Você está na página 1de 14

Analisis Kebutuhan Sarana Perumahan

Kebutuhan akan tempat tinggal terus meningkat seiring dengan bertambahnya


jumlah penduduk disuatu daerah. Dengan bertambanhya kebutuhan akan tenpat tinggal
berarti akan membutuhkan lahan. Lahan yang ada bersifat tetap tidak bertambah
ataupun berkurang oleh karenanya dibutuhkan prediksi kebutuhan sarana perumahan
agar kebutuhan akan lahan dapat diatur sehingga lahan yang ada dapat memenuhi
kebutuhan. Dasar perhitungan luasan kapling yang digunakan untuk perhitungan adalah :

1. Menggunakan kebijakan berimbang 1:2:3 (1 rumah mewah maksimal 200 m2,


2 rumah sedang/menengah antara 100-150 m2, 3 rumah sederhana/kecil
antara 72-100 m2). Asumsi yang digunakan dalam menentukan luasan ini
adan dengan memakai luasan maksimal untuk masing klasifikasi hunian.

Dari hasil perhitungan kebutuhan akan banyaknya unit rumah menurut backlog
(kekurangan jumlah rumah dari jumlah kepala keluarga), dan yang dijumlahkan dengan
koefisien hunian ideal dari hasil proyeksi jumlah penduduk, berikut ini akan dilakukan
perhitungan mengenai proyeksi kebutuhan kawasan perumahan dan permukiman
Kabupaten Kendal pada tahun 2020- 2040:
Tabel IV.
Kebutuhan Perumahan dan Kawasan Permukiman Kabupaten Kendal Tahun 2020-2040
No Kecamatan Jumlah Koefisien Proyeksi
penduduk hunian jumlah Besar (200m2) Sedang (120m2) Kecil(72m2)
tahun 2040 ideal rumah thn Jumlah Jumlah Jumlah Luas
2040 rumah Luas(m2) rumah luas(m2) rumah luas(m2) Total (m2) Permukiman
a b c=(a/b) d=(3/6)xc e=dx200 f=(2/6)xc g=fx120 h=(1/6)xc i=hx72 j=e+g+i
1 Plantungan 34,315 4 8579 4289 857875 2860 343150 1430 102945 1,303,970
2 Sukorejo 66,917 4 16729 8365 1672925 5576 669170 2788 200751 2,542,846
3 Pagerruyung 38,034 4 9509 4754 950850 3170 380340 1585 114102 1,445,292
4 Patean 57,677 4 14419 7210 1441925 4806 576770 2403 173031 2,191,726
5 Singorojo 57,747 4 14437 7218 1443675 4812 577470 2406 173241 2,194,386
6 Limbangan 35,750 4 8938 4469 893750 2979 357500 1490 107250 1,358,500
7 Boja 74,223 4 18556 9278 1855575 6185 742230 3093 222669 2,820,474
8 Kaliwungu 60,007 4 15002 7501 1500175 5001 600070 2500 180021 2,280,266
9 Kaliwungu Selatan 46,592 4 11648 5824 1164800 3883 465920 1941 139776 1,770,496
10 Brangsong 48,494 4 12124 6062 1212350 4041 484940 2021 145482 1,842,772
11 Pegandon 37,046 4 9262 4631 926150 3087 370460 1544 111138 1,407,748
12 Ngampel 34,393 4 8598 4299 859825 2866 343930 1433 103179 1,306,934
13 Gemuh 51,809 4 12952 6476 1295225 4317 518090 2159 155427 1,968,742
14 Ringinarum 35,642 4 8911 4455 891050 2970 356420 1485 106926 1,354,396
15 Weleri 60,024 4 15006 7503 1500600 5002 600240 2501 180072 2,280,912
16 Rowosari 53,149 4 13287 6644 1328725 4429 531490 2215 159447 2,019,662
17 Kangkung 49,978 4 12495 6247 1249450 4165 499780 2082 149934 1,899,164
18 Cepiring 52,022 4 13006 6503 1300550 4335 520220 2168 156066 1,976,836
19 Patebon 60,820 4 15205 7603 1520500 5068 608200 2534 182460 2,311,160
20 Kota Kendal 58,311 4 14578 7289 1457775 4859 583110 2430 174933 2,215,818
Kabupaten Kendal 1,012,950 4 253238 126619 25323750 84413 10129500 42206 3038850 38,492,100
Sumber:analisis 2017
Dari hasil perhitungan diatas maka dapat disimpulkan bahwa kebutuhan lahan
Kabupaten Kendal pada 20 tahun mendatang adalah 38.492.100 m2. Luas kawasan
permukiman paling tinggi berada pada Kecamatan Kaliwungu dengan total luas 2,820,474 m2 .
Sedangkan luas kawasan permukiman paling sedikit berada pada Kecamatan Plantungan
dengan total luas lahan 1,303,970 m2 . Lahan yang dapat dijadikan sebagai lahan permukiman
memiliki beberapa kriteria yaitu tidak boleh berada di sawah irigasi teknis, berada di kawasan
budidaya atau penyangga,jauh dari daerah dengan daerah rawan bencana dan memiliki
fasilitas yang memadai.
4.2.3.1 Jaringan Persampahan
Berdasarkan Pedoman Penentuan Standar Pelayanan Minimal Bidang Penataan
Ruang, Perumahan Dan Permukiman Dan Pekerjaan Umum (Keputusan Menteri
Permukiman dan Prasarana Wilayah No. 534/KPTS/M/2001) ditetapkan bahwa:

