Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
b. Aliran transisi
aliran transisi merupakan aliran peralihan dari aliran laminar ke aliran
turbulen. Aliran transisi memiliki bilangan Reynoldsnya antara 2300 sampai
dengan 4000.
c. Aliran turbulen
Aliran turbulen didefinisikan sebagai aliran dimana pergerakan dari partikel-
partikel fluida sangat tidak menentu karena mengalami percampuran serta
putaran partikel antar lapisan, yang mengakibatkan saling tukar momentum
dari satu bagian fluida ke bagian fluida yang lain dalam skala yang besar di
mana nilai bilangan Reynoldsnya lebih besar dari 4000. Turbulensi yang
terjadi dalam aliran turbulen membangkitkan tegangan geser yang merata
diseluruh fluida sehingga menghasilkan kerugian-kerugian aliran.
√ 2 ( p2 − p1 )
ρ fluida
V 2=
Cv
√) 2 ( p 1− p 2 )
ρ fluida
√
4
D2
1− (
D1
V1 : Kecepatan rata-rata pada titik 1 yang berdiameter 1
V2 : Kecepatan rata-rata pada titik 2 yang berdiameter 2
Cv : Koefisien venturi meter (0,98)
P2 : Tekanan pada titik 2 (Pa)
P1 : Tekanan pada titik 1 (Pa)
3. Orifice meter
Prinsip orifice meter adalah satu set alat yang diletakkan dalam pipa untuk
menghambat aliran fluida dan menimbulkan pressure drop.
Gambar III.4 Alat ukur fluida orifice meter
Kecepatan aliran fluida pada orifice meter dapat di hitung menggunakan
rumus sebagai berikut (Nata, 2006):
V o=
Co
√) 2 ( p 1 − p2 )
ρ fluida
√
4
D0
1− (
D1
Co : Koefisien orifice meter (0,61)
P2 : Tekanan pada titik 2 (Pa)
P1 : Tekanan pada titik 1 (Pa)
D0 : Diameter orifice (m)
D1 : Diameter pipa (m)
1.4 Pembahasan
Tabel III.2 Hasil Pengamatan Pratikum Aliran Fluida
No Bukaan Valve Q Pratikum (m3/s) Q Perhitungan (m3/s)
Qoriface Qpitot Qventiri Qoriface Qpitot Qventuri
1 2,30 0,0014 0,0145 0,00175 0,001754 0,0530 0,00209
2 2,78 0,0018 0,0195 0,00195 0,003040 0,0585 0,00197
3 3,20 0,0020 0,0210 0,00210 0,003200 0,0666 0,00218
Variabel yang digunakan pada pratikum aliran fluida yaitu bukaan valve dan alat
yang digunakan. Bukaan valve berbanding lurus dengan laju alir, semakin besar bukaan
valve maka laju alir juga semakin besar dikarenakan air yang mengalir pada alat
semakin banyak dan waktu yang dibutuhkan juga semakin sedikit. Perbandingan laju
alir dan bukaan valve dapat dilihat dari gambar III.6.
Gambar III.6 Grafik hubungan Laju alir perhitungan dan bukaan valve
Percobaan aliran fluida yang telah dilakukan, alat yang memiliki laju alir
terdekat dengan percobaan adalah venturi meter.
1.5 Kesimpulan
1. Laju alir fluida berbanding luris dengan bukaan valve, semakin besar bukaan
valve maka laju alir fluida semakin besar
2. Pressure drop berbanding lurus dengan bukaan valve, semakin besar bukaan
valve maka pressure drop semakin besar
Awalludin, dkk. 2014. Analisis Aliran Fluida Dua Fase( Udara- Air) melalui
Belokan 455̊. Universitas Brawijaya. Malang.
Septiadi, Nata. 2006. Studi Eksperimen Orifice Flow Meter dengan Variasi
Tebal Plat Orifis dan Posisi Pengukuran Beda Tekanan Aliran
Melintasi Plat Orifis.
B. Contoh Perhitungan
Cp = 0,99
√ 2(1066,579)
0,99
= 0,99 √2154,705
m
= 45,955
s
Q = A.V
= 0,001138.45,955
m3
= 0,0523
s
v
= 52,3
s
B.2 Oriface Meter
Qpercobaan = 0,0014 m3/s
π D2
A =
4
3,14 x 0,0222
=
4
= 0,0003799 m2
C0 = 0,61
Ρ = 1000 kg/m3
CV
√ x
2 (P1-P2)
ρ
V0 =
√ 1- ( D0
D1 )
=
0,61
x
√ 2 ( 26.664,47)
1000
√ = 0,6323 x 7,30267
4
0,02
1− ( 0,039 )
= 4,6176 m/s
Q =AxV
= 0,0003799 x 4,6176
= 0,001754 m3/s
B.3 Venturi Meter
Cv
V 1= 2 √ P1- P2 0,98
D2 =
√ 1− ( )
D1
4 ρ Fluida √ 1− ( 0,46155384615 m ) 4
2 √ 26131,112 kg/m s2
1000 kg/ m 3
= 1,003021008 . 7,22926165
= 7,251101307 m/s
V 1= ( D2
D1 )
2 V2
2
0 ,2130177515 m
¿( 2 ) 7,251101307 m/s
0,001521 m
= 1,544613296 m/s
Q = A1.V1
= 0,001844245106 m3/s
V1 = 1,751423098 m/s
Q1 = A1 . V1
=0,002091172908m3/s