Você está na página 1de 14

MAKALAH AGAMA

Taat Hukum Tuhan dan Fungsi Profetik Agama dalam Hukum

Disusun oleh Kelompok 5 :

Aji Bayu Priolasmono


Badria Tirta Rahman
Dicky Putra Utama
Euis Rosliana
Iwan Setiawan
Rizki Trisna Maulana
Wardiman Jayadi

Tingkat IB

Dosen Pembimbing:
Bapak H. Rojabudin

PROGRAM D-III KEP.KONSENTRASI ANESTESI DAN


KEGAWAT DARURATAN MEDIK (STIKes) BHAKTI
KENCANA BANDUNG
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat,
Inayah, Taufik dan Hinayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah
ini yang berjudul “Taat Hukum Tuhan dan Fungsi Profetik Agama dalam Hukum“
dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat
dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca dalam
menuntut ilmu.
Harapan kami semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, sehingga kami dapat memperbaiki bentuk maupun isi
makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik. Karena keterbatasan pengetahuan
maupun pengalaman kami, Kami yakin masih banyak kekurangan dalam makalah ini, Oleh
karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca
demi kesempurnaan makalah ini.

Bandung, 10 Oktober 2015

Kelompok 5
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pada dasarnya manusia meskipun berbeda jenis, suku bangsa dan ras, di hadapan Allah
dan muka hakim semuanya sama. Sebagai orang Islam yang taat, kita tidak hanya
menerapkan syariat agama pada kehidupan sehari-hari kita, tapi kita juga harus mengetahui,
mencermati, dan menerapkan agama di dalam lingkup hukum.
Dalam kesempatan ini, kami menulis makalah ini dengan alasan agar para pembaca dapat
mengenal lebih dalam apa itu hukum Islam.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, rumusan masalahnya adalah sebagai
berikut:

1. Bagaimana menumbuhkembangkan kesadaran untuk taat hukum?


2. Bagaimana peran agama dalam perumusan dan penegakkan hukum yang adil?

C. Tujuan Masalah
Berdasarkan rumusan masalah diatas, tujuan yang ingin dicapai adalah:

1. mengetahui bagaimana cara menumbuhkembangkan kesadaran untuk taat pada


hukum.
2. mengetahui pengertian dan maksud dari hukum Islam tersebut.
3. mengidentifikasi hubungan antara hukum Allah serta fungsi dalam kehidupan sehari-
hari.
4. mengidentifikasi peran agama dalam perumusan hukum.
5. Mempelajari cara agama mengajarkan keadilan dan fungsi profetik agama dalam
hukum.
BAB II
PENJELASAN

A. Menumbuhkembangkan Kesadaran Untuk Taat Hukum


1. Pengertian Hukum Islam, Ruang Lingkup, dan Tujuan Bagi Manusia
a. Pengertian taat hukum

 Umum:
- Patuh terhadap perundang-undangan, ketetapan dari pemerintah, pemimpin yang
dianggap berlaku untuk oleh orang banyak
- Mematuhi peraturan perundang-undangan untuk menciptakan kehidupan berbangsa,
bernegara dan bermasyarakat yang berkeadilan.
 Islam:
Melaksanakan perintah dan meninggalkan larangan yang telah ditetapkan oleh Al-Qur’an
Hadits serta Ijima’ ulama dengan sabar dan ikhlas.

