Olahraga aerobik seperti jogging, berenang, dan bersepeda secara teratur dapat menurunkan kadar gula darah penderita diabetes melitus tipe 2 dengan meningkatkan sensitivitas insulin dan mengubah tipe serat otot. Olahraga ini juga dapat mengurangi risiko komplikasi diabetes seperti neuropati perifer dan jatuhnya penderita.
Olahraga aerobik seperti jogging, berenang, dan bersepeda secara teratur dapat menurunkan kadar gula darah penderita diabetes melitus tipe 2 dengan meningkatkan sensitivitas insulin dan mengubah tipe serat otot. Olahraga ini juga dapat mengurangi risiko komplikasi diabetes seperti neuropati perifer dan jatuhnya penderita.
Olahraga aerobik seperti jogging, berenang, dan bersepeda secara teratur dapat menurunkan kadar gula darah penderita diabetes melitus tipe 2 dengan meningkatkan sensitivitas insulin dan mengubah tipe serat otot. Olahraga ini juga dapat mengurangi risiko komplikasi diabetes seperti neuropati perifer dan jatuhnya penderita.
Pengaruh Aktivitas Fisik Pada Penderita Diabetes Melitus
Aktivitas fisik dan penurunan berat badan berperan cukup signifikan
dalam menurunkan reskio diabetes pada orang tua, penderita obesitas, maupun resistensi insulin pada Diabetes Melitus tipe II (DM tipe II). Aktivitas fisik, terutama olahraga aerobik akan memperbanyak kapilarisasi pada otot lurik sehingga dapat meningkatkan sensitivitas insulin untuk mengaktifkan sintesis glikogen.1,2 Dalam sebuah studi yang dilakukan oleh Jan-Willem van Dijk et al, didapatkan hasil bahwa olahraga terbaik untuk menurunkan kadar gula darah pada pasien diabetes melitus adalah olahraga aerobik dengan intensitas sedang selama 30 hingga 60 menit.3 Adapun berbagai kegiatan olahraga yang disarankan adalah jogging, berenang, senam kelompok dan bersepeda. Olahraga jenis ini tepat dilakukan pada penderita DM karena menggunakan semua otot – otot besar, pernapasan dan jantung.4 Pada senam aerobik misalnya, dari variasi gerakan - gerakan yang banyak terutama gerakan dasar pada kaki dan jalan dapat memenuhi kriteria CRIPE (continous, rhythmical, interval, progresif dan endurance) sehingga sesuai dengan tahapan kegiatan yang harus dilakukan.1 Disamping itu, senam aerobik yang dilakukan secara berkelompok akan memberi rasa senang pada anggota dan juga dapat memotivasi anggota yang lain untuk terus melakukan olah raga secara kontinue dan teratur.5 Pada orang yang melakukan olahraga aerobik secara regular, akan terjadi perubahan dari tipe serabut otot, dimana yang awalnya merupakan serabut otot tipe I (slow twitch) yang memiliki kapasitas glikolitik yang rendah menjadi serabut otot tipe IIa (fast twitch a) yang memiliki kapasitas glikolitik yang tinggi atau menjadi serabut otot tipe IIb (fast twitch b) yang memiliki kapasitas glikolitik yang sangat tingggi.6 Dengan adanya perubahan tipe serabut otot tersebut, jumlah dari reseptor insulin di otot akan meningkat. Selain itu, juga akan terjadi peningkatan konsentrasi dari GLUT-4 (Glucose Transporter type 4) sehingga akan meningkatkan mekanisme pengangkutan glukosa ke dalam otot.7 Dengan demikian, kadar glukosa dalam darah akan menurun ketika seseorang selesai melakukan olahraga aerobik dan peningkatan sensitivitas insulin dapat bertahan selama 24 hingga 72 jam.7 Saat ini di Indonesia telah mulai diselenggarakan senam diabetes di puskesmas – puskesmas. Senam diabetes merupakan modalitas kedua pada pengobatan diabetes mellitus. Senam diabetes dapat menurunkan kadar glukosa darah karena dengan melakukan senam, akan membakar kalori dan mengurangi lemak didalam tubuh sehingga meningkatkan kemampuan metabolisme sel dalam menyerap dan menyimpan glukosa. 