Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Tidak semua busana menggunakan keempat jenis bahan pelapis secara bersama-sama contoh pada
pembuatan kebaya cukup diperlukan bahan interfacing untuk memberi bentuk dan lining untuk
memberi rasa nyaman saat dikenakan namun ada kalanya keempat jenis bahan pelapis digunakan
secara bersama-sama seperti yang terlihat pada gambar
3. Konstruksi Bahan Pelapis
a. Lapisan Bawah (Underlining)
Hampir semua jenis bahan dari yang paling ringan, tipis sampai ketebalan sedang dan berbobot
dengan penyempurnaan lembut, sedang atau gemerisik.
Contoh bahan-bahan pelapis dalam: sutera cina, organdi, organsa, muslin, batiste, tula, rayon,
tricot ringan untuk rajutan/bahan yang halus.
Dilihat dari kontruksinya interfacing dapat digolongkan menjadi tiga yaitu yang berasal dari
tenunan (non woven) rajutan (knit) dan bukan tenunan (non woven).
1) Tenunan (woven)
Jenis tenunan yang arah seratnya memanjang saling mengikat. Dalam penggunaannya sebaiknya
mengikuti arah serat. Jenis ini akan membentuk pakaian lebih bagus & stabil.
2) Bukan Tenunan (Non woven)
Proses pembuatannya tidak ditenun, melainkan dikempa sehingga tidak memiliki arah serat.
Bahan non woven dibentuk dari serat-serat yang dilumatkan, direkatkan atau diampurkan dengan
bahan bahan kimia.
Interfacing yang tidak ditenun biasanya lebih keras daripada yang ditenun.
3) Rajutan (Knit)
Konstruksi kain rajut berbeda dengan kain tenun. Pada umumnya elastisitas kemuluran bahan
rajut lebih tinggi dari bahan tenun.
Yang juga termasuk jenis dari rajut (Knit F. Interfacing) adalah welf.
Termasuk juga interfacing model baru yaitu interfusi atau fusing yaitu pengembangan secara
modern yang menggunakan Adhesives (perekat) untuk saling mengisi serat-serat yang pendek atau
bahan direkatkan bersamaan. Ada dua cara dalam proses perekatan yaitu cara pertama dengan
disemprotkan biasanya hasil perekatnya tidak rata, cara kedua dengan dilaminating hasilnya lebih
rata dan terdapat lembaran plastik yang menempel pada tenunan. Contoh trubinais
c. Lapisan antara (Interlining)
Bahan berbobot ringan, tipis sampai tebal dan kasab menyerupai busa, katun berbulu:
Contoh: flanel, bahan selimut bobot ringan, felt, dacron.
d. Bahan Pelapis (Lining)
Ciri bahan pelapis (furing) adalah lembut, licin, tipis, ringan dan higrokopis sehingga memberi
rasa sejuk saat dikenakan.
Contoh: satin, katun, rayon, Nilon, seperti sutera (silky), trico.