Cakupan pelayanan 80 % dari jumlah Penduduk kota/Perkotaan dilayani oleh Sistem


DK/PDK dan sisanya 20 % dapat ditangani secara saniter (on-site sistem).

Tingkat pelayanan (prioritas penanganan sistem persampahan) :

 100% u/kawasan pusat kota/CBD dan pasar


 100% jiwa/kawasan permukiman dgn kepadatan> 100 jiwa/ha rata-rata 80%
u/kawasan permukiman perkotaan
 100% u/penanganan limbah induslri
 100% u/ penanganan limbah B3/medicalwaste
Arahan dan upaya pengelolaan sampah permukiman perkotaan

 Penanganan sampah on-site dilakukan secara saniter individual composting, separasi


sampah u/diambil pemulung.
 Penanganan sampah oleh sistem DKlPDK dilakukan secara terintegrasi (pewadahan-
Pengumulan-Gerobak 1 m3/Transfer penanganan Akhir);
 Tempat Kapasitas pewadahan tersedia
 Pengumpulan dan pengang-kutan sampah dilakukan secara reguler.
 Tidak ada penanganan akhir sampah secara open dumping
 Tidak ada pembuangan sampah secara liar
 Tingkat composting dan daur ulang sampah minimal 10%
 Penanganan akhir sampah setidaknya dengan controlled lanfill
 Pembakaran sampah onsite harus dihindari
 Kriteria Disain/Input Perencanaan
 Generasi sampah 2,5 - 3 lt atau 0,5-0,6 kg/org/hari Bin sampah 50 lt/200 m sidewalk
jalan protokol atau/ 100 m ditempat keramaian umum
 Gerobak 1 m3/200 KK
 Kontainer 1 m3/ 200 KK
 Transfer Depo 25-200 m2 u/4000 KK
 Truk Sampah 6 m3/700 KK 8m3/1000 kk
 Arm Roll Truck+kontainer 8m3/1000 KK
 Compactor truck 8 m3/1200 KK
 Steet Sweeper
 Ritasi Pengangkutan 2-6 rit/hari
 1TPA 100.000 penduduk, peraIatan berat: buldozer, Wheel Loader, Excavetor
 Composting : Individual, Vermi komopos, UDPK ,
 Daur Ulang diarahkan. u/ perkuatan jarigan konsumen, pemulung, lapak dan industri
daur ulang.
 Opsi penanganan medicasl waste incinerator.
Pengelolaan sampah kawasan perdesaan menurut standar Pelayanan Minimal Bidang
Penataan Ruang, Perumahan Dan Permukiman Dan Pekerjaan Umum (Keputusan Menteri
Permukiman dan Prasarana Wilayah No. 534/KPTS/M/2001) tidak ditetapkan secara khusus
hanya diarahkan tidak menimbulkan pencemaran lingkungan, prosentase terlayani 60-80%
produksi sampah (80-90% komersial dan 50-80% permukiman, 100% untuk permukiman
dengan kepadatan 100 jiwa/Ha) terlayani dengan asumsi: timbunan sampah 2-3,5 ltr/orang/hr
untuk non komersial dan 0,2-0,6 lt/m2/hr untuk komersial.

