Você está na página 1de 8

ANALISA DEBIT BANJIR MENGGUNAKAN EPA Storm Water Management

Model (SWMM) di Sub DAS Kampar Kiri


(Studi Kasus: Desa Lipat Kain, Kampar Kiri)

Robby Aulia Syuhada1), Yohanna Lilis Handayani2), Bambang Sujatmoko2)


1)
Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Riau
2)
Dosen Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Riau
E-mail : Robie_aulia@yahoo.com

ABSTRACT

Flood occurs when the water discharge exceeds the capacity of the river, which may harm
impact of flooding in municipal area. This research aims to test the reliability of EPA
SWMM software in rural area and compare it with the discharge from HEC-HMS. The
reliability of the softwares was determined by calculating the difference in discharge error
(DE). The simulation was performed by using flood discharge with 5 and 25 years of
return period. Based on the test results, the EPA SWMM 5.0 software has good reliability
with the calculated DE value less than 5% (2,593% for 5 years-return period and 2,268%
for 25 years-return period). For HEC-HMS software, the DE is calculated as 1,196% for 5
years-period discharge and 2,072% for 25 years-period discharge. Therefore, it can be
concluded that the HEC-HMS software has better accuracy than the EPA SWMM
softwareresidential and agriculture areas.

Keywords : Flood discharge, EPA SWMM 5.0, correction difference discharge

I. PENDAHULUAN Perubahan tata guna lahan


I.1 Latar belakang merupakan salah satu faktor penyebab
Sungai Kampar merupakan sebuah banjir di DAS Kampar Kiri.
sungai yang ada di Provinsi Riau, Meningkatnya arus urbanisasi dan
Kabupaten Kampar. Sungai ini populasi penduduk menyebabkan
merupakan pertemuan dua buah sungai peningkatan kebutuhan lahan. Karena
yang hampir sama besar yaitu sungai luas lahan tidak bertambah, maka terjadi
Kampar Kiri dan sungai Kampar Kiri. pembukaan-pembukaan lahan untuk
Sungai Kampar Kiri merupakan sungai tempat tinggal dan daerah pertanian pada
utama bagi Sub DAS Kampar Kiri yang daerah hijau. Akibat dari pembukaan
berada di Kecamatan Kampar Kiri, lahan tersebut adalah berkurangnya
Kabupaten Kampar. Sungai Kampar Kiri daerah resapan dan meningkatnya
ini memiliki dua anak sungai besar limpasan sehingga debit semakin besar
bernama Sungai Sibayang dan Sungai yang mengakibatkan banjir pada musim
Singingi yang dimanfaatkan oleh penghujan.
masyarakat yang tinggal di sekitar Salah satu daerah yang terkena
kawasan untuk keperluan perikanan, areal dampak banjir terbesar yang disebabkan
pertanian, transportasi serta pemukiman oleh meluapnya Sungai Kampar Kiri
oleh warga (Firdaus, 2014). Sungai adalah Desa Lipat Kain. Seringkali pada
Kampar Kiri merupakan salah satu sungai musim penghujan penduduk yang
di Kampar yang menyumbang bencana bermukim di bantaran sungai maupun
banjir tiap tahunnya. kawasan rendah harus bersiaga terjadinya
banjir karena kapasitas pada Sungai

