Você está na página 1de 8

K ATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat limpahan karuniaNya, penulis dapat
menyelesaikan makalah Sistem Hemetologi & Imunologi yang berjudul ” Askep Anemia Defisiensi
Besi ” tepat pada waktunya.
Penulis juga mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
dalam pengrjaan makalah ini.
Penulis juga menyadari banyak kekurangan yang terdapat pada makalah ini, oleh karena itu
penulis mengharapkan kritik yang membangun agar penulis dapat berbuat lebih banyak di kemudian hari.
Semoga makalah ini berguna bagi penulis pada khususnya dan pembaca pada umumnya.

Jambi,14 Desember 2009

Penulis

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ..................................................................................


LAMPIRAN ................................................................................................ i
KATA PENGANTAR ............................................................................... ii
DAFTAR ISI ............................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ............................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .......................................................................... 2
1.3 Tujuan ............................................................................................ 2
BAB II KONSEP DASAR TEORI
2.1 Pengertian Anemia Defisiensi Besi ................................................ 3
2.2 Etiologi........................................................................................... 4
2.3 Patofisiologi.................................................................................... 4
BAB III PEMBAHASAN KASUS ........................................................... 21
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan ................................................................................... 27
4.2 Saran .............................................................................................. 27
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Anemia adalah suatu istilah yang menunjukkan rendahnya sel darah merah dan kadar hemoglobin
dan hematokrit di bawah normal. Anemia bukan merupakan penyakit, melainkan pencerminan keadaan
suatu penyakit atau gangguan fungsi tubuh. Secara fisiologis anemia terjadi apabila terdapat kekurangan
jumlah hemoglobin untuk mengangkut oksigen ke jaringan.
(Brunner & Suddarth, 2001)
Zat besi merupakan salah satu mikronutrien terpenting kehidupan anak. Kekurangan atau defisiensi
besi yang berat akan menyebabkan anemia atau kurang darah. Di dunia, defisiensi besi terjadi pada 20-
25% bayi. Di Indonesia, ditemukan anemia pada 40,5% balita, 47,2% usia sekolah, 57,1% remaja putri,
dan 50,9% ibu hamil. Penelitian pada 1000 anak sekolah yang dilakukan oleh IDAI di 11 propinsi
menunjukkan anemia sebanyak 20-25%. Jumlah anak yang mengalami defisiensi besi tanpa anemia
tentunya jauh lebih banyak lagi.
Berbagai macam pembagian anemia dalam kehamilan telah dikemukakan oleh para penulis.
Berdasarkan penyelidikan data dari Dep.Kes anemia dalam kehamilan dapat dibagi menjadi:
1. Anemia defisiensi besi
2. Anemia megaloblastik
3. Anemia hipopalstik
4. Anemia hemolitik
Anemia yang langsung berhubungan dengan kehamilan adalah anemia defisiensi besi, yang
merupakan 95% dari anemia pada wanita hamil.
Dalam makalh ini penulis membahas konsep teori anemia defisiensi besi serta asuhan
keperawatannya.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka penulis dat membuat rumusan masalah yaitu sebagai
berikut :
1. Apa Pengertian dari Defisiensi Besi ?
2. Apa Etiologi dari Defisiensi Besi ?
3. Bagaimanakah patofisiologis pada Defisiensi Besi ?

1.3 Tujuan
Tujuan umum penulisan makalah ini adalah sebagai pemenuhan tugas Sistem Hematologi &
Imunologi yang berjudul ” Askep Anemia Defisiensi Besi ”. Tujuan khusus penulisan makalah ini adalah
menjawab pertanyaan yang telah dijabarkan pada rumusan masalah agar penulis ataupun pembaca
tentang konsep skoliosis serta proses keperawatan dan pengkajiannya.

