Você está na página 1de 8

Laporan Praktikum Perkerasan Jalan dan Aspal KELOMPOK V

AS - 02
PEMERIKSAAN PENETRASI ASPAL SETELAH KEHILANGAN BERAT

1. Tujuan Umum dan Sasaran Praktikum


Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menentukan nilai penetrasi aspal
setelah kehilangan berat akibat pemanasan dan tebal tertentu, yang
dinyatakan dalam persen berat semula.
Sedangkan sasaran praktikum ini adalah agar mahasiswa mampu:
1. Menyiapkan campuran sampel secara benar
2. Melakukan pemeriksaan penetrasi, daktilitas dan titik lembek sebelum
dan sesudah penurunan berat dengan benar.
3. Menentukan presentase penurunan berat minyak dan aspal akibat
pemanasan.

2. Teori Dasar
Cahaya mempunyai efek yang merusak aspal. Kerusakan yang timbul
sering berasal dari matahari. Yang mungkin akan merusak molekul aspal ,
dibantu oleh faktor air dan cairan pelarut lainnya. Kerusakan molekul dengan
cara ini dinamakan fotooksidasi. Untungnya, sinar yang merusak ini hanya
dapat mempengaruhi beberapa lapis molekul pada lapisan atas aspal. Oleh
karena itu fotooksidasi dianggap kecil pengaruhnya apabila dlihat dari tebal
aspal secara keseluruhan. Namun proses diatas tidak boleh diabaikan dalam
konstribusinya terhadap proses perusakan akibat cuaca pada lapisan
permukaan tipis aspal agregat.
Efek pelapukan mungkin tidak terlalu signifikan, kecuali pada
permukaan yang sangat tipis. Fenomena yang terjadi ketika aspal dipanaskan
dan kemudian di dinginkan kembali pada suhu ruang. Dimana pengerasan
(hardending ) akan berlanjut terus bergantung pada proses oksidasi dan
penynaran. Proses pengerasan ini berlangsung lebih cepat pada beberapa jam

Pemeriksaan Penetrasi Aspal Setelah Kehilangan Berat


Laporan Praktikum Perkerasan Jalan dan Aspal KELOMPOK V

pertama dan kemudian berangsur-angsur berkurang sesudah kira-kira setahun,


tingkat pengerasan ini diabaikan.
Di Indonesia, prosedur yang tersedia untuk mengevaluasi durabilitas
material aspal adalah Thin Film Oven Test (TFOT), dengan melakukan
pembatasan evaluasi hanya pada bebrapa karakteristik aspal,seperti kehilangan
berat 9 loss on heating), penetrasi, daktilitas dan titik lembek.
Karakteristik campuran,khususnya mengenai durabilitas sangat
bergantung pada karakteristik lapisan tipis aspal. Pada pengujian ini,suatu
sampel tipis dipanaskan dalam oven selama periode tertentu,dan karakteristik
sampel sesudah dipanaskan kemudian diperiksa untuk meneliti indikasi
adanya proses pelapukan dari material aspal.

Pemeriksaan Penetrasi Aspal Setelah Kehilangan Berat


Laporan Praktikum Perkerasan Jalan dan Aspal KELOMPOK V

3. Tabel Data

PEMERIKSAAN PENETRASI ASPAL SEBELUM KEHILANGAN BERAT

Tanggal : 18 Januari 2018


Dikerjakan oleh : Kelompok V ( Lima )
Jenis contoh : Aspal penetrasi 60/70
Sumber contoh : Balai penelitian dan pengujian Baddoka

Penetrasi pada suhu 25 °C Sampel I Sampel II


Beban 50 gram waktu 5 detik (dmm) (dmm)
Pengamatan 1 60 63
Pengamatan 2 62 62
Pengamatan 3 65 64
Pengamatan 4 66 65
Pengamatan 5 69 67
Rata-rata (dmm) 66,2 64,2
Nilai penetrasi (dmm) 64,30

Makassar, 18 Januari 2018


Asisten Lab.