Jom FTEKNIK Volume 3 No.2 Oktober 2016 1


Kampar Kiri tidak mampu menahan debit II. TINJAUAN PUSTAKA
air Sungai Kampar Kiri. II.1 Banjir
Berdasarkan uraian diatas, untuk Banjir merupakan suatu keadaan
mengurangi resiko terjadinya kerusakan sungai dimana aliran airnya tidak
akibat banjir dibutuhkan upaya tertampung oleh palung sungai, karena
pengendalian banjir. Perencanaan debit banjir lebih besar dari kapasitas
pengendalian banjir di suatu DAS dapat sungai yang ada. Secara umum penyebab
dilakukan dengan baik apabila debit terjadinya banjir dapat dikategorikan
banjir rencana diketahui. Sebuah model menjadi dua hal, yaitu karena secara
yang telah dikembangkan dan digunakan alami dan tindakan manusia. Penyebab
di Amerika mungkin dapat menjadi salah banjir yang termasuk sebab alami
satu solusi pemecahan masalah yang diantaranya yaitucurah hujan,pengaruh
terjadi di Kawasan Desa Lipat Kain yaitu fisiografi, kapasitas sungai, erosi dan
program SWMM (Storm Water sedimentasi
Management Model).
Dengan keunggulan yang ada pada II.2 Analisis frekuensi
SWMM maka pemilihan program Frekuensi hujan adalah besarnya
SWMM untuk di uji keandalannya di kemungkinan suatu besaran hujan
Kawasan Rural pada Desa Lipat Kain disamai atau dilampaui. Kala ulang
Kabupaten Kampar karena model ini (return periode) adalah waktu hipotetik
paling banyak dikembangkan untuk di mana hujan dengan suatu besaran
simulasi proses hidrologi dan hidrolika di tertentu akan disamai atau dilampaui
wilayah perkotaan. Penelitian mengenai (Suripin, 2004).
Sungai Kampar Kiri ini sebelumnya Tujuan analisis frekuensi data
sudah dibahas Firdaus, 2014 dengan hidrologi adalah berkaitan dengan
judul Analisis Pengaruh Perubahan besaran peristiwa-peristiwa ekstrim yang
Penggunaan Lahan Terhadap Debit berkaitan dengan frekuensi kejadiannya
Banjir di sub DAS Kampar Kiri, namun melalui penerapan disrtribusi
menggunakan aplikasi program yang kemungkinan. Data hidrologi yang
berbeda yaitu aplikasi HEC-HMS dan dianalisis diasumsikan tidak bergantung
hanya lebih fokus meninjau penyebab (independent) dan terdistribusi secara
banjir dari perubahan tata guna lahan. acak dan bersifat stokastik (Suripin,
2004).
I.2. Tujuan dan Manfaat Kala ulang yang digunakan untuk
Penelitian ini mempunyai tujuan desain hidrologi sistem drainase
untuk menguji keandalan program bantu perkotaan berpedoman pada standar yang
EPA SWMM 5.0 terhadap debit banjir di telah ditetapkan, seperti terlihat pada
Sub DAS Kampar Kiri pada Desa Lipat tabel berikut ini:
Kain, dan membandingkan hasil Tabel 1. Kriteria desain hidrologi sistem
keluaran debit program bantu EPA drainase perkotaan
SWMM 5.0 dengan debit keluaran HEC- Luas DAS Kala Ulang Metode perhitungan
HMS. (Ha) (Tahun) debit banjir

Sedangkan manfaat dari penelitian < 10 2 Rasional


10 – 100 2–5 Rasional
ini adalah dapat memberikan informasi 101 – 500 5 – 20 Rasional
dan pertimbangan penanganan banjir > 500 10 – 25 Hidrograf satuan
dengan program EPA SWMM 5.0 dalam Sumber: Suripin, 2004

analisis debit banjir rencana di DAS Dalam ilmu statistik dikenal


Kampar Kiri. beberapa macam distribusi frekuensi dan
empat jenis distribusi yang banyak
digunakan dalam bidang hidrologi, yaitu

Jom FTEKNIK Volume 3 No.2 Oktober 2016 2


distribusi normal, distribusi Log-Normal, pendek maupun jangka panjang sekaligus
distribusi Gumbel , dan distribusi Log- memiliki fasilitas alternatif untuk
Person III. mengantisipasi masalah banjir.
Tabel 2. Parameter statistik untuk
menentukan jenis distribusi a. Kemampuan EPA SWMM
Kemampuan ini meliputi:
No Distribusi Persyaratan 1. Tangkai jaringan dengan ukuran
tidak terbatas,
1 Normal 2. menggunakan standar yang luas
untuk menutup dan membuka saluran
Log
2
Normal
seperti halnya saluran alami,
Cs = 1,14 3. model khusus seperti penyimpangan,
3 Gumbel
Ck = 5,4 pembagi aliran, pompa, bendungan,
Log 4. penerapan air dan masukan arus
4 Selain nilai di atas
Person III eksternal berkualitas dari permukaan
Sumber : Triatmodjo, 2009 aliran, aliran bawah tanah,
5. penggunaan gelombang baik
kinematik maupun arus gelombang
II.3 Analisis intensitas hujan yang penuh,
Intensitas hujan adalah tinggi atau 6. berbagai macam arus, seperti air
kedalaman air per-satuan waktu. Sifat yang tertahan karena pasang,
umum intensitas hujan adalah makin pembalikan arus dan permukaan
singkat hujan berlangsung maka kolam,
intensitasnya makin tinggi dan makin 7. menerapkan kendali dinamis untuk
besar periode ulangnya makin tinggi menirukan operasi pompa mulut
intensitasnya. yang membuka dan tingkatan puncak
Untuk memperoleh grafik IDF dari bendungan.
data curah hujan harian dilakukan dengan
metode Mononobe. Persamaan ini b. Obyek pada EPA SWMM
digunakan apabila data hujan jangka 1. Rain gage
pendek tidak tersedia, yang ada hanya SWMM menggunakan obyek rain
data hujan harian. gage untuk menampilkan input data
2
R  24  3 ke sistem. Rain gage menyuplai data
I  24   (1) presipitasi untuk satu atau lebih
24  t  subcatchment area pada studi
Keterangan Rumus 1: wilayah (Manual EPA SWMM).
I = intensitas hujan (mm/jam), 2. Subcatchment
R24 = tinggi hujan maksimum harian Subcatchment adalah unit hidrologi
(mm), dari tanah dimana topografi dan
t = durasi hujan (jam). element sistem drainase menujukan
permukaan runoff pada satu titik
II.4 Pengenalan EPA SWMM pelepasan (Manual EPA SWMM).
EPA SWMM (Environmental 3. Outfall
Protection Agency Storm Water Outfall adalah titik terminal dari
Management Model) adalah sebuah sistem drainase biasanya ditetapkan
software yang didesain untuk membuat akhir dari batas hilir (Manual EPA
model simulasi hujan-runoff dinamik. SWMM).
Software ini mampu mensimulasikan
pengaruh hujan-runoff dari suatu wilayah
pada sistem drainasenya untuk jangka

