Você está na página 1de 8

AKUNTANSI & MANAJEMEN

Catatan Seputar Dunia Akuntansi dan Manajemen

 Home
 About Me

Pengeluaran Aktiva Tetap (Expenditure) |


Perlakuan Akuntansi Aktiva Tetap
Pengeluaran Aktiva Tetap | Expenditure

Dalam perlakuan akuntansi terhadap aset tetap, ada fase penggunaan aktiva tetap (utilization)
setelah fase perolehan aset tetap.

Pada fase penggunaan aktiva tetap ini, aktiva tetap diharapkan menghasilkan output dan
memberikan hasil kembali atas biaya biaya yang pernah dikeluarkan pada saat masa
perolehannya.

Ya, sudah seharusnya aktiva tetap yang dibeli mulai menghasilkan sesuatu untuk perusahaan.

Pengeluaran Aktiva Ekspenditure


Tapi, Setiap output yang dihasilkan oleh aktiva tetap, tentunya memerlukan pengorbanan
yang dalam akuntansi biasa disebut sebagai beban/biaya (expenses) ataupun cost (harga
pokok).

Agar bisa berproduksi untuk menghasilkan output yang diharapkan, aktiva tetap harus
dijalankan atau dipekerjakan dengan maksimal.

Atas aktivitas yang dilakukan pada suatu aset tetap saat dijalankan, ada dua kemungkinan
yang akan timbul.

 Adanya pengeluaran (expenditure) untuk perbaikan maupun untuk pemeliharaan aset


tetap (maintenance)

 Adanya penurunan fungsi, juga berkurangnya umur ekonomis aktiva tetap yang
dioperasikan, dalam akuntansi bisa kita kenal sebagai penyusutan (depreciation)
Pada tulisan kali ini, saya akan menuliskan tentang yang pertama, yaitu pengeluaran aktiva
tetap (ekspenditure), karena untuk penyusutan aset tetap, sudah saya tulis sebelumnya.
Silahkan baca: Penyusutan

Perlakuan Akuntansi Pengeluaran Aktiva Tetap | Expenditure

Tadi sudah saya jelaskan, akibat dari penggunaan aktiva tetap adalah adanya beberapa
pengeluaran pengeluaran yang dilakukan.

Nah pertanyaannya..

Apakah pengeluaran pengeluaran atas penggunaan aktiva tersebut DIBEBANKAN atau


DIKAPITALISASI ?

Mari kita lihat.

Ada beberapa kegiatan atau aktivitas yang biasa terjadi pada saat aktiva tetap digunakan.

# Pemeliharaan | Maintenance

Pemeliharaan atau Maintenance aktiva tetap adalah tindakan yang bertujuan hanya untuk
membuat aset tetap berfungsi normal seperti biasanya

Segala bentuk pengeluaran sebaiknya dijadikan biaya atau di-BEBAN-kan diperiode pada
saat biaya maintenance tersebut di keluarkan.

Apakah boleh dikapitalisasi ?

Ok, yang ini nanti saja :)


Contoh Kasus Biaya Maintenance :
Untuk memberikan Oli pada mesin produksinya seperti biasanya, PT ABC mengeluarkan
uang sebesar Rp 400.000 serta membersihkan mesinnya
Pada kasus tersebut, transaksi sudah sangat jelas, bahwa PT ABC mengeluarkan cash untuk
menjaga agar mesin produksinya bisa berfungsi sebagaimana mestinya.

Pengeluaran ini dicatat dengan jurnal sebagai berikut :

Debit | Office Maintenance 400.000


Kredit | Cash 400.000

# Perbaikan Aktiva Tetap | Repair


Perbaikan (repair) adalah tindakan terhadap aktiva tetap dimana aktivitas ini lebih besar
daripada aktivitas pemeliharaan (maintenance).

Bila aktiva tetap tersebut bisa berfungsi secara maksimal jika dilakukan tindakan perbaikan
(repair) terlebih dahulu.

Seperti ada bagian atau komponen pada aktiva tetap tersebut menurun fungsinya TETAPI
masih belum diperlukan pergantian menyeluruh atas aktiva tetap tersebut.
Contoh Kasus :

Dari kasus PT ABC diatas, saat teknisi mulai akan memasukkan atau mengganti Oli akan
tetapi diketahui komponen saluran Oli mesinnya diketahui bocor terkena korosi sehingga oli
mesin tak bisa bekerja dengan semestinya.

Untuk itu PT ABC harus mengeluarkan biaya tambahan untuk mengelas bagian mesin
tersebut sebesar Rp 600.000,-

Dari contoh kasus di atas, kita dapat melihat bahwa tindakan ini bukan hanya sekedar
aktivitas melakukan pemeliharaan (maintenance) melainkan sudah terjadi aktivitas perbaikan
(repairs) pada aktiva tetap mesin yang dimiliki PT ABC.

