Você está na página 1de 25

Ciri-ciri terpenting dalam sistem perpetual pada perjurnalan adalah :

a. Pembelian barang dagangan dicatat dengan mendebet rekening persediaan


b. Harga pokok penjualan dihitung untuk tiap transaksi penjualan dan dicatat dengan mendebet
rekening HPP pada persediaan.
c. Persediaan merupakan rekening kontrol dan dilengkapi dengan buku pembantu persediaan
yang berisi catatan untuk setiap jenis persediaan. Buku pembantu persediaan menunjukkan
keuantitas dan harga perolehan untuk setiap jenis barang yang ada dalam persediaan.

Metode Periodik
Pada metode ini, apabila terjadi pembelian maka jurnalnya adalah mendebet
rekening pembelian dan mengkredit kas atau utang dagang. Jika terjadi penjualan maka
jurnalnya adalah mendebet rekening kas/ piutang dagang dan mengkredit rekening
penjualan. Untuk mengetahui persediaan akhir dilakukan inventarisasi atau stock opname
pada akhir periode.
Dari kedua metode di atas, metode persediaan periodik lebih sederhana dan lebih mudah
penyelenggaraannya bila dibandingkan dengan metode perpetual. Namun ditinjau dari segi
ketepatan dan kecepatan informasi yang dihasilkan, metode persediaan perpetual jauh
lebih unggul. Setiap saat persediaan akhir dapat diketahui.
TAHAP-TAHAP AUDIT PERSEDIAAN

Tujuan menyeluruh dari audit atas persediaan adalah untuk menetapakan bahwa bahan
baku, barang dalam proses, barang jadi, dan harga poko penjualan telah dinyatakan secara
wajar di dalam laporan keuangan. Ada 4 aspek yang menjadi perhatian auditor dalam
menetapkan jenis pengujian yang akan dilakukan yaitu :

1. Pengendalian fisik terhadap persediaan

Pengujian auditor mengenai kecukupan pengendalian fisik terhadap bahan baku, barang
dalam proses, dan barang jadi harus terbatas pada pengamatan dan penyelidikan.

2. Dokumen-dokumen dan catatan untuk transfer persediaan

Perhatian utama auditor dalam verifikasi transfer persediaan dari satu lokasi ke lokasi
yang lain adalah bahwa transfer yang dicatat adalah sah, transfer yang benar-benar
terjadi telah dicatat, dan kuantitas, uraian serta tanggal dari setiap transfer yang dicatat
tersebut adalah akurat.

3. Catatan perpetual

Terdapatnya catatan persediaan perpetual yang memadai berpengaruh terhadap waktu dan
luas pemeriksaan fisik yang dilakukan auditor atas persediaan. Jika catatan perpetual dapat
diandalkan, memungkinkan untuk menguji persediaan fisik sebelum tanggal neraca,
penghematan biaya bagi auditor maupun klien dan memungkinkan klien memperoleh
laporan keuangan yang diaudit lebih awal.

4. Catatan mengenai biaya per unit

Catatan akuntansi biaya yang memadai harus dipadukan dengan kegiatan produksi dan
catatan akuntansi lain agar dapat menghasilkan biaya yang akurat untuk semua hasil
produksi. Sistem akuntansi biaya mempunyai hubungan dengan auditor karena penilaian
persediaan akhir tergantung pada perancangan dan penggunaan sistem yang tepat.

Pengujian rincian saldo untuk persediaan terdiri dari:

1. Menilai materialitas dan risiko inheren dari persediaan

2. Menilai risiko pengendalian untuk beberapa siklus

3. Merancang dan melaksanakan pengujian pengendalian, pengujian substantif atas


transaksi dan prosedur analitis untuk beberapa siklus
4. Merancang dan melaksanakan prosedur analitis untuk saldo persediaan

5. Merancang pengujian rincian saldo persediaan untuk memenuhi tujuan-tujuan audit


yang spesifik seperti : prosedur audit, besar sampel, item yang dipilih, dan waktu audit

Hasil pengujian dari beberapa siklus selain siklus persediaan dan pergudangan akan
mempengaruhi pengujian rincian atas saldo-saldo persediaan. Dua aspek pengujian rincian
saldo secara terpisah yaitu : observasi fisik dan penetapan harga serta kompilasi.

Rangkuman Audit Persediaan

Audit Persediaan

Audit Persediaan adalah merupakan bagian dari aset perusahaan yang pada umumnya
nilainya cukup material dan rawan oleh tindakan pencurian ataupun penyalahgunaan. Oleh
karena itu, biasanya akun persediaan menjadi salah satu perhatian utama auditor dalam
pemeriksaan atas laporan keuangan perusahaan.

Adapun tujuan utama pemeriksaan persediaan adalah untuk menentukan bahwa :

· Persediaan secara fisik benar-benar ada

· Prosedur pisah batas (cut-off) persediaan telah dilakukan dengan memuaskan

· Persediaan telah dinilai sesuai dengan Prinsip Akuntansi Berlaku Umum (PSAK) yang
diterapkan secara konsisten

· Persediaan yang bergerak lambat (slow moving), usang, rusak, dapat diidentifikasika
dengan tepat dan dicadangkan dalam jumlah yang memadai

· Penghitungan matematis dalam daftar persediaan telah dibuat dengan cermat · Persediaan
yang dijaminkan telah diidentifikasikan dan diungkapkan dengan jelas dalam catatan atas
laporan keuangan

Walaupun tujuan-tujuan audit yang disebutkan di atas diarahkan terutama atas eksistensi
dan valuasi persediaan dalam neraca, tetapi auditor harus selalu ingat bahwa audit terhadap
akun persediaan yang dilakukannya harus berhubungan dengan harga pokok penjualan dan
akun-akun terkait lainnya dalam laporan laba rugi.
Beberapa tahapan prosedur audit yang harus dilakukan auditor dalam melakukan
pemeriksaan atas akun persediaan diantaranya adalah :

1. Pemahaman Bisnis Klien – kecukupan pemahaman atas bisnis perusahaan merupakan


dasar terhadap audit persediaan. Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh auditor melalui
Kuesioner Pemahaman Bisnis dan Jenis Usaha Klien akan memberikan auditor pemahaman
mengenai aspek-aspek unik dari bisnis dan jenis usaha, seperti faktor musiman dan siklus,
sifat dari keuangan, metode dan kebijaksanaan penjualan, kondisi persaingan usaha, bahan
baku dan sumbernya, tenaga kerja dan fasilitas pabrik yang berkaitan dengan kebijaksanaan
operasi perusahaan serta karakteristik sistim informasi termasuk metode costing.
Pemahaman ini memungkinkan auditor untuk mencapai kesimpulan mengenai aspek-aspek
laporan keuangan sehubungan dengan persediaan.

