Suatu Studi Kasus Kehidupan di Bantaran Sungai Kalicode Yogyakarta
Oleh Ali Akrom (Relawan PMI Kota Yogyakarta)
Air bersih merupakan sumber kehidupan
yang baik dan layak bagi manusia. Tak hanya bagi manusia, air bersih juga amat dibutuhkan oleh makhluk lain seperti tumbuhan dan hewan untuk melangsungkan hidupnya. Berdasarkan data yang dilansir UNICEF dan WHO, Indonesia adalah satu dari 10 negara yang hampir dua pertiga populasinya tidak Gambar : Daerah Aliran Sungai Kalicode, Yogyakarta mempunyai akses ke sumber air minum bersih. Air yang tidak bersih tidak hanya dapat mempengaruhi kesehatan, namun juga keselamatan dan kualitas hidup anak-anak. UNICEF memperkirakan sebanyak 1.400 anak usia di bawah lima tahun meninggal setiap hari karena penyakit diare yang erat kaitannya dengan kurangnya air bersih serta sanitasi dan kebersihan yang memadai. Bahkan setiap tahunnya, Indonesia menderita kerugian sebesar USD 6,3 miliar dikarenakan sanitasi buruk. Dengan meningkatkan sanitasi, Indonesia berpotensi memberikan kontribusi sebesar USD 4,5 miliar bagi pertumbuhan ekonomi. Masalah air bersih merupakan hal yang paling fatal bagi kehidupan kita. Dimana setiap hari kita membutuhkan air bersih untuk minum, memasak, mandi, mencuci dan sebagainya. Dengan air yang bersih tentunya membuat kita terhindar dari penyakit. Kalau kita tahu, saat ini masalah air bersih merupakan barang yang langka di negeri tercinta kita ini, apalagi di kota- kota besar seperti Jakarta, air bersih merupakan barang yang mahal dan sering diperjualbelikan. Tidak seperti halnya beberapa puluh tahun yang lalu, saat itu air bersih mudah diperoleh dan selalu berlimpah mengalir di setiap sudut tanah negeri kita ini, karena pada waktu itu belum banyak terjadi polusi air dan udara. Dari rasa dan warnanya pun saat ini berbeda tidak sealami dulu dikarenakan oleh polusi tersebut. Lalu, apakah air jernih yang sehari-hari kita lihat, minum, dan gunakan sudah bener-benar sehat dan layak? Dari mana kita tahu air tersebut memang bersih. Mengutip Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1405/MENKES/SK/XI/2002 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Kerja Perkantoran dan Industri, air bersih adalah air yang dipergunakan untuk keperluan sehari-hari dan kualitasnya memenuhi persyaratan kesehatan air bersih sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan dapat diminum apabila dimasak. Menelisik asal-usul air, maka kita akan mengarah pada sumber air. Yup, sumber air bersih di Indonesia sangatlah banyak. Mulai dari air sumur, air embun, mata air, sungai, danau, waduk dan lain sebagainya. Nah dari berbagai sumber air tersebut yang paling sering digunakan oleh masyarakat perkotaan khususnya di bantaran kali yaitu sungai. Aktivitas orang-orang yang berada dibantaran sungai pasti akan memanfaatkan sungai sebagai sarana dalam kebersihan seperti mandi, cuci, dan buang air kecil maupun air besar. Bahkan sampai digunakan untuk sarana air minum. Hal ini sama seperti potret kehidupan masyarakat di bantaran kalicode kota yogyakarta, yang sehari-hari memanfaatkan air sungai untuk MCK dan air minum. Sekarang yang jadi pertanyaan, bersih kah air sungai bantaran kalicode? Seperti yang ditulis Yusuf Efendi, Kali Code adalah salah satu kali yang membelah Kota Yogyakarta. Dalam kurun waktu tahun 90-an hingga sekarang, Kali ini banyak diperbincangkan oleh masyarakat lokal, nasional, bahkan