Você está na página 1de 20

Badan usaha milik negara

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Artikel ini mungkin mengandung riset asli. Anda dapat membantu memperbaikinya
dengan memastikan pernyataan yang dibuat dan menambahkan referensi. Pernyataan
yang hanya mengandung riset asli seharusnya dihapus.

Badan usaha milik negara (disingkat BUMN) atau perusahaan milik negara adalah salah
satu bentuk usaha/ perusahaan yang dimiliki oleh negara.

Daftar isi
 1 Ciri-ciri BUMN
 2 Manfaat BUMN
 3 BUMN di Indonesia
o 3.1 Perusahaan Perseroan
o 3.2 Perusahaan Umum
o 3.3 Perusahaan Jawatan
o 3.4 Isu terkait BUMN di Indonesia
 4 BUMN di negara lain
 5 Lihat pula
 6 Referensi

Ciri-ciri BUMN
 Pemerintah menjadi pemilik badan usaha.
 Pengawasan kegiatan usaha dilakukan oleh pemerintah, baik langsung maupun lewat
institusi terkait.
 Pemerintah memiliki kekuasaan yang absolut dalam menjalankan kegiatan usaha.
 Pemerintah berwenang menetapkan kebijakan yang berkaitan dengan kegiatan usaha.
 Semua risiko yang terjadi sepenuhnya merupakan tanggung jawab pemerintah.
 Sebagai pengisi kas negara, karena merupakan salah satu sumber penghasil.
 Bertindak sebagai pelaksana pemerintah dalam memenuhi pertanggungjawaban hajat
hidup masyarakat luas.
 Tidak ditujukan untuk mencari keuntungan sebesar-besarnya, tetapi dibenarkan untuk
memupuk keuntungan.
 Berfungsi sebagai alat pemerintah untuk mengadakan dan mengembangkan ekonomi
negara.
 Dapat meningkatkan produktivitas, efektivitas, dan efisiensi serta terjaminnya prinsip-
prinsip ekonomi.
 Modal seluruhnya dimiliki oleh negara dari kekayaan negara yang dipisahkan.
 Peranan pemerintah sebagai pemegang saham. Bila sahamnya dimiliki oleh
masyarakat, besarnya tidak lebih dari 49%, sedangkan minimal 51% sahamnya
dimiliki oleh negara.
 Pinjaman pemerintah dalam bentuk obligasi.
 Modal juga diperoleh dari bantuan luar negeri.
 Bila memperoleh keuntungan, maka dimanfaatkan untuk kesejahteraan rakyat.
 Pinjaman kepada bank atau lembaga keuangan bukan bank.

Manfaat BUMN
 Memberi kemudahan kepada masyarakat luas dalam memperoleh berbagai alat
pemenuhan kebutuhan hidup yang berupa barang atau jasa.
 Membuka dan memperluas kesempatan kerja bagi penduduk angkatan kerja.
 Mencegah monopoli pasar atas barang dan jasa yang merupakan kebutuhan
masyarakat banyak oleh sekelompok pengusaha swasta yang bermodal kuat.
 Meningkatkan kuantitas dan kualitas produksi komoditi ekspor sebagai sumber
devisa,baik migas maupun non migas.
 Menghimpun dana untuk mengisi kas negara ,yang selanjutnya dipergunakan untuk
memajukan dan mengembangkan perekonomian negara.
 Memberikan pelayanan kepada masyarakat.

BUMN di Indonesia
Lihat pula: Daftar badan usaha milik negara Indonesia
Wikisource memiliki naskah sumber yang berkaitan dengan artikel ini:

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2003

Di Indonesia, definisi BUMN menurut Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003 adalah badan
usaha yang seluruh atau sebagian besar modalnya dimiliki oleh negara melalui penyertaan
secara langsung yang berasal dari kekayaan negara yang dipisahkan. BUMN dapat pula
berupa perusahaan nirlaba yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan hidup khalayak luas,
baik dalam bentuk barang atau jasa.

Sejak tahun 2001 seluruh entitas BUMN berada dibawah pengawasan dan pengelolaan
Kementerian BUMN yang dipimpin oleh Menteri BUMN.

BUMN di Indonesia berbentuk perusahaan perseroan, perusahaan umum, dan perusahaan


jawatan.

Perusahaan Perseroan

Perusahaan perseroan (persero) adalah BUMN yang berbentuk perseroan terbatas yang
modalnya terbagi dalam saham yang seluruh atau paling sedikit 51% sahamnya dimiliki oleh
pemerintah (atas nama negara) yang tujuan utamanya mengejar keuntungan.

Ciri-ciri persero adalah sebagai berikut:

 Pendirian persero diusulkan oleh menteri kepada presiden


 Pelaksanaan pendirian dilakukan oleh mentri dengan memperhatikan perundang-
undangan
 Statusnya berupa perseroan terbatas yang diatur berdasarkan undang-undang
 Modalnya berbentuk saham
 Sebagian atau seluruh modalnya adalah milik negara dari kekayaan negara yang
dipisahkan
 Organ persero adalah RUPS, direksi dan komisaris
 Menteri yang ditunjuk memiliki kuasa sebagai pemegang saham milik pemerintah
 Apabila seluruh saham dimiliki pemerintah, maka menteri berlaku sebagai RUPS, jika
hanya sebagian, maka sebagai pemegang saham perseroan terbatas
 RUPS bertindak sebagai kekuasaan tertinggi perusahaan
 Dipimpin oleh direksi
 Laporan tahunan diserahkan ke RUPS untuk disahkan
 Tidak mendapat fasilitas negara
 Tujuan utama memperoleh keuntungan
 Hubungan-hubungan usaha diatur dalam hukum perdata
 Pegawainya berstatus pegawai swasta

