Você está na página 1de 15

PENGARUH PROFITABILITAS, UKURAN PERUSAHAAN,

KEPEMILIKAN SAHAM PUBLIK TERHADAP


PENGUNGKAPAN CORPORATE SOCIAL
RESPONSIBILITY (CSR)

ARTIKEL ILMIAH

Oleh :

RINA FATKHIYATUR RIFQIYAH


NIM : 2012310063

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI PERBANAS


SURABAYA
2016
PENGARUH PROFITABILITAS, UKURAN PERUSAHAAN,
KEPEMILIKAN SAHAM PUBLIK TERHADAP
PENGUNGKAPAN CORPORATE SOCIAL
RESPONSIBILITY (CSR)
Rina Fatkhiyatur Rifqiyah
STIE Perbanas Surabaya
Email : 2012310063@students.perbanas.ac.id
Jl. Nginden Semolo 34-36, Surabaya

ABSTRACT

Corporate Social Responsibility is an expression of the company in terms of social, community,


environmental, product liability, and employee safety. The application of good corporate social
responsibility on the company to be important to further improve the company's concern for the
environment in order to get more attention from the public. The purpose of this study was to
examine the influence of profitability, company size, public ownership on the disclosure of
corporate social responsibility. Samples were ninety four companies manufacturing high-profile
category with the three-year period. Data collection method is purposive sampling. Linear
regression was used to test the hypothesis. The final results showed that the profitability and the
size of the company does not affect the disclosure of corporate social responsibility, while the
effect on the public ownership disclosure of corporate social responsibility.

Keywords: corporate social responsibility, profitability, size of the company, public ownership.

PENDAHULUAN Perusahaan melakukan


Tanggung jawab sosial masih pengungkapan Corporate Social
diposisikan secara marginal, dan cenderung Responsibility merupakan sebuah motivasi
kurang memiliki apresiasi secara tepat. untuk meningkatkan kepercayaan publik
Konteks seperti itu terjadi, paling tidak terhadap hasil pencapaian usaha perbaikan
dipicu oleh kondisi, yaitu masih belum terhadap lingkungan sekitar perusahaan.
seragam dan jelas batasan tanggungjawab CSR juga merupakan bentuk tanggungjawab
sosial, sikap opportunis perusahaan terlebih perusahaan dalam memperbaiki kesenjangan
social responsibility mengandung biaya sosial dan kerusakan lingkungan yang
yang cukup besar yang belum tentu memilki terjadi akibat aktivitas operasional
relevansi terhadap pencapaian tujuan yang perusahaan. Semakin banyak bentuk
bersifat economic motive, kurang respon pertanggung jawaban yang dilakukan
stakeholder sehingga kurang menciptakan perusahaan terhadap lingkungannya,
social control meskipun masyarakat pandangan masyarakat terhadap perusahaan
merupakan social agent, dukungan tata menjadi meningkat. Investor pun akan lebih
perundangan yang masih lemah, standar berminat pada perusahaan yang memiliki
operasional yang kurang jelas, dan belum citra yang baik di masyarakat, loyalitas
jelasnya ukuran evaluasi (Nor Hadi, 2009). konsumen semakin tinggi sehingga dalam
waktu lama penjualan perusahaan akan