2. Penilaian Pengendalian Intern – tujuan pengendalian intern atas persediaan adalah untuk
meyakinkan bahwa (a) adanya pengendalian yang memadai terhadap mutasi persediaan, (b)
semua transaksi persediaan telah dicatat dan diklasifikasikan dengan tepat, (c)
penghitungan fisik persediaan telah dijalankan sesuai dengan prosedur yang telah
ditetapkan, (d) harga perolehan persediaan telah ditentukan dengan tepat, (e) penyesuaian
atas persediaan yang bergerak lambat (slow moving), usang dan rusak telah dilakukan
dengan tepat.

3. Pengujian Substantif – tujuan utama pengujian substantif terhadap persediaan adalah


untuk memberikan bukti nyata dari keberadaan dan penilaian persediaan. Pengujian ini
meliputi observasi dan pengujian penghitungan fisik (stock taking), pengujian ringkasan dan
pengujian harga.

Observasi dan Pengujian Fisik Persediaan

Observasi penghitungan fisik merupakan prosedur pemeriksaan umum. Keikutsertaan


auditor pemeriksa dalam penghitungan fisik dan observasinya akan memberikan kepuasan
dalam menilai metode penghitungan fisik yang dilakukan dan ketaatan perusahaan atas
penyajian kuantitas serta kondisi fisik persediaan.

Apabila auditor tidak dapat melakukan observasi atsa penghitungan fisik persediaan karena
adanya pembatasan pemeriksaan, maka auditor dapat memberikan pendapat dengan
kualifikasi atau tidak memberikan pendapat sama sekali atas laporan keuangan perusahaan
yang diperiksanya.

Ada beberapa metode penghitungan fisik persediaan, antara lain :


1. penghitungan fisik secara menyeluruh yang dilaksanakan setahun sekali pada tanggal
neraca atau pada tanggal tertentu yang dihadiri auditor.

2. penghitungan yang kontinue yang dilakukan atas seluruh persediaan sekurang-kurangnya


sekali dalam setahun

3. penghitungan ulang atas semua seksi yang terbesar dengan menghitung sekurang-
kurangnya sekali dalam setahun untuk seksi-seksi lainnya.

Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) SA Seksi 331 mengenai “Sediaan” mengatur
mengenai penghitungan fisik persediaan yang dilakukan oleh auditor.

Dalam paragraf 3 diatur bahwa jika kuantitas sediaan hanya ditentukan melalui
penghitungan fisik, dan semua penghitungan dilakukan pada tanggal neraca atau pada suatu
tanggal dalam periode yang tepat, baik sebelum maupun sesudah tanggal neraca, maka
perlu bagi auditor untuk hadir pada saat penghitungan fisik sediaan dan, melalui
pengamatan, pengujian dan permintaan keterangan memadai, untuk meyakinkan dirinya
tentang efektivitas metode penghitungan fisik sediaan dan mengukur keandalan yang dapat
diletakkan atas representasi klien tentang kuantitas dan kondisi fisik sediaan.

Ada beberapa hal penting yang perlu diperhatikan auditor dalam penghitungan fisik
persediaan, diantaranya adalah :

1. selama penghitungan fisik persediaan, auditor harus memastikan bahwa pengendalian


atas prosedur pemasukan dan pengeluaran barang atau pergerakan intern barang selama
penghitungan berlangsung telah diikuti sebagaimana mestinya, untuk menilai kecermatan
pisah batas (cut-off) yang telah dilakukan. Jika memungkinkan, sebaiknya proses produksi
dihentikan sementara selama berlangsungnya penghitungan fisik persediaan ataupun
penghitungan fisik dilakukan pada saat tidak adanya kegiatan penerimaan maupun
pengeluaran barang di gudang.

2. auditor harus memperhatikan kemungkinan adanya barang konsinyasi (titipan) yang


bukan menjadi milik perusahaan, barang jaminan dan lainnya

3. kemungkinan adanya persediaan yang tidak berada dalam pengawasan perusahaan,


misalnya barang yang berada di lokasi gudang umum, barang yang dipegang oleh penjual,
barang konsinyasi dan lainnya. Untuk jenis persediaan ini, prosedur audit yang harus
dilakukan adalah dengan melakukan konfirmasi langsung secara tertulis ataupun dengan
penghitungan fisik.

4. auditor harus memastikan bahwa persediaan dalam perjalanan benar-benar belum


diterima sampai pada saat penghitungan fisik persediaan berlangsung.
Jika penghitungan fisik persediaan dilakukan setelah tanggal neraca, auditor harus
melakukan tarik mundur (draw back) hasil penghitungan fisik persediaan ke saldo tanggal
neraca. Prosedur ini terutama diperlukan untuk memperoleh keyakinan memadai bahwa
pencatatan saldo persediaan pada tanggal neraca telah sesuai dengan fisik persediaan yang
ada di gudang.

Pengujian atas Penentuan Harga Pokok Persediaan

Harga pokok persediaan umumnya ditentukan dengan metode rata-rata, FIFO ataupun LIFO.

Dalam meakukan pemeriksaan atas akun persediaan, auditor harus melakukan pengujian
untuk memperoleh keyakinan memadai bahwa metode yang digunakan dalam menilai
persediaan telah sesuai dengan kebijakan akuntansi perusahaan.

Kuesioner Pengendalian Intern Persediaan

Kuesioner berkaitan dengan pengendalian intern persediaan di gudang yang biasanya


ditanyakan oleh auditor selama berlangsungnya pemeriksaan diantaranya adalah :

· apakah persediaan dipisahkan secara memadai antara bahan baku, barang dalam proses,
bahan pembantu maupun barang jadi

· apakah terdapat pengamanan yang cukup terhadap pencurian, kerusakan, kebakaran,


banjir maupun risiko lainnya

· apakah persediaan berada di bawah pengawasan penjaga gudang

· apakah gudang tempat penyimpanan barang hanya dapat dimasuki oleh petugas gudang

· apakah barang dalam gudang hanya boleh dikeluarkan berdasarkan bukti permintaan dan
bukti pengeluaran barang yang telah disetujui oleh pejabat berwenang

· apakah ada prosedur/pengawasan barang masuk atau keluar gudang, seperti penjaga
pintu, pengecekan ulang antara barang di truk dengan dokumen bersangkutan dan lainnya

· jika perusahaan menggunakan sistim persediaan perpetual, apakah pencatatan di kartu


persediaan dibuat terpisah untuk masing-masing kelompok persediaan

· apakah orang yang melaksanan pencatatan pada kartu persediaan bukan orang yang
berfungsi sebagai penjaga gudang
· apakah secara periodik, jumah barang yang ada di kartu persediaan dicocokkan dengan
buku besar

· apakah saldo persediaan dihitung secara fisik sekurang-kurangnya setahun sekali dan
dicocokkan dengan kartu persediaan.

