Você está na página 1de 10

BAB I

PENGUKURAN ALIRAN FLUIDA

1.1 Tujuan Percobaan


Tujuan dari percobaan “Pengukuran Aliran Fluida” adalah untuk memahami
dan mengerti prinsip pengukuran aliran fluida, mengenal beberapa jenis alat ukur
kecepatan aliran fluida, melakukan pengukuran kecepatan aliran fluida dengan
menggunakan masing-masing alat ukur kecepatan aliran fluida serta menentukan
koefisien masing-masing alat ukur kecepatan aliran fluida.

1.2 Tinjauan Pustaka


Fluida didefinisikan sebagai zat yang mengalir yaitu zat gas dan cair. Fluida
zat cair yang mengalir melalui sebuah pipa dengan panjang tertentu menyebabkan
terjadinya kerugian energi berupa penurunan tekanan (pressure drop) disebabkan
oleh mayor losses akibat gesekan sepanjang dinding pipa maupun minor losses
akibat perubahan bentuk lokal saluran berupa belokan, katup, maupun sambungan
pipa dan juga tergantung besar koefisien gesek pipa tersebut (Awaluddin, 2014).
Fluida dibedakan dari sudut kemampatannya (compresibility), maka bentuk
fluida terbagi dua jenis, yaitu compressible fluid dan incompressible fluid.
Compressible fluid adalah fluida yang tingkat kerapatannya dapat berubah-ubah,
contohnya zat berbentuk gas sedangkan incompressible fluid adalah fluida yang
tingkat kerapatannya tidak berubah atau perubahannya kecil sekali dan dianggap
tidak ada, contohnya zat berbentuk cair (Muhajir, 2004).
Aliran fluida dapat dikategorikan sebagai berikut,
a. Aliran laminar
aliran laminer didefinisikan sebagai aliran dengan fluida yang bergerak
dalam lapisan-lapisan atau lamina-lamina dengan satu lapisan meluncur
secara lancar. Aliran laminer ini mempunyai nilai bilangan Reynoldsnya
kurang dari 2300.

b. Aliran transisi
aliran transisi merupakan aliran peralihan dari aliran laminar ke aliran
turbulen. Aliran transisi memiliki bilangan Reynoldsnya antara 2300 sampai
dengan 4000.
c. Aliran turbulen
Aliran turbulen didefinisikan sebagai aliran dimana pergerakan dari partikel-
partikel fluida sangat tidak menentu karena mengalami percampuran serta
putaran partikel antar lapisan, yang mengakibatkan saling tukar momentum
dari satu bagian fluida ke bagian fluida yang lain dalam skala yang besar di
mana nilai bilangan Reynoldsnya lebih besar dari 4000. Turbulensi yang
terjadi dalam aliran turbulen membangkitkan tegangan geser yang merata
diseluruh fluida sehingga menghasilkan kerugian-kerugian aliran.

Gambar I.1 Jenis aliran


Beberapa jenis alat ukur didasarkan berdasarkan perbedaan tekanan diantaranya:
1. Pitot tube
Pitot tube mengukur besaran aliran fluida dengan jalan menghasilkan beda
tekanan yang diberikan oleh kecepatan fluida itu sendiri dapat dilihat pada
gambar I.2, pitot tubes membutuhkan dua lubang pengukuran tekanan yang
menghasilkan beda tekanan. Pitot tubes menggunakan fluida cair dan gas.

Gambar III.2 Alat ukur fluida pitot tube (Tabung pitot)


Kecepatan aliran fluida pada pitot tube dapat di hitung menggunakan rumus
sebagai berikut:
V 1 = Cp

√ 2 ( p2 − p1 )
ρ fluida

Cp : Koefisien pitot tube (0,98)


P2 : Tekanan pada titik 2 (Pa)
P1 : Tekanan pada titik 1 (Pa)
2. Venturi meter
Venture meter ini merupakan alat primer dari pengukuran aliran yang
menggunakan beda tekanan, sedangkan alat untuk menunjukkan besaran
aliran fluida yang diukur atau alat sekundeernya adalah manometer.

Gambar III.3 Alat ukur fluida venturi meter


Kecepatan aliran fluida pada venturi meter dapat di hitung menggunakan
rumus sebagai berikut:
V1 D1 2 π = V2 D2 2 π
1 1
4 4

V 2=
Cv
√) 2 ( p 1− p 2 )
ρ fluida

4
D2
1− (
D1
V1 : Kecepatan rata-rata pada titik 1 yang berdiameter 1
V2 : Kecepatan rata-rata pada titik 2 yang berdiameter 2
Cv : Koefisien venturi meter (0,98)
P2 : Tekanan pada titik 2 (Pa)
P1 : Tekanan pada titik 1 (Pa)
3. Orifice meter
Prinsip orifice meter adalah satu set alat yang diletakkan dalam pipa untuk
menghambat aliran fluida dan menimbulkan pressure drop.
Gambar III.4 Alat ukur fluida orifice meter
Kecepatan aliran fluida pada orifice meter dapat di hitung menggunakan
rumus sebagai berikut (Nata, 2006):

V o=
Co
√) 2 ( p 1 − p2 )
ρ fluida

4
D0
1− (
D1
Co : Koefisien orifice meter (0,61)
P2 : Tekanan pada titik 2 (Pa)
P1 : Tekanan pada titik 1 (Pa)
D0 : Diameter orifice (m)
D1 : Diameter pipa (m)