1
membaik dan profitabilitas perusahaan juga Namun, hasil penelitian yang dilakukan oleh
meningkat. Jika perusahaan berjalan dengan Gusti dan Ida (2014) menyatakan bahwa
baik dan lancar, maka nilai saham kepemilikan saham publik tidak
perusahaan akan meningkat. berpengaruh terhadap pengungkapan CSR.
Fenomena mengenai Corporate
Social Responsibility (CSR) yang terjadi RERANGKA TEORITIS YANG
pada beberapa waktu yang lalu yaitu issue DIPAKAI DAN HIPOTESIS
kandungan minyak babi di Indonesia.
Sempat gempar akibat adanya kasus Teori Legitimasi
menggunakan lemak babi dalam suatu Legitimasi masyarakat merupakan
produk. Issue tersebut cukup faktor strategis bagi perusahaan ke depan.
menggemparkan masyarakat Indonesia yang Hal itu, dapat dijadikan sebagai wahana
sebagian besar adalah Muslim. Issue ini untuk membangun strategi perusahaan,
muncul ketika salah seorang peneliti dari terutama terkait dengan upaya
Universitas Brawijaya yang menengarai memposisikan diri di tengah lingkungan
adanya kandungan lemak babi dalam masyarakat yang semakin maju (Nor
beberapa produk yang beredar. Issue Hadi:2011:87). Gray et. al, (1996)
tersebut adalah gelatin dan shortening yang berpendapat bahwa legitimasi merupakan
sebagian diantaranya dibuat dari bahan babi, sistem pengelolaan perusahaan yang
alkohol, dan lard. berorentasi pada keberpihakan terhadap
Pada penelitian sebelumnya, masyarakat (society), pemerintah individu
pembahasan tentang corporate social dan kelompok masyarakat (Nor
responsibility telah banyak dilakukan. Hadi:2011:88). Maka dari itu, sebagai suatu
Beberapa penelitian yang telah dilakukan sistem yang mengutamakan kepentingan
menunjukkan adanya hubungan yang positif kepada society, operasi perusahaan harus
antara pengungkapan CSR perusahaan konsisten dengan harapan masyarakat.
dengan profitabilitas (Gusti dan Ida, 2014,
serta Achmad, 2011). Akan tetapi beberapa Teori Stakeholder
penelitian lainnya menunjukkan adanya Stakeholder merupakan semua pihak
hubungan yang tidak signifikan antara baik internal maupun eksternal yang
pengungkapan CSR dengan profitabilitas memiliki hubungan baik bersifat
yakni Marzully dan Denies (2012) serta mempengaruhi maupun dipengaruhi, bersifat
Agus (2011.). Penelitian yang berhasil langsung maupun tidak langsung oleh
membuktikan hubungan positif antara perusahaan. Dengan demikian, stakeholder
variabel ukuran perusahaan dan merupakan pihak internal maupun eksternal,
pengungkapan CSR dilakukan oleh seperti pemerintah, perusahaan pesaing,
Marzully dan Denies (2012) serta Maria masyarakat sekitar, lingkungan
(2012). Penelitian yang tidak berhasil internasional, lembaga di luar perusahaan,
menunjukkan hubungan positif antar kedua lembaga pemerhati lingkungan, para pekerja
variabel tersebut, yaitu penelitian yang perusahaan, kaum minoritas dan lain
dilakukan oleh Achmad (2007). Penelitian sebagainya yang keberadaannya sangat
yang berhasil menunjukkan bahwa mempengaruhi dan dipengaruhi perusahaan
kepemilikan saham publik berpengaruh (Nor Hadi:2011:94).
terhadap pengungkapan CSR yaitu
penelitian yang dilakukan oleh Eka (2011).

2
Corporate Social Responsibility (CSR) pasar. Semakin besar total aset, penjualan,
Corporate Social Responsibility dan kapitalisasi pasar maka semakin besar
merupakan suatu komitmen perusahaan pula ukuran perusahaan tersebut. Ukuran
untuk berkontribusi dalam pengembangan perusahaan merupakan variabel penting
ekonomi yang going concern dengan dalam praktik CSR karena mempunyai
memperhatikan tanggung jawab sosial peran seperti barometer yang dapat
perusahaan dan menitikberatkan pada menjelaskan alasan mengapa perusahaan
keseimbangan antara perhatian terhadap terlibat dalam praktik CSR.
aspek ekonomi, sosial, dan lingkungan. Kepemilikan Saham Publik
Munculnya satu terobosan besar Kepemilikan saham oleh publik adalah
perkembangan corporate social jumlah saham perusahaan yang dimiliki oleh
responsibility (CSR) dikemukakan oleh John publik, yaitu individu atau institusi yang
Elkington (1997) yang dikenal dengan The memiliki kepemilikan saham dibawah lima
Triple Botton Line, dimana konsep tersebut persen yang berada diluar manajemen dan
mengakui bahwa apabila perusahaan ingin tidak memiliki hubungan istimewa dengan
berkelanjutan maka perlu memperhatikan perusahaan (Abdul, 2012). Semakin
3P, yaitu profit, profile, and plane. tersebarnya kepemilikan saham perusahaan,
Perusahaan tidak hanya mencari keuntungan maka perusahaan tersebut diharapkan akan
(profit) namun perusahaan harus memiliki mengungkapkan informasi lebih banyak
kontribusi terhadap masyarakat sekitar mengenai aktivitas corporate social
(profile) dan perusahaan harus mampu responsibility (CSR).
memperhatikan dan ikut berperan serta
dalam menjaga kelestarian lingkungan Hipotesis Penelitian
sekitar (planet). Pengaruh Profitabilitas Terhadap
Pengungkapan Corporate Social
Profitabilitas Responsibility (CSR)
Profitabilitas merupakan kemampuan Profitabilitas merupakan kemampuan
perusahaan untuk dapat menghasilkan laba perusahaan untuk menghasilkan laba dan
atau keuntungan. Perusahaan yang memiliki menunjukkan seberapa besar kinerja
profit tinggi harus bisa menerapkan CSR keuangan perusahaan dalam memperoleh
dan ikut berperan aktif dalam kegiatan CSR. keuntungan. Profitabilitas yang tinggi, akan
Perusahaan yang memiliki profit tinggi akan memberikan kesempatan yang lebih kepada
memberikan kesempatan besar kepada suatu manajemen dalam mengungkapkan serta
manajamen untuk mengungkapkan serta melakukan program CSR. Fauzi, et al. 2007
melakukan program CSR. Oleh sebab itu, dalam Agus 2011 menemukan bukti empiris
semakin tinggi profitabilitas suatu bahwa terdapat hubungan positif dan
perusahaan maka akan semakin besar signifikan antara ROA dengan corporate
pengungkapan CSR tersebut. social performance yang kemudian
menyatakan bahwa jika perusahaan
Ukuran Perusahaan memiliki tingkat ROA yang tinggi, maka
Ukuran perusahaan adalah salah satu perusahaan akan memiliki dana yang cukup
variabel yang digunakan untuk menjelaskan untuk dialokasikan kepada kegiatan sosial
variasi pengungkapan dalam annual report. dan lingkungan sehingga tingkat
Besar (ukuran) perusahaan dapat dinyatakan pengungkapan pertanggungjawaban sosial
dalam total aset, penjualan, dan kapitalisasi oleh perusahaan akan tinggi.