Jom FTEKNIK Volume 3 No.2 Oktober 2016 3


Untuk menentukan metode yang III.2 Prosedur Penelitian
akan digunakan dalam pemodelan Adapun prosedur yang terdapat
sebaiknya disesuaikan pada kecocokan dalam penelitian ini adalah studi literatur,
penerapan metode pada daerah yang pengumpulan data dan pengolahan data.
bersangkutan dan ketersediaan data pada Metodologi penyelesaian tugas akhir
daerah tersebut. Untuk penentuan dalam penelitian ini adalah seperti yang
precipitation loss dan precipitation excess digambarkan dalam bagan alir
pada penelitian ini akan digunakan Studi literatur adalah studi
metode Soil Conservation Service (SCS) kepustakaan guna mendapatkan dasar-
Curve number. dasar teori serta langkah-langkah
penelitian yang berkaitan penggunaan
II.5 Program Berbasis Geographic pemodelan SWMM yang diambil dari
Information System (GIS) buku-buku, website, dan jurnal.
Perhitungan nilai koefisien Adapun langkah-langkah dalam
limpasan, CN suatu DAS memerlukan pengumpulan data pada penelitian
informasi yang terdistribusi secara spasial iniyaitu data curah hujan dan data debit
yaitu penggunaan lahan dan jenis tanah. sungai harian yang diperoleh dari Balai
Penggunaan program berbasis ini akan Wilayah Sungai III Provinsi Riau, dan
digunakan untuk mencari luas dan peta penggunaan lahan dan peta jenis
klasifikasi penggunaan lahan pada DAS tanah Sub DAS Kampar Kiri yang
dalam penelitian ini. diperoleh dari Balai Pengelolaan Derah
Sungai Indragiri-Rokan Kementerian
III. METODOLOGI PENELITIAN Kehutanan.
III.1 Lokasi Penelitian Pengolahan dan analisis data adalah
Lokasi studi kasus penelitian ini sebagai berikut ini.
berada di Sub DAS Kampar Kiri, yang 1. Analisis Hidrologi dilakukan dengan
outlet DASnya di stasiun AWLR Lipat langkah-langkah berikut ini :
Kain Kabupaten Kampar, Provinsi Riau. a. menentukan analisis curah hujan
harian maksimum dengan
distribusi statistik,
b. melakukan uji kesesuain
distribusi, berupa uji Chi –
Kuadrat dan Uji Smirnov –
Kolmogorof,
c. melakukan distribusi tinggi cura
hujan jam-jaman dengan rumus
Dr. Mononobe,
2. menganalisis luasan sub area dan
klasifikasi penggunaan lahan dari peta
penggunaan lahan yang diolah dengan
Gambar 1. Lokasi Penelitian menggunakan program berbasis GIS,
3. menganalisis debit banjir rencana
menggunakan program SWMM,
4. membandingkan debit banjir rencana
dengan debit terukur dari data debit
sungai harian.