Dalam menjalankan kegiatannya, BUMN selalu melakukan RUPS sebagai wadah pertemuan
petinggi perusahaan untuk membahas berbagai langkah-langkah yang akan dilakukan
perusahaan kedepannya. RUPS mempertemukan posisi penting dalam perseroan seperti,
Direksi dan Komisaris. RUPS juga memungkinkan terjadinya pergantian komisaris dan
direksi. Komisaris adalah posisi jabatan yang berfungsi untuk melakukan pengawasan dan
koordinasi terhadap para direksi yang menjabat dalam perseroan tersebut dan melaporkan
hasil evaluasinya dalam RUPS. Sementara itu, direksi adalah posisi jabatan yang berfungsi
untuk mengeksekusi kegiatan usaha perseroan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Berkembangnya perseroan BUMN dalam menjalankan usahanya untuk tetap hadir di pasar,
ditambah lagi dengan makin meningkatnya persaingan yang makin sengit, membuat
keterbukaan menjadi reputasi yang merefleksikan tolak ukur usaha perseroan. Akhirnya
perseroan mulai memutuskan untuk melakukan IPO atau sering disebut sebagai Penawaran
Saham Perdana Publik (PSPP) untuk mendorong perseroan mengelola kegiatan usahanya
secara transparan, akuntabel dan kredibel dengan tata kelola yang layak dengan melepas
sebagian kepemilikan perseroan kepada publik lewat bursa saham. Perseroan yang telah
melakukan PSPP adalah perusahaan yang secara finansial dan tata kelola siap dan mampu
untuk mengelola dan mengusahakan kegiatan didalam perseroan secara efektif, efisien dan
kompetitif.

Secara hukum, ketentuan perseroan untuk melepas sebagian kepemilikan usaha sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku. Namun, terdapat beberapa pengecualian bagi
beberapa perseroan yang struktur kepemilikannya tidak bisa diubah, seperti:

 Persero yang menurut perundang-undangan harus berbentuk BUMN


 Persero yang bergerak di bidang hankam negara
 Persero yang diberi tugas khusus untuk kepentingan masyarakat

Perusahaan Umum

Perusahaan umum (perum) adalah BUMN yang seluruh modalnya dimiliki negara dan tidak
terbagi atas saham, yang bertujuan untuk kemanfaatan umum berupa penyediaan barang
dan/atau jasa yang bermutu tinggi dan sekaligus mengejar keuntungan berdasarkan prinsip
pengelolaan perusahaan.

Ciri-ciri perum:
 Melayani kepentingan masyarakat umum.
 Dipimpin oleh seorang direksi/direktur.
 Mempunyai kekayaan sendiri dan bergerak di perusahaan swasta. Artinya, perusahaan
umum (PERUM) bebas membuat kontrak kerja dengan semua pihak.
 Dikelola dengan modal pemerintah yang terpisah dari kekayaan negara.
 Pekerjanya adalah pegawai perusahaan swasta.
 Memupuk keuntungan untuk mengisi kas negara.
 Modalnya dapat berupa saham atau obligasi bagi perusahaan yang go public
 Dapat menghimpun dana dari pihak

Perusahaan Jawatan

Perusahaan jawatan (perjan) sebagai salah satu bentuk BUMN memiliki modal yang berasal
dari negara. Saat ini hanya TVRI yang merupakan satu-satunya perjan yang dimiliki oleh
BUMN. Besarnya modal perjan ditetapkan melalui APBN. Ciri-ciri perjan antara lain sebagai
berikut:

 Memberikan pelayanan kepada masyarakat


 Merupakan bagian dari suatu departemen pemerintah
 Dipimpin oleh seorang kepala yang bertanggung jawab langsung kepada menteri atau
direktur jenderal departemen yang bersangkutan
 Status karyawannya adalan pegawai negeri

Isu terkait BUMN di Indonesia

Sumber referensi dari artikel atau bagian ini belum dipastikan dan mungkin isinya
tidak benar.
Tolong diperiksa, dan lakukan modifikasi serta tambahkan sumber yang benar pada
bagian yang diperlukan.

Sejak pendiriannya di Indonesia, BUMN juga kerap menjadi sasaran isu dari berbagai pihak.
Dari KKN, dalih kesejahteraan dan nasionalisme hingga benteng kapitalisme. Isu mulai
menerpa BUMN secara signifikan pada jaman orde baru, BUMN kerap menjadi sasaran "sapi
perah", bagi oknum birokrat dan pejabat partai. Otomatis, direksi BUMN yang menjabat
tentu tidak bisa bekerja dengan tenang dengan banyaknya kepentingan yang ingin
memanfaatkan keadaan tersebut. Bagaimana tidak, mereka bekerja dibawah tekanan yang
sangat tinggi, dimana mereka sekali tidak menuruti permintaan sang oknum, dari diturunkan
jabatan hingga, penghilangan anggota keluarga menjadi taruhan. Hal ini terbukti benarnya,
ketika Direktur Utama Garuda Indonesia, Wiweko Soepono yang dikenal sebagai tokoh yang
sangat otoriter, namun reformis dengan membawa garuda sebagai maskapai yang paling
berpengaruh di belahan bumi selatan dan menciptakan sistem pesawat berkokpit dua pilot,
malah diberhentikan dengan tidak hormat hanya karena tidak mau menerima proposal usaha
dari salah satu pejabat tinggi negara.

Tidak hanya berhenti disitu saja, turunnya performa ekonomi Indonesia pada masa reformasi
mendorong Pemerintah untuk mengharuskan BUMN melakukan program restrukturisasi
secara besar-besaran, salah satunya adalah privatisasi. Akhirnya, muncul isu nasionalisme
dan kesejahteraan yang menjadi alasan kuat dibalik penolakkan masyarakat terkait
privatisasi. Kebanyakan, para pendukung dari pendapat ini membenarkan pernyataan bahwa
setiap objek usaha yang dikerjakan dan diperdagangkan dalam kegiatan usaha BUMN
merupakan milik negara yang secara tidak langsung dimiliki rakyat. Namun, tanpa disadari
oleh para pendukung itu sendiri, isu ini justru dijadikan tameng dan beking terselubung bagi
para oknum pejabat tinggi negara dan pengusaha yang menolak privatisasi demi melindungi
keuntungannya, sekaligus sebagai ajang pembodohan untuk masyarakat untuk mempercayai
isu tersebut dengan dibumbui isu-isu yang tidak rasional, berlogika dan berdata, bahkan
menjatuhkan BUMN itu sendiri. Otomatis, hal seperti inilah yang justru perlu diperhatikan
oleh masyarakat, yaitu bukan siapa yang menguasai,bukan siapa yang mendapat untung,
tetapi siapa yang memanfaatkan keadaan tersebut.

