya
    100% (2)
  • 1
    1
    Documento6 páginas
    1
    NiKomangDhanaGitaiswari
    Ainda não há avaliações