Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Dosen Pembimbing :
Veronica S.Kep.,Ns
Disusun oleh :
Abdul Rokim
Auliya Kusuma .R
Elisa Wana .I
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat dan rahmat-
Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya.
Adapun tugas mata kuliah Sistem Pencernaan II yang berjudul “Asuhan Keperawatan
Keracunan Korosif dan Non Korosif ” adalah merupakan salah satu syarat untuk dapat lulus dalam
mata kuliah ini.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Veronica S.Kep.,Ns selaku dosen mata
kuliah Sistem Pencernaan II yang telah memberikan pedoman dalam pembuatanmakalah ini.
Penulis juga tidak lupa mengucapkan terimakasih kepada para pihak yang telah banyak membantu
dalam penyelesaian makalah ini.
Penulis menyadari bahwa penulisan makalah ini belum sempurna, oleh karena itu, penulis
sangat diharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca, demi
kesempurnaan makalah ini dan tugas-tugas berikutnya.
Akhir kata, penulis mengucapkan terima kasih.
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL....................................................................................... i
KATA PENGANTAR..................................................................................... ii
DAFTAR ISI................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar belakang................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah.............................................................................. 1
1.3 Tujuan................................................................................................ 2
BABII TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi.............................................................................................. 3
2.2 Anatomi Fisiologi............................................................................... 3
2.3 Etiologi............................................................................................... 4
2.4 Patofisiologi....................................................................................... 5
2.5 Pemeriksaan Diagnostik.................................................................... 5
2.6 Penatalaksanaan................................................................................. 8
BAB III KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
3.1 Pengkajian......................................................................................... 11
3.2 Diagnosa Keperawatan...................................................................... 13
3.3 Intervensi Keperawatan..................................................................... 13
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan........................................................................................ 23
4.2 Saran.................................................................................................. 23
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 TUJUAN
1.3 TUJUAN
2.2 DEFINISI
KERACUNAN
Keracunan adalah masuknya zat racun kedalam tubuh baik melalui saluranpencernaan,
saluran nafas, atau melalui kulit atau mukosa yang menimbulkan efekmerugikan pada yang
menggunakan.Keracunan dapat diartikan sebagai setiap keadaaan yang menunjukkan kelainanmultisistem dengan
keadaan yang tidak jelas.
(Arief Mansjoer, 1999)
Keracunan korosif yaitu keracunan yang disebabkan oleh zat korosif yang meliput I produk alkalin
(Lye, pembersih kering, pembersih toilet, deterjen non pospat, pembersihoven, tablet klinitest, dan
baterai yang digunakan untuk jam, kalkulator, dan kamera) danproduk asam (pembersih toilet,
pembersih kolam renang, pembersih logam, penghilangkarat, dan asam baterai) (Brunner & Suddarth,
2001).
Keracunan non korosif yaitu keracunan yang disebabkan oleh zat non korosif yangmeliputi
makanan, obat-obatan, gas (CO).
A. KERACUNAN KOROSIF
Keracunan korosif meliputi keracunan alkali, asam klorida, asam oksalat,
aseton,formaldehid, natrium hipoclorid.
1. Keracunan Alkali :
a. Bahan-bahan yang termasuk alkali :Cairan pembersih saluran, bubuk/cairan pembersih mobil,
deterjen, ammonia, buttonbatteries. Senyawa alkali dengan protein akan membentuk proteinat dan denganlemak
akan membentuk sabun. Dengan demikian, jika terjadi kontak dengansenyawa alkali dengan jaringan
akan menyebabkan jaringan menjadi lunak, nekrotik,dan akanterjadi penetrasi yang dalam. Karena kelarutannya dapat
menyebabkanterjadi penetrasi lebih lanjut dalam beberapa hari. Akibat stimulasi yang intensif
darisenyawa alkali menyebabkan hilangnya refleks tonus vaskuler dan hambatan kerja jantung.
5. Keracunan Bensin :
Bensin merupakansenyawa organic golongan hidrokarbon berbau khas danmudah terbakar.Aspirasi
bensindalam beberapa Ml dapat menyebabkan pneumonia.Penelanan 10 -20 ml bensin dapat menyebabkan
keracunan yang serius.