- Menurut ahli ushul fiqih, hukum Islam adalah ketentuan Allah yang berkaitan dengan
perbuatan yang mukallaf yang mengandung suatu tuntunan, pilihan atau yang
menjadikan sesuatu sebab, syarat, atau penghalang bagi adanya sesuatu yang lain.
- Menurut ahli fiqih, hukum syari’i (Islam) adalah akibat yang timbul dari perbuatan
orang yang mendapat beban Allah SWT., dan ini dibagi menjadi 2 bagian:
1. Hukum Taklifi

Hukum Taklifi adalah ketentuan Allah yang mengandung ketentuan untuk


dikerjakan oleh mukallaf atau ditinggalkannya atau yang mengandung pilihan antara
dikerjakan dan ditinggalkan. Hukum Taklifi dibagi menjadi 5 macam:

1) Ijab, adalah ketentuan Allah yang menuntut untuk dilakukan suatu perbuatan dengan
tuntutan pasti, disebut wajib.
2) Nadb, adalah ketetntuan Allah yang menuntut agar dilakukan suatu perbuatan dengan
tuntutan yang tidak harus dikerjakan. Sedangkan kerjaan yang dikerjakan secara sukarela
disebut sunah.
3) Tahrim, adalah ketentuan Allah yang menuntut untuk ditinggalkan suatu perbuatan dengan
tuntutan tegas. Perbuatan yang dituntut untuk ditinggalkan disebut haram.
4) Karahah, adalah ketentuan untuk meninggalkan suatu perbuatan dengan tidak tegas untuk
ditinggalkannya, sedangkan perbuatan yang dituntut untuk ditinggalkannya disebut makruh.
5) Ibahah, adalah ketentuan Allah yang mengandung hak pilihan orang mukallaf antara
mengerjakan dan meninggalkannya. Pekerjaan yang diperkenankan untuk dikerjakan dan
ditinggalkan disebut mubah
2. Hukum Wad’I

Hukum Wad’i adalah ketentuan Allah yang mengandung pengertian bahwa terjadinya
sesuatu itu sebab, syarat, atau penghalang sesuatu. Misalnya:
- Sebab sesuatu, menjalankan sholat menjadi sebab kewajiban wudhu
- Syarat sesuatu, kesanggupan mengadakan perjalanan ke Baitullah menjadi syarat wajibnya
menunaikan haji
Kesimpulannya, hukum Islam adalah hukum yang ditetapkan oleh Allah melalui
wahyu-Nya yang kini terdapat dalam Al-Qur’an dan dipertegas oleh Nabi Muhammad
melalui sunah-Nya yang kini terhimpun dengan baik dalam hadist.
Tujuan hukum Islam secara umum adalah untuk mencegah kerusakan pada manusia
dan mendatangkan maslahah bagi mereka, mengarahkan kepada kebenaran untuk mencapai
kebahagiaan hidup dunia dan akhirat, dengan perantara segala yang bermanfaat serta
menolak yang medarat atau tidak berguna bagi kehidupan manusia.
Menurut Abu Ishaq al-Shatibi, tujuan hukum Islam adalah sebagai berikut:
1. Memelihara aspek agama (hifzul din)
Artinya menjaga agama dengan pemahaman dan perilakuyang toleran (tasamuh), karena
hidup di negara majemuk
2. Memelihara aspek jiwa manusia dan humanisme (hifzul al nafis)
Artinya menjaga jiwa manusia tentang hak-hak asasi dan penyebarannya dalam hukum
pidana, tata negara, politik, serta hak warga masyarakat untuk mendapatkan pendidikan,
pekerjaan, hidup layak, keamanan, dan kedamaian
3. Memelihara aspek akal (hifzal aql)
Artinya menjaga akal sebagai anugerah Allah yang harus dijaga dan dikembangkan serta
dilindungi, karena dengan akal manusia dapat meraih kemajuan
4. Memelihara aspek harta (hifzal irz)
Artinya menjaga harta dan memacu untuk maju supaya memiliki mental kuat dengan mau
bekerja keras, supaya tidak miskin karena kemiskinan merupakan kesengsaraan dalam hidup
5. Memelihara aspek keluarga (hifzal nasl)
Artinya menjaga keturunan yang baik, agar tidak menjadi keluarga lemah dalam segala hal,
baik ekonomi, iman, pendidikan, dan fisik.