8 Selain dapat menurunkan kadar gula darah, ternyata senam diabetes juga dapat meringankan neuropati perifer dari penderita diabetes. Sebuah studi yang dilakukan oleh Dixit et al menyimpulkan bahwa dengan melakukan senam diabetes selama 8 minggu, dimana frekuensi latihan dalam satu minggu adalah tiga kali, dapat meningkatkan konduktivitas saraf yang signifikan.9 Disamping dapat menurunkan kadar gula darah dan meringankan neuropati perifer, senam diabetes juga dapat membakar lemak sehingga dapat mengontrol penurunan berat badan seseorang sehingga penderita diabetes tersebut dapat terhindar dari komplikasi – komplikasi lain seperti obesitas, dislipidemia, hipertensi, Penyakit Jantung Koroner (PJK), dan lain-lain.8 Olahraga aerobik secara rutin pada penderita diabetes melitus yang berusia lanjut juga dapat memperbaiki postur tubuh dan meningkatkan kestabilan ketika berdiri maupun berjalan. Hal ini akan menurunkan resiko penderita tersebut untuk terjatuh akibat ketidakseimbangan yang dialaminya.10 Diharapkan pada masa mendatang, olahraga aerobik bukan hanya menjadi modalitas kedua dalam penatalaksanaan diabetes, karena olahraga aerobik telah terbukti memiliki berbagai keungulan – keungulan, seperti dapat menurunkan kadar gula darah, meningkatkan sensitivitas insulin, meringankan neuropati perifer, hingga dapat mencegah komplikasi – komplikasi yang mungkin akan terjadi pada penderita diabetes melitus. 1. Ryan AS, Katzel LI, Prior SJ, McLenithan JC, Goldberg AP, Ortmeyer HK. Aerobic exercise plus weight loss improves insulin sensitivity and increases skeletal muscle glycogen synthase activity in older men. The Journals of Gerontology Series A: Biological Sciences and Medical Sciences. 2014 Jul 1;69(7):790-8. 2. Prior SJ, Blumenthal JB, Katzel LI, Goldberg AP, Ryan AS. Increased skeletal muscle capillarization after aerobic exercise training and weight loss improves insulin sensitivity in adults with IGT. Diabetes Care. 2014 May 1;37(5):1469-75. 3. Van Dijk JW, Venema M, Van Mechelen W, Stehouwer CD, Hartgens F, Van Loon LJ. Effect of moderate-intensity exercise versus activities of daily living on 24-hour blood glucose homeostasis in male patients with type 2 diabetes. Diabetes Care. 2013 Nov 1;36(11):3448-53. 4. Fatimah RN. Diabetes melitus tipe 2. J Majority. 2015 Jan 26;4(5):93-101. 5. Indriyani P, Supriyatno H, Santoso A. Pengaruh latihan fisik; senam aerobik terhadap penurunan kadar gula darah pada penderita DM tipe 2 di wilayah puskesmas Bukateja Purbalingga. Nurse Media Journal of Nursing. 2010 Dec 22;1(2). 6. Aggarwala J, Sharma S, Saroochi AJ, Sarkar A. Effects of aerobic exercise on blood glucose levels and lipid profile in Diabetes Mellitus type 2 subjects. 7. Adams OP. The impact of brief high-intensity exercise on blood glucose levels. Diabetes Metab Syndr Obes. 2013;6:113-22. 8. Wijayanti L. Pengaruh Senam Terhadap Penurunan Kadar Gula Darah pada Penderita DM Tipe 2 di Puskesmas Pakis Surabaya. Journal of Health Sciences. 2013;6(1). 9. Dixit S, Maiya AG, Shastry BA. Effect of aerobic exercise on peripheral nerve functions of population with diabetic peripheral neuropathy in type 2 diabetes: a single blind, parallel group randomized controlled trial. Journal of Diabetes and its Complications. 2014 Jun 30;28(3):332-9. 10. Morrison S, Colberg SR, Parson HK, Vinik AI. Exercise improves gait, reaction time and postural stability in older adults with type 2 diabetes and neuropathy. Journal of Diabetes and its Complications. 2014 Oct 31;28(5):715-22.