Maka, PT ABC harus melakukan pencatatan sebagai berikut :

Debit | Akumulasi Penyusutan Mesin 600.000


Debit | Office Maintenance 400.000
Kredit | Cash 400.000

Apakah boleh dikapitalisasi semua ?

Sabar, tunggu dulu :)

# Pergantian Komponen Aset

Penggantian komponen aktiva tetap, sudah jelas maksudnya, aktivitas penggantian satu atau
beberapa komponen dari aset tetap
Contoh Kasus :

Ditemukan bahwa wiper kaca mobil rusak dan ban mobil operasional pecah, wiper tidak bisa
dipakai lagi sedangkan ban pecah.
Maka PT ABC perlu melakukan penggantian terhadap komponen yang sudah tidak berfungsi
tersebut secara terpisah.
Dari nota pembelian. tertera harga ban Rp 1.475.000,- dan harga wiper kaca mobil adalah
70.000,-

Atas transaksi tersebut, dilakukan pencatatan sebagai berikut :

Debit | Maintenance 70.000


Debit | Akumulasi Penyusutan Mobil 1.475.000
Kredit | Cash 1.545.000

Mengapa tidak dikapitalisasi semua ?

Mengapa hanya ban mobil yang dikapitalisasi?

Ok, mohon sabar lagi ya, nanti dulu :)

# Pengangkatan Kapasitas

Perusahaan yang sedang bertumbuh dan berkembang, biasanya jumlah produksinya juga
meningkat.

Akibatnya, perusahaan mau tak mau melakukan peningkatan kapasitas (upgrade) terhadap
aset tetap yang digunakan, apakah itu gudang, mesin, tanah atau apapun itu sumber daya
yang menghasilkan terhadap pertumbuhan perusahaan.

Jika terjadi upgrading terhadap aktiva tetap, hal ini akan menimbulkan pengeluaran
pengeluaran yang cukup bernilai material bagi perusahaan.

Contoh Kasus Peningkatan Kapasitas (Up-grading)

PT Bianglala, yang bergerak dalam usaha pakan ternak, akhir akhir ini mengalami
permintaan pesanan, omzet terus bertambah.
untuk itu PT Bianglala memutuskan untuk menambah kapasitas mesin Boiler yang dimiliki
saat ini.
Pemanas boiler ini menggunakan bahan bakar kayu dan ingin di ubah menjadi bahan bakar
batu bara agar kinerja boiler meningkat.
Dalam peningkatan kapasitas tersebut, PT Bianglala mengeluarkan kas dengan rincian
sebagai berikut :
Pembelian Besi 17.000.000
Biaya Pasang Teknisi 7.000.000
Penadah Batu Bara 6.000.000
Biaya Lain Lain 2.000.000

Transaksi tersebut dicatat :

Debit | Mesin 32.000.000


Kredit | Cash 32.000.000

# Turun Mesin | Overhaul


Turun mesin (overhaul) akan dialami oleh aset tetap tipe mesin atau aktivitasnya
menggunakan mesin.

Contohnya: Mobil, Mesin produksi, mobil atau kendaraan lainnya dan peralatan yang
berhubungan dengan produksi.

Aktiva mengalami turun mesin jika untuk bisa membuat suatu aset berfungsi dengan baik
diperlukan pembongkaran hampir menyeluruh pada komponen utama dari aktiva tetap
tersebut, lalu dilakukan pemasangan kembali.

Pada saat aktiva dalam proses turun mesin, terjadi juga proses pergantian komponen,
pemeliharaan, juga perbaikan pada aset mesin tersebut.

Aktivitas over haul umumnya terjadi saat mesin menurun output-nya secara signfikan karena
penggunaan yang sering.

Tindakan over haul akan memperpanjang umur keekonomian mesin tersebut.

Maka pengeluaran yang timbul sebaiknya dikapitalisasi dengan mendebit rekening akumulasi
penyusutan sebesar pengeluaran turun mesin tersebut.

Contoh Kasus Turun Mesin

PT ABC Melakukan Turun Mesin pada salah satu mesin produksinya.


Mesin yang di beli 9 tahun lalu diperoleh dengan harga Rp 50.000.000.
Saat itu, mesin tersebut diestimasi memiliki life time selama 10 tahun dengan menggunakan
metode penyusutan garis lurus.
Setelah dilakukan turun mesin tersebut, mesin tersebut diperkirakan akan mampu produktif
hingga 5 tahun kedepan.
Perusahaan menghabiskan dana hingga Rp. 8.000.000 untuk turun mesin tersebut

Maka dilakukan pencatatan sebagai berikut :

Debit | Akumulasi Penyusutan 8.000.000


Kredit | Cash 8.000.000

Notes :
Jurnal diatas untuk mengkapitalisasi pengeluaran atas turun mesin sebesar Rp 8.000.000

Masalah berikutnya :

 Berapa akumulasi penyusutan setelah turun mesin?