Audit Persediaan

PEMERIKSAAN SIKLUS PERSEDIAAN

Persediaan terdiri dari berbagai bentuk yang berbeda, tergantung pada sifat kegiatan usaha.
Audit atas persedian sering kali merupakan bagian audit yang rumit dan memakan banyak
waktu, karena:

a. Pada umunya persdiaan merupakan jenis perkiraan yang besar di dalam neraca, dan
sering merupakan unsur terbesar dari keseluruhan modal kerja (working capital account)

b. Persediaan berada pada lokasi yang berbeda, yang menyulitkan pengendalian secara
fisik serta penghitungannya

c. Keanekaragaman jenis persediaan menyebabkan berbagai kesulitan bagi auditor

d. Penilaian atas persediaan juga selalu menyulitkan karena adanya faktor keuangan dan
kebutuhan untuk mengalokasikan biaya-biaya pabrik ke dalam persediaan

e. Adanya beberapa metode penilaian persediaan yang dapat digunakan, tapi setiap klien
tertentu harus menggunakan satu metode secara konsisten dari tahun ke tahun

Sifat dasar audit atas siklus persediaan adalah eratnya hubungan siklus ini dengan siklus-
siklus transaksi lain di dalam organisasi tersebut. Hubunganya dengan siklus perolehan dan
pembayaran serta siklus penggajian dan personalia dilihat dari pendebitan-pendebitan ke
dalam perkiraan bahan baku, tenaga kerja langsung (direct labour), dan overhead pabrik
(manufacturing overhead) dalam bentuk-T. Hubungannya dengan sikluspenjualan dan
penagihan dapat dilihat dari pengurangan barang jadi dan pembebanan ke harga pokok
penjualan.
FUNGSI BISNIS DALAM SIKLUS PERSEDIAAN DAN DOKUMEN TERKAIT

1. Mengolah Order Pembelian

Setiap permintaan pembelian (purchase requisition) digunakan untuk meminta bagian


pembelian membuat order atas persediaan. Permintaan dapat diajukan oleh karyawan
bagian gudang penyimpanan jika persediaan telah dalam jumlah untuk memesan kembali
atau untuk memenuhi pesanan khusus.

2. Menerima Bahan yang Baru

Setiap bahan yang diterima harus diperiksa jumlah dan kualitasnya. Bagian penerimaan
barang membuat laporan penerimaan barang yang menjadi bagian dari dokumen penting
sebelum pelunasan dilakukan.

3. Menyimpan Bahan Baku

Bahan-bahan yang disimpan di gudang dikeluarkan dari gudang ke bagian produksisetelah


adanya penyerahan permintaan bahan yang disetujuisebagaimana mestinya, order
pekerjaan, atau dokumen sejenisnya yang menunjukkan jenis dan jumlah unit bahan yang
dibutuhkan.

4. Mengolah Barang

Penentuan jenis dan jumlah barang yang akan diproduksi pada umumnya didasarkan pada
order-order spesifik dari langganan, ramalan penjualan (sales forecast), tingkat persediaan
barang jadi yang telah ditetapkan sebelumnya, dan pelaksanaan kegiatan produksi yang
ekonomis.

5. Menyimpan Barang Jadi

Dalam perusahaan dengan pengendalian intern yang baik, barang jadi disimpan di tempat
terpisah dengan akses yang terbatas, di bawah pengendalian secara fisik. Pengendalian
barang jadi sering dipandang sebagai bagian dari siklus penjualan dan penagihan.

6. Mengirim Barang jadi

Sebagai bagian integral dari siklus penjualan dan penagihan, setiap pengiriman atau transfer
harus diotorisasi melalui dokumen pengiriman.

Tabel 1. Fungsi Bisnis dalam Siklus Persediaan dan Dokumen Terkait


No. Fungsi-fungsi dalam

siklus persediaan Dokumen yang berhubungan

1 Mengolah order pembelian Permintaan pembelian, order pembelian

2 Menerima bahan yg baru Laporan penerimaan barang, faktur rekanan

3 Menyimpan bahan baku Catatan perpetual bahan baku

4 Mengolah barang Permintaan bahan baku, catatan akuntansi biaya

5 Menyimpan barang jadi Catatan perpetual barang jadi, catatan akuntansi biaya

6 Mengirim barang jadi Dokumen pengiriman, catatan perpetual barang jadi,

catatan akuntansi biaya

TAHAP-TAHAP AUDIT PERSEDIAAN

Tujuan menyeluruh dari audit atas persediaan adalah untuk menetapakan bahwa bahan
baku, barang dalam proses, barang jadi, dan harga poko penjualan telah dinyatakan secara
wajar di dalam laporan keuangan. Ada 4 aspek yang menjadi perhatian auditor dalam
menetapkan jenis pengujian yang akan dilakukan yaitu :

1. Pengendalian fisik terhadap persediaan

Pengujian auditor mengenai kecukupan pengendalian fisik terhadap bahan baku, barang
dalam proses, dan barang jadi harus terbatas pada pengamatan dan penyelidikan.

2. Dokumen-dokumen dan catatan untuk transfer persediaan

Perhatian utama auditor dalam verifikasi transfer persediaan dari satu lokasi ke lokasi yang
lain adalah bahwa transfer yang dicatat adalah sah, transfer yang benar-benar terjadi telah
dicatat, dan kuantitas, uraian serta tanggal dari setiap transfer yang dicatat tersebut adalah
akurat.

3. Catatan perpetual
Terdapatnya catatan persediaan perpetual yang memadai berpengaruh terhadap waktu dan
luas pemeriksaan fisik yang dilakukan auditor atas persediaan. Jika catatan perpetual dapat
diandalkan, memungkinkan untuk menguji persediaan fisik sebelum tanggal neraca,
penghematan biaya bagi auditor maupun klien dan memungkinkan klien memperoleh
laporan keuangan yang diaudit lebih awal.

4. Catatan mengenai biaya per unit

Catatan akuntansi biaya yang memadai harus dipadukan dengan kegiatan produksi dan
catatan akuntansi lain agar dapat menghasilkan biaya yang akurat untuk semua hasil
produksi. Sistem akuntansi biaya mempunyai hubungan dengan auditor karena penilaian
persediaan akhir tergantung pada perancangan dan penggunaan sistem yang tepat.

Pengujian rincian saldo untuk persediaan terdiri dari:

1. Menilai materialitas dan risiko inheren dari persediaan

2. Menilai risiko pengendalian untuk beberapa siklus

3. Merancang dan melaksanakan pengujian pengendalian, pengujian substantif atas


transaksi dan prosedur analitis untuk beberapa siklus

4. Merancang dan melaksanakan prosedur analitis untuk saldo persediaan

5. Merancang pengujian rincian saldo persediaan untuk memenuhi tujuan-tujuan audit


yang spesifik seperti : prosedur audit, besar sampel, item yang dipilih, dan waktu audit

Hasil pengujian dari beberapa siklus selain siklus persediaan dan pergudangan akan
mempengaruhi pengujian rincian atas saldo-saldo persediaan. Dua aspek pengujian rincian
saldo secara terpisah yaitu : observasi fisik dan penetapan harga serta kompilasi.

