Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
PSIKOTROPIKA
Berdasar pasal 2 ayat 2 Undang-Undang republik Indonesia No 5 Tahun 1997 tentang
psikotropika, psikotropika digolongkan menjadi 4 golongan, yaitu:
1. Psikotropika Golongan I adalah jenis psikotropika yang mempunyai daya menimbulkan
ketergantungan tertinggi, hanya digunakan untuk kepentingan ilmu pengetahuan, tidak untuk
pengobatan (seluruhnya ada 14 jenis), antara lain :
a. MDMA (Ecstacy)
b. Psilobisin dan Psilosin, zat yang didapat dari sejenis jamur yang tumbuh di Mexico.
c. LSD (Lysergic Diethylamide).
d. Mescaline, dilmu pengetahuaneroleh dari sejenis kaktus yang tumbuh di daerah Amerika
Barat.
b. Dampak penyalahgunaan Narkoba Bila narkoba digunakan secara terus menerus atau
melebihi takaran yang telah ditentukan akan mengakibatkan ketergantungan. Kecanduan
inilah yang akan mengakibatkan gangguan fisik dan psikologis, karena terjadinya kerusakan
pada sistem syaraf pusat (SSP) dan organ-organ tubuh seperti jantung, paru-paru, hati dan
ginjal.
Dampak penyalahgunaan narkoba pada seseorang sangat tergantung pada jenis narkoba
yang dipakai, kepribadian pemakai dan situasi atau kondisi pemakai. Secara umum, dampak
kecanduan narkoba dapat terlihat pada fisik, psikis maupun sosial seseorang.
1) Dampak Fisik
• Gangguan pada system syaraf (neurologis) seperti: kejang-kejang, halusinasi, gangguan
kesadaran, kerusakan syaraf tepi
• Gangguan pada jantung dan pembuluh darah (kardiovaskuler) seperti: infeksi akut otot
jantung, gangguan peredaran darah
• Gangguan pada kulit (dermatologis) seperti: penanahan (abses), alergi, eksim
• Gangguan pada paru-paru (pulmoner) seperti: penekanan fungsi pernapasan, kesukaran
bernafas, pengerasan jaringan paru-paru
• Sering sakit kepala, mual-mual dan muntah, murus-murus, suhu tubuh meningkat,
pengecilan hati dan sulit tidur
• Dampak terhadap kesehatan reproduksi adalah gangguan padaendokrin, seperti:
penurunan fungsi hormon reproduksi (estrogen, progesteron, testosteron), serta
gangguan fungsi seksual
• Dampak terhadap kesehatan reproduksi pada remaja perempuan antara lain perubahan
periode menstruasi, ketidakteraturan menstruasi, dan amenorhoe (tidak haid)
Bagi pengguna narkoba melalui jarum suntik, khususnya pemakaian jarum suntik secara
bergantian, risikonya adalah tertular penyakit seperti hepatitis B, C, dan HIV yang
hingga saat ini belum ada obatnya
• Penyalahgunaan narkoba bisa berakibat fatal ketika terjadi over dosis yaitu konsumsi
narkoba melebihi kemampuan tubuh untuk menerimanya. Over dosis bisa
menyebabkan kematian
2) Dampak Psikis
Lamban kerja, ceroboh kerja, sering tegang dan gelisah
Hilang kepercayaan diri, apatis, pengkhayal, penuh curiga
Agitatif, menjadi ganas dan tingkah laku yang brutal
Sulit berkonsentrasi, perasaan kesal dan tertekan
Cenderung menyakiti diri, perasaan tidak aman, bahkan bunuh diri
3) Dampak Sosial
• Gangguan mental, anti-sosial dan asusila, dikucilkan oleh lingkungan
• Merepotkan dan menjadi beban keluarga
• Pendidikan menjadi terganggu, masa depan suram Dampak fisik, psikis dan
sosial berhubungan erat. Ketergantungan fisik akan mengakibatkan rasa sakit yang luar
biasa (sakaw) bila terjadi putus obat (tidak mengkonsumsi obat pada waktunya) dan
dorongan psikologis berupa keinginan sangat kuat untuk mengkonsumsi (bahasa gaulnya
sugest). Gejata fisik dan psikologis ini juga berkaitan dengan gejala sosial seperti
dorongan untuk membohongi orang tua, mencuri, pemarah, manipulatif, dll.
c. Bahaya bagi Remaja
Masa remaja merupakan suatu fase perkembangan antara masa anak-anak dan masa
dewasa. Perkembangan seseorang dalam masa anak-anak dan remaja akan membentuk
perkembangan diri orang tersebut di masa dewasa. Karena itulah bila masa anak-anak dan
remaja rusak karena narkoba, maka suram atau bahkan hancurlah masa depannya.