BAB II
KONSEP DASAR TEORI
2.1 Pengertian
Anemia akibat defesiensi besi untuk sisntesis Hb merupakan penyakit darah yang paling sering pada
bayi dan anak. Frekuensinya berkaitan dengan aspek dasar metabolisme besi dan nutrisi tertentu. Tubuh
bayi baru lahir mengandung kira-kira 0,5 g besi, sedangkan dewasa kira-kira 5 g. untuk mengejar
perbedaan itu rata-rata 0,8 mg besi harus direabsorbsi tiap hari selama 15 tahun pertam kehidupan.
Disamping kebutuhan pertumbuhan ini, sejumlah kecil diperlukan untuk menyeimbangkan kehilangan
besi normal oleh pengelupasan sel, karena itu untuk mempertahankan keseimbangan besi positif pada
anak, kira-kira 1 mg besi harus direabsorbsi setiap hari.
Prevalens anemia defisiensi besi (ADB) pada anak masih tinggi.Pada anak sekolah dasar berumur 7-
13 tahun di Jakarta (1999) dari seluruh jenis anemia yang diderita,50% di antaranaya menderita ADB.
ADB memberikan dampak negatif kepada tumbuh-kembang anak.Hal ini disebabkan karena defisiensi
besi selain dapat mengakibatkan komplikasi yang ringan antara lain kelainan kuku (kolonikia),atrofi papil
lidah,glositis dan stomatitis yang dapat sembuh dengan pemberian besi,dapat pula memberikan
komplikasi yang berat misalnya penurunan daya tahan tubuh terhadap infeksi,gangguan prestasi
belajar,atau gangguan mental yang lainnya yang dapat berlangsung lama bahkan menetap.Oleh karena
itu pengobatan terhadap defisiensi besi harus dimulai sedini mungkin.Demikian juga tindakan
pencegahannya
Anemia Defisiensi besi adalah kadar besi dalam tubuh dibawah nilai normal. Pada tahap awal kita
akan menemukan cadangan besi tubuh yang berkurang. Kemudian jika kekurangan berlanjut kadar besi
dalam plasma akan berkurang. Pada akhirnya proses pembentukan hemoglobin akan terganggu dan
menyebabkan anemia defisiensi besi.
Anemia yang disebabkan kekurangan besi untuk sintesa Hemoglobin.
Anemia defisiensi adalah anemia yang disebabkan oleh kekurangan satu atau beberapa bahan yang
diperlukan untuk pamatangan eritrosit.
Anemia defisiensi besi adalah anemia yang disebabkan oleh kurangnya mineral Fe sebagai bahan
yang diperlukan untuk pematangan eritrosit
2.2 Etiologi
Anemia defisiensi besi dapat disebabkan oleh rendahnya masukan zat besi, gangguan absorpsi,
serta kehilangan besi akibat perdarahan menahun :
1. Kehilangan besi akibat perdarahan menahun yang dapat beasal dari :
 Saluran cerna  Akibat dari tukak peptik kanker lambung, kanker kolon, divertikulosis, hemoroid, dan
infeksi cacing tambang
 Saluran genetalia wanita  menoragi atau metroragi
 Saluran kemih  hematuria
 Saluran nafas  hemoptoe
2. Faktor nutrisi  akibat kurangnya jumlah besi total dalam makanan atau kualitas besi yang tidak baik
(makanan banyak mengandung serat, rendah vitamin C, dan rendah daging)
3. Kebutuhan besi meningkat  seperti pada prematuritas anak dalam masa pertumbuhan dan kehamilan
4. Gangguan absorpsi besi  gastrekotomi, kolitis kronis

2.3 Patofisiologi
Perdarahan menahun menyebabkan kehilangan besi sehingga cadangan besi semakin menurun.
Apabila cadangan kosong, maka keadaan ini disebut iron depleted state. Apabila kekurangan besi
berlanjut terus, maka penyediaan besi untuk eritropoesis berkurang. Sehingga menimbulkan gangguan
pada bentuk eritrosit, tetapi anemia secara klinis belum terjadi, keadaan ini disebut iron deficien
erythropoesis. Selanjutnya timbul anemia hipokromik mikrositer, sehingga disebut iron deficiency anemia.
Pada saat ini juga terjadi kekurangan besi pada epitel serta pada beberapa enzim yang dapat
menimbulkan gejala pada kuku epitel mulut dan faring, serta berbagai gejala lainnya
Zat besi (Fe) diperlukan untuk pembuatan heme dan hemoglobin (Hb). Kekurangan Fe
mengakibatkan kekurangan Hb. Walaupun pembuatan eritrosit juga menurun, tiap eritrosit mengandung
Hb lebih sedikit dari pada biasa sehingga timbul anemia hipokromik mikrositik.
1. Jumlah efektif eritrosit berkurang menyebabkan jumlah O2 ke jaringan berkurang
2. Kehilangan darah yang mendadak (> 30%) mengakibatkan pendarahan menimbulkan simtomatologi
sekunder hipovolemi dan hipoksia
3. Tanda dan gejala: gelisah, diaforesis (keringat dingin), takikardi, dyspne, syok
4. Kehilangan darah dalam beberapa waktu (bulan) sampai dengan 50% terdapat kompensasi adalah:
 Peningkatan curah jantung dan pernafasan
 Meningkatkan pelepasan O2 oleh hemoglobin
 Mengembangkan volume plasma dengan menarik cairan dari sela-sela jaringan, redistribusi aliran darah
ke organ vital.
Salah satu tanda yang sering di kaitkan dengan anemia adalah pucat, ini umumnya sering di kaitkan
dengan volume darah, berkurangnya hemoglobin dan vasokontriksi untuk memperbesar pengiriman O2
ke organ-organ vital. Karena faktor-faktor seperti pigmentasi kulit, suhu dan kedalaman serta distribusi
kapiler mempengaruhi warna kulit maka warna kulit bukan merupakan indeks pucat yang dapat
diandalkan. Warna kuku, telapak tangan dan membran mukosa mulut serta konjungtiva dapat digunakan
lebih baik guna menilai kepucatan.

