Você está na página 1de 6

Jurnal Ilmiah MEDIA ENGINEERING Vol. 3, No.

2, Juli 2013 ISSN 2087-9334 (109-114)

ANALISA GELOMBANG KEJUT DAN PENGARUHNYA


TERHADAP ARUS LALU LINTAS DI JALAN SARAPUNG MANADO
Natalia Diane Kasenda
Alumni Pascasarjana S2 Teknik Sipil Universitas Sam Ratulangi

James A. Timboeleng, Freddy Jansen


Dosen Pascasarjana Teknik Sipil Universitas Sam Ratulangi

ABSTRAK
Hubungan antara volume, kepadatan dan kecepatan merupakan elemen yang paling penting dalam
teori arus lalu lintas. Ada banyak model yang menyatakan hubungan antara ketiga elemen sebagai
unsur-unsur utama lalu lintas. Tiga model yang paling umum digunakan dalam praktek rekayasa lalu
lintas adalah Greenshields, Greenberg dan Underwood. Karakteristik arus lalu lintas akan diperoleh
berdasarkan model yang dipilih untuk mewakili data lapangan, kemudian menggunakan informasi
tersebut untuk membuat analisa skenario insiden gelombang kejut.
Penentuan model terpilih untuk perhitungan gelombang kejut didasarkan pada kriteria nilai uji R2
yang paling besar atau R2 > 0,5. Hasil analisa regresi diperoleh menggunakan bantuan software
SPSS maupun dihitung dengan cara manual. Hasil yang diperoleh yaitu model Grenshield = 0,899,
model Greenberg = 0,871, dan model Underwood = 0,928. Namun, disamping R2 perlu juga melihat
karakteristik yang ditawarkan berdasarkan pada kenyataan di lapangan. Hasil model harus benar
secara logika dan statistik. Model Underwood tidak akan bekerja secara akurat ketika kondisi lalu
lintas mengalami kemacetan. Oleh karena itu dipilih model Greenshields.
Dari analisa yang dilakukan diperoleh hasil nilai ∆t3-t2, QM dan ∆t4-t yang dihitung tiap penambahan 5
menit (5, 10, 15, …, 60 menit.). Panjang antrian yang dapat terjadi selama durasi 5 menit adalah 980
meter (0,98 km). Waktu yang diperlukan kendaraan ketika memasuki kondisi macet dari kondisi
normal adalah 5,64 menit, sedangkan waktu yang diperlukan untuk kembali ke keadaan normal dari
kondisi macet adalah 5.839 menit.

Kata Kunci :karakteristik lalu lintas, skenario insiden, gelombang kejut

PENDAHULUAN LANDASAN TEORI

Latar Belakang Karakteristik Arus Lalu Lintas


Indonesia sebagai negara berkembang Terdapat tiga variabel utama yang
tidak terlepas dari permasalahan transportasi. diperlukan dalam menganalisis karakteristik
Salah satu permasalahan transportasi yang lalu lintas yaitu volume, kecepatan dan
sangat mengganggu adalah kemacetan lalu kepadatan.
lintas, yang dapat menurunkan volume dan Volume adalah jumlah kendaraan yang
kecepatan kendaraan yang melalui suatu ruas melewati suatu segmen jalan selama selang
jalan. Penyebab kemacetan dapat berupa waktu tertentu yang dapat diekspresikan
aktivitas/hambatan samping seperti: pejalan dalam tahunan, harian, atau jam-an.
kaki, angkutan umum dan kendaraaan Kecepatan adalah jarak yang dapat
pribadi yang berhenti, kendaraan bermotor ditempuh suatu kendaraan pada suatu ruas
dan kendaraan tak bermotor yang masuk- jalan per satuan waktu.
keluar dari daerah perparkiran di samping Kepadatan lalu lintas adalah jumlah
jalan, kecelakaan, perbaikan jalan, maupun kendaraan yang menempati suatu panjang
adanya lampu lalu lintas. jalan atau lajur.