Observasi Fisik

Penting bagi auditor independen untuk hadir pada saat penghitungan dan observasi,
pengujian dan tanya jawab yang sesuai untuk mengetahui keefektifan metode penghitungan
persediaan (inventory taking) dan ukuran (tingkat) keandalan yang mungkin diberikan pada
pernyataan klien mengenai kuantitas dan kondisi fisik persediaan.

Klien bertanggung jawab menetapkan prosedur-prosedur untuk melakukan penghitungan


fisik yang akurat dan untuk melakukan penghitungan dan pencatatan secara aktual. Auditor
bertanggung jawab mengevaluasi dan mengamati setiap prosedur fisik klien dan menarik
kesimpulan mengenai kecukupan dari persediaan fisik.
Seandainya persediaan yang alam kegiatan sehari-hari perusahaan berada di gudang umum
atau para penyimpan pihak luar lainnya, maka konfirmasi tertulis dari penyimpanan
tersebut dapat diterima dengan syarat bahwa apabila jumlah yang terkandung
menunjukkan proporsi yang signifikan dari aktiva lancar atau keseluruhan aktiva tetap,
keterangan-keterangan tambahan harus dibuat untuk meyakinkan auditor independen
mengenai tindak kejujuran dalam situasi tersebut.

Pengendalian

Dalam kaitannya dengan penghitungan fisik persediaan klien, prosedur pengendalian yang
memadai terdiri dari instruksi-instruksi mengenai penghitungan fisik yang cermat,
pengawasan oleh petugas yang bertanggung jawab, verifikasi intern yang independen
terhadap setiap penghitungan, rekonsiliasi independen terhadap penghitungan fisik dengan
catatan perpetual, dan adanya pengendalian yang mencakup kartu-kartu atau formulir-
formulir penghitungan.

Keputusan Audit

Keputusan audit terdiri dari :

a. Waktu (timing)

Auditor memutuskan apakah penghitungan fisik dapat dilakukan sebelu akhir tahun
terutama berdasarkan keakuratan catatan persediaan perpetual.

b. Besar Sampel

Besar sampel (sample size) dalam pengamatan fisik baisanya mustahil dinyatakan dalam
bentuk jumlah item sebab penekanan selama pengujian terletak pada pengamatan
terhadap prosedur-prosedur klien dan bukan pada pemilihan item tertentu untuk diuji.

c. Pemilihan Jenis Item

Pemilihan jenis item/barang tertentu untu diuji merupakan suatu bagian keputusan audit
yang penting dalam observasi persediaan meliputi; pengamatan jenis barang yang paling
signifikan dan sampel yang mewakili jenis persediaan yang khas, persediaan yang rusak atau
usang, dan alasan-alasan pengecualian jenis barang yang material oleh pihak manajemen.

Pengujian Observasi Fisik

Bagian yang paling penting dari pengamatan atas persediaan adalah penentuan apakah
perhitungan fisik telah dilakukan sesuai dengan petunjuk-petunjuk klien.
Audit atas Penetapan Harga dan Kompilasi

Penetapan harga mencakup semua jenis pengujian harga satuan klien untuk menentukan
apakah hal-hal itu telah benar. Kompilasi mencakup semua pengujian atas ikhtisar dari
perhitungan fisik, hasil perkalian harga dengan kuantitas, penjumlahan dari ikhtisar
persediaan, dan penelusuran jumlah persediaan keseluruhannya ke buku besar.

Pengendalian atas Penetapan Harga dan Kompilasi

Pengendalian intern yang penting adalah penggunaan sistem biaya standar yang
menunjukkan setiap varians dalam biaya bahan, tenaga kerja, dan overhead pabrik dan
dapat digunakan untuk mengevaluasi produksi.

Pengendalian intern kompilasi dibutuhkan untuk memberikan sarana guna memastikan


bahwa perhitungan fisik telah diikhtisarkan sebagaimana mestinya, ditetapkan harganya
dengan jumlah yang sama dengan catatan satuannya, adanya perkalian dan penjumlahan
yang benar, dan dimasukkan ke dalam buku besar dengan jumlah yang tepat.

Prosedur Penetapan Harga dan Kompilasi

Dalam membahas prosedur penetapan harga dan kompilasi, tujuan spesifik terhadap
pengujian rincian saldo juga sangat bernanfaat. Tujuan-tujuan tersebut antara lain:

Kelayakan secara menyeluruh yaitu saldo persediaan, rincian yang terdapat dalam daftar
persediaan dan saldo-saldo perhitungan yang berhubungan adalah layak.

Tujuan khusus yaitu berkaitan dengan asersi penilaian dan pengalokasian, keberadaan dan
keterjadian, serta kelengkapan.

Penilaian atas Persediaan

Dalam melaksanakan pengujian atas penetapan harga, ada 3 hal yang sangat penting
mengenai metode penetapan harga klien, yaitu: metode tersebut harus sesuai dengan
PABU, penerapan metode tersebut harus konsisten dari tahun ke tahun, dan harga pokok
pengganti (replacement cost) dibanding dengan nilai pasar harus dipertimbangkan.

Penetapan harga persediaan yang berasal dari pembelian

Jenis persediaan pokok yang termasuk dalam kategori ini adalah bahan baku, suku cadang
yang dibeli, dan perlengkapan. Pertimbangan pertama yaitu pada metode penilaian
persediaan yang digunakan apakah FIFO atau LIFO, rata-rata tertimbang atau yang lain.
Selain itu, juga menyelidiki apakah ongkos angkut, penyimpanan, potongan, dan lainnya
juga termasuk dalam nilai persediaan.

Penetapan harga persediaan yang diproduksi sendiri

Dalam menetapkan harga barang dalam proses dan barang jadi, auditor harus
memperhatikan biaya bahan baku, tenaga kerja, dan biaya overhead pabrik. Hal ini
menyebabkan pelaksanaan audit atas barang yang diproduksi sendiri lebih rumit
dibandingkan dengan audit atas persediaan dari pembelian.

PROSEDUR ANALITIKAL

Prosedur anlitik itu penting pada audit atas persediaan dan pergudangan dan juga pada
siklus siklus lain. Tabel dibawah ini mencantumkan beberapa prosedur analitik yang umum
di pakai,dan kemungkinan salah saji yang diindikasikan jika ada fluktuasi. Beberapa dari
prosedur analitik dibawah dibahas pada silkus lainnya. Contoh adalah persentase marjin
kotor.

PROSEDUR ANALITIK UNTUK SIKLUS PERSEDIAAN DAN PERGUDANGAN

Prosedur analitik Kemungkinan salah saji

Bandingkan persentase marjin kotor dengan tahun sebelumnya Salah saji atau kurang saji
persediaan dan harga pokok penjualan.

