Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Metode Periodik
Pada metode ini, apabila terjadi pembelian maka jurnalnya adalah mendebet
rekening pembelian dan mengkredit kas atau utang dagang. Jika terjadi penjualan maka
jurnalnya adalah mendebet rekening kas/ piutang dagang dan mengkredit rekening
penjualan. Untuk mengetahui persediaan akhir dilakukan inventarisasi atau stock opname
pada akhir periode.
Dari kedua metode di atas, metode persediaan periodik lebih sederhana dan lebih mudah
penyelenggaraannya bila dibandingkan dengan metode perpetual. Namun ditinjau dari segi
ketepatan dan kecepatan informasi yang dihasilkan, metode persediaan perpetual jauh
lebih unggul. Setiap saat persediaan akhir dapat diketahui.
TAHAP-TAHAP AUDIT PERSEDIAAN
Tujuan menyeluruh dari audit atas persediaan adalah untuk menetapakan bahwa bahan
baku, barang dalam proses, barang jadi, dan harga poko penjualan telah dinyatakan secara
wajar di dalam laporan keuangan. Ada 4 aspek yang menjadi perhatian auditor dalam
menetapkan jenis pengujian yang akan dilakukan yaitu :
Pengujian auditor mengenai kecukupan pengendalian fisik terhadap bahan baku, barang
dalam proses, dan barang jadi harus terbatas pada pengamatan dan penyelidikan.
Perhatian utama auditor dalam verifikasi transfer persediaan dari satu lokasi ke lokasi
yang lain adalah bahwa transfer yang dicatat adalah sah, transfer yang benar-benar
terjadi telah dicatat, dan kuantitas, uraian serta tanggal dari setiap transfer yang dicatat
tersebut adalah akurat.
3. Catatan perpetual
Terdapatnya catatan persediaan perpetual yang memadai berpengaruh terhadap waktu dan
luas pemeriksaan fisik yang dilakukan auditor atas persediaan. Jika catatan perpetual dapat
diandalkan, memungkinkan untuk menguji persediaan fisik sebelum tanggal neraca,
penghematan biaya bagi auditor maupun klien dan memungkinkan klien memperoleh
laporan keuangan yang diaudit lebih awal.
Catatan akuntansi biaya yang memadai harus dipadukan dengan kegiatan produksi dan
catatan akuntansi lain agar dapat menghasilkan biaya yang akurat untuk semua hasil
produksi. Sistem akuntansi biaya mempunyai hubungan dengan auditor karena penilaian
persediaan akhir tergantung pada perancangan dan penggunaan sistem yang tepat.
Hasil pengujian dari beberapa siklus selain siklus persediaan dan pergudangan akan
mempengaruhi pengujian rincian atas saldo-saldo persediaan. Dua aspek pengujian rincian
saldo secara terpisah yaitu : observasi fisik dan penetapan harga serta kompilasi.
Audit Persediaan
Audit Persediaan adalah merupakan bagian dari aset perusahaan yang pada umumnya
nilainya cukup material dan rawan oleh tindakan pencurian ataupun penyalahgunaan. Oleh
karena itu, biasanya akun persediaan menjadi salah satu perhatian utama auditor dalam
pemeriksaan atas laporan keuangan perusahaan.
· Persediaan telah dinilai sesuai dengan Prinsip Akuntansi Berlaku Umum (PSAK) yang
diterapkan secara konsisten
· Persediaan yang bergerak lambat (slow moving), usang, rusak, dapat diidentifikasika
dengan tepat dan dicadangkan dalam jumlah yang memadai
· Penghitungan matematis dalam daftar persediaan telah dibuat dengan cermat · Persediaan
yang dijaminkan telah diidentifikasikan dan diungkapkan dengan jelas dalam catatan atas
laporan keuangan
Walaupun tujuan-tujuan audit yang disebutkan di atas diarahkan terutama atas eksistensi
dan valuasi persediaan dalam neraca, tetapi auditor harus selalu ingat bahwa audit terhadap
akun persediaan yang dilakukannya harus berhubungan dengan harga pokok penjualan dan
akun-akun terkait lainnya dalam laporan laba rugi.