internasional, karena sejarah, dan aktivitas yang menghiasai kali ini. Namun sekarang kondisi itu jauh berbeda, Kondisi ini membuat seorang budayawan, Y.B. Mangunwijaya atau yang lebih dikenal dengan Romo Mangun, tergerak untuk menciptakan Kali Code menjadi kali yang indah, bersih, dan dapat dinikmati. Langkah pertama yang dilakukan oleh Romo Mangun adalah mendekati, dan memahamkan warga yang menghuni bantaran Kali Code, agar tidak membuang sampah sembarangan. Gambaran kondisi Kali Code pada masa lalu, air sungai masih bisa di pakai untuk minum, mandi, serta pemandangan yang masih asri.Itu adalah gambaran masa lalu Kali Code, kini cerita itu akan menjadi kenangan saja bagi generasi mendatang karena melihat bantaran Kali Code yang sarat pemukiman penduduk. Pemukiman yang padat penduduk inilah yang menghasilkan berbagai permasalahan lingkungan disepanjang Kali Code, salah satunya di desa Gondolayu. Di desa ini masih ada limbah rumah tangga yang dibuang langsung ke sungai, hal ini diketahui ada beberapa sampah yang mengapung di kali tersebut. Selain itu juga melihat adanya pipa-pipa saluran pembuangan yang memang diarahkan langsung ke kali Code. Sistem Drainase desa Gondolayu terhitung belum cukup baik. Akses-akses untuk tempat saluran aliran air hujan bias dikatakan belum dibangun secara serius.Hal ini dapat dilihat dari sempitnya selokan-selokan yang berada di tepian jalan, bahkan ada beberapa jalan yang tidakmemiliki selokan sebagai sarana aliran air hujan menuju sungai. Permasalahan pembuangan sampah yang sembarangan kesungai dan sistem drainase yang kurang baik akan berdampak pada kesehatan masyarakat dibantaran sungai kalicode yang kemudian menyebabkan penyakit, selain itu pada saat musim penghujan tiba akan terjadi banjir, katanya orang Jogja “Njuk Ngopo Dab”. Solusi dari permasalahan ini akan kembali pada pola perilaku masyarakat dibantaran Kali Code, kesadaran akan pentingnya menjaga kebersihan lingkungan terutama kebersihan sungai harus terus digalakkan meskipun pemkot sudah memasang himbauan dibeberapa titik penggiran sungai Kali Code, himbauan ini masih tetap belum menghasilkan solusi yang berarti. Maka disini penulis menyarankan agar ada tindakan yang nyata dari pemerintah untuk terus mensosialisasikan kebersihan sungai ini, selain itu pengawasan dari pihak pemda harus dilakukan agar warga yang mengotori sungai dengan sesukanya dapat diketahui dan diberikan pembinaan. Pengawasan ini dilakukan secara kontinyu baik oleh warga desa maupun pemerintah disepanjang kawasan kali Code terhadap pembuangan sampah maupun pencemaran lingkungan dalam bentuk lain. Tidak hanya pemerintah saja, masyarakat pun juka ikut andil dalam menjaga kebersihan, apa gunanya kalau pemerintah terus mengadakan sosialisasi namun masyarakatnya enggan atau acuh dalam menjaga kebersihan sungai. Pesan kunci dari artikel ini yaitu menjaga kebersihan sungai merupakan tugas kita bersama, pemerintah selaku pengambil kebijakan diharapkan membuat suatu peraturan yang mengikat dalam menjaga kebersihan lingkungan terutama lingkungan daerah aliran sungai (DAS), sedang masyarakat sebagai pelaku diharapkan menerapkan pola hidup bersih dengan menjaga kebersihan lingkungan dan bersama-sama bergotong royong dalam menciptakan suasana lingkuangan yang bersih dan nyaman. Dengan begitu diharapkan tidak ada lagi permasalahan sungai yang kotor dan menganggu kesehatan masyarakat.