Jom FTEKNIK Volume 3 No.2 Oktober 2016 4


III.3 Diagram Alir Penelitian Tabel 3. Curah hujan harian maksimum
Diagram alir dalam penelitian ini stasiun Pekanbaru
dapat dilihat pada gambar 2. Curah Hujan
No Tahun Harian Maksimum
(mm)
1 2000 91
2 2001 104,5
3 2002 99
4 2003 89,5
5 2004 120
6 2005 92
7 2006 150
8 2007 106
9 2008 125
10 2009 125,5
11 2010 90,5
12 2011 88,5

b. Perhitungan curah hujan


Curah hujan rancangan / rencana
untukperiode ulang tertentu secara
statistik dapatdiperkirakan berdasarkan
seri data curahhujan harian maksimum
tahunan (maximumannual series) jangka
panjang dengananalisis distribusi
frekuensi. Curah hujanrancangan/desain
ini biasanya dihitung untuk periode ulang
5, 25, dan 50 tahun
Tabel 4. Hasil perhitungan curah hujan
rencana
Periode Curah
Ulang Log Hujan
Probabilitas
X Rencana
Gambar 2.Diagram alir penelitian (Tahun) (mm)
5 20 2,080 120,324
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 25 4 2,172 148,529
IV.1 Analisa hidrologi 50 2 2,207 160,907
a. Curah hujan maksimum harian
Penetapan Seri data curah hujan
harian maksimum Stasiun Pekanbaru c. Intensitas hujan rencana
yang akan digunakan dalam analisis Perencanaan sistem drainase
frekuensi diperoleh dengan metode memerlukan perkiraan debit puncak pada
maximum annual series (Data Maksimum daerah tangkapan kecil dengan cara
Tahunan).Data curah hujan harian menganalisa grafik IDF atau hubungan
maksimum tersebut disajikan pada Tabel antara intensitas hujan dengan durasi dan
3 berikut ini. frekuensi. Untuk memperoleh grafik IDF
dari data curah hujan harian dilakukan
dengan rumus Mononobe. Hasil

Jom FTEKNIK Volume 3 No.2 Oktober 2016 5


perhitungan intensitas hujan dapat dilihat IV.3 Hasil Debit Banjir Rencana dari
pada tabel 5. Program SWMM
Tabel 5. Perhitungan intensitas hujan Berdasarkan hasil running pada
Intensitas (mm/jam) program SWMM dengan memasukkan
Durasi semua parameter data yang dbutuhkan,
5 tahun 25 tahun 50 tahun
maka hasil debit banjir rencana dari
Menit Jam 120,324 148,529 160,907 program SWMM adalah sebagai
15 0,25 105,113 129,752 140,565 berikut.Hasil debit banjir rencana dari
30 0,5 66,217 81,739 88,551
program SWMM pada Kala Ulang 5
Tahun sebesar 637,404 m3/det (Gambar
45 0,75 50,533 62,378 67,577
3).
60 1 41,714 51,492 55,783
120 2 26,278 32,438 35,141
180 3 20,054 24,755 26,818
240 4 16,554 20,435 22,138
300 5 14,266 17,610 19,078
360 6 12,633 15,595 16,894
Gambar 3. Grafik Debit Banjir Kala
IV.2 Analisis Debit Lapangan Ulang 5 Tahun
Dari perhitungan penetapan seri
data, analisis frekuensi serta Hasil debit banjir rencana dari
analisiskecocokan dari data debitharian program SWMM pada Kala Ulang 25
AWLR Lipat Kain selama 4 tahun, maka Tahun sebesar 934,591m3/det (Gambar
diperoleh nilai debit harian dengan kala 4).
ulang 25 dan 50 tahun,dapat dilihat pada
tabel 9 dibawah ini.
Tabel 9. Debit Kala Ulang Harian Stasiun
AWLR Lipat Kain
Kala Nilai Log XT
ulang K XT (m3/det)
2 -0,155 2,710 513,325
5 0,764 2,816 654,373
Gambar 4. Grafik Debit Banjir Kala
10 1,339 2,882 761,620 Ulang 25 Tahun
25 2,029 2,961 913,861
50 2,517 3,017 1039,560 IV.4 Selisih Hasil Simulasi Debit
Banjir Rencana Dengan Debit
100 2,985 3,071 1176,365 Lapangan
Selisih discharge error (DE) dari
hasil debit lapangan dan debit rencana
dengan kala ulang 5 dan 25 tahun pada
peta landuse 2011 adalah :
Untuk kala ulang 5 tahun, dengan
menggunakan persamaan:
Qobs  Qcal
DE   100%
Qobs

Jom FTEKNIK Volume 3 No.2 Oktober 2016 6


637,404  654,373
DE   100%  2,593%
654,373
Hasil perhitungan nilai selisih discharge error (DE) untuk kala ulang yang lain dapat
dilihat pada Tabel 10 dibawah ini.