Beberapa tahapan prosedur audit yang harus dilakukan auditor dalam melakukan
pemeriksaan atas akun persediaan diantaranya adalah :
2. Penilaian Pengendalian Intern – tujuan pengendalian intern atas persediaan adalah untuk
meyakinkan bahwa (a) adanya pengendalian yang memadai terhadap mutasi persediaan, (b)
semua transaksi persediaan telah dicatat dan diklasifikasikan dengan tepat, (c)
penghitungan fisik persediaan telah dijalankan sesuai dengan prosedur yang telah
ditetapkan, (d) harga perolehan persediaan telah ditentukan dengan tepat, (e) penyesuaian
atas persediaan yang bergerak lambat (slow moving), usang dan rusak telah dilakukan
dengan tepat.
Apabila auditor tidak dapat melakukan observasi atsa penghitungan fisik persediaan karena
adanya pembatasan pemeriksaan, maka auditor dapat memberikan pendapat dengan
kualifikasi atau tidak memberikan pendapat sama sekali atas laporan keuangan perusahaan
yang diperiksanya.
3. penghitungan ulang atas semua seksi yang terbesar dengan menghitung sekurang-
kurangnya sekali dalam setahun untuk seksi-seksi lainnya.
Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) SA Seksi 331 mengenai “Sediaan” mengatur
mengenai penghitungan fisik persediaan yang dilakukan oleh auditor.
Dalam paragraf 3 diatur bahwa jika kuantitas sediaan hanya ditentukan melalui
penghitungan fisik, dan semua penghitungan dilakukan pada tanggal neraca atau pada suatu
tanggal dalam periode yang tepat, baik sebelum maupun sesudah tanggal neraca, maka
perlu bagi auditor untuk hadir pada saat penghitungan fisik sediaan dan, melalui
pengamatan, pengujian dan permintaan keterangan memadai, untuk meyakinkan dirinya
tentang efektivitas metode penghitungan fisik sediaan dan mengukur keandalan yang dapat
diletakkan atas representasi klien tentang kuantitas dan kondisi fisik sediaan.
Ada beberapa hal penting yang perlu diperhatikan auditor dalam penghitungan fisik
persediaan, diantaranya adalah :
Harga pokok persediaan umumnya ditentukan dengan metode rata-rata, FIFO ataupun LIFO.
Dalam meakukan pemeriksaan atas akun persediaan, auditor harus melakukan pengujian
untuk memperoleh keyakinan memadai bahwa metode yang digunakan dalam menilai
persediaan telah sesuai dengan kebijakan akuntansi perusahaan.
· apakah persediaan dipisahkan secara memadai antara bahan baku, barang dalam proses,
bahan pembantu maupun barang jadi
· apakah gudang tempat penyimpanan barang hanya dapat dimasuki oleh petugas gudang
· apakah barang dalam gudang hanya boleh dikeluarkan berdasarkan bukti permintaan dan
bukti pengeluaran barang yang telah disetujui oleh pejabat berwenang
· apakah ada prosedur/pengawasan barang masuk atau keluar gudang, seperti penjaga
pintu, pengecekan ulang antara barang di truk dengan dokumen bersangkutan dan lainnya
· apakah orang yang melaksanan pencatatan pada kartu persediaan bukan orang yang
berfungsi sebagai penjaga gudang
· apakah secara periodik, jumah barang yang ada di kartu persediaan dicocokkan dengan
buku besar
· apakah saldo persediaan dihitung secara fisik sekurang-kurangnya setahun sekali dan
dicocokkan dengan kartu persediaan.
Audit Persediaan
Persediaan terdiri dari berbagai bentuk yang berbeda, tergantung pada sifat kegiatan usaha.