BUMN di negara lain


Lihat pula
 Badan Usaha Milik Daerah
 Badan Usaha Milik Desa
 Bursa saham
 Pasar saham
 Penswastaan
 Perusahaan publik
 Sovkhoz
 Volkseigener Betrieb

Referensi
 Ekonomi Kelas XII, Dra. Hj. Sukiwaty, Drs. H. Sudirman Jamal dan Drs. Slamet
Sukanto
Pengertian BUMS, Fungsi, Ciri-Ciri dan
Bentuk-Bentuknya
Advertisement
Promoted Content
by

Dia peroleh Rp. 7,500,000 1 hari dengan lakukan ini

Wanita modern tahu cara memudarkan keriput dalam 6 jam


Gadis berusia 26 tahun menjadi miliarder!

Cara dapatkan 59 juta di Indonesia tanpa pekerjaan?

Papilloma dan kutil adalah awal mula kanker! Agar sembuh, sebelum tidur...

Bau mulut-tanda parasit dalam tubuh. Mereka lenyap jika Anda minum sesendok

NAPAS BAU? Kamu bisa menghilangkannya dalam 3 hari dengan mencampurkan...


Pengertian BUMS, Fungsi, dan Bentuk-Bentuknya| Badan Usaha Milik Swasta atau
BUMS) yang memiliki definisi. Secara umum, Pengertian Badan Usaha Milik Swasta
(BUMS) adalah badan usaha yang modalnya dimiliki oleh pihak swasta. Badan usaha
memiliki fungsi dan peranan yang terbagi-bagi atas berbagai macam-macam atau jenis-jenis
bentuk BUMS. Tujuan BUMS adalah mencari keuntungan seoptimal mungkin dalam
mengembangkan usaha dan modalnya serta membuka lapangan kerja. Berdasarkan Pasal 33
UUD 1945 pada badan usaha milik swasta yang berbunyi bahwa bidang-bidang usaha yang
diberikan kepada pihak swasta adalah mengelola sumber daya ekonomi yang bersifat tidak
vital dan strategis atau yang tidak menguasai hajat hidup orang banyak.

Badan Usaha Swasta (BUMS) dibedakan dua jenis yaitu badan usaha swasta dalam negeri
dan badan usaha swasta asing. Arti dari badan usaha swasta dalam negeri adalah badan usaha
yang modalnya dimiliki oleh pihak masyarakat dalam negeri. Sedangkan arti dari badan
usaha swasta asing adalah badan usaha yang modalnya miliki oleh pihak masyarakat asing.

A. Fungsi dan Peranan Badan Usaha Milik Swasta (BUMS)- Badan Usaha Milik Swasta
memiliki fungsi dan peranan yang penting dalam perekonomian. Kekuatan dana (finansial),
profesionalisme dan fleksibilitas yang dimiliki oleh badan usaha swasta sehingga pemerintah
berinisiatif melibatkan badan swasta dalam membangun perekonomian Indonesia, maka dari
itu Fungsi dan Peranan Badan Usaha Milik Swasta selama ini adalah sebagai berikut....
1. Fungsi Badan Usaha Milik Swasta (BUMS)

 Sebagai rekan kerja pemerintah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat


 Sebagai rekan dalam pengelolaan sumber daya
 Merupakan dinamisator dalam perekonomian masyarakat
 Memberikan pelayanan bagi masyarakat

2. Peranan Badan Usaha Milik Swasta (BUMS)

 Sebagai Mitra BUMN


 Sebagai Penambah produksi nasional
 Sebagai pembuka kesempatan kerja
 Sebagai penambah kas negara dan pemacu pendapatan nasional
 Membantu pemerintah dalam pengelolaan dan mengusahakan kegiatan ekonomi yang
tidak ditangani oleh pemerintah.
 Membantu pemerintah dalam usaha dalam pemerataan pendapatan

B. Ciri-Ciri Badan Usaha Milik Swasta (BUMS) - Badan Usaha Milik Swasta memiliki
ciri-ciri atau karekteristik. Ciri-Ciri Badan Usaha Milik Swasta (BUMS) Secara
Umum adalah sebagai berikut...

 Badan usaha yang modalnya sepenuhnya berasal dari pihak swasta


 Pengawasan yang dijalankan secara hirarki dan fungsional oleh pemegang
perusahaan
 Mencari keuntungan yang sebesar-besarnya
 Dalam pembagian laba berdasarkan pada memilik saham atau modal terbanyak
 Badan usaha yang memiliki badan hukum
 Dijalankan dan dimodali oleh perorangan, banyak orang atau berkelompok.
 Para anggota memiliki hak suara sesuai dengan jumlah modal/saham
 Dapat menjual saham melalui bursa efek
 Modalnya dapat diperoleh dari lembaga keuangan, baik itu bank walaupun non bank.