Efek potensial bensin terhadap kesehatan :
a. Inhalasi : iritasi , telinga berdenging , mual ,muntah , dada perih sukar bernafas,nyeri
b. Kontak melalui kulit : iritasi kuli , melepuh
c. Kontak melaui mata : iritasi mata , perih
d. Tertelan : mual , muntah , diare , dada perih , sukar bernafas , denyut jantungtidak normal ,sakit
kepala , rasa ngantuk
6. Keracunan Sianida :
Sianida merupakan bahan yang amat beracun dan bereaksi sangat cepat danmenyebabkan kematian
dalam beberapa menit. Sianida berasal dari fungsida untukpembasmian serangga dan tikus , hasil
pembakaran sampah plastic , penyepuhanlogam dll
Gambar Klinis Keracunan Sianida :
a. Nyeri kepala
b. Mual
c. Dispnoe
d. Bingung
e. Kejang
f. Koma
7. Keracunan Alkohol
Keracunan alkohol terjadi bila seseorang menghabiskan sejumlah besar minumankeras dalam jangka waktu
singkat.Keracunan alcohol juga sering terjadi pada percobaanbunuh diri dengan meminum produk-produk rumah
tangga yang mengandung etanol,isopropanol, atau metanol.
Pada otak, alkohol mempengaruhi kinerja reseptor neurotransmitter sehinggamengakibatkan:
· Peningkatan produksi norepinephrine dan dopamine
· Penurunan transmisi acetylcholine
· Peningkatan transmissi gaba
· Peningkatan produksi beta-endorphin di hypothalamus
2. Keracunan Jengkol
Pada keracunan jengkol terjadi penumpukan kristal asam jengkolat di tubuli,ureter dan
urethrae. Keluhan terjadi 5 - 12 jam sesudah makan jengkol.
Gejala klinik :
a. Sakit pinggang,nyeri perut,muntah,kencing sedikit-sedikit dan terasa sakit
b. Hematuria,oliguria sampai anuria dan kencing bau jengkol
c. Dapat terjadi gagal ginjal akut
Penatalaksanaan :
a. Rangsang muntah
b. Kumbah lambung
c. Beri norit
d. Alkalinisasi : Nabic, bila penderita masih bisa minum dapat diberi Nabic per oral
e. Pemberian cairan
3. Keracunan Obat-Obatan
1. ASETAMINOFEN
Gejala keracunan asetaminofen terjadi melalui 4 tahapan:
a) Stadium I (beberapa jam pertama) : belum tampak gejala.
b) Stadium II (setelah 24 jam) : mual dan muntah; hasil pemeriksaanmenunjukkan bahwa hati tidak
berfungsi secara normal.
c) Stadium III (3-5 hari kemudian) : muntah terus berlanjut; pemeriksaanmenunjukkan bahwa hati
hampir tidak berfungsi, muncul gejala kegagalan hati.
d) Stadium IV (setelah 5 hari) : penderita membaik atau meninggal akibat gagal hati.
Tindakan Darurat
Tindakan darurat yang dapat dilakukan di rumah adalah segera memberikansirup ipekak untuk merangsang
muntah dan mengosongkan lambung.
Di rumah sakit, dimasukkan selang ke dalam lambung melalui hidung untukmenguras lambung
dengan air. Untuk menyerap asetaminofen yang tersisa, bisadiberikan arang aktif melalui selang ini.Kadar
asetaminofen dalam darah diukur 4-6 jam kemudian.Jika anak telah menelan sejumlah besar
asetaminofen (terutama jikakadarnya dalam darah sangat tinggi), biasanya diserikan asetilsistein
untukmengurangi efek racun dari asetaminofen, yang diberikan setelah arang dikeluarkan.
2. ASPIRIN
OVerdosis aspirin (salisilisme) pada anak yang telah meminum aspirin dosis tinggi selama beberapa
hari biasanya lebih berat.
Bentuk salisilat yang paling beracun adalah minyak wintergreen (metilsalisilat), yang
merupakan komponen dari obat gosok dan larutan penghangat.Seorang anak dapat meninggal
karena menelan kurang dari 1 sendok teh metilsalisilat murni.
Gejala awal dari salisilisme adalah mual dan muntah, diikuti dengan pernafasan yang cepat,
hiperaktivitas, peningkatan suhu tubuh dan kadang kejang. Anak menjadi mengantuk, mengalami
kesulitan dalam bernafas dan pingsan. Kadar aspirin yang tinggi dalam darah
menyebabkan anak menjadi sering berkemih, dan halini bisa menyebabkan dehidrasi.