 Berapa besarnya Nilai Buku mesin setelah turun mesin?

 Berapa biaya penyusutan yang akan dibebankan pada tahun ke 9 ?

 Berapa Nilau Buku Tutup Tahun ke 9 nanti ?


Maka perlu kita lakukan perhitungan awal sebagai berikut :

Selanjutnya perhitungan seperti dibawah ini :

Sebelum Turun Mesin

Harga Perolehan 50.000.000


Umur Ekonomis 10 Tahun
Biaya Penyusutan Per Tahun 5.000.000
Akumulasi Penyusutan Tahun ke 9 45.000.000
Nilai Tutup Buku Tahun ke 9 5.000.000

Setelah Turun Mesin

Akumulasi Penyusutan 37.000.000


Nilai Buku 13.000.000
Tambahan Umur Ekonomis 5
Penyusutan Tahun ke 10 2.600.000
Akumulasi Penyusutan Tahun ke 10 2.600.000
Nilai Tutup Buku Tahun ke 10 10.400.000

Keterangan

Akumulasi Penyusutan 45.000.000 - 8.000.000


Nilai Buku 50.000.000 - 37.000.000
Penyusutan Tahun ke 10 13.000.000 : 5
Akumulasi Penyusutan Tahun ke 10 2.600.000 x 1
Nilai Tutup Buku Tahun ke 10 13.000.000 - 2.600.000

Dari sana kita lihat.

Setelah pengeluaran atas turun mesin di kapitalisasi sebesar Rp 8,000,000 dengan cara
mendebit rekening Akumulasi penyusutan sebesar Rp 8,000,000,

Maka Akumulasi Penyusutan berkurang sebesar Rp 8,000,000, sehingga Akumulasi


Penyusutan setelah turun mesin adalah :
Rp 45.000.000 - Rp 8.000.000 = Rp 37.000.000
Nilai Buku menjadi
Rp 50.000.000 - 37.000.000 = Rp 13.000.000

Penyusutan yang dibebankan pada tahun ke-10 adalah sebesar :


Rp 13.000.000 : 5 Tahun = 2.600.000

5 Tahun adalah umur ekonomis setelah turun mesin, selama 5 tahun ke depan mesin tersebut
dapat beroperasi
Nilai Buku tutup tahun ke-8 ini pun menjadi bisa kita hitung, yaitu :
Rp 13.000.000 – Rp 2.600.000 = 10.400.000

Beberapa Hal yang Perlu Dipertimbangkan

Diatas tadi pada contoh kasus, beli ban dikapitalisasi, sedangkan beli wiper mobil kok tidak ?

Wiper mobil harganya cuma 70 ribu.

Mau dikapitalisasi kok nilainya kecil amat, tidak berpengaruh signifikan terhadap nilai laba
jika langsung dibebankan.

Ok, berikut ini yang perlu diperhatikan,


Apakah pengeluaran aktiva tetap (expenditure) itu sebaiknya dikapitalisasi atau di bebankan
pada periode tersebut ?

Tingkat Keseringan
Jika jenis pengeluaran tersebut sering terjadi dan sifatnya rutin, sebaiknya pengeluaran
tersebut dijadikan biaya saja pada saat periode terjadinya pengeluaran atas aktiva tersebut.

Materialitas
Apabila suatu pengeluaran dirasa cukup material, hendaknya pengeluaran tersebut
dikapitalisasi, sedangkan bila tidak, berarti di bebankan.
Cara mengetahui material tidaknya dengan membandingkan pengeluaran yang terjadi dengan
harga perolehan aset tetapnya.
Tingkat materialitas dari toko bangunan tentu berbeda dengan perusahaan tambang.
5 juta mungkin nilai yang material bagi toko bangunan. tapi bisa jadi recehan bagi
perusahaan tambang !

Lama Manfaat
Jika pengeluaran terhadap aktiva tetap tersebut diprediksi akan memberikan manfaat yang
lama atau lebih dari satu tahun buku.
Maka sebaiknya pengeluaran atas aktiva tersebut hendaknya di kapitalisasi,
Dan jika kurang dari satu buku, hendaknya tidak.
Tapi sangkut pautkan juga dengan materialitasnya.

Pengaruhnya terhadap Lama Manfaat atau Kapasitas Aktiva Tetap


Apabila pengeluaran atas aktiva tetap tersebut di perkirakan memperpanjang umur atau
meningkatkan kapasitas aktiva, hendaknya di kapitalisasi.
Dan demikian sebaliknya.

Bagaimana ?

Sudah ada gambaran ?


Semoga artikel ini bisa memberikan sesuatu yang bermanfaat bagi yang membacanya :)
Jika dirasa artikel ini bagus dan berguna.. silahkan untuk di share :)

Você também pode gostar