Ciri-Ciri Badan Usaha Milik Swasta (BUMS) Berdasarkan Kepemilikannya


1. Usaha Badan Swasta Perseorangan

 Pemilik dari badan usaha adalah perseorangan


 Pemilik merupakan pemegang tertinggi kekuasaan yang mengatur segala usahanya
 Jalannya badan usaha bergantung dari kebijakan perseorangan
 Seluruh tanggung jawab kewajiban dan resiko adalah pemilik secara perseorangan

2. Usaha Badan Swasta Persekutuan

 Pemilik badan usaha persekutuan dua atau lebih


 Kewenangan badan usaha ditetapkan pada perjanjian persekutuan
 Kemajuan dan Kemunduran badan usaha bergantung pada pengurusan sekutu
 Segala kegiatan badan usaha dijalankan dan diarahkan untuk mencapai keuntungan
bersama

Ciri-Ciri Badan Usaha Milik Swasta (BUMS) Berdasarkan Fungsinya

 Badan usaha yang memiliki tujuan dalam memperoleh keuntungan dan membagikan
keuntungan tersebut
 Sebagai lembaga ekonomi yang berperan dalam pemenuhan barang dan jasa yang
merupakan pelayanan kepada masyarakat
 Sebagai dinamisator dalam kehidupan perekonomian indonesia
 Sebagai pengelola dan sumber daya alam dan manusia
 Rekan kerja pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat

Ciri-Ciri Badan Usaha Milik Swasta (BUMS) Berdasarkan Permodalannya

 Keseluruhan modal dimiliki oleh pihak swasta atau pengusaha


 Pinjaman diperoleh dari lembaga keuangan baik bank maupun non bank
 Penerbitan dan penjualan saham melalui bursa efek
 Sebagian laba dibagi kepada pemegang saham, dan sisanya ditahan
 Memiliki cadangan dalam pengembangan usaha
 Dapat menerbitkan obligasi dalam jangka waktu yang panjang

C. Contoh-Contoh Badan Usaha Milik Swasta (BUMS) - Di Indonesia sendiri ada banyak
badan usaha yang dimiliki oleh swasta yang menjalankan fungsi dan peranannya di indonesia
baik itu badan usaha dalam negeri maupun badan usaha luar asing. Contoh Badan Usaha
Milik Swasta (BUMS) yang adalah sebagai berikut.....

 PT Pupuk Kaltim
 PT Union Metal
 PT Djarum
 PT Holcim
 PT Karakatau Steel
 PT XL Axiata Tbk
 PT Aneka Elektrindo Nusantara
 PT fasfood Indonesia
 PT Astra Internasional
 PT Ghobel Dharma Nusantara
 PT Freeport Indonesia
 PT Exxon Company

D. Bentuk-Bentuk Badan Usaha Milik Swasta (BUMS) - Badan usaha memiliki berbagai
macam-macam atau jenis-jenis bentuk badan usaha milik swasta yang dibedakan dalam
beberapa bentuk seperti perusahaan perseorangan, Firma (Fa), Persekutuan Komanditer (CV),
Perseroan Terbatas (PT). Penjelasan bentuk-bentuk Badan Usaha Milik Swasta (BUMS)
adalah sebagai berikut...
1. Perusahaan Perseorangan
Dalam arti perusahaan perseorangan adalah badan usaha yang modal dan tanggung jawabnya
dipegang oleh satu orang secara pribadi yang merupakan pemilik perusahaan.
Ciri-Ciri Perusahaan Perseorangan

 Dimiliki secara pribadi atau perseorangan


 Pengelolaan badan usaha mudah dan murah
 Pengusaha sebagai pemilik bebas dalam mengemukakan dan menerapkan kebijakan
kepada bawahan, tanpa melalui jalur birokratis .
 Pemilik dapat menutup badan usaha jika tidak menguntungkan
 Modal badan usaha perorangan hanya satu orang (tidak terpisah)
 Modal berasal dari pribadi pemilik
 Kelangsungan hidup usaha begantung pemilik perusahaan itu sendiri

Kelebihan atau Kebaikan Perusahaan Perseorangan


Advertisement

 Mudah didirikan
 Organisasi yang sederhana dan mudah karena aktivitas relatif terbatas dan perusahaan
relatif kecil
 Pemilik memiliki kebebasan yang seluas-luasnya
 Keuntungan berada pada satu orang yaitu pemilik perusahaan
 Memilik Pajak yang rendah
 Kerahasiaan perusahaan lebih terjamin
 Pengambilan keputusan yang cepat, tanpa menunggu persetujuan orang lain

Kelemahan atau Kekurangan Perusahaan Perseorangan

 Memiliki modal yang terbatas


 Segala tanggung jawab dan resiko badan usaha perseorangan ditanggung sendiri oleh
pemilik perusahaan
 Kerugian ditanggung sendiri oleh pemilik perusahaan
 Kualitas manajerial dan pekerja terbatas

2. Firma (fa)
Dalam pengertian Firma (fa) adalah persekutuan dua orang atau lebih dalam mendirikan dan
menjalankan perusahaan dengan satu nama dan membagi keuntungan dari hasil yang
didapatkannya. Setiap sekutu atau anggota memiliki tanggung jawab yang sama pada
perusahaan.
Ciri-Ciri Usaha Persekutuan Firma (Fa)

 Memiliki modal yang besar


 Pemakaian nama bersama dalam kegiatan usaha
 Memiliki tanggung jawab atas resiko yang tidak terbatas
 Setiap anggota memiliki kewenangan dalam menjalankan usaha maupun mengadakan
perjanjian dengan pihak lain tanpa menunggu persetujuan anggota lain

Kelebihan atau Kebaikan Usaha Persekutuan Firma (Fa)

 Jumlah modal yang besar


 Kemampuan Manajemen lebih besar
 Pendirian relatif mudah
 Status badan usaha yang jelas karena kepemilikan akta dari notaris dan terdaftar di
pengadilan negeri
 Tanggung Jawab dilakukan secara bersama-sama
 Pengambilan kredit lebih besar dan mudah karena dipercaya oleh lembaga keuangan
(bank)
 Pengelolaan perusahaan dapat dibagi-bagi sesuai dengan kehalian masing-masing dari
sekutu atau anggota

Kelemahan atau Kekurangan Badan Usaha Persekutuan Firma (fa)

 Pengambilan keputusan atau kebijakan kurang cepat karena menunggu musyawarah


 Perusahaan dikatakan bubar jika terdapat anggota yang mengundurkan diri atau
meninggal dunia
 Jika salah satu anggota membuat kerugian, maka anggota lain ikut menanggungnya.