Bandingkan perputaran persediaan (Harga pokok penjualan dibagi dengan persediaan rata-
rata) dengan tahun sebelumnya. Investasi keusangan persediaan yang mempengaruhi
persediaan dan harga pokok penjualan. Salah saji atau kurang saji persediaan

Bandingkan persediaan biaya perunit dengan tahun sebelumnya Salah saji atau kurang saji
biaya perunit, yang mempengaruhi persediaan dan harga pokok penjualan

Bandingkan nilai persediaan yang diperluas denan tahun sebelumnya Salah saji dalam
kompilasi, biaya perunit, atau pengalian, yang mempengaruhi persediaan dan harga pokok
penjualan

Bandingkan biaya produksi tahun berjalan dengan tahun sebelumnya (biaya variabel harus
disesuaikan jika ada perubahan volumen) Salah saji biaya perunit persediaan, khususnya
biaya tenaga kerja langsung dan overhead pabrik, yang mempengaruhi persediaan dan HPP
METODE UNTUK MERANCANG UJI DETAIL TRANSAKSI

Tahap I

• Identifikasi resiko bisnis klien yang mempengaruhi siklus persediaan dan pergudangan.

• Tentukan salah saji yang dapat ditolerir dan nilailah resiko bawaan untuk siklus
persediaan dan pergudangan

• Nilailah resiko pengendalian untuk beberapa silklus.

Tahap II

• Rancang dan laksanakan pengujian pengendalian dan pengujian substantif atas transaksi
untuk siklus persediaan dan pergudangan.

Tahap III

• Rangcang dan laksanakan prosedur analitik untuk siklus persediaan dan pergudangan

• Rancang pengujian terinci atas persediaan untuk memenuhi tujuan audit yang terkait
saldo yang terdiri dari :

a. Prosedur audit

b. Besar sampel

c. Unsur yang dipilih

d. Waktu

PROSEDUR PEMERIKSAAN FISIK PERSEDIAAN

Memperoleh pemahaman atas bisnis klien bahkan lebih penting untuk persedian
dibandingkan untuk kelayakan aspek audit karena persediaan bervariasi sangat signifikan
untuk perusahaan yang berbeda. Pemahaman yang baik mengenai bisnis klien dan
industrinya memungkinkan auditor menanyakan dan membahas masalah semacam
penilaian persediaan, potensi keusangan, dan adanya persediaan konsinyasi yang
bercampur baur dengan persediaa milik sendiri. Titik awal yang berguna untuk lebih
mengenal persediaan klien yaitu auditor melakukan pemeriksaan ke fasilitas milik klien
termasuk bagian penerimaan, bagian penyimpanan, produksi, perencanaan dan
pembukuan.
Sebagai bagian dari perolehan pemahaman mengenai dampak bisnis dan industri klien pada
persediaa didalam tahap perencanaan audit, auditor tersebut harus menilai resiko bisnis
klien. Terdapat sumber yang signifikan mengenai resiko bisnis yan terkait dengan
persediaan karena adanya faktor semacam siklus produk yangpendek dan resiko keusangan,
penggunaan persediaan JIT dan teknik manajemen saluran pasokan lain, ketergantungan
pada sedikit pemasok dan penggunaan teknologi pengelolaan yang canggih.

Setelah melakukan penilaian resiko bisnis, auditor selanjutnya selanjutnya menetapkan


salah saji yang ditolerir, dan menilai resiko bawaan untuk persediaan. Persediaa biasanya
salah satu dari unsur paling material didala laporan keuangan untuk perusahaan
manufaktur, grosir dan eceran. Risiko bawaan seringkali dinilai relatif tinggi tingkatannya
untuk perusahaan yang persediaannya signifikan. Persediaan dapat disimpan dibanyak
lokasi, sehingga akan meningkatkan kekhawatiran tentang keberadaan persediaan,
termasuk potensi untuk kecurian. Penilaian harga persediaan sering kali kompleks, sehingga
meningkatkan risiko salah saji untuk tujuan akurasi. Terdapat juga kekhawatiran mengenai
keusangan persediaan, yang berhubungan dengan tujuan nilai bersih yang dapat direalisasi.
Dalam menilai resiko pengendalian, auditor terutama tertarik pada pengendalian intern atas
catatan perpectual, pengendalian fisik, perhitungan persediaan dan penilaian harga
persediaan. Sifat dan luasnya pengendalian sangant bervariasi dari satu perusahaan ke
perusahaan lainnya. Catat bahwa hasil pengujian dari beberapa siklus selain persediaan dan
pergudangan juga mempengaruhi pengujian terinci atas saldo untuk persediaan.

Proses pencatatan fisik

Auditor diharuskan melaksanakan pengujian pengamatan fisik atas persediaan sejak


dikemukakanyya kecurangan yang besar di tahun 1938 di McKesson & Robbins Company,
perusahaan itu membukukan jumlah persediaan fiktif yang signifikan. Hal ini mungkin
karena auditor tidak mengamati fisik persediaan. Hal penting dalam ketentuan SAS 1 adalah
perbedaan antara pengamatan terhadap penghitungan persediaan fisik dan tanggung jawab
untuk melakukan perhitungan. Klien bertanggung jawab menyusun prosedur yang akurat
untuk pehitungan fisik persediaan, serta betul-betul melakasanakannya dan
membukukannya. Tanggung jawab auditor adalah mengevaluasi dan mengamati prosedur
fisik klien tadi dan mengambil kesimpulan mengenai keberadaan persediaan fisik. Ketentuan
pemeriksaaan fisik itu tidak dapat diterapkan ke persediaan di dalam gudang umum.
Persediaan di dalam gudang umum atau yang dilakukan pihak luar lainnya biasanya
diversifikasi melalui konfirmasi terhadap orang terebut. Akan tetapi, jika jumlah persediaan
mrupakan bagian yang signifikan dari aktiva lancar atau total aktiva, auditor harus
menerapkan prosedur tambahan. Tambahan ini meliputi menginvestigasi kinerja penjaga
gudang, menerima laporan akuntan independen mengenai prosedur pengendalian penjaga
gudang atas barang yang di bawah tanggung jawabnyadan mengamati persediaan fisik
barang yang berada di bawah tanggung jawab penjaga gudang, seandainya itu praktis.
Apapun metode pembukuan persediaan klien, selalu ada perhitungan secara periodik atas
persediaan fisik yang ada. Klien mungkin melakukan perhitungan pada saat atau di sekitar
tanggal neraca, beberapa waktu sebelumnya, atau berdasarkan siklus sepanjang tahun.
Dalam hubungannya dengan perhitungan fisik persediaan, prosedur pengendalian yang
memadai mencakup petunjuk yang jelas mengenai perhitungan fisik, verifikasi intern yang
independen atas perhitungan, rekonsiliasi independen antara hasil perhitungan dengan
perhitungan dengan berkas induk perpetual, dan pengendalian yang cukup mengenai kartu
atau kertas kerja hasil perhitungan.