( MARIA MEITARI T.A.)

4. Perhitungan

Pemeriksaan Penetrasi Aspal Setelah Kehilangan Berat


Laporan Praktikum Perkerasan Jalan dan Aspal KELOMPOK V

Perhitungan Data Penetrasi setelah kehilangan berat:


Data I :
1. Pengamatan 1 : 60 dmm
2. Pengamatan 2 : 62 dmm
3. Pengamatan 3 : 65 dmm
4. Pengamatan 4 : 66 dmm
5. Pengamatan 5 : 69 dmm
69  62  65  66  69
Rata - Rata   64,4 dmm
5
Data II :
1. Pengamatan 1 : 63 dmm
2. Pengamatan 2 : 62 dmm
3. Pengamatan 3 : 64 dmm
4. Pengamatan 4 : 65 dmm
5. Pengamatan 5 : 67 dmm
63  62  64  65  67
Rata  rata   64,2 dmm
5
64,4  64,2
Maka, Nilai Penetrasi =  64,30 dmm
2

Tabel Hasil Perhitungan

Spesifikasi
Hasil Uji
Jenis Cara Bina Marga
Satuan
Pemeriksaan Pemeriksaan
Sampel Pen 60 / 70
I II Min Max
Penetrasi
SNI 06-
Kehilangan 66,2 64,2
2433-1991
Berat 60 79 o
C

Titik Lembek Rata – Rata 64,30


5. Analisa Data

Pemeriksaan Penetrasi Aspal Setelah Kehilangan Berat


Laporan Praktikum Perkerasan Jalan dan Aspal KELOMPOK V

1) Dari percobaan di dapatkan bahwa setiap setiap sampel memiliki


nilai penetrasi yang berbeda namun tetap masih dalam batas
standar pemeriksaan. Pada saat percobaan perlu juga diperhatikan
bahwa kita harus mengikuti semua prosedur yang ada agar kita
mendapatkan data yang benar dan akurat.
2) Berdasarkan percobaan di dapatkan juga bahwa aspal yang kita
gunakan atau diuji memenuhi syarat standar bina marga untuk
aspal penetrasi 60/70

6. Kesimpulan & Saran


Kesimpulan :
1. Dari hasil percobaan sesuai dengan mutu aspal yang digunakan
yaitu aspal penetrasi 60/70 ternyata didapatkan nilai penetrasinya
bervariasi antara 66,4 sampai 64,2. Dengan rata-rata nilai 64,30.
2. Dari hasil percobaan didapatkan bahwa nilai penetrasi sangat
dipengaruhi oleh suhu baik dalam oven maupun pada saat
pendinginan sampel serta ketelitian pada saat melakukan
praktikum.
3. Berdasarkan hasil pemeriksaan dan perhitungan dari pengujian
yang telah dilakukan didapatkan bahwa hasil uji nilai sampel
memenuhi spesifikasi bina marga untuk aspal penetrasi 60/70.
Saran
1. Para praktikan lebih serius dan teliti dalam
pelaksanaan praktikum.
2. Setelah melakukan percobaan seharusnya para
praktikan membersihkan alat dan ruangan yang telah dipakai.

Pemeriksaan Penetrasi Aspal Setelah Kehilangan Berat


Laporan Praktikum Perkerasan Jalan dan Aspal KELOMPOK V

7. Dokumentasi

Gambar: Alat Penetrasi Gambar: Oven

Gambar: Cawan

Pemeriksaan Penetrasi Aspal Setelah Kehilangan Berat


Laporan Praktikum Perkerasan Jalan dan Aspal KELOMPOK V

Gambar: Termometer

Gambar: Timbangan Gambar : Stopwatch

Pemeriksaan Penetrasi Aspal Setelah Kehilangan Berat


Laporan Praktikum Perkerasan Jalan dan Aspal KELOMPOK V

Pemeriksaan Penetrasi Aspal Setelah Kehilangan Berat

Você também pode gostar