Você está na página 1de 1

Sementara itu, taksonomi, dan klasifikasi menjadi pusat perhatian sejarawan alam.

Carl
Linnaeus menerbitkan taksonomi dasar pada tahun 1735 (berbagai macam variasi telah digunakan
semenjak itu), dan pada tahun 1750-an memperkenalkan nama ilmiah untuk spesies.[10] Georges-Louis
Leclerc, Comte de Buffon, menganggap spesies sebagai kategori buatan, dan menyatakan bahwa
kehidupan dapat berubah—bahkan mengusulkan kemungkinan adanya nenek moyang bersama.
Walaupun menentang teori evolusi, Buffon merupakan tokoh penting dalam sejarah pemikiran evolusi;
karyanya memengaruhi teori evolusi Lamarck, dan Darwin.[11]

Struktur molekulADN.

Pemikiran evolusioner dapat ditilik kembali ke karya Jean-Baptiste Lamarck.[12] Ia menyatakan bahwa
evolusi merupakan hasil dari tekanan lingkungan terhadap sifat suatu hewan, yang berarti semakin sering
suatu organ digunakan, semakin kompleks, dan efisien organ itu, sehingga membuat hewan teradaptasi
dengan lingkungan. Lamarck juga meyakini bahwa sifat yang didapat ini dapat diturunkan ke generasi
berikutnya, yang akan terus mengembangkan, dan menyempurnakannya.[13] Namun, hipotesis ini kini
ditolak, dan baru pada akhir abad ke-19 Charles Darwin berhasil merumuskan
teori evolusi berdasarkan seleksi alam dengan menggabungkan pendekatan biogeografis Humboldt,
geologi Lyell, tulisan Malthus tentang pertumbuhan populasi, dan keahlian morfologis serta
pengamatannya sendiri di alam; penalaran, dan bukti yang mirip juga membuat Alfred Russel
Wallace mencapai kesimpulan yang sama.[14] Meskipun banyak ditentang oleh agamawan, teori Darwin
diterima oleh komunitas ilmiah, dan segera menjadi aksioma dasar dalam ilmu biologi.

Você também pode gostar