2. Hukum Islam dan Fungsinya


Di dalam ajaran agama islam terdapat hukum atau aturan yang harus dipatuhi oleh
setiap umat karena sumbernya berasal dari Al-Qur'an dan Hadist.
Hukum islam (syara‘i) terdiri atas lima komponen yaitu :

1) Wajib ; Wajib adalah suatu perkara yang harus dilakukan oleh pemeluk agama islam yang
telah dewasa dan waras (mukallaf), di mana jika dikerjakan mendapat pahala dan apabila
ditinggalkan akan mendapat dosa. Misal: Sholat fardu, Puasa Bulan Ramadhan, dll
2) Sunnah; Sunnat adalah suatu perkara yang bila dilakukan umat islam akan mendapat pahala
dan jika tidak dilaksanakan tidak berdosa. Misal; Sholat Dhuha, Tahjjud, dll
3) Haram; Haram adalah suatu perkara yang mana tidak boleh sama sekali dilakukan oleh umat
muslim di mana pun mereka berada karena jika dilakukan akan mendapat dosa dan siksa di
neraka kelak. Misal; Membunuh, Durhaka kepada Ortu, dll
4) Makruh; Makruh adalah suatu perkara yang dianjurkan untuk tidak dilakukan akan tetapi
jika dilakukan tidak berdosa dan jika ditinggalkan akan mendapat pahala dari Allah SWT.
Misal: Merokok, Lalai, dll
5) Mubah; Mubah adalah suatu perkara yang jika dikerjakan seorang muslim mukallaf tidak
akan mendapat dosa dan tidak mendapat pahala. Misal: Makan dan Minum, Melamum, dll

 Fungsi hukum Islam


Fungsi utama hukum Islam adalah untuk beribadah kepada Allah SWT. Hukum Islam
adalah ajaran Allah yang harus dipatuhi umat manusia, dan kepatuhannya merupakan ibadah
yang sekaligus juga merupakan indikasi keimanan seseorang.
Adapun Yang diatur dalam hukum Islam bukan hanya hubungan manusia dengan Tuhan,
tetapi juga hubungan antara manusia dengan dirinya sendiri, manusia dengan manusia lain
dalam masyarakat, manusia dengan benda, dan antara manusia dengan lingkungan hidupnya
3. Pembagian Syariat Islam
 I’TIQODIYAH, hukum atau peraturan yang berkaitan dengan dasar-dasar keyakinan
agama Islam, yang tidak boleh diragukan dan harus benar-benar iman kita. Sebagai
contoh, peraturan yang berhubungan dengan esensi dan Sifat Allah Yang Mahakuasa.
 ‘AMALIYAH;
 Ilmu moral, yaitu aturan-aturan yang berkaitan dengan pendidikan dan peningkatan
jiwa. Sebagai contoh, semua aturan yang mengarah pada perlindungan keutamaan dan
mencegah kejahatan, keburukan, sama seperti kita harus berbuat benar, harus
memenuhi janji, dapat dipercaya, dan dilarang berbohong dan pengkhianatan.
 Ilmu Fiqh, yaitu peraturan yang mengatur hubungan manusia dengan Tuhan dan
hubungan manusia satu sama lain. Ilmu fiqh berisi dua bagian: pertama, ritual
menjelaskan hukum-hukum hubungan manusia dengan Tuhannya. Dan ibadah tidak sah
(tidak diterima) kecuali disertai dengan niat. Contoh ibadah seperti shalat, zakat, puasa,
dan haji

4. Tujuan Syariat Islam dan Penerapannya


a. Memelihara Agama
b. Memelihara Jiwa
c. Memelihara Akal (hadits Rasulullah Saw menyatakan, “Agama adalah akal,
siapa yang tiada berakal (menggunakan akal), maka tiadalah agama
baginya”)
d. Memelihara Kehormatan
e. Memelihara Harta