Tingkat pelayanan kawasan didasarkan kepada kepadatan penduduk, dengan kualifikasi


sebagai berikut :

 Kepadatan penduduk > 100 Jiwa/ha, dilayani dengan sistem terpusat, dengan prioritas
kawasan yang telah ada pelayanan.
 Kepadatan penduduk 50 – 100 Jiwa/ha Dilayani dengan sistem terpusat bila terdapat
potensi ekonomi dan kemungkinan pembayaran retribusi, sedangkan bila tidak memiliki
potensi maka dibiarkan dengan sistem setempat.
 Kepadatan penduduk < 50 Jiwa/ha akan dilayani dengan sistem setempat.

Kriteria perencanaan persampahan:

 Standar buangan sampah: 2,5 – 3 l/j/hari


 Kebutuhan tempat sampah/ bin sampah disediakan setiap 200m pada jalur pedestrian
pada jalan-jalan protokol, dengan kapasitas 50 l/bin sampah. Pada tempat-tempat
keramaian umum disediakan setiap 100m.
 Gerobak sampah disediakan untuk melayani setiap 200KK dengan kapasitas 1 m3
 Transfer depo atau Tempat Pembuangan Sementara (TPS) disediakan untuk melayani
setiap 400 – 4.000 KK dengan luas TPS antara 25 – 200 m2 atau transfer Depo dengan
kapasitas 10 m3
m3
 Dump Truk atau truk sampah disediakan untuk melayani 700 KK dengan kapasitas 6
dan 1000 KK dengan kapasitas 8 m3.
 Arm Roll Truck + container disediakan untuk setiap 1000 KK dengan kapasitas 8 m3.
 Frekuensi pengangkutan dilakukan 2 – 6 rit/hari
 TPA disediakan untuk setiap 100.000 penduduk dengan perlengkapan peralatan berat
mencakup: buldozer, wheet loader dan Excavator.
 Pengangkatan dan penanganan sampah RS dilakukan secara terpisah.

Kriteria penentuan lokasi TPA sampah menyangkut aspek teknis, ekonomis, lingkungan,
serta sosial, yaitu meliputi kriteria regional, kriteria penyisih, dan kriteria penetapan. Adapun
kriteria regional meliputi :