3
H1 : Profitabilitas berpengaruh terhadap bahwa perusahaan tersebut memiliki
pengungkapan corporate social kredibilitas yang tinggi dimata masyarakat
responsibility (CSR). dalam memberikan imbalan (deviden) yang
layak dan dianggap mampu beroperasi terus
Pengaruh Ukuran Perusahaan Terhadap menerus (going concern) sehingga
Pengungkapan Corporate Social cenderung akan melakukan pengungkapan
Responsibility (CSR) informasi sosial lebih luas. Perusahaan yang
Teori legitimasi memiliki alasan tentang memiliki porsi kepemilikan saham publik
hubungan ukuran dan pengungkapan. lebih luas akan cenderung melakukan lebih
Perusahaan yang lebih besar melakukan banyak pengungkapan sosial karena dinilai
aktivitas yang lebih banyak sehingga memiliki tanggung jawab secara moral
memiliki pengaruh yang lebih besar kepada masyarakat (Achmad, 2011).
terhadap masyarakat, memiliki lebih banyak Perusahaan yang go public dan telah
pemegang saham yang punya perhatian terdaftar dalam BEI merupakan perusahaan-
terhadap program sosial yang dilakukan perusahaan yang memiliki proporsi
perusahaan dan laporan tahunan merupakan kepemilikan saham oleh publik yang artinya
alat yang efisien untuk mengkomunikasikan bahwa semua aktivitas dan keadaan
informasi ini (Cowen et al., 1987) dalam perusahaan harus dilaporkan dan diketahui
Achmad (2007). Ukuran perusahaan juga oleh publik sebagai salah satu bagian
merupakan variabel yang penting dalam pemegang saham. Akan tetapi tingkat
praktik CSR dan berperan seperti barometer kepemilikan sahamnya berbeda-beda satu
yang menjelaskan mengapa perusahaan sama lain (Marzully dan Denies, 2012). Eka
terlibat dalam praktik CSR. Selain itu, juga (2011) juga menjelaskan bahwa semakin
dinyatakan bahwa CSR hanya akan tampak tinggi rasio/tingkat kepemilikan publik
berbeda apabila konsep CSR terintegrasi dalam perusahaan diprediksi akan
dengan prinsip dan praktik perusahaan dan melakukan tingkat pengungkapan yang lebih
ketika kemajuan pelaksanaan CSR secara luas.
teratur dilakukan monitoring (Agus, 2011). H3 : Kepemilikan Saham Publik
H2 : Ukuran perusahaan berpengaruh berpengaruh terhadap pengungkapan
terhadap pengungkapan corporate social corporate social responsibility (CSR).
responsibility (CSR).
Kerangka penelitian yang mendasari
Pengaruh Kepemilikan Saham Publik penelitian ini dapat digambarkan sebagai
Terhadap Pengungkapan Corporate berikut :
Social Responsibility (CSR)
Sebuah perusahaan yang memiliki saham
banyak dan dimiliki publik menunjukkan

Profitabilitas

Pengungkapan
Ukuran Perusahaan Corporate Social
Responsibility CSR)