1.3 Metodologi Percobaan


Percobaan ini dilakukan untuk mengukur kecepatan aliran fluida dengan
menggunakan alat ukur. Isi dari subab ini adalah uraian bahan-bahan dan alat
yang digunakan selama praktikum serta diagram prosedur kerja.
1.3.1 Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum ini dapat dilihat pada tabel III.1

Tabel III.1 Daftar alat dan bahan


Alat Bahan
Fluid flow measurement bench Air
Manometer
Orifice meter
Pitot Tube
Venturi meter

1.3.2 Prosedur Percobaan


Prosedur percobaan praktikum “Pengukuran Aliran Fluida” adalah sebagai
berikut:

Memasang pipa (pitot tube/ orifice/ venturi


meter) pada tempatnya

Menghubungkan pipa penghubung


manometer pada tempatnya
Membuka valve pada kedudukan tertentu
sesuai variabel yang telah ditentukan

Menunggu aliran fluida dalam pipa menjadi


stabil/ konstan
Membuka valve pada yang terhubung
dengan manometer dan alat ukur secara
bersamaan dan perlahan
Mencatat beda ketinggian pada manometer

Mencatat volumetric rate pada water meter

Mengulangi langkah-langkah di diatas


dengan variabel dan pipa yang berbeda

Gambar III.5 Diagram alir praktikum Pengukuran Aliran Fluida

1.4 Pembahasan
Tabel III.2 Hasil Pengamatan Pratikum Aliran Fluida
No Bukaan Valve Q Pratikum (m3/s) Q Perhitungan (m3/s)
Qoriface Qpitot Qventiri Qoriface Qpitot Qventuri
1 2,30 0,0014 0,0145 0,00175 0,001754 0,0530 0,00209
2 2,78 0,0018 0,0195 0,00195 0,003040 0,0585 0,00197
3 3,20 0,0020 0,0210 0,00210 0,003200 0,0666 0,00218

Variabel yang digunakan pada pratikum aliran fluida yaitu bukaan valve dan alat
yang digunakan. Bukaan valve berbanding lurus dengan laju alir, semakin besar bukaan
valve maka laju alir juga semakin besar dikarenakan air yang mengalir pada alat
semakin banyak dan waktu yang dibutuhkan juga semakin sedikit. Perbandingan laju
alir dan bukaan valve dapat dilihat dari gambar III.6.
Gambar III.6 Grafik hubungan Laju alir perhitungan dan bukaan valve
Percobaan aliran fluida yang telah dilakukan, alat yang memiliki laju alir
terdekat dengan percobaan adalah venturi meter.

Gambar III.7 Hubungan Pressure drop dan bukaan valve


Gambar III.7 semakin besar bukaan valve maka pressure drop semakin besar,
karena semakin besar bukaan valve maka laju alir akan semakin besar sehingga
pressure drop akan semakin besar. Pressure drop terjadi karena fluida yang
melewati pipa mengalami gaya gesek sehingga terjadi pressure drop.
Pengukuran aliran fluida dimulai apabila tidak ada udara yang ikut mengalir
bersama air yang mengalir pada pipa, yang ditandai tidak adanya gelembung-
gelembung yang terlihat pada pipa.

1.5 Kesimpulan

Bedasarkan hasil pratikum aliran fluida dapat disimpulkan bahwa

1. Laju alir fluida berbanding luris dengan bukaan valve, semakin besar bukaan
valve maka laju alir fluida semakin besar
2. Pressure drop berbanding lurus dengan bukaan valve, semakin besar bukaan
valve maka pressure drop semakin besar

1.6 Daftar Pustaka

Awalludin, dkk. 2014. Analisis Aliran Fluida Dua Fase( Udara- Air) melalui
Belokan 455̊. Universitas Brawijaya. Malang.

Muhajir, K. 2004. Studi Eksperimental Aliran Gas-Cair Fluida Viskos Searah


Pada Belokan Pipa U. Tesis Program Pasca sarjana. UGM. Yogyakarta.

Septiadi, Nata. 2006. Studi Eksperimen Orifice Flow Meter dengan Variasi
Tebal Plat Orifis dan Posisi Pengukuran Beda Tekanan Aliran
Melintasi Plat Orifis.
B. Contoh Perhitungan

B.1 Pitot Tube


Variabel 1

Cp = 0,99
√ 2(1066,579)
0,99
= 0,99 √2154,705
m
= 45,955
s
Q = A.V
= 0,001138.45,955

m3
= 0,0523
s
v
= 52,3
s
B.2 Oriface Meter
Qpercobaan = 0,0014 m3/s
π D2
A =
4
3,14 x 0,0222
=
4
= 0,0003799 m2
C0 = 0,61
Ρ = 1000 kg/m3
CV
√ x
2 (P1-P2)
ρ
V0 =
√ 1- ( D0
D1 )
=
0,61
x
√ 2 ( 26.664,47)
1000
√ = 0,6323 x 7,30267
4
0,02
1− ( 0,039 )
= 4,6176 m/s
Q =AxV
= 0,0003799 x 4,6176
= 0,001754 m3/s
B.3 Venturi Meter

Cv
V 1= 2 √ P1- P2 0,98
D2 =
√ 1− ( )
D1
4 ρ Fluida √ 1− ( 0,46155384615 m ) 4

2 √ 26131,112 kg/m s2
1000 kg/ m 3
= 1,003021008 . 7,22926165
= 7,251101307 m/s

V 1= ( D2
D1 )
2 V2

2
0 ,2130177515 m
¿( 2 ) 7,251101307 m/s
0,001521 m
= 1,544613296 m/s
Q = A1.V1
= 0,001844245106 m3/s
V1 = 1,751423098 m/s
Q1 = A1 . V1
=0,002091172908m3/s

Você também pode gostar