109
Jurnal Ilmiah MEDIA ENGINEERING Vol. 3, No. 2, Juli 2013 ISSN 2087-9334 (109-114)

Hubungan Kecepatan, Volume dan kepadatan sebagai fungsi eksponensial


Kepadatan (bukan fungsi linear). Persamaan model
Hubungan antara kecepatan, volume dan Greenberg dinyatakan melalui Pers. (3).
kepadatan dapat direpresentasikan sebagai
berikut: ( ) (3)
(1) Underwood mengasumsikan bahwa
hubungan antara kecepatan dan kepadatan
dimana : q = Volume (kend/jam) sebagai fungsi eksponensial. Rumus dasar
u = Kecepatan (km/jam) untuk model Underwood dapat dinyatakan
k = Kepadatan (kend/km) oleh Pers. (4):
Hubungan ini dapat juga digambarkan
dengan Gambar 1. yang menunjukkan (4)
hubungan umum antara kecepatan-kepadatan
(u-k), volume-kepadatan (q-k) dan volume-
kecepatan (q-u). Penentuan Model Terpilih
Penentuan model terpilih untuk
mendapatkan hubungan matematis antara
arus-kepadatan-kecepatan diperlukan bebe-
rapa tahapan yang dianggap mewakili
kondisi di lapangan. Kriteria tersebut berupa
uji statistik berdasarkan nilai R2 tertinggi
maupun hasil model harus benar secara
logika dan statistik.
Selain pertimbangan tersebut perlu pula
dikaji beberapa kondisi kondisi khusus yang
dimiliki masing-masing model, yaitu :
1. Nilai kecepatan arus bebas, hanya dapat
dihitung melalui metode Greenshield
dan Underwood, sedangkan Greenberg
Gambar 1. Diagram Fundamental
Sumber : Tamin (2003) tidak memberikan nilai yang jelas
karena grafik memotong sumbu
Data volume dan kecepatan yang kecepatan pada nilai tak terhingga (∞).
diperoleh diamati dari lapangan, dengan 2. Nilai kepadatan pada kondisi macet total
melakukan survey lalu lintas. Dalam hanya dapat dicari dengan menggunakan
penelitian ini ada 3 jenis model arus lalu metode Greenshield dan Greenberg,
lintas yang digunakan untuk mewakili sedangkan metode Underwood akan
hubungan matematis antara kecepatan, memberikan nilai kepadatan tak
volume, dan kepadatan yaitu Greenshields, terhingga.
Greenberg dan Underwood.
Gelombang Kejut
Greenshield, Greenberg, dan Underwood Gambar 2. memperlihatkan diagram
Greenshield merumuskan bahwa hubu- gelombang kejut akibat penutupan jalan.
ngan matematis antara kecepatan dan Keadaan arus lalu lintas pada kondisi A
kepadatan diasumsikan sebagai fungsi linear, merupakan arus lalu lintas ketika akan
seperti yang ditunjukkan dalam Pers. (2) : memasuki kondisi B yang merupakan
kondisi arus lalu lintas yang sedang
(2) mengalami hambatan (hanya 1 lajur yang
Greenberg mengasumsikan bahwa hubu- terhambat). Kondisi C adalah arus lalu lintas
ngan matematis antara kecepatan dan maksimum yang melalui ruas tinjauan, yang

110
Jurnal Ilmiah MEDIA ENGINEERING Vol. 3, No. 2, Juli 2013 ISSN 2087-9334 (109-114)

diperoleh sesuai dengan grafik volume- Total waktu diperoleh dari pembukaan
kepadatan. lajur ke waktu kendaraan terakhir masuk
Ada 3 gelombang kejut yang bisa terjadi antrian. Jika r = durasi efektif jalur
dalam kasus diatas (Gambar 2), sehingga penutupan (t2-t1), (t3-t2) dapat dihitung
dapat dihitung sebagai berikut: sebagai berikut (lihat  EGI dan  FGJ),
(5)

(6)

(7)
; ( )

( ) ; ( ( ))

(8)

( ) ( ( )) (9)

( ) ( ) (10)
( )
( )
(11)