Kepemilikan Saham
Publik Gambar 1 4
Kerangka Pemikiran
METODE PENELITIAN pengumpulan data yang dilakukan dengan
cara mempelajari catatan-catatan atau
Klasifikasi Sampel dokumentasi perusahaan yang berupa
Populasi dalam penelitian ini adalah laporan keuangan tahunan.
perusahaan manufaktur yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2012- Variabel Penelitian
2014. Industri yang dikategorikan sebagai Terdapat dua variabel penelitian yang
perusahaan high profile yaitu industri digunakan dalam penelitian ini yaitu
konstruksi, pertambangan, pertanian, variabel dependen dan variabel independen.
kehutanan, perikanan, kimia, otomotif, Variabel dependen yaitu pengungkapan
barang konsumsi, makanan dan minuman, corporate social responsibility dan variabel
kertas, farmasi, dan plastilk (Fr.Reni,2006). independen yang terdiri dari profitabilitas,
Pengambilan sampel dalam penelitian ini ukuran perusahaan, dan kepemilikan saham
menggunakan metode purposive sampling publik.
dengan tujuan untuk mendapatkan sampel
yang representatif sesuai dengan kriteria Definisi Operasional Variabel
sebagai berikut : (1) perusahaan manufaktur Corporate Social Responsibility (CSR)
yang berkategori high profile, (2) Pengungkapan CSR yang diukur
mempublikasikan laporan keuangan tahunan dalam penelitian ini yaitu dalam laporan
setiap tahunnya selama periode 2012-2014, keuangan tahunan. Pengungkapan CSR pada
(3) Laporan keuangan yang berakhir per 31 penelitian ini menggunakan indicator dari
Desember, (4) laporan keuangan yang Global Reporting Initiative (GRI) dengan
mencantumkan profitabilitas, ukuran jumlah 79 pengungkapan yang meliputi
perusahaan, dan kepemilikan saham publik, economic (EC), environment (EN), human
(5) perusahaan yang menerapkan aktivitas rights (HR), labor practices (LP), product
corporate social responsibility (CSR). responsibility (PR), dan society (SO)
Dari 54 perusahaan manufaktur yang (Marzullydan Denies, 2012). Indeks
terdaftar di BEI tahun 2012-2014 diperoleh pengungkapan corporate social
34 perusahaan yang sesuai dengan kriteria responsibility dapat dihitung menggunakan
pemilihan sampel. Maka diperoleh sampel rumus :
akhir sebanyak 102. CSRDI=

Data Penelitian
Profitabilitas
Dalam penelitian ini jenis data dan
Profitabilitas merupakan kemampuan
sumber data yang digunakan yaitu data
suatu perusahaan dalam memperoleh laba
sekunder yang diperoleh dari jurnal,
atau keuntungan. Profitabilitas dapat
internet, buku referensi, dan literatur. Data
diproksikan dengan Return on Assets (ROA)
yang diambil adalah laporan keuangan
yang merupakan ukuran efektifitas
tahunan perusahaan manufaktur yang
perusahaan dalam menghasilkan keuntungan
terdaftar di BEI selama periode 2012-2014
atau laba. Data ROA diperoleh dari laporan
yang telah menerapkan aktivitas corporate
keuangan tahunan perusahaan pada periode
social responsibility (CSR).
2012-2014 yakni dalam Laporan Laba Rugi
Penelitian ini menggunakan metode
untuk data laba bersih dan Neraca untuk
dokumentasi untuk pengambilan data.
data total aktiva. ROA dapat dihitung
Metode dokumentasi yaitu metode

5
dengan menggunakan rumus (Brigham and variabel independen. Model regresi
Houston, 2006: 115) : dikatakan baik apabila tidak terjadi
multikolinearitas. Terjadi
ROA =
multikolinearitas apabila nilai
tolerance lebih kecil dari 0.10 dan
Ukuran Perusahaan nilai VIF lebih besar dari 10
Ukuran perusahaan merupakan (Ghozali, 2013: 105).
besarnya lingkup suatu perusahaan dalam 2. Uji Autokorelasi
menjalankan aktivitas operasi. Dalam Pengujian ini bertujuan untuk
penelitian ini, ukuran perusahaan mengetahui apakah dalam model
diproksikan dengan menggunakan log of regresi terdapat korelasi. Model
total assets yaitu logaritma dari jumlah aset regresi yang baik apabila bebas dari
yang dimiliki oleh perusahaan. Data autokorelasi. Uji autokorelasi
mengenai total asset perusahaan dapat menggunakan uji Durbin-Watson
diperoleh dari laporan keuangan perusahaan dengan membandingkan nilai batas
pada periode 2012-2014 dalam Neraca pada atas (du) (Ghozali, 2013: 110-111).
sisi asset. 3. Uji Heteroskedastisitas
Pengujian ini bertujuan untuk
Kepemilikan Saham Publik menguji apakah model regresi terjadi
Perusahaan yang sahamnya banyak perbedaan varians dari residual satu
dimiliki oleh publik menunjukkan bahwa ke pengamatan yang lain. Model
perusahaan tersebut memiliki kredibilitas regresi yang baik apabila tidak
yang tinggi dimata masyarakat dalam mengandung heteroskedastisitas. Uji
memberikan imbalan (deviden) yang layak heteroskedastisitas menggunakan uji
dan mampu beroperasi secara terus menerus glejser dengan probabilitas
sehingga cenderung akan melakukan signifikansi di atas 5% (Ghozali,
pengungkapan informasi sosial lebih luas 2013: 143).
(Achmad, 2011). Kepemilikan saham publik 4. Uji Normalitas
dapat dihitung dengan rumus : Pengujian ini bertujuan untuk
menguji apakah model regresi
KSP= terdistribusi normal. Uji normalitas
menggunakan uji Kolmogorov-
Alat Analisis Smirnov, data terdistribusi normal
Uji Asumsi Klasik apabila signifikansi lebih besar dari
Uji asumsi klasik digunakan untuk 5% (Ghozali, 2013: 165).
mengetahui apakah data yang akan dipakai
dalam penelitian telah memenuhi asumsi- Uji Regresi Linier Berganda
asumsi dasar. Uji asumsi klasik yang Pengujian ini digunakan untuk menguji
dilakukan adalah uji multikolinearitas, uji pengaruh beberapa variabel independen
autokorelasi, uji heteroskedastisitas, dan uji terhadap satu variabel independen. Uji ini
normalitas. menunjukkan arah hubungan antara variabel
1. Uji Multikolinearitas dependen dengan variabel indipenden
Pengujian ini bertujuan untuk (Ghozali, 2013: 96). Persamaan dalam
menguji apakah model regresi regresi ini dapat dilihat dalam model
ditemukan adanya korelasi antar matematis berikut :