3. Persekutuan Komanditer (CV)


Pengertian persekutuan Komanditer adalah persekutuan dua atau lebih orang yang beberapa
sekutu atau anggota hanya menyerahkan modal dan sekutu yang lain menjalankan
perusahaan. Dalam persekutuan komanditer dikenal dengan dua sekutu yaitu : sekutu aktif/
sekutu komplementer dan sekutu pasig/sekutu komanditer. Sekutuh aktif adalah sekutuh yang
memiliki hak dalam menjalankan dan memimpin perusahaan, sedangkan sekutuh pasif adaah
sekutuh yang hanya menyerahkan modal
Ciri-Ciri Persekutuan Komanditer (CV)

 Keanggotan terdiri atas anggota pasif dan aktif


 Badan usaha persekutuan yang memiliki beberapa orang anggota
 Sekutu aktif menjalankan perusahaan
 Sekutu pasif tidak menjalankan perusahaan, namun hanya penanam modal

Kelebihan atau Kebaikan Persekutuan Komanditer (CV)

 Mudahnya dalam proses pendirian


 Kebutuhan modal lebih terjamin dan terpenuhi
 Cenderung lebih mudah memperoleh kredit
 Sebagai tempat untuk menanamkan modal karena sekutu diam mudah
menginvestasikan dan mencairkan kembali modalnya
 Kemampuan manajemen lebih besar
 Pimpinan perusahaan dapat terdiri dari satu orang atau lebih
 Kekayaan pribadi terpisah dari kekayaan perusahaan
 Pembagian keuntungan dan kerugian berdasarkan pada besarnya modal yang ditanam

Kelemahan atau Kekurangan Persekutuan Komanditer (CV)

 Kelangsungan hidup tidak menentu, karena banyak bergantung kepada sekutu aktif
yang bertindak sebagai pemimpin persekutuan dan perusahaan
 Dapat terjadi selisih paham antarpemilik

4. Perseroan Terbatas (PT)


Pengertian perseroan terbatas adalah badan usaha yang didirikan oleh beberapa orang,
berbedan hukum, dan modalnya terdiri atas saham-saham. PT memiliki kemampuan
mendapatkan modal dalam jumlah besar melalui penerbitan saham.
Ciri-Ciri Perseroan Terbatas (PT)

 Kelangsungan hidup perusahaan PT berapa ditangan pemilik saham


 PT berorientasi mencari keuntungan atau profit
 Pendirian PT dilakukan oleh 2 orang atau pribadi huum
 Pendiran PT disahkan dalam akta notaris dan berlaku sejak pengesahan kementrian
hukum dan ham
 Pemimpin PT berupa direksi yang bisa saja tidak memilik bagian saham dan bertugas
memimpihak perusahaan
 Pemegang saham memiliki tanggung jawab yang terbatas, namun modal perusahaan
bergantung pada pemegang saham
 Karyawan PT bestatus sebagai pegawai swasta
 Saham mudah dieprjualbelikan

Kelebihan atau Kebaikan Perseroan Terbatas (PT)

 Mudahnya pengaihan kepemilikan


 Kebutuhan terhadap pengembangan modal terjamin dan terpenuhi
 Kelangsungan perusahaan lebih terjamin
 Mhdah dalam memindahkan hak milik dengan menjual saham kepada orang lain

Kelemahan atau Kekurangan Perseroan Terbatas (PT)

 Biaya pembentukan yang relatif tinggi


 Pembayaran pajak yang besar
 Sulit menjaga rahasia perusahaan
 Proses pendirian perusahaan yang panjang
KOPERASI

Koperasi adalah asosiasi orang-orang yang bergabung dan melakukan usaha bersama atas
dasar prinsip-prinsip Koperasi, sehingga mendapatkan manfaat yang lebih besar dengan biaya
yang rendah melalui perusahaan yang dimiliki dan diawasi secara demokratis oleh
anggotanya. Koperasi bertujuan untuk menjadikan kondisi sosial dan ekonomi anggotanya
lebih baik dibandingkan sebelum bergabung dengan Koperasi. Dari pengertian di atas dapat
diuraikan sebagai berikut:

1. Asosiasi orang-orang. Artinya, Koperasi adalah organisasi yang terdiri dari orang-
orang yang terdiri dari orang-orang yang merasa senasib dan sepenanggungan, serta
memiliki kepentingan ekonomi dan tujuan yang sama.
2. Usaha bersama. Artinya, Koperasi adalah badan usaha yang tunduk pada kaidah-
kaidah ekonomi yang berlaku, seperti adanya modal sendiri, menanggung resiko,
penyedia agunan, dan lain-lain.
3. Manfaat yang lebih besar. Artinya, Koperasi didirikan untuk menekan biaya,
sehingga keuntungan yang diperoleh anggota menjadi lebih besar.
4. Biaya yang lebih rendah. Dalam menetapkan harga, Koperasi menerapkan aturan,
harga sesuai dengan biaya yang sesungguhnya, ditambah komponen lain bila
dianggap perlu, seperti untuk kepentingan investasi.

Sebagai Bapak Koperasi Indonesia, Bung Hatta pernah berkata : bukan Koperasi namanya
manakala di dalamnya tidak ada pendidikan tentang Koperasi.

Menurut UU Nomor 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian,

pengertian Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang-seorang atau badan
hukum Koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip Koperasi sekaligus
sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan atas asas kekeluargaan.

Prinsip-prinsip Koperasi

Koperasi bekerja berdasarkan beberapa prinsip. Prinsip ini merupakan pedoman bagi
Koperasi dalam melaksanakan nilai-nilai Koperasi.