(12)
Gambar 2. Gelombang Kejut Saat
Penutupan 1 Lajur (13)
Sumber : Traffic Flow Model, 2011
| |
Dengan diagram gelombang kejut, | | | |
(14)
hubungan antara waktu-jarak yang terjadi
dapat ditunjukkan seperti pada Gambar 3. t2-
t1 menunjukkan durasi kejadian, t3-t2 METODOLOGI PENELITIAN
dikaitkan dengan total waktu dari jalur
pembukaan kondisi normal ke waktu Lokasi Studi
kendaraan terakhir yang masuk ke kondisi Lokasi Studi adalah ruas jalan Sarapung
macet, t4-t2 adalah waktu total dari jalur sepanjang 200 meter. Lokasi ini dipilih
pembukaan macet ke kondisi normal. QM dengan pertimbangan pada lokasi tersebut
adalah panjang antrian. sering terjadi kemacetan.

Gambar 3. Diagram Waktu dan Jarak Akibat


Gelombang Kejut Gambar 4. Foto Lokasi Penelitian
Sumber: Tamin (2003) Sumber: Google Maps (2013)

111
Jurnal Ilmiah MEDIA ENGINEERING Vol. 3, No. 2, Juli 2013 ISSN 2087-9334 (109-114)

Pengumpulan Data
Data yang dikumpulkan dalam proses = = 15,086 smp/km
survei terdiri atas volume arus lalu lintas dan
waktu tempuh. Data waktu tempuh dipakai Analisa Regresi
untuk mengestimasi kecepatan kendaraan Model yang dipilih diputuskan dengan
yang melewati segmen jalan pengamatan. melihat koefisien determinasi (R2) dari
Volume lalu lintas yang lewat dicatat oleh masing-masing model.
pengamat dengan membagi tipe kendaraan Seperti terlihat pada Tabel 2. nilai R2
berupa kendaraan berat, kendaraan ringan, tertinggi adalah model Underwood. Namun,
dan sepeda motor. disamping R2 perlu juga melihat karakteristik
Pada pengambilan data kecepatan yang ditawarkan didasarkan pada kenyataan
kendaraan dilakukan di dua tempat terpisah di lapangan. Model ini tidak akan bekerja
dengan cara Spotspeed. Pengamat dilengkapi secara akurat ketika ada kondisi kemacetan
dengan formulir isian dan alat pencatat lalu lintas, karena kurva u-k pernah
waktu berupa stopwatch. bersinggungan dengan sumbu x yang adalah
Dua pengamat ditempatkan terpisah densitas, sehingga kepadatan saat macet total
pada jarak 200 m mengapit simetris titik (k) tidak akan pernah diidentifikasi. Oleh
pengamatan. Pengamat pertama memberi karena itu, dengan pertimbangan ini model
tanda kepada pengamat kedua untuk yang dipilih dalam hal ini adalah model
mengaktifkan stopwatch saat kendaraan Greenshields.
melewati pengamat pertama. Pengamat
Tabel.2 Hasil Analisa Regresi berdasarkan SPSS
kedua mematikan stopwatch saat kendaraan
melewati pengamat kedua. Kecepatan
dihitung dengan membagi jarak (200 m)
dibagi waktu tempuh antara posisi pengamat
pertama dan kedua dianggap sebagai
kecepatan sesaat dan mencatat hasilnya ke Sumber: Hasil Kajian
dalam formulir yang telah disediakan.
Pengamatan ini dilakukan sebanyak 10 Tabel. 3 Hasil Analisa Regresi
kendaraan/15 menit .
Waktu pengamatan dilakukan mulai dari
pukul 06.00-18.00 wita selama 7 hari (Senin,
18 Maret 2013 – Minggu, 24 Maret 2013). Sumber: Hasil Kajian