Aspek penting dari pemehaman auditor mengenai pengendalian fisik persediaan klien
adalah pengendalian menyeluruh terhadapnya dari sejak persediaan itu ada. Hal ini perlu
untuk mengevaluasi evektifitas prosedur klien, tetpi itu juga memungkinkan auditor untuk
memberikan saran yang membangun kepada klien.

Keputusan audit dalam hal pengantan persediaan secara fisik umumnya sama dengan
bidang audit lainnya: memilih prosedur audit, menetapkan saat pelaksanaan, mentapkan
besarnya sampel dan memilih unsur yang akan diuji.

Saat pelaksanaan. Auditor memutuskan apakah pengamatan persediaan fisik dapat


dilakukan sebelum tanggan neraca, terutama berdasarkan akurasi berkas induk persediaan
perpetual. Kalau penghitungan persediaan fisik interim diijinkan, maka auditor saat itu
mengamati dan sekaligus menguji berkas persediaan perpetual untuk transaksi dari tanggal
perhitungan hingga tanggal neraca.

Besarnya sampel. Besarnya sampel yang diambil dalam pengamatan fisik biasanya tidak
mungkin dinyatakan dalam angka tertentu, karena penekanan dalam pengujian ini, adalah
pengamatan prosedur klien, bukannya memilih unsur tertentu untuk diuji. Cara mudah
memandang besarnya sampel dalam pengamatan persediaan fisik adalah berdasarkan total
jam kerja yang digunakan, bukan jumlah persediaan yang dihitung.

Pemilihan unsur. Pemilohan unsur tertentu untuk diuji adalah bagian terpenting dalam
keputusan audit pada pengamatan persediaan secara fisik. Kecermatan dibutuhkan untuk
mengamati perhitungan unsur yang paling signifikan dan sampel yang mewakili jenis
persediaan tertentu, menanyakan jenis barang yang mungkin mengalami kusangan atau
rusak, dan mendiskusikan dengan manajemen alasan unuk tidak mengikutkan barang
tertentu yang material.

Tujuan audit terkait sado yang sama yang telah digunakan dalam bagian sebelumnya pada
pengujian terinci atas saldo memberka kerangka acuan untuk pembahasan pengujian
pengamatan persdiaan fisik. Tapi, sebelum membahas tujuan, perlu memahami beberapa
komentar yang belaku untuk semua tujuan.
Bagian terpenting dari pengamatan persediaan yaitu menentukan apakah perhitungan
persediaan secara fisik yang dilakukan sesuai dengan instruksi klien atau tidak. Prosedur
audit pengujian terinci atas saldo yang umum dilakukan untuk pengamatan persediaan
secara fisik. Sebagai tambahan atas prosedur terinci, auditor harus menelusuri semua
bagian dimana peresediaan digudangkan untuk memastikan bahwa semua persediaan telah
dihitung dan diberi kartu yang memadai
Bagaimana Melakukan Audit Persediaan pada Perusahaan Dagang

Suatu perusahaan harus kreatif dan inovatif guna menghadapi persaingan dunia bisnis yang
dari waktu ke waktu kian kompetitif. Hal ini juga dirasakan oleh perusahaan yang bergerak
di bidang perdagangan. Perusahaan dagang adalah perusahaan yang kegiatannya membeli
barang dan menjualnya kembali tanpa mengubah bentuk barang tersebut terlebih dahulu,
dan tujuan penjualan ini untuk memperoleh keuntungan. Diperlukan pengelolahan dan
pemeriksaan yang memadai terhadap persediaan barang dagang.

Pengelolaan dapat meliputi pencatatan yang baik dan akurat sesuai dengan kebutuhan.
Pemeriksaan persediaan merupakan fungsi manajerial yang sangat penting, karena
pemeriksaan atas persediaan ini banyak melibatkan investasi rupiah dan mempengaruhi
efektivitas dan efisiensi kegiatan perusahaan. Oleh karena itu, audit atas persediaan barang
dagang sangat diperlukan untuk mengurangi resiko terjadinya selisih, kehilangan,
mengantisipasi kemungkinan terjadinya kecurangan dan memastikan bahwa prosedur telah
dilakukan dengan baik sehingga kemudian dapat dibuatlah perbaikan.

Audit atas persediaan sering kali merupakan bagian audit yang rumit dan memakan
banyak waktu, karena:
1. Pada umunya persediaan merupakan jenis perkiraan yang besar di dalam neraca, dan
sering merupakan unsur terbesar dari keseluruhan modal kerja (working capital account)

2. Persediaan berada pada lokasi yang berbeda, yang menyulitkan pengendalian secara
fisik serta penghitungannya

3. Keanekaragaman jenis persediaan menyebabkan berbagai kesulitan bagi auditor

4. Penilaian atas persediaan juga selalu menyulitkan karena adanya faktor keuangan dan
kebutuhan untuk mengalokasikan biaya-biaya ke dalam persediaan

5. Adanya beberapa metode penilaian persediaan yang dapat digunakan, tapi setiap klien
tertentu harus menggunakan satu metode secara konsisten dari tahun ke tahun

Audit Persediaan mempunyai tujuan sebagai berikut :


1. Menilai kewajaran atas persediaan.
2. Memeriksa ada tidaknya internal control yang cukup baik atas persediaan.

3. Memeriksa persediaan yang tercantum di neraca betul- betul ada dan dimiliki oleh
perusahaan pada tanggal neraca.

4. Memeriksa kesesuaian antara metode penilaian persediaan (valuation) dengan prinsip


akuntansi yang berlaku umum di Indonesia/Standar Akuntansi Keuangan.

5. Memeriksa kesesuaian antara sistem pencatatan persediaan dengan prinsip akuntansi


yang berlaku umum di Indonesia/SAK Audit atas Persediaan

Bagaimana prosedur audit persediaan untuk perusahaan dagang ?


Prosedur audit persediaan yang disarankan sebagai berikut :

1. Lakukan Stock Opname.


Stock opname dilakukan terutama untuk persediaan yang berada di gudang perusahaan,
Untuk barang consignment out dan barang-barang yang tersimpan di public warehouse
jika jumlahnya material harus dilakukan stock opname, jika tidak material, cukup dikirim
konfirmasi. Stock opname bisa dilakukan pada akhir tahun atau beberapa waktu
sebelum/ sesudah akhir tahun.
2. Lakukan Observasi atas Stock Opname
Amati kembali hasil perhitungan fisik persediaan (stock Opname) yang dilakukan. Cek
Final Inventory List [Inventory Compilation) dan lakukan prosedur pemeriksaan berikut
ini:
 check mathematical accuracy (penjumlahan dan perkalian).

 cocokkan “quantity per book” dengan kartu stok (persediaan).

 cocokkan “quantity per count dengan “count sheet kita (auditor)

 cocokkan “total value” dengan buku besar persediaan.

 Kirimkan konfirmasi untuk persediaan consignment out.

3. Lakukan Peninjauan ulang terhadap Konsep Persediaan

 Periksa unit price dari persediaan

 periksa ada tidaknya barang-barang yang rusak,dipakai dan hilang.