6
CSRD = α + β1ROA + β2SIZE + β3KSP + e
Keterangan :
CSRD = Pengungkapan corporate ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
social responsibility Uji Deskriptif
α = Konstanta Analisis deskriptif digunakan untuk
β1 β2 β3 = Koefisien regresi menjelaskan atau mendeskripsikan variabel
ROA = Profitabilitas dalam penelitian ini, yaitu corporate social
SIZE = Ukuran Perusahaan responsibility, profitabilitas, ukuran
KSP = Kepemilikan Saham Publik perusahaan, dan kepemilikan saham publik.
e = Error Berikut adalah tabel hasil uji deskriptif :
Tabel 1
Hasil Analisis Deskriptif
Variabel N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
ROA 102 -19.20 30.50 5.8202 8.06395
SIZE 102 8.373 13.934 11.44271 1.416768
KSP 102 3.54 98.71 26.4737 17.64631
CSR 102 0.0127 0.1646 0.063663 0.0376371

0.08
0.07
0.06
0.05
0.04
Rata - Rata CSR
0.03
0.02
0.01
0
2012 2013 2014

1.6
1.4
1.2
1
0.8
Rata - Rata ROA
0.6
0.4
0.2
0
2012 2013 2014

7
11.7

11.6

11.5

11.4

Rata - Rata SIZE


11.3

11.2

11.1

11
2012 2013 2014

2.5

1.5

Rata - Rata KSP


1

0.5

0
2012 2013 2014

Berdasarkan tabel 1 yang menunjukkan hasil pengolahan limbah, dan kesehatan &
uji statistik deskriptif dengan jumlah data keamanan pelanggan pada perusahaan
(N) sebesar 102. Nilai minimum dari data manufaktur yang berkategori high profile.
CSR yakni sebesar 0,013 atau 1,3%. Nilai Kemudian dilihat dari nilai standar deviasi
maksimum dari data tersebut yakni sebesar sebesar 0,037637 (3,7%) yang bermakna
0,165 atau 16,5%. Nilai rata-rata (mean) dari nilai standar deviasi lebih kecil dari nilai
nilai CSR sebesar 0,06366 atau 6,37% yang rata-rata (mean) maka dapat dikatakan data
bermakna bahwa dari seluruh sampel, bersifat homogen yang artinya data baik
pengungkapan corporate social karena sedikitnya variasi pada data.
responsibility memiliki rata-rata sebesar Nilai minimum dari data
6,37% yang mayoritas terkait dengan item profitabilitas yakni sebesar -19.20%. Nilai
keterlibatan masyarakat setempat, maksimum dari data profitabilitas yakni
keselamatan dan kesehatan kerja, sebesar 30,50%. Nilai rata-rata (mean) dari
8
nilai profitabilitas yakni sebesar 5,82% yang dengan nilai rata – rata. Hal tersebut
bermakna bahwa dari seluruh sampel, ROA menunjukkan bahwa data bersifat homogen
memiliki rata-rata sebesar 5,82% dan angka yang artinya data dikatan baik karena sedikit
tersebut menunjukkan angka yang baik variasi pada data.
karena ROA dikatakan baik jika Nilai minimum dari data kepemilikan saham
persentasenya lebih dari 2%. Kemudian nilai publik yakni sebesar 3,54%. Nilai
standar deviasi sebesar 8,06% dimana nilai maksimum dari data kepemilikan saham
standar deviasi lebih besar dibandingkan publik yakni sebesar 98,71%. Nilai rata-rata
dengan nilai rata – rata maka dapat (mean) yakni sebesar 26,5% yang artinya
dikatakan bahwa data bersifat heterogen dari seluruh sampel, kepemilikan saham
yang artinya data tidak baik karena terlalu publik memiliki rata-rata sebesar 26,5%.
banyak variasi pada data. Semakin tinggi kepemilikan saham oleh
Nilai minimum dari data size yakni sebesar publik maka semakin tinggi pula
8,37%. Nilai maksimum dari data size yakni kepercayaan publik dalam hal mengelola
sebesar 13,93%. Nilai rata-rata (mean) yakni saham pada perusahaan. Dengan rata-rata
sebesar 11,44% yang artinya bahwa dari sebesar 26,5% menunjukkan bahwa
seluruh sampel, ukuran perusahaan kepercayaan publik terhadap perusahaan
mempunyai nilai rata-rata sebesar 11,44%. cukup baik. Apabila rata-rata kepemilikan
Semakin tinggi persentase ukuran saham publik dikatakan baik, maka investor
perusahaan tiap tahunnya, maka artinya ataupun publik akan lebih tertarik untuk
semakin besar upaya dan kemampuan bekerja sama dengan perusahaan karena
perusahaan dalam mempertahankan perusahaan dapat dipercaya dapat mengelola
perusahaannya. Dengan rata-rata sebesar saham dengan baik. Nilai standar deviasi
11,44% itu menunjukkan bahwa perusahaan sebesar 17,64% yang berarti bahwa nilai
mampu mempertahankan perusahaannya standar deviasi lebih kecil dari nilai rata –
dengan baik. Kemudian nilai standar deviasi rata yang artinya data bersifat homogen
sebesar 1,41% yang berarti bahwa nilai karena variasi data tidak terlalu banyak.
standar deviasi lebih kecil di banding