Skenario Insiden
HASIL DAN PEMBAHASAN Gelombang kejut dalam penelitian ini
dianalisis dengan menggunakan skenario
Hubungan Volume, Kecepatan, dan sebagai berikut, diperkirakan insiden terjadi
Kepadatan pada saat kapasitas/arus 1500 kend/jam.
Contoh Perhitungan: Lajur yang ditutup pada saat insiden adalah
Perhitungan pada hari Rabu, 20 Maret 1, 2 dan 3 lajur (dari 4). Variasi durasi
2013 pada pukul 06.00 – 06.15 WITA. insiden yang dilihat yaitu 10 menit, 15,
Diketahui : Data Volume (q) = 597 smp/jam menit, …., 60 menit.
Data Kecepatan (u) = 40 km/jam Kapasitas maksimum yang didapat
Dihitung : Nilai Kepadatan (k) berdasarkan analisa Greenshield adalah 1588
Untuk mencari nilai kepadatan digunakan kend/jam dan diperkirakan jika 1 lajur
ditutup maka kapasitas yang tersisa adalah
Persamaan (1):
1190 kend/jam, 2 lajur = 794 kend/jam, dan
Kepadatan, k= 3 lajur = 397 kend/jam.

112
Jurnal Ilmiah MEDIA ENGINEERING Vol. 3, No. 2, Juli 2013 ISSN 2087-9334 (109-114)

Gambar 8. Hubungan k-q ketika 3 lajur ditutup


Sumber : Hasil Kajian
Gambar 5. Perubahan kecepatan, volume dan Titik A menunjukkan volume dan
kepadatan lalu lintas kepadatan pada saat peristiwa itu terjadi,
Sumber: Pline (2001)
karena insiden penurunan volume ke salah
satu kapasitas lajur (titik B). Titik C
Analisa Gelombang Kejut
menunjukkan aliran dan kepadatan pada
Gambar 6, 7, dan 8, menunjukkan
kapasitas maksimum (1588 kend/jam).
diagram gelombang kejut sebagai akibat dari
penutupan lajur.
Hasil Analisa Gelombang Kejut
Dari hasil analisa yang dilakukan dapat
dilihat bahwa ∆t3-t2 (waktu yang dibutuhkan
kendaraan dari kondisi normal memasuki
keadaan macet.), QM (panjang antrian.) dan
∆t4-t2 (waktu yang dibutuhkan kendaraan dari
keadaan macet ke kondisi normal), akan
meningkat setiap penambahan 5 menit dari
durasi insiden.
Gambar 5. Hubungan k-q menurut data lapangan
Sumber: Hasil Kajian Tabel 4. Hasil Analisa Gelombang Kejut

KESIMPULAN

Analisa gelombang kejut dilakukan


Gambar 6. Hubungan k-q ketika 1 lajur ditutup dengan menggunakan hasil kalibrasi yang
Sumber: Hasil Kajian diperoleh dari model Greenshield karena
memiliki nilai r2>0,5 yaitu, r2 = 0,899 dan
dapat mewakili data lapangan seperti situasi
kemacetan lalu lintas. Analisis yang
dilakukan ini menunjukkan bahwa panjang
antrian dan waktu yang dibutuhkan
kendaraan dari kondisi normal memasuki
keadaan antrian maupun waktu yang
dibutuhkan kendaraan dari keadaan macet ke
kondisi normal meningkat secara linear
Gambar 7. Hubungan k-q ketika 2 lajur ditutup dengan peningkatan durasi insiden.
Sumber: Hasil Kajian

113
Jurnal Ilmiah MEDIA ENGINEERING Vol. 3, No. 2, Juli 2013 ISSN 2087-9334 (109-114)

DAFTAR PUSTAKA Transportation Engineering, Prentice


Hall, Englewood Cliffs, New Jersey.
Departemen Pekerjaan Umum dan PT Bina Tamin, Ofyar Z., 1991. Hubungan Volume,
Karya, 1997. Manual Kapasitas Jalan Kecepatan dan Kepadatan Lalulintas,
Indonesia (MKJI), Jakarta. Jurnal Teknik Sipil, Penerbit ITB,
Hobbs, F. D., 1995. Perencanaan dan Teknik Bandung.
Lalu Lintas, Edisi kedua, Gadjah Mada Tamin, Ofyar Z., 2003. Perencanaan dan
University Press, Yogyakarta. Pemodelan Transportasi, Penerbit
Pline, James L., 2001. Traffic Engineering ITB, Bandung.
Handbook, Fourth Edition, Institute of

114

Você também pode gostar