Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
A. JENIS-JENIS KECURANGAN
2. Penyalahgunaan Aktiva
Penyalahgunaan aktiva melibatkan pencurian aktiva entitas. Nilai aktiva yang
dicuri biasanya tidak material tapi terakumulasi selama beberapa waktu.
Pencurian aktiva dapat dilakukan oleh pegawai rendah dan tidak menutup
kemungkinan dilakukan oleh manajemen itu sendiri.
Insentif / Tekanan
2. Kesempatan
Situasi yang membuka ataupun memberikan kesempatan bagi
manajemen ataupun pegawai untuk melakukan tindakan kecurangan.
3. Sikap/Rasionalisasi
Sikap, karakter, atau serangkaian nilai-nilai etis yang membolehkan
manajemen atau pegawai untuk melakukan tindakan yang tidak jujur,atau
berada dalam lingkungan yang menekan yang membuat mereka merasinalisasi
dilakukannya tindakan yang tidak jujur.
2. Kesempatan
- Estimasi akuntansi signifikan melibatkan pertimbangan subyektif atau
ketidakpastian.
- Ketidakefektifan dewan direksi atau komite audit.
- Staf akuntansi, audit internal, atau teknologi informasi tidak efektif.
- Komunikasi dan dukungan nilai-nilai entitas tidak tepat / tidak efektif.
3. Sikap/Rasionalisasi
- Sejarah pelanggaran hukum sekuritas dan perundangan lainnya.
- Kebiasaan manajemen membuat peramalan yang terlalu agresif / tidak
realistis di mata analis, kreditor,atau pihak ketiga lainnya.
- Dominasi CEO atau manajer puncak lainnya terhadap penyusunan laporan
keuangan.
2. Kesempatan
- Ada jumlah kas di tangan yang besar atau persediaan yang kecil, bernilai
tinggi, atau sedang diminati.
- Internal control tidak memadai atas aktiva karena tidak ada.
- Pemisahan tugas atau pemeriksaan independen.
3. Sikap/Rasionalisasi
- Mengabaikan perlunya memantau atau mengurangi resiko
penyalahgunaan aktiva.
- Mengabaikan pengendalian internal.
1. Skeptisisme Profesional
c. Faktor-faktor resiko.
Ketiga faktor resiko (insentif/tekanan, kesempatan, dan
sikap/rasionalisasi) perlu dipertimbangkan dengan semua informasi
yang ada.Yang perlu diingat, kecurangan muncul tidak melulu karena
adanya ketiga faktor tersebut secara signifikan.
d. Prosedur analitis.
Prosedur analitis dirancang sejak perencanaan audit. Bila hasilnya
berbeda dengan ekspektasi, harus dievaluasi dengan memperhitungkan
dengan informasi yang lain.
e. Informasi lain.
Informasi ini dapat diperoleh di setiap tahap atau bagian audit ketika
menilai resiko kecurangan, dan kebanyakan dapat mengindikasikan
resiko kecurangan yang lebih tinggi.
1. Pendapatan Fiktif
Biasanya pelaku berusaha keras untuk menciptakan pendapatan fiktif,
dengan cara menciptakan kebijakan fiktif, serta melibatkan puluhan
jumlah karyawan.
2. Pengakuan Pendapatan Prematur
Seringnya, sebuah perusahaan mempercepatwaktu untuk melakukan
pengakuan pendapatan untuk memperoleh target pandapatan serta
penjualan. Misalnya saja perusahaan mengakui pendapatan periode
berikutnya pada periode ini.
3. Manipulasi atas Penyesuaian Pendapatan
Penyesuaian yang umumnya digunakan untuk pendapatan adalah
menyangkut retur penjualan serta alokasi dari penjualan. Biasanya
perusahaan menyembunyikan retur dari auditor. Adapun maksud dari
tindakan ini adalah agar penjualan dan pendapatan menjadi lebih
besar. Selain itu, perusahaan juga biasanya mengecilkan beban tagihan
macet, dengan cara mengecilkan alokasi dari piutang ragu-ragu. Hal
ini dilakukan sebab alokasi tersebut berkaitan dengan umur piutang,
perusahaan mengubah umur piutang sehingga menjadi lebih kecil.
Prosedur analitis
Prosedur analitis, terutama persentasi marjin kotor dan perputaran
persediaan, sering kali membantu membongkar kecurangan
persediaan. Persediaan fiktif akan mengurangsajikan harga pokok
penjualan dan melebihsajikan marjin kotor. Persediaan fiktif juga
memperkecil perputaran persediaan.
1. Aset Tetap
Aset tetap, yang merupakan akun neraca yang besar bagi banyak perusahaan,
seringkali didasarkan pada penilaian yang ditetapkan secara subjektif.
Akibatnya, aset dapat menjadi sasaran manipulasi, terutama bagi perusahaan
yang tidak memiliki piutang atau persediaan yang material.
2. Beban Penggajian
Perusahaan bisa saja melebihsajikan persediaan dan laba bersih dengan
mencatat biaya tenaga kerja berlebihan dalam persediaan.
Ada dua kecurangan yang umum terjadi :
1. Penciptaan pegawai fiktif
Kecurangan ini bisa dicegah dengan melakukan pemisahan sumber
daya manusia dengan fungsi penggajian.
2. Lebih saji jumlah jam kerja karyawan
Kecurangan ini bisa dicegah dengan menggunakan mesin time lock
yang merupakan sebuah alat yang digunakan untuk mencetak jam
datang serta jam pulang dari para pegawai atau dengan persetujuan
jam kerja.