Você está na página 1de 2

A Review on Perforation Repair Materials

Perforasi saluran akar secara tidak disengaja dilaporkan biasa terjadi sekitar 2-
12% dari perawatan endodontik. Perforasi gigi tersebut menyebabkan infeksi bakteri
yang terjadi tidak hanya dari kavitas gigi tetapi juga muncul dari area perforasi yang
kontak langsung dengan jaringan pendukung, dan memicu reaksi inflamasi pada
kedua lokasi tersebut, sehingga resorbsi jaringan keras mungkin saja terjadi. Pada
kasus perforasi lateral atau perforasasi pada furkasi, terkadang jaringan epitel gingiva
mengalami pertumbuhan berlebih sehingga akan menutup area perforasi dan
menyebabkan prognosa perawatan menjadi lebih buruk. Faktor-faktor yang
mempengaruhi tingkat keberhasilan perawatan meliputi ukuran perforasi, lokasi,
waktu, durasi paparan terhadap kontaminasi, material yang digunakan untuk
perawatan perforasi, serta akses.
Perforasi yang segera dilakukan penanganan memiliki prognosa yang lebih baik.
Faktor yang berada dibawah kontrol dari oprator adalah pemilihan bahan perawatan,
yang dapat meningkatkan tingkat keberhasilan perawatan. Hal tersebut mendorong
dilakukanya penelitian mengenai tingkat kemampuan masing-masing bahan yang
umum digunakan untuk perawawatan perforasi gigi. Syarat material yang ideal adalah
; harus dapat menutup lokasi perforasi secara adekuat, memiliki biokompatibilitas
yang baik, harus memiliki kemampuan utnuk memacu osteogenesis dan
cementogenesis, memiliki kemampuan bakteriostatik, dan radiopak, tidak mahal,
tidak toksik, tidak kariogenik, dan mudah diaplikasikan. Sampai dengan saat ini
belum ada material yang mampu memenuhi faktor-faktor tersebut secara keseluruhan.
Dilaporkan terdapat banyak sekali bahan yang pernah digunakan dalam
perawatan perforasi gigi. Namun hanya beberapa material saja yang dapat
memenuhisalah satu faktor tersebut. 1) super EBA; memiliki keunggulan dalam
biokompatibilitas, dan kemudahan aplikasi, dalam beberapa laporan, bahan ini juga
memiliki kemungkinan resiko microleakage yang lebis kecil dibandingkan dengan
MTA pada 24 jam pertama. Kombinasi antara MTA dan super EBA menghasilkan
kemampuan sealing yang lebih cepat dibandingkan dengan MTA sendiri. 2) glass
ionomer cement (SIK); memiliki keunggulan pada kemampuan sealing dibandingkan
dengan bahan-bahan konvensional lain karena SIK memiliki faktor adhesive. 3)
hydroxyapatite; dalam penelitian dilaporkan bahwa bahan ini mampu memacu
osteogenesis dan cementogenesis. 4) calcium hydroxide; dalam sebuah penelitian
diketahui bahwa calcium hydroxide sebagai matrix dikombinasikan dengan super
EBA sebagai bahan perbaikan area perforasai memiliki hasil yang baik. 5) portland
cement; bahan ini memiliki kemampuan sealing yang lebih baik dibandingkan dengan
MTA saat digunakan pada furkasi. 6) Mineral Trioxide Aggregate (MTA); bahan ini
memiliki waktu setting yang relatif cepat, MTA menstimulasi cementoblast untuk
memproduksi matriks untuk formasi cementum, dan memiliki biokompatibilitas yang
baik pada periradikuler, serta memiliki kemampuan sealing yang baik. Kombinasi
dengan Super EBA didapatkan hasil yang lebih baik lagi. 7) Biodentine; memiliki
keunggulan pengaplikasian yang mudah, seting time cepat (sekitar 12 menit),
biokompatibilitas baik, dilaporkan bahwa bahan ini tetap memiliki hasil yang cukup
baik walaupun setelah gigi mengalami kontaminasi, dibandingkan dengan MTA. 8)
endosquence; bahan ini memiliki pertikel nanosphere yang menyebabkan material
untuk memasuki tubulus dentinalis dan berinteraksi dengan dentin, dan membuat
ikatan mekanikal, dimensi yang stabil, dan memiliki biokompatibilitas yang paling
baik, dilaporkan juga bahwa bahan ini memiliki kemampuan sealing yang lebih baik
dibandingankan dengan biodentin dan MTA. 9) New Endodontic Cement; mehasilkan
kalsium yang tinggi yang dapat membentuk hydroksiapatite, sehingga bahan ini
menjadi pilihan saat terjadi perforasi pada area furkasi. Dilaporkan pula bahwa bahan
ini dapat memacu cementogenesis dan perbaikan jaringan periodonta.

Você também pode gostar