Audit atas persedian sering kali merupakan bagian audit yang rumit dan memakan banyak
waktu, karena:
a. Pada umunya persdiaan merupakan jenis perkiraan yang besar di dalam neraca, dan
sering merupakan unsur terbesar dari keseluruhan modal kerja (working capital account)
b. Persediaan berada pada lokasi yang berbeda, yang menyulitkan pengendalian secara
fisik serta penghitungannya
d. Penilaian atas persediaan juga selalu menyulitkan karena adanya faktor keuangan dan
kebutuhan untuk mengalokasikan biaya-biaya pabrik ke dalam persediaan
e. Adanya beberapa metode penilaian persediaan yang dapat digunakan, tapi setiap klien
tertentu harus menggunakan satu metode secara konsisten dari tahun ke tahun
Sifat dasar audit atas siklus persediaan adalah eratnya hubungan siklus ini dengan siklus-
siklus transaksi lain di dalam organisasi tersebut. Hubunganya dengan siklus perolehan dan
pembayaran serta siklus penggajian dan personalia dilihat dari pendebitan-pendebitan ke
dalam perkiraan bahan baku, tenaga kerja langsung (direct labour), dan overhead pabrik
(manufacturing overhead) dalam bentuk-T. Hubungannya dengan sikluspenjualan dan
penagihan dapat dilihat dari pengurangan barang jadi dan pembebanan ke harga pokok
penjualan.
FUNGSI BISNIS DALAM SIKLUS PERSEDIAAN DAN DOKUMEN TERKAIT
Setiap bahan yang diterima harus diperiksa jumlah dan kualitasnya. Bagian penerimaan
barang membuat laporan penerimaan barang yang menjadi bagian dari dokumen penting
sebelum pelunasan dilakukan.
4. Mengolah Barang
Penentuan jenis dan jumlah barang yang akan diproduksi pada umumnya didasarkan pada
order-order spesifik dari langganan, ramalan penjualan (sales forecast), tingkat persediaan
barang jadi yang telah ditetapkan sebelumnya, dan pelaksanaan kegiatan produksi yang
ekonomis.
Dalam perusahaan dengan pengendalian intern yang baik, barang jadi disimpan di tempat
terpisah dengan akses yang terbatas, di bawah pengendalian secara fisik. Pengendalian
barang jadi sering dipandang sebagai bagian dari siklus penjualan dan penagihan.
Sebagai bagian integral dari siklus penjualan dan penagihan, setiap pengiriman atau transfer
harus diotorisasi melalui dokumen pengiriman.
5 Menyimpan barang jadi Catatan perpetual barang jadi, catatan akuntansi biaya
Tujuan menyeluruh dari audit atas persediaan adalah untuk menetapakan bahwa bahan
baku, barang dalam proses, barang jadi, dan harga poko penjualan telah dinyatakan secara
wajar di dalam laporan keuangan. Ada 4 aspek yang menjadi perhatian auditor dalam
menetapkan jenis pengujian yang akan dilakukan yaitu :
Pengujian auditor mengenai kecukupan pengendalian fisik terhadap bahan baku, barang
dalam proses, dan barang jadi harus terbatas pada pengamatan dan penyelidikan.
Perhatian utama auditor dalam verifikasi transfer persediaan dari satu lokasi ke lokasi yang
lain adalah bahwa transfer yang dicatat adalah sah, transfer yang benar-benar terjadi telah
dicatat, dan kuantitas, uraian serta tanggal dari setiap transfer yang dicatat tersebut adalah
akurat.
3. Catatan perpetual
Terdapatnya catatan persediaan perpetual yang memadai berpengaruh terhadap waktu dan
luas pemeriksaan fisik yang dilakukan auditor atas persediaan. Jika catatan perpetual dapat
diandalkan, memungkinkan untuk menguji persediaan fisik sebelum tanggal neraca,
penghematan biaya bagi auditor maupun klien dan memungkinkan klien memperoleh
laporan keuangan yang diaudit lebih awal.