1. Keanggotaan sukarela dan terbuka. Koperasi adalah organisasi yang keanggotaannya


bersifat sukarela, terbuka bagi semua orang yang bersedia menggunakan jasa-jasanya,
dan bersedia menerima tanggung jawab keanggotaan, tanpa membedakan gender,
latar belakang sosial, ras, politik, atau agama.
2. Pengawasan oleh anggota secara demokratis. Koperasi adalah organisasi demokratis
yang diawasi oleh anggotanya, yang secara aktif menetapkan kebijakan dan membuat
keputusaan laki-laki dan perempuan yang dipilih sebagai pengurus atau pengawas
bertanggung jawab kepada Rapat Anggota. Dalam Koperasi primer, anggota memiliki
hak suara yang sama (satu anggota satu suara) dikelola secara demokratis.
3. Partisipasi anggota dalam kegiatan ekonomi. Anggota menyetorkan modal mereka
secara adil dan melakukan pengawasan secara demoktaris. Sebagian dari modal
tersebut adalah milik bersama. Bila ada balas jasa terhadap modal, diberikan secara
terbatas. Anggota mengalokasikan SHU untuk beberapa atau semua dari tujuan
seperti di bawah ini :
1. Mengembangkan Koperasi. Caranya dengan membentuk dana cadangan, yang
sebagian dari dana itu tidak dapat dibagikan.
2. Dibagikan kepada anggota. Caranya seimbang berdasarkan transaksi mereka
dengan koperasi.
3. Mendukung keanggotaan lainnya yang disepakati dalam Rapat Anggota.
4. Otonomi dan kemandirian. Koperasi adalah organisasi otonom dan mandiri yang
diawasi oleh anggotanya. Apabila Koperasi membuat perjanjian dengan pihak lain,
termasuk pemerintah, atau memperoleh modal dari luar, maka hal itu haarus
berdasarkan persyaratan yang tetap menjamin adanya upaya:

1. Pengawasan yang demokratis dari anggotanya.


2. Mempertahankan otonomi koperasi.
5. Pendidikan, pelatihan dan informasi. Koperasi memberikan pendidikan dan pelatihan
bagi anggota, pengurus, pengawas, manager, dan karyawan. Tujuannya, agar mereka
dapat melaksanakan tugas dengan lebih efektif bagi perkembangan Koperasi.
Koperasi memberikan informasi kepada maasyarakat umum, khususnya orang-orang
muda dan tokoh-tokoh masyaralat mengenai hakekat dan manfaat berkoperasi.
6. Kerjasamaa antar koperasi. Dengan bekerjasama pada tingkat lokal, regional dan
internasional, maka:

1. Gerakan Koperasi dapat melayani anggotanya dengan efektif.


2. Dapat memperkuat gerakan Koperasi.
7. Kepedulian terhadap masyarakat. Koperasi melakukan kegiatan untuk pengembangan
masyarakat sekitarnya secara berkelanjutan melalui kebijakan yang diputuskan oleh
Rapat Anggota.

Ide Koperasi

Ide Dasar

Dalam pengertian yang amat umum, ide adalah suatu cita-cita yang ingin dicapai. Cita-cita
berkoperasi juga tumbuh dan berkembang dari berbagai ide yang melandasinya. Ide
berkoperasi, telah berkembang jauh sebelum koperasi itu sendiri berwujud sebagai koperasi.
Ide yang berasal dari berbagai pandangan itu kemudian melebur ke dalam prinsip-prinsip,
asasasas, atau sendi-sendi dasar koperasi. Dunia perkoperasian mencatat nama seorang
ilmuwan berkebangsaan Rusia, Ivan Emelianoft (1860-1900), yang melarikan diri ke
Amerika, kemudian membuat

disertasi doktornya berjudul : “Economic Theory Of Cooperation". Buku ini kemudian


menjadi buku teori koperasi yang terkenal. Demikian juga Paul Lambert, seorang aktivis
koperasi di Eropa, dalam bukunya yang terkenal: “Studies On The Social Phylosophy 1)
Disadur dari buku Dinamika Gerakan Koperasi Indonesia oleh H.M. Iskandar Soesilo Of
Cooperation ", telah mengupas tentang ide dasar falsafah koperasi yang berangkat dari nilai-
nilai kerja sama.

Kerja sama (cooperation), memang bukan hall yang baru. Bahkan secara universal, mungkin
sama panjangnya dengan sejarah umat manusia itu sendiri. Sangat mustahil seseorang dapat
hidup sendiri. Bergaul, bersosialisasi dan ber homo homini socius adalah naluri setiap
manusia. Sebagai anggota masyarakat, seseorang tentu memiliki naluri untuk bekerja sama
dan tolong menolong. Di berbagai belahan dunia akan dengan mudah dapat ditemukan
bentuk-bentuk

kerja sama yang bersifat "gemeinschaft" atau semacam paguyuban. Antara lain misalnya:
perkumpulan tolong menolong, perkumpulan yang mengurus acara perkawinan, perkumpulan
yang mengurus pembuatan rumah secara bersama-sama, perkumpulan yang mengurus acara
kematian, perkumpulan persaudaraan dan sebagainya, yang pada umumnya diikat kuat oleh
semangat solid yang tinggi. Secara Teoritik

Beberapa ide yang melandasi lahirnya prinsip-prinsip koperasi antara lain adalah

solidaritas, demokrasi, kemerdekaan, alturisme (sikap memperhatikan kepentingan

orang lain selain kepentingan diri sendiri), keadilan, keadaan perekonomian negara dan

peningkatan kesejahteraan (Ima Suwandi, 1980).

Definisi Koperasi

Calvert, memberi definisi tentang koperasi sebagai organisasi orang-orang yang hasratnya
dilakukan sebagai manusia atas dasar kesamaan untuk mencapai tujuan ekonomi masing-
masing.