Tindakan Darurat.
1. Dilakukan pengurasanlambung sesegera mungkin. Jika anak dalam keadaansadar, diberikan arang aktif melalui
mulut atau melalui selang yang dimasukkan ke dalam lambung.
2. Untuk mengatasi dehidrasi ringan, anak diharuskan minum sebanyak mungkin (susu maupun jus buah).
3. Untuk dehidrasi yang lebih berat, diberikan cairan melalui infus.
4. Demam diatasi dengan kompres hangat.
5. Untuk mengatasi perdarahan bisa diberikan vitamin K1.
Saluran pencernaan : mual, muntah nyeri perut, dehidrasi dan perdarahan saluran
pencernaan.
Susunan saraf pusat : pernafasan cepat dan dalam, tinnitus, disorientasi, delirium, kejang
sampai koma.
BMR meningkat : tachipnea,tachikardia,panas dan berkeringat
Gangguan metabolisme karbohidrat : Ekskresi asam organik dalam jumlah
besar,hipoglikemia atau hiperglikemia, ketosis.
Terhirup
Alveolus
CoHb
Menghalangi ikatan o2 dengan Hb ( oksihemoglobin )
Hipoksia
Kemoreseptor
Sakit kepala
Nyeri akut
PATWAY KOROSIF
Bahan korosif
(asam hipoklasit )
Tertelan
Iritasi Toksin
Perdarahan Ulseratif Malabsorbsi
Resiko penurunan
volume cairan elektrolit SSP
Nyeri Pilorus
Muntah
1) Elektrokardiografi
EKG dapat memberikan bukti-bukti dari obat-obat yang menyebabkan penundaandisritmia atau konduksi.
2) Radiologi
Banyak substansi adalah radioopak, dan cara ini juga untuk menunjukkan adanyaaspirasi dan edema
pulmonal.
3) Analisa GasDarah, elektrolit dan pemeriksaan laboratorium lain
Keracunan akut dapat mengakibatkan ketidakseimbangan kadar elektrolit, termasuknatrium,
kalium, klorida, magnesium dan kalsium. Tanda-tanda oksigenasi yang tidakadequat juga sering
muncul, seperti sianosis, takikardia, hipoventilasi, dan perubahanstatus mental.
4) Tes fungsi ginjal
Beberapa toksik mempunyai efek nefrotoksik secara lengsung.
5) Skrin toksikologi
Cara ini membantu dalam mendiagnosis pasien yang Keracunan.Skrin negative tidakberarti bahwa pasien tidak
Keracunan, tapi mungkin racun yang ingin dilihat tidak ada. Adalah penting untuk mengetahui
toksin apa saja yang bisa diskrin secara rutin didalam laboratorium, sehingga pemeriksaannya bisa efektif.
2.6PENATALAKSANAAN
1) Stabilisasi
· Jalan nafas (A)
· Pernafasan (B)
· Sirkulasi (C)
2) Dekomentaminasi
a. MataIrigasi dengan air bersih suam-suam kuku / larutan NaCl 0,9 % selama 15-20menit, jika belum
yakin bersih cuci kembali
b. Kulit, cuci (scrubbing) bagian kulit yang terkena larutan dengan air mengalir dingin atau hangat
selama 10 menit
c. GastroinstestinalSegera beri minum air atau susu secepat mungkin untuk pengenceran.Dewasa maksimal 250cc
untuk sekali minum, anak-anak maksimal 100cc untuksesekali minum.Pasang NGT setelah pengenceran jika
diperlukan.
3) Eliminasi
Indikasi melakukan eliminasi:
· Tingkat keracuan berat
· Terganggu rute elimiunasi normal (gagal ginjal)
· Menelan zat dengan dodsis letal
· Pasien dengan klinkis yang dapat memperpanjang koma
Tindakan eliminasi:
a. Dieresis paksa:Furosemida 250 mg dalam 100cc D5% habis dalam 30 menit.
b. Alkalinisasi urine : Na-Bic 50-100meq dalam !liter D5% atau NaCl 2,25%, dengan infuse continue 2-3cc/kg/jam
c. Hemodialisa
Dilakukan di RS yang memiliki fasilitas Hemodialisa.Obat-obat yang dapatdieleminasi dengan tehnik ini berukuran
kecil dengan berat molekul kurang dari500 dalton, larut dalam air dan berikatan lemah dengan protein.