 Periksa cut-off penjualan dan cut-off pembelian.


 Lakukan rekonsiliasi jika stock opname dilakukan beberapa waktu sebelum atau
sesudah tanggal neraca.

4. Buatkan Laporan Hasil akhir Stock Opname


Buat kesimpulan dari hasil pemeriksaan persediaan dan buat usulan adjustment jika
diperlukan.
5. Adjustment Persediaan
Lakukan penyesuaian persediaan dari usulan yang di ajukan dan tentukan kebijakan
penyesuaian persediaan dari hasil stock opname yang akan dilakukan
6. Periksa apakah penyajian persediaan di laporan keuangan sudah sesuai dengan prinsip
akuntansi yang berlaku umum di Indonesia/SAK.
Agar proses Audit Persediaan di perusahaan anda berjalan dengan baik, perlu internal
control yang baik pula atas persediaan, berikut ciri ciri internal control yang baik :

1. Adanya pemisahan tugas dan tanggung jawab antara bagial pembelian, penerimaan
barang, gudang, akuntansi dan keuangan.

2. Digunakannya formulir-formulir yang bernomor urut tercetak, seperti:

 purchase requisition (permintaan pembelian), purchase order (order pembelian)


 delivery order (surat jalan), receiving report (laporan penerimaan barang), sales order
(order penjualan), sates invoice (faktur penjualan).
3. Adanya sistem otorisasi, baik untuk pembelian, penjualan, penerimaan kas/bank,
maupun pengeluaran kas/bank.

4. Digunakannya anggaran {budget) untuk pembelian, produksi, penjualan, dan


penerimaan serta pengeluaran kas.

Dari penjelasan di atas, jelas bahwa audit persediaan di perusahaan dagang mampu
memberikan manfaat yang begitu besar bagi perusahaan untuk mengurangi resiko
terjadinya selisih, kehilangan, mengantisipasi kemungkinan terjadinya kecurangan dan
memastikan bahwa prosedur telah dilakukan dengan baik. Diperlukan pengelolahan dan
pemeriksaan yang memadai terhadap persediaan barang dagang, agar kita tetap bisa
bersaing di tengah kompetisi yang hebat
TUGAS AUDITING
1. Inspeksi

Inspeksi merupakan cara memeriksa dengan menggunakan panca inderaterutama mata,


untuk memperoleh pembuktian atas suatu keadaan atau suatumasalah pada suatu saat tertentu
(misalnya tentang eksistensi, jumlah dan jenis barang).

Inspeksi sebaiknya dilakukan oleh dua orang auditor. Auditor harus mencobamengusaha
kan agar ada wakil instansi atau pihak ketiga yang
menyertai inspeksi itu,yang dapat membenarkan/ menguatkan kesimpulan auditor. Sesuai
keperluannya, auditor dapat meminta wakil instansi atau pihak ketiga agar turut menandatangani
berita acara mengenai inspeksi tersebut.
Hal ini dimaksudkan untuk menghindarkantimbulnya bantahan mengenai kecermatan inspeksi
yang dilakukan oleh auditor. Contoh inspeksi adalah audit fisik.

2. Observasi

Observasi atau pengamatan adalah cara memeriksa dengan menggunakanpanca indera


terutama mata, yang dilakukan secara kontinyu selama kurun waktu tertentu untuk membuktikan
sesuatu keadaan atau masalah. Kadang-kadang observasi dikaitkan dengan melihat dari jarak
jauh atau tanpa disadari oleh pihak yang diamati.

Teknik observasi akan membantu melancarkan serta memperjelas


pengertian auditor mengenai kegiatan yang diperiksa. Observasi yang efektif tergantung
pada daya imaginatif dan keingintahuan yang besar dari auditor.

Observasi secara cermat terhadap suatu kegiatan kadang kala dapatmengungkapkan kel
emahan serius yang memerlukan audit lebih lanjut. Misalnya,pengeluaran barang dari kawasan
berikat ke DPIL yang diindikasikan tanpadilindungi dokumen.

3. Tanya Jawab

Tanya jawab dapat dilakukan dengan dua cara : lisan atau tertulis. Walaupunbanyak
informasi/bukti yang dapat diperoleh melalui tanya jawab ini
namun hasilnyadipandang bersifat subyektif, karenanya auditor perlu mengusahakan buktipenun
jang dengan menggunakan teknik-teknik audit lainnya.

4. Interview (Wawancara)

Wawancara yang baik adalah wawancara yang menghasilkan


pembuktian yangdiperlukan dalam waktu yang relatif singkat. Oleh karena itu auditor hendaknya
merancang wawancara sedemikian rupa sehingga dapat mengungkapkan hal-hal yang
diperlukan secara lengkap.

Orang yang bertanggung jawab atas kegiatan merupakan sumber


informasi yang penting. Dalam hal ini auditor
seharusnya mempertimbangkan denganseksama pengetahuan pihak yang diwawancarai atau
pokok
persoalan yangdibicarakan, motifnya, dan apakah informasi yang disampaikan sesuai denganinfo
rmasi lain yang telah diperoleh oleh auditor. Hal yang perlu diperhatikan adalah belum tentu
pihak yang menempati kedudukan yang tinggi dapat merupakan jaminan atas keabsahan
informasi yang disampaikan olehnya, karena mungkin ia belum lamamenempati posisi
tersebut atau pun ia tidak
memiliki pengetahuan langsungmengenai masalah yang ditanyakan, yang barangkali justru
dipunyai oleh bawahannya . Auditor juga bisa mewawancarai ahli-ahli yang merupakan pihak
luar, tapi wawancara hendaknya diarahkan
untukmenjamin bahwa keterangan para ahlitersebut dapat diandalkan, an meneguhkan sifat
dapat dipercayainya pembuktian.

Wawancara harus direncanakan dengan cermat. Auditor harus mengetahuitujuan wawan


cara dan informasi apa yang harus diperolehnya. Auditor harusmempertimbangkan dengan siapa
ia hendak melakukan wawancara. Untukmenghindari reaksi yang negatif, pejabat yang
mempunyai posisi/kedudukan tinggi lebih baik diwawancari oleh orang yang cukup tinggi
pula kedudukannya dalam organisasi audit. Wawancara sebaiknya dilakukan oleh dua orang
auditor, agar terdapat jaminan yang lebih besar bahwa catatan mengenai wawancara
mencerminkan dengan tepat informasi yang diperoleh.

Auditor hendaknya melakukan wawancara dengan sikap dan perilaku yang sopan. Cara
pendakatan pertama sangat penting artinya bagi kelancaran jalannya wawancara. Oleh karena
itu auditor harus memperkenalkan diri dengan cara yang layak dan menjelaskan tujuan/ maksud
diadakannya wawancara agar
pihak yangdiwawancarai memahami apa yang diinginkan darinya. Sewaktu mewawancarai,
auditor harus mengendalikan pembicaraan agar hemat waktu dan tepat terarah pada fakta atau
informasi yang berhubungan dengan
maksud wawancara. Yang perludiingat adalah auditor hendaknya bersikap sebagai pencari
informasi, dan tidak seperti seorang investigator, apalagi terlibat dalam perdebatan atau
pertengkaran.