Drs. A. Chaniago memberi definisi koperasi sebagai suatu perkumpulan yang beranggotakan
orang-orang atau badan hukum yang memberi kebebasan masuk dan keluar sebagai anggota
dengan bekerja sama secara kekeluargaan menjalankan usaha, untuk mempertinggi
kesejahteraan jasmaniah para anggotanya.

Organisasi Buruh Sedunia (Intemational Labor Organization/ILO), dalam

resolusinya nomor 127 yang dibuat pada tahun 1966, membuat batasan mengenai ciriciri

utama koperasi yaitu:

(1) Merupakan perkumpulan orang-orang;

(2) Yang secara sukarela bergabung bersama;

(3) Untuk mencapai tujuan ekonomi yang sama;

(4) Melalui pembentukan organisasi bisnis yang diawasi secara demokratis dan;

(5) Yang memberikan kontribusi modal yang sama dan menerima bagian resiko dan

manfaat yang adil dari perusahaan di mana anggota aktifberpartisipasi.

Dari berbagai definisi yang ada mengenai koperasi, terdapat hal-hal yang menyatukan
pengertian tentang koperasi, antara lain yaitu:
a. Koperasi adalah perkumpulan orang-orang yang mempunyai kebutuhan dan

kepentingan ekonomi yang sama, yang ingin dipenuhi secara bersama melaui

pembentukan perusahaan bersama yang dikelola dan diawasi secara demokratis;

b. Koperasi adalah perusahaan, di mana orang-orang berkumpul tidak untuk

menyatukan modal atau uang, melainkan sebagai akibat adanya kesamaan

kebutuhan dan kepentingan ekonomi;

c. Koperasi adalah perusahaan yang hams memberi pelayanan ekonomi kepada

anggota;

Nilai-Nilai Koperasi

Dalam pernyataan Aliansi Koperasi Sedunia, tahun 1995, tentang Jatidiri

koperasi, Nilai-nilai Koperasi dirumuskan sebagai berikut:

Koperasi bekerja berdasarkan nilai-nilai

a. Nilai-nilai organisasi

(1) Menolong diri sendiri

(2) Tanggungjawab sendiri

(3) Demokratis

(4) Persamaan

(5) Keadilan

(6) Kesetiakawanan

b. Nilai-nilai etis

(1) Kejujuran

(2) Tanggung jawab sosial

(3) Kepedulian terhadap orang lain.

Fungsi dan Peran Koperasi

1. Fungsi Koperasi antara lain adalah:


a. Memenuhi kebutuhan anggota untuk memajukan kesejahteraannya;

b. Membangun sumber daya anggota dan masyarakat;

c. Mangembangkan potensi dan kemampuan ekonomi anggota;

d. Mengembangkan aspirasi ekonomi anggota dan masyarakat di lingkungan

kegiatan koperasi;

e. Membuka peluang kepada anggotanya untuk mengaktualisasikan diri dalam

bidang ekonomi secara optimal.

2. Peran Koperasi antara lain adalah sebagai:

a. Wadah peningkatan tarat hidup dan ketangguhan berdaya saing para anggota

koperasi dan masyarakat di lingkungannya;

b. Bagian integral dari sistem ekonomi nasional;

c. Pelaku stategis dalam sistem ekonomi rakyat;

d. Wadah pencerdasan anggota dan masyarakat di lingkungannya.

H. Beberapa Aliran Koperasi

Beberapa pakar koperasi menengarai adanya beberapa aliran dalam koperasi, seperti;

1. AIiran Socialist school, yang berkeinginan untuk menjadikan koperasl sebagai

batu loncatan untuk mencapai sosialisme.

2. AIiran Commonwealth School, yang menginginkan agar koperasi dapat

menguasai kehidupan ekonomi, dan ini umumnya terjadi di Inggris dan negaranegara

persemakmuran.

3. Aliran Competitive Yardstict School, yang menginginkan agar tumbuhnya

koperasi dapat berperan sebagai penghilang dampak negatif yang diakibatkan

oleh sistem kapitalisme. AIiran ini banyak dianut di Swedia, dan merupakan

bagian dari apa yang disebut sebagai Institutional Economic Balance Theory.

4. AIiran Pendidikan, yang menginginkan hendaknya koperasi berperanan untuk


meningkatkan pendidikan demi tecapainya tujuan peningkatan ekonomi.

5. AIiran Nimes, yang menghendaki agar keberhasilan koperasi dapat memperbaiki

perekonomian semua golongan.

I. Beberapa Hal Pokok Yang Membedakan Koperasi Dengan Badan Usaha Non
Koperasi

Hal tersebut antara lain adalah:

1. Koperasi adalah kumpulan orang, bukan kumpulan modal sebagaimana

perusahaan non koperasi.

2. Kalau di dalam suatu badan usaha lain yang non koperasi, suara ditentukan oleh

besarnya jumlah saham atau modal yang dimiliki oleh pemegang saham, dalam

koperasi setiap anggota memiliki jumlah suara yang sama, yaitu satu orang

mempunyai satu suara dan tidak bisa diwakilkan (one man one vote, by proxy).

3. Pada koperasi, anggota adalah pemilik sekaligus pelanggan (owner-user), oleh

karena itu kegiatan usaha yang dijalankan oleh koperasi harus sesuai dan

berkaitan dengan kepentingan atau kebutuhan ekonomi anggota. Hal yang

demikian itu berbeda dengan badan usaha yang non koperasi. Pemegang

saham tidak harus menjadi pelanggan. Badan usahanyapun tidak perlu harus

memberikan atau melayani kepentingan ekonomi pemegang saham.

4. Tujuan badan usaha non koperasi pada umumnya adalah mengejar laba yang

setinggi-tingginya. Sedangkan koperasi adalah memberikan manfaat pelayanan

ekonomi yang sebaik-baiknya (benefit) bagi anggota.

5. Anggota koperasi memperoleh bagian dari sisa basil usaha sebanding dengan

besarnya transaksi usaha masing-masing anggota kepada koperasinya,

sedangkan pada badan usaha non koperasi, pemegang saham memperoleh

bagian keuntungan sebanding dengan saham yang dimilikinya.