Catatan akuntansi biaya yang memadai harus dipadukan dengan kegiatan produksi dan
catatan akuntansi lain agar dapat menghasilkan biaya yang akurat untuk semua hasil
produksi. Sistem akuntansi biaya mempunyai hubungan dengan auditor karena penilaian
persediaan akhir tergantung pada perancangan dan penggunaan sistem yang tepat.
Hasil pengujian dari beberapa siklus selain siklus persediaan dan pergudangan akan
mempengaruhi pengujian rincian atas saldo-saldo persediaan. Dua aspek pengujian rincian
saldo secara terpisah yaitu : observasi fisik dan penetapan harga serta kompilasi.
Observasi Fisik
Penting bagi auditor independen untuk hadir pada saat penghitungan dan observasi,
pengujian dan tanya jawab yang sesuai untuk mengetahui keefektifan metode penghitungan
persediaan (inventory taking) dan ukuran (tingkat) keandalan yang mungkin diberikan pada
pernyataan klien mengenai kuantitas dan kondisi fisik persediaan.
Pengendalian
Dalam kaitannya dengan penghitungan fisik persediaan klien, prosedur pengendalian yang
memadai terdiri dari instruksi-instruksi mengenai penghitungan fisik yang cermat,
pengawasan oleh petugas yang bertanggung jawab, verifikasi intern yang independen
terhadap setiap penghitungan, rekonsiliasi independen terhadap penghitungan fisik dengan
catatan perpetual, dan adanya pengendalian yang mencakup kartu-kartu atau formulir-
formulir penghitungan.
Keputusan Audit
a. Waktu (timing)
Auditor memutuskan apakah penghitungan fisik dapat dilakukan sebelu akhir tahun
terutama berdasarkan keakuratan catatan persediaan perpetual.
b. Besar Sampel
Besar sampel (sample size) dalam pengamatan fisik baisanya mustahil dinyatakan dalam
bentuk jumlah item sebab penekanan selama pengujian terletak pada pengamatan
terhadap prosedur-prosedur klien dan bukan pada pemilihan item tertentu untuk diuji.
Pemilihan jenis item/barang tertentu untu diuji merupakan suatu bagian keputusan audit
yang penting dalam observasi persediaan meliputi; pengamatan jenis barang yang paling
signifikan dan sampel yang mewakili jenis persediaan yang khas, persediaan yang rusak atau
usang, dan alasan-alasan pengecualian jenis barang yang material oleh pihak manajemen.
Bagian yang paling penting dari pengamatan atas persediaan adalah penentuan apakah
perhitungan fisik telah dilakukan sesuai dengan petunjuk-petunjuk klien.
Audit atas Penetapan Harga dan Kompilasi
Penetapan harga mencakup semua jenis pengujian harga satuan klien untuk menentukan
apakah hal-hal itu telah benar. Kompilasi mencakup semua pengujian atas ikhtisar dari
perhitungan fisik, hasil perkalian harga dengan kuantitas, penjumlahan dari ikhtisar
persediaan, dan penelusuran jumlah persediaan keseluruhannya ke buku besar.
Pengendalian intern yang penting adalah penggunaan sistem biaya standar yang
menunjukkan setiap varians dalam biaya bahan, tenaga kerja, dan overhead pabrik dan
dapat digunakan untuk mengevaluasi produksi.
Dalam membahas prosedur penetapan harga dan kompilasi, tujuan spesifik terhadap
pengujian rincian saldo juga sangat bernanfaat. Tujuan-tujuan tersebut antara lain:
Kelayakan secara menyeluruh yaitu saldo persediaan, rincian yang terdapat dalam daftar
persediaan dan saldo-saldo perhitungan yang berhubungan adalah layak.
Tujuan khusus yaitu berkaitan dengan asersi penilaian dan pengalokasian, keberadaan dan
keterjadian, serta kelengkapan.