Tabel 2
Hasil Uji Asumsi Klasik

Berdasarkan tabel 2 dapat dilihat nilai Berdasarkan hal tersebut dapat diketahui
signifikansi dari uji multikolinearitas, uji bahwa ke tiga variabel tidak terindikasi
autokorelasi, uji heteroskedastisitas, dan uji adanya multikolinearitas.
normalitas. Diketahui dari uji Dilihat dari uji autokorelasi diketahui bahwa
multikolinearitas, nilai tolerance dari ke tiga nilai DW sebesar 2.134, nilai tersebut
variabel menunjukkan lebih dari 0.10 dan dibandingkan dengan nilai batas atas (du),
nilai VIF juga menunjukkan kurang dari 10. jumlah sampel 102 dan jumlah variabel
9
independen 3 (k=3). Karena nilai DW adalah lebih besar dari 0.05. Hal tersebut
sebesar 2.134 lebih besar dari batas atas (du) artinya ke tiga variabel independen tidak
yaitu 1.7383 dan kurang dari (4 – du) atau 4 terjadi heteroskedastisitas.
– 1.7383 = 2.2617 sehingga disimpulkan Dilihat dari uji normalitas nilai signifikansi
bahwa tidak ada autokorelasi. sebesar 0.359 lebih besar dari 0.05. Hal
Dilihat dari uji heteroskedastisitas diketahui tersebut berarti bahwa data terdistribusi
bahwa nilai signifikansi ke tiga variabel normal.

Tabel 3
Hasil Uji Regresi Linier Berganda
Variabel Koefisien Regresi Sig.
Konstanta 0.014 0.619
ROA 0.000 0.255
SIZE 0.003 0.220
KSP 0.001 0.009
2
Adjusted R 0.088
Sig. F 0.010