KOPERASI ADALAH SUBJEK HUKUM: PERSOONRECHT
Salah satu dasar hukum yang perlu dipahami dengan baik selain UUD 1945, UU,
PP/Keppres/Kepmen adalah pengertian tentang subjek hukum dan aspek hukum perikatan.
Dari sudut pandang hukum, yang dapat diklasifikasikan sebagai orang (persoonrecht) adalah
manusia dan badan hukum. Badan hukum diklasifikasikan sebagai orang karena bdan hukum
itu sengaja dibuat untuk maksud tertentu, dibuat berdasarkan etentuan hukum yang berlaku
untuk itudan karena itu hukum kedudukannya disamakan dengan orang.
Suatu badan secara sah dapat dikatakan sebagai subjek hukum apabila dari ketentuan hukum
yang berlaku telah menentukan bahwa suatu perkumpulan telah dapat bertindak secara sah
sebagaimana identik dengan manusia.
TUJUAN PENDIRIAN, RENCANA USAHA, BENTUK, DAN JENIS KOPERASI

Tujuan mendirikan sebuah koperasi alah untuk membangun sebuah organisasi usaha dalam
memenuhi kepentingan bersama di bidang ekonomi. Sebagai organisasi usaha, penerapan
asas ekonomi dan asas hukum menjadi jelas. Tujuan koperasi adalah untuk memajukan
kesejahteraan ekonomi para anggota, hal inilah yang menjadi kekhususan koperasi.

Prinsip dasar koperasi dalam UU Perkoperasian adalah sebagai berikut :


1. Keanggotaan bersifat sukarela dan terbuka;
2. Pengelolaan dilakukan secara demokratis;
3. Pembagian sisa hasil usaha dilakukan secara adil sebanding dengan besarnya jasa; usaha
masing-masing anggota;
4. Pemberian balas jasa yang terbatas terhadap modal;
5. Kemandirian.
Sedangkan untu mengembangkan usaha koperasi; ditambahkan prinsip :
6. Pendidikan perkoperasian;
7. Kerja sama antarkoperasi.

Maksud dan tujuan pendirian koperasi juga merupakan ketentuan yang harus dimasukan ke
dalam Anggaran Dasar, secara formal dan umum dapat dirumuskan untuk mewujudkan
kesejahteraan para anggota pada khususnya dan anggota masyarakat non-anggota pada
umumnya.

Dalam UU No. 12 Tahun 1967 Tentang Pokok-Pokok Perkoperasian, pengaturan mengenai


oembagian jenis-jenis koperasi lebih terasa bebas jika dibanding pengaturan operasi yang ada
di dalam UU No. 25 Tahun 1992. UU No. 12 tahun 1967 lebih terbuka dan luwes dalam
menyikapi kemungkinan penggolongan jenis-jenis koperasi, hal ini memberi peluang kepada
para pendiri koperasi untuk memilih jenis koperasi yang dikehendaki.
SYARAT-SYARAT PENDIRIAN

Syarat utama mendirikan sebuah koperasi hanya memerlukan calon pendiri sebanyak
minimal 20 orang ; dari dua puluh orang tersebut kemudian dapat menjadi anggota semua,
dan di antara mereka dapat dipilih menjadi anggota pengururs, maupun anggota pengawas.
Setelah terpenuhi jumlah anggota minimal dan kesemua anggota telah memahami betul
mengenai : tujuan, hubungan hukum dan aturan main dalam koperasi yang hendak merea
dirikan tersebut, maka proses selanjutnya adalah menuangkan kesepakatan bersama tersebut
ke dalam Anggaran Dasar; yang berbentuk akta pendirian koperasi. Di dalam Anggaran
Dasar tersebut, para pendiri wajib memuat dan menyatakan sekurang-kurangnya hal-hal
sebagai berikut :
1. Daftar nama pendiri
2. Nama dan tempat kedudukan koperasi
3. Maksud dan tujuan serta bidang usaha
4. ketentuan mengenai keanggotaan
5. ketentuan mengenai rapat anggota
6. ketentuan mengenai pengelolaan
7. ketentuan mengenai permodalan
8. ketentuan mengenai jangka watu berdirinya
9. ketentuan mengenai pembagian sisa hasil usaha
10. ketentuan mengenai sanksi
MODAL DASAR PENDIRIAN

Aturan mengenai permodalan koperasi ini memang tidak diatur secara detail, namun secara
prinsip sangat jelas asal usul pengumpulan modal dalam sebuah koperasi seperti yang
ditentukan dalam UU Perkoperasian, antara lain terdiri atas :
1. Modal sendiri yang dapat berasal dari simpanan pokok, simpanan wajib, dana cadangan
dan hibah.
2. Modal pinjaman yang dapat berasal dari pinjaman dari anggota, pinjaman dari anggota
koperasi lain, bank dan lembaga keuangan lainnya, penerbitan obligasi atau sumber-sumber
pinjaman lain yang sah

PEROLEHAN STATUS BADAN HUKUM

Dengan diperolehnya pengesahan terhadap Akta Pendirian yang memuat Anggaran Dasar
koperasi tersebut, maa kperasi tersebut telah resmi memperoleh status Badan Hukum.
Dengan status itu maka antara koperasi sebagai suatu organisasi dan status hukum para
pendirinya telah terpisah secara tegas.
Badan hukum koperasi merupakan subjek hukum yang berdiri sendiri seperti layaknya
manusia yang dapat memiliki harta kekayaan dan kewajiban. Jadi, apabila di kemudian hari
terjadi hal-hal yang menyangkut pertanggungjawaban hukum, maka harta milik pribadi-
pribadi anggotanya tidak menjadi objek tuntutan untuk suatu tanggung jawab badan.

diposting oleh wilyan @ 04.22

Você também pode gostar