Dalam melaksanakan pengujian atas penetapan harga, ada 3 hal yang sangat penting
mengenai metode penetapan harga klien, yaitu: metode tersebut harus sesuai dengan
PABU, penerapan metode tersebut harus konsisten dari tahun ke tahun, dan harga pokok
pengganti (replacement cost) dibanding dengan nilai pasar harus dipertimbangkan.
Jenis persediaan pokok yang termasuk dalam kategori ini adalah bahan baku, suku cadang
yang dibeli, dan perlengkapan. Pertimbangan pertama yaitu pada metode penilaian
persediaan yang digunakan apakah FIFO atau LIFO, rata-rata tertimbang atau yang lain.
Selain itu, juga menyelidiki apakah ongkos angkut, penyimpanan, potongan, dan lainnya
juga termasuk dalam nilai persediaan.
Dalam menetapkan harga barang dalam proses dan barang jadi, auditor harus
memperhatikan biaya bahan baku, tenaga kerja, dan biaya overhead pabrik. Hal ini
menyebabkan pelaksanaan audit atas barang yang diproduksi sendiri lebih rumit
dibandingkan dengan audit atas persediaan dari pembelian.
PROSEDUR ANALITIKAL
Prosedur anlitik itu penting pada audit atas persediaan dan pergudangan dan juga pada
siklus siklus lain. Tabel dibawah ini mencantumkan beberapa prosedur analitik yang umum
di pakai,dan kemungkinan salah saji yang diindikasikan jika ada fluktuasi. Beberapa dari
prosedur analitik dibawah dibahas pada silkus lainnya. Contoh adalah persentase marjin
kotor.
Bandingkan persentase marjin kotor dengan tahun sebelumnya Salah saji atau kurang saji
persediaan dan harga pokok penjualan.
Bandingkan perputaran persediaan (Harga pokok penjualan dibagi dengan persediaan rata-
rata) dengan tahun sebelumnya. Investasi keusangan persediaan yang mempengaruhi
persediaan dan harga pokok penjualan. Salah saji atau kurang saji persediaan
Bandingkan persediaan biaya perunit dengan tahun sebelumnya Salah saji atau kurang saji
biaya perunit, yang mempengaruhi persediaan dan harga pokok penjualan
Bandingkan nilai persediaan yang diperluas denan tahun sebelumnya Salah saji dalam
kompilasi, biaya perunit, atau pengalian, yang mempengaruhi persediaan dan harga pokok
penjualan
Bandingkan biaya produksi tahun berjalan dengan tahun sebelumnya (biaya variabel harus
disesuaikan jika ada perubahan volumen) Salah saji biaya perunit persediaan, khususnya
biaya tenaga kerja langsung dan overhead pabrik, yang mempengaruhi persediaan dan HPP
METODE UNTUK MERANCANG UJI DETAIL TRANSAKSI
Tahap I
• Identifikasi resiko bisnis klien yang mempengaruhi siklus persediaan dan pergudangan.
• Tentukan salah saji yang dapat ditolerir dan nilailah resiko bawaan untuk siklus
persediaan dan pergudangan
Tahap II
• Rancang dan laksanakan pengujian pengendalian dan pengujian substantif atas transaksi
untuk siklus persediaan dan pergudangan.
Tahap III
• Rangcang dan laksanakan prosedur analitik untuk siklus persediaan dan pergudangan
• Rancang pengujian terinci atas persediaan untuk memenuhi tujuan audit yang terkait
saldo yang terdiri dari :
a. Prosedur audit
b. Besar sampel
d. Waktu
Memperoleh pemahaman atas bisnis klien bahkan lebih penting untuk persedian
dibandingkan untuk kelayakan aspek audit karena persediaan bervariasi sangat signifikan
untuk perusahaan yang berbeda. Pemahaman yang baik mengenai bisnis klien dan
industrinya memungkinkan auditor menanyakan dan membahas masalah semacam
penilaian persediaan, potensi keusangan, dan adanya persediaan konsinyasi yang
bercampur baur dengan persediaa milik sendiri. Titik awal yang berguna untuk lebih
mengenal persediaan klien yaitu auditor melakukan pemeriksaan ke fasilitas milik klien
termasuk bagian penerimaan, bagian penyimpanan, produksi, perencanaan dan
pembukuan.