BAB IV
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Anemia defisiensi adalah anemia yang disebabkan oleh kekurangan satu atau beberapa bahan yang
diperlukan untuk pamatangan eritrosit.
Anemia defisiensi besi adalah anemia yang disebabkan oleh kurangnya mineral Fe sebagai bahan
yang diperlukan untuk pematangan eritrosit
Anemia defisiensi besi dapat disebabkan oleh rendahnya masukan zat besi, gangguan absorpsi,
serta kehilangan besi akibat perdarahan menahun :
1. Kehilangan besi akibat perdarahan menahun yang dapat beasal dari :
 Saluran cerna  Akibat dari tukak peptik kanker lambung, kanker kolon, divertikulosis, hemoroid, dan
infeksi cacing tambang
 Saluran genetalia wanita  menoragi atau metroragi
 Saluran kemih  hematuria
 Saluran nafas  hemoptoe
2. Faktor nutrisi  akibat kurangnya jumlah besi total dalam makanan atau kualitas besi yang tidak baik
(makanan banyak mengandung serat, rendah vitamin C, dan rendah daging)
3. Kebutuhan besi meningkat  seperti pada prematuritas anak dalam masa pertumbuhan dan kehamilan
4. Gangguan absorpsi besi  gastrekotomi, kolitis kronis

3.2 Saran
Penulis menyadari masih banyak terdapat kekurangan pada makalah ini. Oleh karena itu, penulis
mengharapkan sekali kritik yang membangun bagi makalah ini, agar penulis dapat berbuat lebih baik lagi
di kemudian hari. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan pembaca
pada umumnya.

DAFTAR PUSTAKA

Carpenito, Lynda Juall.2009. Diagnosis Keperawatan Aplikasi Pada Praktik Klinis Edisi 9. Jakarta : EGC
Doengoes, Mariliynn E. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan, Jakarta : EGC
Hillman RS, Ault KA. Iron Deficiency Anemia. Hematology in Clinical Practice. A Guide to Diagnosis and
Management. New York; McGraw Hill, 1995 : 72-85.
Lanzkowsky P. Iron Deficiency Anemia. Pediatric Hematology and Oncology. Edisi ke-2. New York; Churchill
Livingstone Inc, 1995 : 35-50.
Nathan DG, Oski FA. Iron Deficiency Anemia. Hematology of Infancy and Childhood. Edisi ke-1. Philadelphia;
Saunders, 1974 : 103-25.
Price, Sylvia. 2005. Patofisiologis : Konsep Klinis Proses-proses Penyakit. Jakarta : EGC
http://poetriezhuzter.blogspot.com/2008/11/asuhan-keperawatan-anemia.html
Poso, 5 November 2017

Assalamu’alaikum Wr. Wb

Dengan memohon Rahmat dan Ridho' Allah SWT, kami mengharap kehadiran Bapak / Ibu / Saudara / i pada acara
Tasyakuran kelahiran anak kami yang diberi nama ;

MOH.ABIZAR

Yang Insya Allah akan diselenggarakan pada :

Hari : Minggu

Tanggal : 06 November 2017

Pukul : 12.30 WITA

Tempat : Kediaman Bapak Arifin Jln. P.Mentawai, Poso

Merupakan suatu kehormatan dan kebahagiaan bagi kami apabila Bapak / Ibu / Saudara / i berkenan hadir untuk
bersama-sama memberikan doa keselamatan bagi putra kami.

Atas kehadiran dan do’anya kami haturkan terima kasih.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Hormat kami,

Arifin & Anisah


Sumber : http://www.contohsurat16.com/2016/03/contoh-surat-undangan-syukuran.html#ixzz4xYJmLkad

Você também pode gostar