Berdasarkan tabel 3, dapat dilihat bahwa ke akan meningkatkan pengungkapan


tiga variabel independen dalam model corporate social responsibility sebesar
ternyata tidak semuanya signifikan. Hanya 0.001.
kepemilikan saham publik saja yang Berdasarkan tabel 3 dapat dilihat bahwa
signifikan sedangkan profitabilitas dan nilai signifikansi uji F yaitu 0.010 lebih kecil
ukuran perusahaan tidak signifikan. Hal dari 0.05. Hal tersebut berarti bahwa model
tersebut dapat dilihat dari probabilitas regresi fit dan dapat dikatakan mampu untuk
signifikansi variabel KSP yang kurang dari melihat pengaruh profitabilitas (ROA),
0.05, sedangkan variabel ROA dan SIZE ukuran perusahaan (SIZE), dan kepemilikan
lebih dari 0.05. Sehingga dapat dibuat saham publik (KSP) terhadap pengungkapan
persamaan model regresi sebagai berikut : corporate social responsibility (CSRD).
CSRD = 0.014 + 0.000 ROA + 0.003 SIZE Dapat dilihat dari tabel 3 besarnya nilai
+ 0.001 KSP + e adjusted R2 adalah 0.088 yang berarti bahwa
Hal tersebut berarti bahwa konstanta sebesar 8,8% variasi CSR dapat dijelaskan oleh
0.014 menunjukkan bahwa jika variabel variasi dari ketiga variabel independen,
profitabilitas, ukuran perusahaan, dan sedangkan sisanya dijelaskan oleh sebab-
kepemilikan saham publik dianggap konstan sebab lain diluar model.
atau tidak berubah, maka variabel corporate
social responsibility akan naik sebesar Pengaruh Profitabilitas Terhadap
0.014. Koefisien regresi untuk kepemilikan Pengungkapan Corporate Social
saham publik diketahui sebesar 0.001. Hal Responsibility
tersebut menunjukkan bahwa adanya Hasil pengujian hipotesis pertama
hubungan yang searah dengan variabel menunjukkan tidak terdapat pengaruh
kepemilikan saham publik. Jika setiap profitabilitas terhadap pengungkapan
penambahan kepemilikan saham publik, corporate social responsibility. Hal ini
10
diduga berdasarkan analisis deskriptif dari bahwa pertanggungjawaban sosial
rata-rata tiap tahunnya, pada tahun 2013 dipengaruhi oleh ukuran perusahaan dimana
menuju tahun 2014 ROA mengalami perusahaan besar cenderung
penurunan. Apabila kemampuan perusahaan mengungkapkan pertanggungjawaban sosial
dalam menghasilkan laba tidak baik atau yang lebih luas. Meskipun aset perusahaan
tidak dapat menghasilkan laba yang tinggi, menunjukkan peningkatan setiap tahunnya,
maka perusahaan tidak akan mendapat tidak mempunyai pengaruh dan tidak ada
perhatian lebih dari masyarakat. Hal tersebut kaitannya dengan pengungkapan corporate
tidak sejalan dengan penelitian Gusti dan Ida social responsibility. Karena aset tidak
(2014) yang menyatakan bahwa berkaitan dengan pengungkapan kegiatan
profitabilitas memiliki pengaruh terhadap masyarakat. Sehingga menjadikan ukuran
pengungkapan CSR. Namun, sejalan dengan perusahaan tidak berpengaruh terhadap
penelitian Agus (2011) yang menyatakan pengungkapan corporate social
bahwa profitabilitas tidak memiliki responsibility.
pengaruh terhadap pengungkapan CSR. Hal
tersebut menunjukkan bahwa perusahaan Pengaruh Kepemilikan Saham Publik
dengan tingkat ROA yang tinggi, belum Terhadap Pengungkapan Corporate
tentu terkait pada kegiatan sosial dan Social Responsibility
lingkungan sehingga tingkat pengungkapan Hasil pengujian hipotesis ketiga
corporate social responsibility yang menunjukkan bahwa kepemilikan saham
dilakukan masih rendah. publik berpengaruh terhadap pengungkapan
corporate social responsibility. Berdasarkan
Pengaruh Ukuran Perusahaan Terhadap analisis deskriptif menunjukkan corporate
Pengungkapan Corporate Social social responsibility setiap tahunnya
Responsibility mengalami kecenderungan yang meningkat.
Hasil pengujian hipotesis kedua Disisi lain kepemilikan saham publik juga
menunjukkan bahwa ukuran perusahaan mengalami kenaikan pada tahun 2013-2014,
tidak berpengaruh terhadap pengungkapan walaupun pada tahun 2012-2013 mengalami
corporate social responsibility. Hal ini penurunan. Hal tersebut tidak sejalan dengan
diduga berdasarkan analisis deskriptif, penelitian Gusti dan Ida (2014) yang
corporate social responsibility yang menyatakan tidak ada pengaruh kepemilikan
mengalami peningkatan setiap tahunnya saham publik terhadap pengungkapan
lebih banyak mengungkapkan pada kegiatan corporate social responsibility. Perusahaan
pelaksanaan pengungkapan keterlibatan yang memiliki porsi kepemilikan publik
masyarakat sebesar 95,74% karena secara lebih tinggi akan cenderung melakukan
keseluruhan rata-rata CSR masih 6% lebih banyak pengungkapan sosial karena
sehingga walaupun aset perusahaan dinilai memiliki tanggung jawab secara
mengalami peningkatan setiap tahunnya moral kepada masyarakat.
belum mendukung secara langsung terhadap
aktivitas corporate social responsibility. Hal KESIMPULAN, KETERBATASAN,
tersebut tidak sejalan dengan penelitian DAN SARAN
Agus (2011) yang menyatakan bahwa Berdasarkan hasil analisis data dan
ukuran perusahaan berpengaruh positif pengujian hipotesis yang telah dilakukan
terhadap pengungkapan corporate social maka dapat diambil kesimpulan sebagai
responsibility. Agus (2011) menyatakan berikut :