Sebagai bagian dari perolehan pemahaman mengenai dampak bisnis dan industri klien pada
persediaa didalam tahap perencanaan audit, auditor tersebut harus menilai resiko bisnis
klien. Terdapat sumber yang signifikan mengenai resiko bisnis yan terkait dengan
persediaan karena adanya faktor semacam siklus produk yangpendek dan resiko keusangan,
penggunaan persediaan JIT dan teknik manajemen saluran pasokan lain, ketergantungan
pada sedikit pemasok dan penggunaan teknologi pengelolaan yang canggih.
Aspek penting dari pemehaman auditor mengenai pengendalian fisik persediaan klien
adalah pengendalian menyeluruh terhadapnya dari sejak persediaan itu ada. Hal ini perlu
untuk mengevaluasi evektifitas prosedur klien, tetpi itu juga memungkinkan auditor untuk
memberikan saran yang membangun kepada klien.
Keputusan audit dalam hal pengantan persediaan secara fisik umumnya sama dengan
bidang audit lainnya: memilih prosedur audit, menetapkan saat pelaksanaan, mentapkan
besarnya sampel dan memilih unsur yang akan diuji.
Besarnya sampel. Besarnya sampel yang diambil dalam pengamatan fisik biasanya tidak
mungkin dinyatakan dalam angka tertentu, karena penekanan dalam pengujian ini, adalah
pengamatan prosedur klien, bukannya memilih unsur tertentu untuk diuji. Cara mudah
memandang besarnya sampel dalam pengamatan persediaan fisik adalah berdasarkan total
jam kerja yang digunakan, bukan jumlah persediaan yang dihitung.
Pemilihan unsur. Pemilohan unsur tertentu untuk diuji adalah bagian terpenting dalam
keputusan audit pada pengamatan persediaan secara fisik. Kecermatan dibutuhkan untuk
mengamati perhitungan unsur yang paling signifikan dan sampel yang mewakili jenis
persediaan tertentu, menanyakan jenis barang yang mungkin mengalami kusangan atau
rusak, dan mendiskusikan dengan manajemen alasan unuk tidak mengikutkan barang
tertentu yang material.
Tujuan audit terkait sado yang sama yang telah digunakan dalam bagian sebelumnya pada
pengujian terinci atas saldo memberka kerangka acuan untuk pembahasan pengujian
pengamatan persdiaan fisik. Tapi, sebelum membahas tujuan, perlu memahami beberapa
komentar yang belaku untuk semua tujuan.
Bagian terpenting dari pengamatan persediaan yaitu menentukan apakah perhitungan
persediaan secara fisik yang dilakukan sesuai dengan instruksi klien atau tidak. Prosedur
audit pengujian terinci atas saldo yang umum dilakukan untuk pengamatan persediaan
secara fisik. Sebagai tambahan atas prosedur terinci, auditor harus menelusuri semua
bagian dimana peresediaan digudangkan untuk memastikan bahwa semua persediaan telah
dihitung dan diberi kartu yang memadai
Bagaimana Melakukan Audit Persediaan pada Perusahaan Dagang
Suatu perusahaan harus kreatif dan inovatif guna menghadapi persaingan dunia bisnis yang
dari waktu ke waktu kian kompetitif. Hal ini juga dirasakan oleh perusahaan yang bergerak
di bidang perdagangan. Perusahaan dagang adalah perusahaan yang kegiatannya membeli
barang dan menjualnya kembali tanpa mengubah bentuk barang tersebut terlebih dahulu,
dan tujuan penjualan ini untuk memperoleh keuntungan. Diperlukan pengelolahan dan
pemeriksaan yang memadai terhadap persediaan barang dagang.
Pengelolaan dapat meliputi pencatatan yang baik dan akurat sesuai dengan kebutuhan.