Tabel 10. Nilai Selisih Discharge Error Debit Lapangan dan Debit Rencana
Discharge Error Discharge Error
Qobs Qcal (m3/det) QFirdaus (m3/det)
Kala Ulang (DE) % (DE) %
(m3/det) 2011 2011 2011 2011

5 654,373 2,593 662,201 1,196

25 913,861 934,591 2,268 932,801 2,072

Nilai selisih discharge error (DE) 25 tahun. Maka dapat disimpulkan


sebesar 2,593% dan 2,268% pada kala bahwa software HEC-HMS memiliki
ulang 5 dan 25 tahun menunjukkan tingkat keakuratan lebih baik
bahwa selisih debit perhitungan dengan daripada software EPA SWMM
debit terukur dikategorikan baik karena
nilai DE < 5 %. V.2 Saran
Adapun saran yang dapat diberikan
V. KESIMPULAN DAN SARAN dalam penelitian ini adalah agar
V.1 Kesimpulan mahasiswa dapat melakukan penelitian
Dari hasil penelitian analisa debit analisa debit banjir dengan menggunakan
banjir menggunakan EPA Storm Water software EPA SWMM untuk wilayah
Management Model (SWMM) di sub atau daerah aliran sungai lainnya yang
DAS Kampar Kiri ini menghasilkan berpotensi terkena dampak banjir.
kesimpulan yaitu :
a. Berdasarkan hasil penelitian ini DAFTAR PUSTAKA
diperoleh bahwa EPA SWMM 5.0 Openstreetmap.[online] diperoleh dari:
mempunyai keandalan dalam <www.openstreetmap.com>
menganalisa debit banjir di Sub DAS [diakses pada tanggal15 Mei 2015].
Kampar Kiri karena mempunyai nilai
Anonim. 1997. Drainase Perkotaan.
selisih discharge error (DE) sebesar
Universitas Gunadarma : Jakarta.
2,593% dan 2,268% pada kala ulang
5 dan 25 tahun menunjukkan bahwa Rossman, Lewis A.2009. Storm Water
selisih debit perhitungan dengan Management Model Applications
debit terukur dikategorikan baik Manual. Cincinnati: National Risk
karena nilai DE < 5 % Management Research Laboratory
b. Berdasarkan perbandingan hasil dari Office Of Research And
nilai selisih debit lapangan dan debit Development U.S. Environmental
rencana antara penggunaan software Protection Agency.
EPA SWMM dan software HEC- Rossman, Lewis A.2010. Storm Water
HMS. Software EPA SWMM Management Model User’s Manual
memiliki nilai selisih yaitu 2,593 % Version 5.0. Cincinnati: National
pada kala ulang 5 tahun dan 2,268 % Risk Management Research
pada kala ulang 25 tahun sedangkan Laboratory Office Of Research And
pada software HEC-HMS memiliki Development U.S. Environmental
nilai selisih 1,196 % pada kala ulang Protection Agency.
5 tahun dan 2,072 % pada kala ulang

Jom FTEKNIK Volume 3 No.2 Oktober 2016 7


Soemarto, C.D. 1999. Hidrologi Teknik.
Jakarta : Erlangga.
Suripin. 2004. Sistem Drainase
Perkotaan yang Berkelanjutan.
Yogyakarta : Andi.
Triatmodjo, Bambang. 2003. Hidrolika
II. Yogyakarta : Beta Offset.
Triatmodjo, Bambang. 2009. Hidrologi
Terapan. Yogyakarta : Beta Offset.
Gufriyon,E.S. 2014. “Analisa Hujan-
Debit Pada Daerah Aliran Sungai
Menggunakan Program Bantu HEC-
HMS ”. Tugas Akhir Mahasiswa
Jurusan Teknik Sipil, Fakultas
Teknik, Universitas Riau.
Firdaus. 2014. Analisis Pengaruh
Perubahan Penggunaan Lahan
Terhadap Debit Banjir di SUB DAS
Kampar Kiri. Skripsi S-1. Program
Studi Teknik Sipil, FT-Universitas
Riau.
Environmental Protection Agency.
2009. Storm Water Management
Model Applications Manual. United
States

Jom FTEKNIK Volume 3 No.2 Oktober 2016 8

Você também pode gostar