 Kondisi Geologi: Tidak dibenarkan berlokasi di atas suatu holocene fault atau berdekatan
dengan daerah yang mempunyai sifat bahaya geologi yang dapat merusak fasilitas TPA.
Daerah yang dianggap tidak layak adalah daerah formasi batu pasir, batu gamping, atau
dolomit berongga dan batuan berkekar lainnya (jointed rocks).
 Kondisi Hidrogeologi: Lokasi TPA tidak boleh terletak di tempat yang mempunyai muka
air kurang dari 3 meter, tidak boleh mempunyai kelulusan tanah lebih besar dari 10
cm/det serta harus berjarak lebih dari 100 meter terhadap sumber air minum di hilir
aliran.
 Lereng: Lokasi TPA tidak boleh terletak pada bukit dengan lereng tidak stabil dan akan
dinilai layak apabila terletak di daerah landai yang agak tinggi, bekas tambang terbuka
dengan kemiringan 0-20%. Tidak layak di daerah dengan depresi yang berair, lembah
rendah dan tempat yang berdekatan dengan air permukaan dengan kemiringan alami lebih
besar dari 20%.
 Tata Guna Tanah: TPA yang digunakan untuk sampah organik tidak boleh terletak di
radius 3.000 meter dari landasan lapangan terbang untuk pesawat turbo jet dan 1.500
meter untuk landasan pesawat lain, karena akan menarik kehadiran burung. Selain itu,
tidak boleh terletak di wilayah peruntukan bagi lokasi sarana dan daerah lindung
perikanan, satwa liar, dan pelestarian tanaman.
 Daerah Banjir: Lokasi TPA sebaiknya berada di daerah banjir dengan daur 25 tahun.
Untuk penanganan sampah di Kabupaten Kendal ke depan, dilakukan dua sistem baik sistem
off site (terpusat) maupun on site (setempat). Pertimbangan pengelolaan terpusat atau
setempat adalah:

1) Faktor kepadatan penduduk


2) Kemampuan ekonomi masayrakat dalam membaya retribusi sampah
3) Kemudahan pencapaian/ aksesibilitas pelayanan sampah secara terpusat.

Berikut disampaikan sistem penanganan sampah di Kabupaten Kendal:

Tabel IV.19
Sistem Penanganan Sampah di Kabupaten Kendal
Jml.Pend. Luas Wil. Luas Kepdt. Kepdt.
2015 Permukiman Bruto Netto SISTEM
No Kecamatan
PENAGANGA
Jiwa % Ha % Ha % (Jiwa/Ha) (Jiwa/Ha)
N SAMPAH
1 Plantungan 32761 3.41 4,882 122,050 882 0.03 7 37 setempat
2 Sukorejo 59697 6.22 7,601 190,025 495 0.02 8 121 terpusat
3 Pagerruyung 36158 3.77 5,143 128,575 776 0.03 7 47 setempat
4 Patean 50904 5.30 9,294 232,350 1,156 0.04 5 44 setempat
5 Singorojo 49984 5.21 11,932 298,300 1,354 0.05 4 37 setempat
6 Limbangan 32287 3.36 7,172 179,300 1,876 0.07 5 17 setempat
7 Boja 69219 7.21 6,409 160,225 1,621 0.06 11 43 setempat
8 Kaliwungu 58192 6.06 4,773 119,325 2,122 0.07 12 27 setempat
9 Kaliwungu 44382 4.62 6,519 162,975 894 0.03 7 50 terpusat
Selatan
10 Brangsong 46606 4.86 3,454 86,350 696 0.02 13 67 terpusat
11 Pegandon 36458 3.80 3,112 77,800 530 0.02 12 69 terpusat
12 Ngampel 33525 3.49 3,388 84,700 819 0.03 10 41 setempat
13 Gemuh 49380 5.15 3,817 95,425 547 0.02 13 90 terpusat
14 Ringinarum 34633 3.61 2,350 58,750 473 0.02 15 73 terpusat
15 Weleri 57362 5.98 3,008 75,200 1,015 0.04 19 57 terpusat
16 Rowosari 50898 5.30 3,264 81,600 779 0.03 16 65 terpusat
17 Kangkung 48016 5.00 3,898 97,450 1,370 0.05 12 35 setempat
18 Cepiring 50662 5.28 3,008 75,200 1,438 0.05 17 35 setempat
19 Patebon 57015 5.94 4,430 110,750 1,498 0.05 13 38 setempat
20 Kota Kendal 54827 5.71 2,749 68,725 733 0.03 20 75 terpusat
Jumlah 952966 99.30 100,203 2,505,075 21,074 0.73 10 45
Sumber : Hasil analisa 2017
Tabel IV.20
Proyeksi Produksi Sampah Di Kabupaten Kendal Tahun 2020
Produksi Sampah Domestik Produksi Sampah Non Domestik
Jumlah Jumlah KK Timbulan Produksi Sampah Produksi Produksi Sampah
Rata-Rata Fasos
No KECAMATAN Penduduk Th (4 Domestik Domestik Pasar Sampah Pasar Fasos
2020 Jiwa/KK) L/Jiwa/H L/Jiwa/H
Jiwa/KK L/Jiwa/Hari L/Hari L/Hari L/Hari
ari ari
1 Plantungan 32935 8234 4 3 98,805 0.6 19,761 0.5 16,468
2 Sukorejo 60508 15127 4 3 181,524 0.6 36,305 0.5 30,254
3 Pagerruyung 36369 9092 4 3 109,107 0.6 21,821 0.5 18,185
4 Patean 51664 12916 4 3 154,992 0.6 30,998 0.5 25,832
5 Singorojo 50856 12714 4 3 152,568 0.6 30,514 0.5 25,428
6 Limbangan 32676 8169 4 3 98,028 0.6 19,606 0.5 16,338
7 Boja 69781 17445 4 3 209,343 0.6 41,869 0.5 34,891
8 Kaliwungu 58396 14599 4 3 175,188 0.6 35,038 0.5 29,198
9 Kaliwungu Selatan 44630 11158 4 3 133,890 0.6 26,778 0.5 22,315
10 Brangsong 46818 11705 4 3 140,454 0.6 28,091 0.5 23,409
11 Pegandon 36524 9131 4 3 109,572 0.6 21,914 0.5 18,262
12 Ngampel 33622 8406 4 3 100,866 0.6 20,173 0.5 16,811
13 Gemuh 49653 12413 4 3 148,959 0.6 29,792 0.5 24,827
14 Ringinarum 34746 8687 4 3 104,238 0.6 20,848 0.5 17,373
15 Weleri 57661 14415 4 3 172,983 0.6 34,597 0.5 28,831
16 Rowosari 51151 12788 4 3 153,453 0.6 30,691 0.5 25,576
17 Kangkung 48236 12059 4 3 144,708 0.6 28,942 0.5 24,118
18 Cepiring 50815 12704 4 3 152,445 0.6 30,489 0.5 25,408
19 Patebon 57442 14361 4 3 172,326 0.6 34,465 0.5 28,721
20 Kota Kendal 55218 13805 4 3 165,654 0.6 33,131 0.5 27,609
JUMLAH 959,701 239,925 4 3 2,879,103 0.6 575,821 0.5 479,851
Sumber : Hasil analisa 2017