5. Hubungan Manusia dengan Hukum Allah serta Fungsinya dalam Kehidupan

Dalam ajaran Islam, umat Islam wajib mentaati hukum yang ditetapkan Allah, karena
orang yang mendapat beban itu adalah mukallaf, baik berupa tuntutan, pilihan, maupun
larangan.
Oleh karena itu, bila seseorang telah mengamalkan semua titah Allah, baik berupa
tuntutan (wajib dan sunah) larangan (haram atau makruh) maupun pilihan (mubah), maka
orang tersebut akan menolak perbuatan zalim terhadap sesama manusia maupun sesama
makhluk hidup.
Ruang lingkup yang diurusi hukum Islam menurut pendapat Zahabi meliputi beberapa
aspek, diantaranya:

- Hukum i’tiqadiyah, yaitu sesuatu yang berkenaan dengan akidahdan keyakinan seperti
rukun iman yang enam;
- Hukum alamiyah, yaitu sesuatu yang berkenaan dengan ibadah, seperti sholat, puasa, zakat
dan haji;
- Muamalah, seperti jual beli, perkawinan, waris, pencurian, dan sebagainya.
Menurut Al-Qur’an, setiap muslim wajib mentaati serta mengikuti kemauan atau kehendak
Allah, kehendak Rosul dan kehendak Ulil amri, yaitu orang yang mempunyai kekuasaan
atau penguasa.

Aturan hukum Islam itu berlaku berangsur-angsur sesuai situasi kondisi dan keadaan
masyarakat waktu itu, baik dalam rangka perintah meninggalkan adat kebiasaan banyak
yang lampau dan kemampuan untuk menggantikan hukumnya dengan hukum baru yang
lebih kondusif.
Fungsi hukum Islam dalam kehidupan bermasyarakat sebenarnya cukup banyak, namun
dalam pembahasan ini dikemukakan peranan utamanya saja, yaitu:

1. Ibadah, fungsi paling utama hukum Islam adalah beribadah kepada Allah swt.,
karena manusia sebagai makhluk ciptaan-Nya
2. Fungsi amar makruf nahi munkar yaitu menyuruh berbuat baik dan melarang berbuat
jahat
3. Fungsi zawajir, fungsi ini terlihat dalam pengharaman membunuh dan berzina, yang
disertai dengan ancaman hukuman atau sansi hukum
4. Fungsi tanzim wal islah al-ummah, yaitu hukum Islam sebagai sarana untuk
mengatur sebaik mungkin dan memperlancar proses interaksi sosial sehingga
terwujud masyarakat yang harmonis, aman, dan sejahtera bahagia.

B. Peran Agama dalam Perumusan Hukum


Pada dasarnya manusia adalah makhluk yang bebas dan merdeka, karena ingin
memperkuat kedudukan pribadinya untuk memenuhi keinginan dan kegemarannya, mereka
tidak sanggup menghadapi tantangan alam untuk menyatukan diri dengan saudara sesama
manusia dan menyatakan usahanya dengan orang lain. Untuk mengatasi itu tidak ada cara
lain.
Ada 3 program yang harus dicermati dan difahami, yaitu:

1. Terwujudnya masyrakat yang agamis, berperadaban luhur, berbasis hati nurani yang
diilhami dan disinari firman ajaran agama Allah.
2. Terhindarnya perilaku radikal , ekstrim, tidak toleran, dan eksklusif dalam kehidupan
beragama.
3. Terbinanaya masyarakat yang dapat menghayati, mengamalkan ajaran-ajaran agama dengan
sebenarnya, mengutamakan persamaan, menghargai HAM dan menghormati perbedaan
melalui internalisasi ajaran agama