Pada masa remaja, justru keinginan untuk mencoba-coba, mengikuti trend dan gaya hidup, serta
bersenang-senang besar sekali. Walaupun semua kecenderungan itu wajar-wajar saja, tetapi hal itu
bisa juga memudahkan remaja untuk terdorong menyalahgunakan narkoba. Data menunjukkan
bahwa jumlah pengguna narkoba yang paling banyak adalah kelompok usia remaja.
Masalah menjadi lebih gawat lagi bila karena penggunaan narkoba, para remaja
tertular dan menularkan HIV/AIDS di kalangan remaja. Hal ini telah terbukti dari pemakaian
narkoba melalui jarum suntik secara bergantian. Bangsa ini akan kehilangan remaja yang
sangat banyak akibat penyalahgunaan narkoba dan merebaknya HIV/AIDS. Kehilangan
remaja sama dengan kehilangan sumber daya manusia bagi bangsa.
PERAN ORTU
Psikotropika
Psikotropika adalah zat atau obat,
baik alamiah atau buatan bukan
narkotika, yang berkhasiat
psikoaktif melalui pengaruh elektif
pada susunan saraf pusat dan
menyebabkan perubahan khas
pada aktivitas mental dan perilaku.
Penggolongan psikotropika
menurut undang-undang no 5
tahun 1997 adalah :
a. Golongan I
Hanya dapat digunakan
untuk tujuan ilmu
pengetahuan dan tidak dapat
digunakan dalam terapi,
serta mempunyai potensi
kuat mengakibatkan sindromketergantungan. Contoh :
MDMA (ekstasi), LSD, STP.
b. Golongan II
Berkhasiat untuk pengobatan
dan dapat digunakan dalam
terapi/ pengembangan ilmu
pengetahuan. Mempunyai
potensi kuat mengakibatkan
sindrom ketergantungan.
Contoh : amfetamine,
metamfetamin (sabu),
fensiklidin, dan ritalin.
c. Golongan III
Berkhasiat untuk pengobatan
dan banyak digunakan dalam
terapi / pengembangan ilmu
pengetahuan. Mempunyai
potensi ketergantungan
sedang.
Contoh : pentobarbital,
flunitrazepam.
d. Golongan IV
Berkhasiat untuk pengobatan
dan sangat luas digunakan
dalam terapi/pengembangan
ilmu pengetahuan serta
mempunyai potensi ringan
mengakibatkan sindroma
ketergantungan.
Contoh : diazepam,
klobazam, fenobarbital,
barbital, klorazepam,
klordiazepoxide, nitrazepam.
Berdasar Ilmu Farmakologi,
Psikotropika dikelompokkan
kedalam 3 golongan : 1)
Kelompok Depressant / Penekan
Saraf Pusat / Penenang / Obat
Tidur, 2) Kelompok Stimulans /
Perangsang Saraf Pusat / Anti
Tidur, 3) Kelompok Halusinogen
(Subagyo Partodiharjo, 2004).
EVI ARIVIN
Pengertian Psikotropika
Psikotropika merupakan suatu zat atau obat, baik alamiah maupun sintetis bukan
narkotika, yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat
yang menyebabkan perubahan khas pada aktivitas mental dan perilaku.10
Psikotropika yang mempunyai potensi mengakibatkan sindroma ketergantungan
digolongkan menjadi 4 golongan, yaitu:11
1. Psikotropika golongan I : yaitu psikotropika yang tidak digunakan untuk tujuan
pengobatan dengan potensi ketergantungan yang sangat kuat
2. Adanya kelompok pelindung (protector) yang antara lain melibatkan aparat penegak
hukum dan sebagainya.