11
1. Hasil pengujian hipotesis menunjukkan indeks CSR, terdapat berbagai kriteria dalam
bahwa profitabilitas tidak berpengaruh penentuan perusahaan berkategori high
terhadap pengungkapan corporate profile, sehingga terdapat berbagai macam
social responsibility. Semakin besarnya klasifikasi high profile menurut berbagai
laba yang dihasilkan perusahaan bukan peneliti dan uji R2 nilai adjusted R2 sebesar
berarti besar pula pengungkapan 8,8%, sehingga 97,2% dipengaruhi variabel
corporate social responsibility. lain.
Mungkin laba perusahaan tidak hanya Berdasarkan keterbatasan penelitian, maka
untuk kegiatan pengungkapan saran bagi peneliti selanjutnya adalah bagi
corporate social responsibility saja investor dan calon investor perusahaan
namun digunakan untuk kegiatan 62 berkategori high profile yang terdaftar di
lainnya. Maka profitabilitas tidak Bursa Efek Indonesia agar lebih
mempunyai pengaruh terhadap memperhatikan aspek corporate social
pengungkapan corporate social responsibility perusahaan sebagai
responsibility. pertimbangan sebagai pertimbangan dalam
2. Hasil pengujian hipotesis statistik melakukan investasi, dapat menggunakan
menunjukkan bahwa ukuran perusahaan sustainabilityreporting yang telah dikroscek
tidak berpengaruh terhadap oleh Global Reporting Initiative untuk
pengungkapan corporate social menghindari penilaian secara subyektif,
responsibility. Besarnya ukuran untuk mendapatkan hasil penelitian yang
perusahaan tidak mendukung luasnya lebih akurat dan lebih baik lagi penelitian
pengungkapan corporate social selanjutnya dapat memperpanjang periode
responsibility. Hal ini diduga penelitian, dan diharapkan menambahkan
pengungkapan CSR mayoritas masih variabel independen agar didapatkan nilai
pada kegiatan masyarakat, sehingga adjusted R2 yang lebih besar, contohnya
walaupun ukuran perusahaan seperti nilai perusahaan, leverage, dll.
meningkat, belum memiliki pengaruh
terhadap pengungkapan corporate DAFTAR RUJUKAN
social responsibility. Achmad Badjuri. 2011. “Faktor-Faktor
3. Hasil pengujian hipotesis statistik Fundamental, Mekanisme Corporate
menunjukkan bahwa kepemilikan Governance, Pengungkapan
saham publik berpengaruh terhadap Corporate Social Responsibility
pengungkapan corporate social (CSR) Perusahaan Manufaktur dan
responsibility. Perusahaan high profile Sumber Daya Alam di Indonesia.”
yang kepemilikan saham publik Dinamika Keuangan dan Perbankan
meningkat menunjukkan semakin 3.1
besarnya pengungkapan tanggung Achmad Zaenuddin. 2007. “Faktor-Faktor
jawab sosialnya. Perusahaan yang yang Berpengaruh Terhadap
memiliki porsi kepemilikan publik lebih Pengungkapan Sosial dan
tinggi akan cenderung melakukan lebih Lingkungan pada Perusahaan
banyak pengungkapan sosial karena Manufaktur Go Publik.”Diss.
dinilai memiliki tanggung jawab secara Program Pascasarjana Universitas
moral kepada masyarakat. Diponegoro.
Penelitian ini memiliki keterbatasan yaitu Abdul Rozak. 2012. “Pengaruh Tingkat
terdapat unsur subyektif pada penelitian Profitabilitas, Ukuran Perusahaan,

12
Kepemilikan Saham Oleh Publik, Gusti Ayu dan Ida Bagus. 2014. “Pengaruh
Leverage dan Kelompok Industri Profitabilitas, Ukuran Perusahaan,
Terhadap Tingkat Internet Financial dan Kepemilikan Saham Publik pada
Reporting (IFR).” Jurnal Pengungkapan CSR.” E-Jurnal
Computech& Bisnis 6.2 : 101-112. Akuntansi Universitas Udayana 9.3 :
Agus Purwanto. 2011. “Pengaruh Tipe 816-828.
Industri, Ukuran Perusahaan, Imam Ghozali. 2013. Aplikasi Analisis
Profitabilitas Terhadap Corporate Multivariate dengan Program IBM
Social Responsibility.” Jurnal SPSS 21. Edisi ke 7. Semarang :
Akuntansi dan Auditing 8.1 : 12-29. Badan Penerbit Universitas
Brigham, Eugene F. dan Houston, Joul F. Diponegoro.
2006. Dasar – dasar Manajemen Maria Wijaya.2012 “Faktor-Faktor yang
Keuangan. Jakarta : Salemba Empat. Mempengaruhi Pengungkapan
Eka Nanda Putra. 2011. “Pengaruh Tanggung Jawab Sosial Pada
Karakteristik Perusahaan Terhadap Perusahaan Manufaktur yang
Pengungkapan Corporate Social Terdaftar di Bursa Efek
Responsibility (CSR).” Diss. Indonesia.”Jurnal Ilmiah Mahasiswa
Universitas Diponegoro. Akuntansi 1.1 : 26-30.
Fr. Reni. Retno Anggraini. 2006. Marzully Nur dan Denies Priantinah. 2012.
“Pengungkapan Informasi Sosial dan “Analisis Faktor-Faktor yang
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Mempengaruhi Pengungkapan
Pengungkapan Informasi dalam Corporate Social Responsibility di
Laporan Keuangan Tahunan (Studi Indonesia (Studi empiris pada
Empiris pada Perusahaan – perusahaan berkategori high profile
Perusahaan yang Terdaftar di Bursa yang listing di Bursa Efek
Efek Jakarta).” Simposium Nasional Indonesia).” Nominal : Barometer
Akuntansi 9 : 23-26. Riset Akuntansi dan Manajemen 1.2
Global Reporting Initiative. GRI Nor Hadi. 2011. Corporate Social
Sustainability Reporting Guide Lines Responsibility. Yogyakarta : Graha
G3. (Website Ilmu.
http://www.globalreporting.org/
diakses pada 15 Oktober 2015)

13

Você também pode gostar