Tabel IV.21
Proyeksi Timbunan Sampah Di Kabupaten Kendal Tahun 2040
Produksi Sampah Domestik Produksi Sampah Non Domestik
Jumlah Jumlah Produksi
Rata- Timbulan Produksi Sampa Produksi Sampah
No KECAMATAN Penduduk KK (4 Sampah Fasos
Rata Domestik Domestik h Pasar Fasos
Th 2040 Jiwa/KK) Pasar
Jiwa/K L/Jiwa/Ha L/Jiwa/ L/Jiwa/
L/Hari L/Hari L/Hari
K ri Hari Hari
1 Plantungan 34,315 8579 4 3 102,945 0.6 20,589 0.5 17,158
2 Sukorejo 66,917 16729 4 3 200,751 0.6 40,150 0.5 33,459
3 Pagerruyung 38,034 9509 4 3 114,102 0.6 22,820 0.5 19,017
4 Patean 57,677 14419 4 3 173,031 0.6 34,606 0.5 28,839
5 Singorojo 57,747 14437 4 3 173,241 0.6 34,648 0.5 28,874
6 Limbangan 35,750 8938 4 3 107,250 0.6 21,450 0.5 17,875
7 Boja 74,223 18556 4 3 222,669 0.6 44,534 0.5 37,112
8 Kaliwungu 60,007 15002 4 3 180,021 0.6 36,004 0.5 30,004
9 Kaliwungu 4 3 0.6 0.5
46,592 11648 139,776 27,955 23,296
Selatan
10 Brangsong 48,494 12124 4 3 145,482 0.6 29,096 0.5 24,247
11 Pegandon 37,046 9262 4 3 111,138 0.6 22,228 0.5 18,523
12 Ngampel 34,393 8598 4 3 103,179 0.6 20,636 0.5 17,197
13 Gemuh 51,809 12952 4 3 155,427 0.6 31,085 0.5 25,905
14 Ringinarum 35,642 8911 4 3 106,926 0.6 21,385 0.5 17,821
15 Weleri 60,024 15006 4 3 180,072 0.6 36,014 0.5 30,012
16 Rowosari 53,149 13287 4 3 159,447 0.6 31,889 0.5 26,575
17 Kangkung 49,978 12495 4 3 149,934 0.6 29,987 0.5 24,989
18 Cepiring 52,022 13006 4 3 156,066 0.6 31,213 0.5 26,011
19 Patebon 60,820 15205 4 3 182,460 0.6 36,492 0.5 30,410
20 Kota Kendal 58,311 14578 4 3 174,933 0.6 34,987 0.5 29,156
JUMLAH 1,012,950 253,238 4 3 3,038,850 0.6 607,770 0.5 506,475
Sumber : Hasil analisa 2017
Tabel IV.22
Proyeksi Produksi Sampah (liter/hari) untuk Kawasan yang Dilayani Sistem Terpusat di
Kabupaten Kendal