Aspek kehidupan sosial keadaanya selalu berubah-ubah mengikuti perubahan waktu,


tempat, keadaan, maka syariat atau hukum yang merupakan salah satu aspek sosial dengan
sendirinya antara kehidupan sosial dengan hukum mempunyai aspek yang saling
mempengaruhi, maka kita akan mendapatkan sebab perbedaan diantara berbagai hukum
karena perbedaan waktu dan tempat dan adanya bermacam-macam hukum yang diwarnai
oleh faktor kebangsaan dan faktor khusus dan sifatnya tradisional
Pada masa Umar bin Khatab terjadi kemarau panjang, sehingga peternakan tidak
berkembang dan panen tidak berhasil. Lalu Ia mengeluarkan dua macam keputusan
(kebijakan hukum Islam) yang penting, yaitu:

a. Mengundurkan pemungutan zakat binatang ternak hingga masa kekeringan berakhir


dan binatang ternak berkembang kembali;
b. Menghentikan hukuman potong tangan bagi pencuri ketika itu, Umar r.a.
berkata,”janganlah kamu potong tangan pada setangkai buah (al-izq, kurma) dan
jangan pula pada tahun kekeringan atau kelaparan (am sanatain).

C. Penegakan Hukum yang Adil


1. Agama Mengajarkan Keadilan
Syariat islam menyamaraatakan antara sesama umat islam dan antara mereka dengan
yang lainnya berdasarkan prinsip keadilan dan persamaan yang ditetapkan dalam al-quran.
Persamaan hak dimuka hukum merupakan salah satu prinsip utama syariaat islam,
baik yang menyangkut soal ibadah dalam arti khusus, seperti hubungan antara makhluk
dengan khaliqnya maupun soal ibadah dalam arti luas, seperti hubungan muamalah antara
sesama umat manusia, sedangkan syariat islam mengakui dan menegakkan prinsip
kesamman hak persamman dimuka hukum untuk semua manusia. Tiga perkara yang harus
ditinggalkan:

1) melarang berbuat keji


2) melarang berbuat munkar
3) melarang permusuhan

Oleh karena itu, Allah akan membalas kepada hakim yang konsekuen dalam
mengadili suatu perkara, yaitu seorang hakim yang berpegang teguh pada keadilan dan
kebenaran dalam memutuskan hukum suatu perkara, ditempatkan di mimbar cahaya yang
menggambarkan betapa mulianya orang yang bisa bertugas seadil-adilnya tanpa terpengaruh
bujukan atau rayuan yang menggiurkan.

2. Fungsi Profetik Agama dalam Hukum


1. Pengertian Profetik Agama

Profetik berasal dari bahasa inggris prophetical yang mempunyai makna Kenabian atau sifat yang ada
dalam diri seorang nabi. Yaitu sifat nabi yang mempunyai ciri sebagai manusia yang ideal secara spiritual-
individual, tetapi juga menjadi pelopor perubahan, membimbing masyarakat ke arah perbaikan dan
melakukan perjuangan tanpa henti melawan penindasan.
Didalam sejarah, Nabi Ibrahim melawan Raja Namrud, Nabi Musa melawan Fir’aun, Nabi
Muhammad yang membimbing kaum miskin dan budak belia melawan setiap penindasan dan
ketidakadilan. Dan mempunyai tujuan untuk menuju kearah pembebasan.
Menurut Ali Syari’ati dalam Hilmy (2008:179) para nabi tidak hanya mengajarkan dzikir dan do’a
tetapi mereka juga datang dengan suatu ideologi pembebasan.