Pemeriksaan persediaan merupakan fungsi manajerial yang sangat penting, karena
pemeriksaan atas persediaan ini banyak melibatkan investasi rupiah dan mempengaruhi
efektivitas dan efisiensi kegiatan perusahaan. Oleh karena itu, audit atas persediaan barang
dagang sangat diperlukan untuk mengurangi resiko terjadinya selisih, kehilangan,
mengantisipasi kemungkinan terjadinya kecurangan dan memastikan bahwa prosedur telah
dilakukan dengan baik sehingga kemudian dapat dibuatlah perbaikan.
Audit atas persediaan sering kali merupakan bagian audit yang rumit dan memakan
banyak waktu, karena:
1. Pada umunya persediaan merupakan jenis perkiraan yang besar di dalam neraca, dan
sering merupakan unsur terbesar dari keseluruhan modal kerja (working capital account)
2. Persediaan berada pada lokasi yang berbeda, yang menyulitkan pengendalian secara
fisik serta penghitungannya
4. Penilaian atas persediaan juga selalu menyulitkan karena adanya faktor keuangan dan
kebutuhan untuk mengalokasikan biaya-biaya ke dalam persediaan
5. Adanya beberapa metode penilaian persediaan yang dapat digunakan, tapi setiap klien
tertentu harus menggunakan satu metode secara konsisten dari tahun ke tahun
3. Memeriksa persediaan yang tercantum di neraca betul- betul ada dan dimiliki oleh
perusahaan pada tanggal neraca.
1. Adanya pemisahan tugas dan tanggung jawab antara bagial pembelian, penerimaan
barang, gudang, akuntansi dan keuangan.
Dari penjelasan di atas, jelas bahwa audit persediaan di perusahaan dagang mampu
memberikan manfaat yang begitu besar bagi perusahaan untuk mengurangi resiko
terjadinya selisih, kehilangan, mengantisipasi kemungkinan terjadinya kecurangan dan
memastikan bahwa prosedur telah dilakukan dengan baik. Diperlukan pengelolahan dan
pemeriksaan yang memadai terhadap persediaan barang dagang, agar kita tetap bisa
bersaing di tengah kompetisi yang hebat
TUGAS AUDITING
1. Inspeksi
Inspeksi sebaiknya dilakukan oleh dua orang auditor. Auditor harus mencobamengusaha
kan agar ada wakil instansi atau pihak ketiga yang
menyertai inspeksi itu,yang dapat membenarkan/ menguatkan kesimpulan auditor. Sesuai
keperluannya, auditor dapat meminta wakil instansi atau pihak ketiga agar turut menandatangani
berita acara mengenai inspeksi tersebut.
Hal ini dimaksudkan untuk menghindarkantimbulnya bantahan mengenai kecermatan inspeksi
yang dilakukan oleh auditor. Contoh inspeksi adalah audit fisik.
2. Observasi
Observasi secara cermat terhadap suatu kegiatan kadang kala dapatmengungkapkan kel
emahan serius yang memerlukan audit lebih lanjut. Misalnya,pengeluaran barang dari kawasan
berikat ke DPIL yang diindikasikan tanpadilindungi dokumen.
3. Tanya Jawab
Tanya jawab dapat dilakukan dengan dua cara : lisan atau tertulis. Walaupunbanyak
informasi/bukti yang dapat diperoleh melalui tanya jawab ini
namun hasilnyadipandang bersifat subyektif, karenanya auditor perlu mengusahakan buktipenun
jang dengan menggunakan teknik-teknik audit lainnya.
