Você está na página 1de 5

Analisis Proses Line 1 Section 715 (Feed Pump 715G11)

Latar Belakang

Section 715 – Carbonyl Conversion terdiri dari tiga line yang beroperasi secara paralel dan
menerima umpan dari kolom berbeda di Section 714 – Fatty Alcohol Fractionation. Setiap
line memiliki pompa berjenis screw pump yang ditunjukkan pada Tabel 1.

Tabel 1. Feed pump Section 715


Equipment Equipment
Tag Number Tipe
Upstream Downstream
715G11 Allweiler Triple Screw 714E22 715D11
Model: SNH280 SR46 714E17A/B
714E16A/B
714G12
714D03
715G21 Allweiler Triple Screw 714E23 715D21
Model: SNH40 SR46 714G13
714D04
715G31 Allweiler Triple Screw 714E25 715D31
Model: SNH80 SR42 714E15
714G15
714F01
714D06

Dalam operasinya, pompa 715G11 sering mengalami masalah, sementara pompa 715G21 dan
715G31 tidak. Beberapa hal yang diduga dapat menyebabkan masalah tersebut antara lain
adalah fluktuasi tiba-tiba flowrate menuju pompa 715G11 dan viskositas fluida yang diluar
service range pompa 715G11. Oleh karena dilakukan itu analisis proses terkait pompa 715G11
untuk menentukan masalahnya.

Analisis Proses

Pompa 715G11 adalah pompa berjenis screw pump merk Allweiler dengan spesifikasi desain
yang ditunjukan di Tabel 2.

Tabel 2. Spesifikasi pompa 715G11


Parameter Value
Fluid Fatty Alcohol
Temperature 100oC
Pumping Capacity 479,7 l/min
Delivery Head 27,3 bar
Viscosity 3,5 mm2/s (cSt)
Efficiency 75,4%
NPSHR 4 m-water
Pumping Speed 2900 rpm
Absorbed Power 28,9 kW

Pompa 715G11 berada pada line 1 yang berfungsi untuk mengalirkan fatty alcohol (C12 &
C14) dari kolom 714D03 ke reaktor 715D11. Gambar 1 menunjukan aliran line 1. Sebelum
masuk ke inlet pompa 715G11, fatty alcohol dari kolom 714D03 didinginkan di heat
exchanger 714E16A/B, 714E17A/B, dan 714E22.
From 714D03

To 715G11

Gambar 1. Aliran kolom 714D03 ke reaktor 715D11 (Line 1)


Pada heat exchanger 714E16A/B, fatty alcohol dari kolom 714D03 (selanjutnya disebut
fraction 2) didinginkan menggunakan drier/degasser cycle. Selanjutnya fraction 2 didinginkan
di heat exchanger 714E17A/B menggunakan umpan crude fatty alcohol. Terakhir, fraction 2
didinginkan menggunakan WCT di 714E22. Temperatur fraction 2 di outlet HE 714E22
dikontrol oleh valve TV20127 yang mengatur laju alir by-pass HE 714E22.
Kelemahan dari sistem ini adalah jika temperatur fraction 2 telah dibawah set point setelah
pendinginan di 714E16A/B dan 714E17A/B, temperatur fraction 2 tidak dapat ditingkatkan
untuk mencapai set point. Hal ini mungkin terjadi jika laju alir feed crude fatty alcohol
meningkat tiba-tiba.
Berdasarkan simulasi menggunakan Aspen HYSYS V8.8, temperatur sangat memengaruhi
viskositas fatty alcohol seperti yang ditunjukan pada Gambar 2. Simulasi dilakukan dengan
menggunakan rasio mol fatty alcohol C12:C14 sebesar 73:27 (tipikal hasil analisis QA untuk
fraction 2).

3,5 mm2/s

Gambar 2. Viskositas fatty alcohol terhadap temperatur


Pompa 715G11 didesain untuk fluida dengan viskositas kinematik sebesar 3,5 mm2/s. Fluida
dengan viskositas yang lebih besar mungkin dapat mengganggu operasi pompa 715G11.
Berdasarkan Gambar 2, fraction 2 baru memiliki viskositas di bawah 3,5 mm2/s jika
temperaturnya diatas 84,5oC. Namun pada operasinya terkadang pompa beroperasi pada
temperatur di bawah 84,5oC seperti yang ditunjukkan oleh lingkaran merah pada Gambar 3.

FLOW
with T=50-80oC

NO FLOW
NO FLOW

Gambar 3. Kondisi operasi Line 1 (November 2017 – Januari 2018)


Berbeda dengan line 1, pompa 715G21 di line 2 menerima fatty alcohol (side fraction 3) yang
temperaturnya lebih stabil karena hanya didinginkan oleh 714E23 yang temperaturnya
dikontrol oleh valve TV20428 untuk mengatur by-pass seperti yang ditunjukan pada Gambar
4. From 714D04

To 715G21

Gambar 4. Aliran kolom 714D04 ke reaktor 715D21 (Line 2)

Gambar 5. Kondisi operasi Line 2 November 2017 – Januari 2018


Kesimpulan
Dari paparan di atas dapat ditarik beberapa kesimpulan, yaitu:
1. Temperatur sangat memengaruhi viskositas fatty alcohol. Pompa dirancang untuk
mengalirkan fluida dengan viskositas 3,5 mm2/s dan berdasarkan simulasi temperatur
fatty alcohol harus diatas 84,5oC agar viskositas dibawah 3,5 mm2/s. Namun perlu
dipelajari lebih lanjut dan diperlukan data tambahan pada viskositas berapa pompa tidak
dapat bekerja.
2. Penurunan temperatur fatty alcohol ke 715G11 dapat disebabkan oleh peningkatan feed
crude fatty alcohol ke Section 714. Namun perlu dipastikan lagi kemungkinan lainnya
yang mengakibatkan penurunan temperatur.
3. Bacaan speed pompa 715G11 (dan pompa paralel lainnya - 715G21 & 715G31) di DCS
error sehingga datanya tidak dapat diperoleh dan dibandingkan dengan flowrate atau
temperatur.

Você também pode gostar