BAB III
KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATANA.
3.1 PENGKAJIAN
d. Tekanan darah
Hipertensi :simpatomimetik, organofosfat, amfetamin
Hipotensi :sedative hipnotik, narkotika, fenothiazin, clonidin, beta blocker
e. Nadi
Bradikardi :digitalis, sedative hipnotik, beta-blokke.
Takikardi : antikolenergik, amfetamin, simpatominetik, alcohol, oksin, aspirin,theofilin
Aritmia : antikolenergik, organofosfat, fenothiazin, cyanide, beta-blokker .
f. Selaput lendir
Kering : antikolenergik
Salivasi : organofosfat, carbamat
Lesi mulut : bahan korosif, paraquat
Lakrimasi : kaustik, organofosfat, gas iritang.
g. Respirasi
Depresi : alkhohol, narkotika, barbiturate, sedative hipnotik
Tachipnea : salsilat, amfetamin, carbonmonoksida
Kussmaul : methanol, ethylene gycol, salsilath.
h. Oedem paru: salsilat, narkotika, simpatominetik.
i. Susunan saraf pusat
Kejang : amfetamin, fenothiazin cocain, camfer, tembaga, soniazid, organofosfat
Miosis : narkotika, fenothiazin, diazepam, barbiturate, jamur.
Buta : methanol
Fasikulasi : organofosfat
Nistagamus: barbiturate, ethanol, karbon monoksida.
Hipertoni : antikolenergik, fenothiazin
Rigiditas :antikolenergik, fenothiazin, haloperidol
Delirium :antikolenergik, simpatominetik, alcohol, fenothiazin, logam berat,cocain, heroin.
Koma :alkhohol, sedative hipnotik, carbonmonoksida, narkotika, anti depresi
Paralise :organofosfat, carbonat, logam berat
j. Saluran pencernaan
Muntah, diare : besi, fosfat, logam berat, jamur, lithium, flourida, organofosfat.Nyeri perut
(korosif)
a. Ketidak efektifan pola nafas berhubungan dengan penurunan ekspansi paru akibat akumulasi udara.
b. Resiko tinggi cidera berhubungan dengan respon saraf autonom pada perubahanstatus sistem yang
tiba-tiba
c. Perubahan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan perubuahan aliran darah
d. Nyeri akut berhubungan dengan peningkatan tekanan vascular cerebral
BAB IV
PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
Keracunan adalah masuknya zat racun kedalam tubuh baik melalui saluran
pencernaan, saluran nafas, atau melalui kulit atau mukosa yang menimbulkan efek merugikan pada
yang menggunakan.Keracunan dapat diartikan sebagai setiap keadaaan yang menunjukkan kelainan multisistem
dengan keadaan yang tidak jelas.
(Arief Mansjoer, 1999)
Keracunan korosif yaitu keracunan yang disebabkan oleh zat korosif yang meliputiproduk
alkalin (Lye, pembersih kering, pembersih toilet, deterjen non pospat, pembersihoven, tablet
klinitest, dan baterai yang digunakan untuk jam, kalkulator, dan kamera) danproduk asam
(pembersih toilet, pembersih kolam renang, pembersih logam, penghilangkarat, dan asam
baterai) (Brunner & Suddarth, 2001).
Keracunan non korosif yaitu keracunan yang disebabkan oleh zat non
korosif yang meliputi makanan, obat-obatan, gas (CO).
Bahan penyebab keracunan dapat diklasifikasikan menjadi :Obat-obatan ,Bahan
kimia industri dan rumah tangga ,Pestisida dan Racun alam.
DAFTAR PUSTAKA
· Mansjoer, Arif. 1999. Kapita Selekta Kedokteran Edisi Keempat. Jilid 2. MediaAcsulapius.
FKUI. Jakarta.
· Brunner and Suddart. 2001. Text book of Medical-Surgical Nursing. EGC. Jakarta.
· Syaifuddin. 2006. Anatomi Fisiologi untuk mahasiswa keperawatan. Edisi 3. EGC : Jakarta.
· http://id.scribd.com/doc/153548447/ASKEP-KERACUNAN KOROSIF DAN NON
KOROSIF
· http://niti-adnyani.blogspot.com/2011/09/laporan-pendahuluan-pada-pasien-dengan keracunan
korosif dan non korosif _23.html