2. Fungsi Profetik Agama dalam Hukum

Fungsi profetik agama adalah bahwa agama sebagai sarana menuju kebahagiaan juga memuat
peraturan-peraturan yang mengkondisikan terbentuknya batin manusia yang baik, yang berkualitas, yaitu
manusia yang bermoral (agama sebagai sumber moral). Kearifan yang menjiwai langkah hukum dengan
memberikan sanksi hukum secara bertahap sehingga membuat orang bias memperbaiki kesalahan
(bertaubat kepada Tuhan) Fungsi Profetik Agama:
1. Dalam Mengatasi Krisis Kebudayaan dan Kemanusiaan:.
 Menjelaskan dan mengubah fenomena-fenomena sosial masyarakat yang salah atau kurang baik
seperti :
 Dalam Deideologisasi yang tidak sehat dan merugikan tatanan masyarakat (Politik atau paham yang
tidak sehat)
 Dalam keamanan dan kebebasan yang nyaris menabrak rambu-rambu hukum dan norma serta nilai
yang ada
 Dalam Reduksionisme (penurunan kwalitas ilmu pengetahuan) Ijazah ilegal dan aspal
 Dalam Materialisme (kebendaan), pamer, glamour, poya-poya dan lain sebagainya
 Dalam Ekologi (lingkungan) ketidakseimbangan kehidupan dalam masyarakat (Imbalance), baik
materi dan non materi, baik lahir maupun bathin
 Dalam Kultural (kebudayaan, peradaban) seperti Globalisasi (Endsof Pluralisme)
Intinya :
1) Dalam berpolitik, seperti : Enthnocenterisme = Pemerintahan ditangan satu orang
2) Dalam Materialisme, seperti : Ekonomi kapitalisme
3) Dalam Ekologi, seperti : Materialisme, Sekularisme (pemisahan antara pendidikan umum dan
pendidikan moral, memisahkan pemerintahan Negara dengan Agama). Agama terasing dari persoalan
kehidupan manusia
4) Dalam Reduksionisme, seperti : Penurunan nilai, akhlak, kebenaran, kwalitas ilmu pengetahuan
5) Dalam Kultural atau Budaya, seperti : Hedonisme (hanya memburu dan mengejar kesenangan dunia)

2. Dalam mengatasi atau merevitalisasi keberagaman dalam menjalankan agama dengan


back to qur’an and sunnah
 Menjadikan Al-Qur’an dan sunnah sebagai:
 Sumber dan paying hokum dalam memahami dan mengamalkan ajaran islam
 Sumber rujukan dalam menyelesaikan dan memutuskan suatu hukum
Al-Qur’an merupakan kitab suci terakhir yang diturunkan sebagai petunjuk abadi
untuk kebahagiaan manusia sepanjang masa, dan terkandung ajaran yang mengatur semua
totalitas kehidupannya.
Al-Qur’an sebagai hidayah dan universal sifatnya, serta menetapkan hukum suatu
masalah, maka senantiasa memperhatikan kondisi sosial yang berkembang ditengah
masyarakat.
Al-Qur’an hanya berbicara dalam konteks global, dan penganutnya mengembangkan
sesuai dengan kebutuhan masing-masing.
Dalam hal ini, agama yang berfungsi dan berperan untuk menyelamatkan umat
manusia dalam Al-Qur’an juga tidak mengenal sistem kelas dan status sosial, maka yang
taat pada hukum dan agama serta taqwa kepada Allah itulah yang paling mulia dan baik di
hadapan-Nya.
Upaya yang harus dilakukan dalam rangka untuk menegakkan hukum Islam dalam
praktik bermasyarakat dan bernegara memang harus melalui proses terutama di negara yang
mayoritas penduduknya muslim, namun bukan negara Islam, kebebasan mengeluarkan
pendapat untuk memikirkan pengembangan pemikiran hukum Islam harus direalisasikan.
Tugas generasi muda ialah merealisasikan hukum Islam, meskipun diperluas proses,
waktu, pemikiran, dan sumbang saran sesuai petunjuk Allah dalam Al-Qur’an.
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
Rosyadi Khoiron, “Pendidikan Profetik”, Pustaka Pelajar, Cet. I, 2004, Yogyakarta
Shofan Mohammad “Pendidikan Berparadigma Profetik (Upaya Konstruktif Membongkar
Dikotomi Sistem Pendidikan Islam)”, IRCiSoD bekerjasama dengan UMG Press, Cet. I ,
2004, Yogyakarta
Kuntowijoyo (Alm), “Muslim Tanpa Masjid”, Bandung: Mizan, 2001
Banawi Imam, “Segi-segi Pendidikan Islam”, Al-Ikhlas, 1987, Surabaya
http://uliyasiwi.wordpress.com/2011/10/11/makalah-pendidikan-agama-islam-2/
http://www.scribd.com/doc/111360836/Fungsi-Profetik-Agama-Dalam-Hukum