Pada akhir wawancara, informasi penting yang diperoleh harus diikhtisarkandan diminta
kan penugasan secara tertulis dari pihak yang diwawancarai. Tujuan utama penugasan adalah :

- Untuk menjamin kelengkapan audit tentang informasi lisan tersebut.

- Membangkitkan kesan kepada pihak yang diwawancarai, bahwa auditor memandang penting
informasi yang disampaikannya.

- Melindungi diri auditor sendiri terhadap kemungkinan timbulnya kontroversi dikemudian hari
mengenai informasi yang telah diperolehnya .

Contoh penegasan oleh pihak yang diwawancarai dapat berbentuk sebagaiberikut :

Saya yang membaca catatan hasil wawancara ini, dan membenarkan


bahwacatatan ini dengan layak memaparkan hal-hal yang dibicarakan serta pernyataan-
pernyataan yang saya ucapkan dalam wawancara tersebut.

Tanda Tangan Nama


Jabatan
Tanggal

5. Cara Tertulis

Cara tanya jawab yang mudah dan praktis adalah dengan tertulis. Setelah
responden ditentukan, kemudian dikirim surat pengantar beserta daftar
pertanyaan (kuesioner) yang memuat masalah yang akan ditanyakan.
Kelemahan dari cara tertulis adalah bahwa pada dasarnya daftar pertanyaan
tidak fleksibel, dan tidak ada verifikasi. Tingkat keandalan informasi yang
diperoleh melalui wawancara. Oleh karena daftar pertanyaan harus digunakan
secara hati-hati, dan jika tidak terdapat bukti penguat, maka bukti demikian
belum mencukupi untuk digunakan sebagai pendukung kesimpulan hasil audit.

6. Konfirmasi

Konfirmasi merupakan upaya untuk memperoleh informasi/ penugasan dari sumber lain
yang independen, baik secara lisan maupun tertulis. Konfirmasi dapat dilakukan terhadap
berbagai hal, misalnya :

- Konfirmasi mengenai pembayaran nilai transaksi.

- Konfirmasi pembayaran bea masuk dan PDRI.

- Konfirmasi polis asuransi.

7. Jenis Konfirmasi

Konfirmasi dapat dilakukan secara tertulis, atau secara lisan. Konfirmasisecara lisan
dilakukan secara langsung kepada pihak yang bersangkutan denganmengajukan pertanyaan atau
wawancara. Konfirmasi secara tertulis dapat
dibagi duamacam, yaitu konfirmasi positif dan negatif. Konfirmasi positif adalah konfirmasi
dimana pihak yang bersangkutan diminta untuk memberikan jawaban dalam bataswaktu yang
ditetapkan, baik jawaban menolak maupun
jawaban menyetujui.Sedangkan dalam konfirmasi negatif, pihak yang bersangkutan diminta me
mberikanjawaban dalam batas waktu yang ditentukan apabila menolak isi surat konfirmasi. Jikale
wat batas waktu yang ditentukan maka dianggap menyetujui isi surat konfirmasi .

8. Analisis

Analisis artinya memecah atau menguraikan suatu keadaan atau masalah


ke dalam beberapa bagian atau elemen dan memisahkan bagian tersebut untuk
dihubungkan dengan keseluruhan atau dibandingkan dengan yang lain. Dengananalisis auditor
dapat melihat hubungan penting antara satu unsur dengan
unsurunsurlainnya. Pada umumnya dengan analisis akan diketahui hubunganhubungan atau hal-
hal yang normal atau tidak normal. Analisis ini penting namun tidak handal, sebab hasil analisis
hanya memberikan indikator saja, kebenaran masih harus dibuktikan dengan cara lain.

9. Perbandingan
Perbandingan adalah usaha untuk mencari kesamaan atau
perbedaan antaradua atau lebih gejala atau keadaan. Dalam audit kegiatan keuangan misalnya,
audit melakukan pekerjaan membandingkan seperti : Membandingkan antara saldo buku dengan
hasil audit fisik.

Hasil pekerjaan membandingkan biasanya dilanjutkan dengan melakukan analisa sebab-


sebab terjadinya penyimpangan.

10. Audit Bukti-Bukti Tertulis (Vouching dan Verifikasi)

Vouching adalah memeriksa authentik tidaknya serta lengkap tidaknya bukti yang
mendukung suatu transaksi. Sedangkan verifikasi adalah istilah
yangdigunakan dalam arti untuk memeriksa ketelitian perkalian, penjumlahan, pembukuan,
pemilikan dan eksistensinya.

Tujuan vouching dan verifikasi adalah untuk memastikan bahwa :

- Bukti tersebut telah disetujui oleh pihak yang berwenang.

- Bukti tersebut sesuai dengan tujuannya.

- Jumlah yang tertera dalam bukti tersebut benar.

- Pencatatan dilakukan secara benar.

- Pemilikan dan eksistensinya sah.

11. Rekonsiliasi

Rekonsiliasi adalah penyesuaian antara dua golongan data yangberhubungan (tetapi


masing-masing dibuat oleh pihak- pihak yang independen/ terpisah) untuk mendapatkan data
yang benar. Contoh rekonsiliasi
adalahpenyesuaian saldo simpanan rekening Koran/giro di bank menurut salinan rekeningKoran
bank dengan saldo menurut catatan perusahaan/ bendaharawan.

12. Trasir

Trasir adalah cara memeriksa dengan jalan menelusuri proses suatu keadaan,
kegiatan, atau pun masalah sampai pada sumber atau bahan/ bukti pembukuannya. Sebagai
contoh, dalam meneliti proses pembelian barang
impor, maka auditor akanmelihat buku pembelian, kemudian menelusuri ke bukti -buktinya yaitu
purchase order, sales contract dan invoice.

13. Rekomputasi

Rekomputasi adalah menghitung kembali kalkulasi yang telah ada untuk


menetapkan kecermatannya. Sebagai contoh antara lain adalah :

- Menghitung kembali penjumlahan sisi pengeluaran/penerimaan dari Buku Kas.


- Menghitung kembali harga pembelian/kontrak yang tertera pada faktur pembelian atau pada
kontrak.

14. Scanning

Scanning berarti melakukan penelaahan secara umum dan cepat untuk


menemukan hal-hal yang memerlukan audit lebih lanjut. Misalnya, membaca
dengan cepat setiap lembaran catatan/pembukuan perusahaan untuk
menemukan hal-hal yang penting atau tidak lazim. Hal-hal yang ditemukan
melalui scanning akan diteliti lebih lanjut secara mendetail melalui teknik audit
lainnya.

Você também pode gostar