4. Interview (Wawancara)
Auditor hendaknya melakukan wawancara dengan sikap dan perilaku yang sopan. Cara
pendakatan pertama sangat penting artinya bagi kelancaran jalannya wawancara. Oleh karena
itu auditor harus memperkenalkan diri dengan cara yang layak dan menjelaskan tujuan/ maksud
diadakannya wawancara agar
pihak yangdiwawancarai memahami apa yang diinginkan darinya. Sewaktu mewawancarai,
auditor harus mengendalikan pembicaraan agar hemat waktu dan tepat terarah pada fakta atau
informasi yang berhubungan dengan
maksud wawancara. Yang perludiingat adalah auditor hendaknya bersikap sebagai pencari
informasi, dan tidak seperti seorang investigator, apalagi terlibat dalam perdebatan atau
pertengkaran.
Pada akhir wawancara, informasi penting yang diperoleh harus diikhtisarkandan diminta
kan penugasan secara tertulis dari pihak yang diwawancarai. Tujuan utama penugasan adalah :
- Membangkitkan kesan kepada pihak yang diwawancarai, bahwa auditor memandang penting
informasi yang disampaikannya.
- Melindungi diri auditor sendiri terhadap kemungkinan timbulnya kontroversi dikemudian hari
mengenai informasi yang telah diperolehnya .
5. Cara Tertulis
Cara tanya jawab yang mudah dan praktis adalah dengan tertulis. Setelah
responden ditentukan, kemudian dikirim surat pengantar beserta daftar
pertanyaan (kuesioner) yang memuat masalah yang akan ditanyakan.
Kelemahan dari cara tertulis adalah bahwa pada dasarnya daftar pertanyaan
tidak fleksibel, dan tidak ada verifikasi. Tingkat keandalan informasi yang
diperoleh melalui wawancara. Oleh karena daftar pertanyaan harus digunakan
secara hati-hati, dan jika tidak terdapat bukti penguat, maka bukti demikian
belum mencukupi untuk digunakan sebagai pendukung kesimpulan hasil audit.
6. Konfirmasi
Konfirmasi merupakan upaya untuk memperoleh informasi/ penugasan dari sumber lain
yang independen, baik secara lisan maupun tertulis. Konfirmasi dapat dilakukan terhadap
berbagai hal, misalnya :
7. Jenis Konfirmasi
Konfirmasi dapat dilakukan secara tertulis, atau secara lisan. Konfirmasisecara lisan
dilakukan secara langsung kepada pihak yang bersangkutan denganmengajukan pertanyaan atau
wawancara. Konfirmasi secara tertulis dapat
dibagi duamacam, yaitu konfirmasi positif dan negatif. Konfirmasi positif adalah konfirmasi
dimana pihak yang bersangkutan diminta untuk memberikan jawaban dalam bataswaktu yang
ditetapkan, baik jawaban menolak maupun
jawaban menyetujui.Sedangkan dalam konfirmasi negatif, pihak yang bersangkutan diminta me
mberikanjawaban dalam batas waktu yang ditentukan apabila menolak isi surat konfirmasi. Jikale
wat batas waktu yang ditentukan maka dianggap menyetujui isi surat konfirmasi .
8. Analisis
9. Perbandingan
Perbandingan adalah usaha untuk mencari kesamaan atau
perbedaan antaradua atau lebih gejala atau keadaan. Dalam audit kegiatan keuangan misalnya,
audit melakukan pekerjaan membandingkan seperti : Membandingkan antara saldo buku dengan
hasil audit fisik.
Vouching adalah memeriksa authentik tidaknya serta lengkap tidaknya bukti yang
mendukung suatu transaksi. Sedangkan verifikasi adalah istilah
yangdigunakan dalam arti untuk memeriksa ketelitian perkalian, penjumlahan, pembukuan,
pemilikan dan eksistensinya.
11. Rekonsiliasi
12. Trasir
Trasir adalah cara memeriksa dengan jalan menelusuri proses suatu keadaan,
kegiatan, atau pun masalah sampai pada sumber atau bahan/ bukti pembukuannya. Sebagai
contoh, dalam meneliti proses pembelian barang
impor, maka auditor akanmelihat buku pembelian, kemudian menelusuri ke bukti -buktinya yaitu
purchase order, sales contract dan invoice.
13. Rekomputasi
14. Scanning