Você também pode gostar

  • LK Thypoid Anak
    LK Thypoid Anak
    Documento18 páginas
    LK Thypoid Anak
    Indah novita Sari
    Ainda não há avaliações
  • KONSEP DISINFEKSI & STERILISASI
    KONSEP DISINFEKSI & STERILISASI
    Documento62 páginas
    KONSEP DISINFEKSI & STERILISASI
    Indah novita Sari
    Ainda não há avaliações
  • LK Hil
    LK Hil
    Documento20 páginas
    LK Hil
    Indah novita Sari
    Ainda não há avaliações
  • LP Thypoid Anak
    LP Thypoid Anak
    Documento17 páginas
    LP Thypoid Anak
    Indah novita Sari
    Ainda não há avaliações
  • LP Decom Jadi
    LP Decom Jadi
    Documento20 páginas
    LP Decom Jadi
    Indah novita Sari
    Ainda não há avaliações
  • Nutrisi Pada Dewasa Dan Lansia
    Nutrisi Pada Dewasa Dan Lansia
    Documento12 páginas
    Nutrisi Pada Dewasa Dan Lansia
    Indah novita Sari
    Ainda não há avaliações
  • LK Hil
    LK Hil
    Documento20 páginas
    LK Hil
    Indah novita Sari
    Ainda não há avaliações
  • MAKANAN UNTUK IBU NIFAS
    MAKANAN UNTUK IBU NIFAS
    Documento50 páginas
    MAKANAN UNTUK IBU NIFAS
    Indah novita Sari
    Ainda não há avaliações
  • Bab Viii
    Bab Viii
    Documento73 páginas
    Bab Viii
    Indah novita Sari
    Ainda não há avaliações
  • LP Thypoid
    LP Thypoid
    Documento14 páginas
    LP Thypoid
    Indah novita Sari
    Ainda não há avaliações
  • Vitamin Mineral
    Vitamin Mineral
    Documento57 páginas
    Vitamin Mineral
    Indah novita Sari
    Ainda não há avaliações
  • Bab Iii
    Bab Iii
    Documento20 páginas
    Bab Iii
    Indah novita Sari
    Ainda não há avaliações
  • Bab Ii
    Bab Ii
    Documento43 páginas
    Bab Ii
    Hendrik Gunawan
    Ainda não há avaliações
  • KEWIRAUSAHAAN DAN MANAJEMEN RISIKO
    KEWIRAUSAHAAN DAN MANAJEMEN RISIKO
    Documento24 páginas
    KEWIRAUSAHAAN DAN MANAJEMEN RISIKO
    Indah novita Sari
    Ainda não há avaliações
  • Bab Ii
    Bab Ii
    Documento43 páginas
    Bab Ii
    Hendrik Gunawan
    Ainda não há avaliações
  • Pertemuan 1 Kwu
    Pertemuan 1 Kwu
    Documento23 páginas
    Pertemuan 1 Kwu
    rizkya shalya
    Ainda não há avaliações
  • Sop Seledri Kolestrol
    Sop Seledri Kolestrol
    Documento22 páginas
    Sop Seledri Kolestrol
    Indah novita Sari
    Ainda não há avaliações
  • Reaksi Inflamasi, Adaptasi, Dan Kematian Sel
    Reaksi Inflamasi, Adaptasi, Dan Kematian Sel
    Documento1 página
    Reaksi Inflamasi, Adaptasi, Dan Kematian Sel
    Indah novita Sari
    Ainda não há avaliações