OTC terdiri dari berbagai kejahatan, tapi pada dasarnya yang utama (core crime) adalah
perdagangan gelap obat bius (Illegal drug trafficking). Selanjutnya adalah kejahatan-
kejahatan terkait seperti money laundering, white slavery, penyelundupan imigran gelap,
pembuangan limbah beracun antar negara, pemalsuan mata uang, pemalsuan kartu
Pengertian Chatinone (Chata Edulis)
Cathinone merupakan psikotropika jenis baru yang dikonsumsi di Indonesia, cathinone
mempuyai struktur kimia yang mirip dengan obat-obatan yang telah kita kenal yaitu
efedrin29 dan amfetamin30 para pecandu pada umumnya menggunakan obat ini dengan
mencoba dan pada akhirnya mengalami ketergantungan.
a. Jenis-Jenis Cathinone
1) Chatinone Alami
(Efedrin adalah zat sebagai stimulan, penekan nafsu makan, obat pembantu berkonsentrasi, pereda
hidung tersumbat dan untuk merawat hypotensi yang berhubungan dengan anaesthesia.
30 Amfetamin adalah obat golongan stimulansia (hanya dapat diperoleh dengan resep dokter) yang
biasanya digunakan hanya untuk mengobati gangguan hiperaktif karena kurang perhatian atau
Attention-deficit Hyperactivity Disorder (ADHD) pada pasien dewasa dan anak-anak juga digunakan
untuk mengobati gejala luka-luka traumatik pada otak dan gejala mengantuk pada siang hari pada
kasus narkolepsi dan sindrom kelelahan kronis. )
Chatinone alami yang terdapat dalam tanaman Khat adalah chatinone dan chatine.
Cathinone yang paling berlimpah dan kuat adalah analog beta-keto amfetamin dengan
berat molekul 149,19 g / mol. Molekul ini, secara resmi bernama S-(-)-2-amino-1-
phenylpropan-1-satu, lebih labil dengan adanya oksigen dan teroksidasi serta terurai
dalam beberapa hari panen atau jika dikeringkan. Cathine bernama resmi 1S,2S-
norpseudoephedrine muncul dari metabolisme cathinone dalam tanaman dewasa.
Senyawa ini, dengan berat molekul 151,21 g / mol, adalah salah satu isomer optik
fenilpropanolamin memproduksi amphetamine seperti efek kurang kuat dibandingkan
cathinone.31
2) Chatinone Sintetis
Cathinone sintetik pertama methcathinone dan mephedrone, disintesis. Pada akhir tahun
1920 dan sejak saat itu bayak molekul lainnya yang telah dihasilkan dan tidak digunakan
untuk tujuan terapi diakibatkan oleh efek samping yang serius. 32
Pada tahun 2000, cathinone sintetik banyak menerima popularitas baru sebagai obat
yang disalahgunakan khususnya dikalangan anak muda. Senyawa yang berasal dari
tanaman Khat (Chata Edulis) dipasarkan dengan nama “bath salts” dan “plant food” dan
berlabel “bukan untuk dikonsumsi manusia” untuk menghindari undang-undang
penyalahgunaan obat, cathinone sintetik dijual di took-toko khusus yang dikenal sebagai
“head shops” dan di toko-toko online.33
Cathinone sintetik adalah beta-keto analog dari cathinone alami salah satu senyawa
psikoaktif yang terdapat dalam tanaman khat yang pertama kali disintetik pada tahun
1929 dan kemudian diperkenalkan kembali pada tahun 2003, cathinone sintetik
tindakannya sangat mirip dengan amfetamin yang merupakan zat labil yang jauh lebih
kuat berkaitan dengan stimulasi dari norpseudoephedrine.34
Perubahan struktur kimia pada chatinone menghasilkan berbagai macam turunan zat
atau komponen kimia baru yang biasa disebut dengan chatinone sintetik. Chatinone
sintetik ini mempunyai potensi dan efek farmakologi yang jauh lebih besar jika
dibandingkan dengan zat aslinya.