N
Deskripsi Satuan 2020 2025 2030 2035 2040
o
A Produksi Sampah Domestik (sampah rumah tangga)
Jumlah penduduk kawasan jiwa
1
yang dilayani sistem terpusat 436,909 441,960 447,156 452,498 457,984
2 Jumlah KK
KK 109,227 110,490 111,789 113,125 114,496
3 Rata-rata jiwa/KK Jiwa/KK 4 4 4 4 4
Standar produksi/timbulan
4
Domestik l/jiwa/hari 3 3 3 3 3
5 Produksi Sampah Domestik
l/hari 1,310,727 1,325,880 1,341,468 1,357,494 1,373,952
B Produksi Sampah Non Domestik (sampah sejenis sampah rumah tangga)
1 Sampah pasar tradisional l/jiwa/hari 0,6 0,6 0,6 0,6 0,6
Produksi sampah pasar
2
tradisional l/hari 262,145 265,176 268,294 271,499 274,790
3 Fasilitas Umum Lainnya l/jiwa/hari 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5
Produksi sampah dari
4
fasilitas umum l/hari 218,455 220,980 223,578 226,249 228,992
Jumlah Total Timbulan
C
Sampah l/hari 1,791,327 1,812,036 1,833,340 1,855,242 1,877,734
Perkiraan kebutuhan peralatan pendukung
Gerobak sampah (kapasitas unit/ 200
1 546 552 559 566 572
per gerobak 1m3) KK
Kebutuhan Transfer Depo unit/ 400
2 273 276 279 283 286
(kapasitas 10 m3)/ TPST KK
Kebutuhan Truk Sampah (6 unit/ 700
3 156 158 160 162 164
m3 ) KK
Arm Roll Truck + container unit/
4 109 110 112 113 114
dengan kapasitas 8 m3. 1000 KK
unit/
5 TPA 100.000 1 1 1 1 1
jiwa
Sumber : Hasil analisa 2017

Pengangkutan sampah di pemukiman dapat menggunakan kantong-kantong plastik


bekas atau tong/bak sampah yang dikumpulkan dalam satu shaft dan selanjutnya diteruskan
ke TPS. Sedangkan untuk pengumpulan di pertokoan digunakan tong sampah (bin)
berkapasitas 40 - 50 lt. Sebagai tempat penampungan sementara (TPS) digunakan container
berkapasitas 6 m3 atau 8 m3. Pengangkutan dari tempat-tempat pengumpulan ke container
menggunakan gerobak sampah kapasitas 1 m3. Dari TPS selanjutnya dengan armada truk
sampah, diangkut ke tempat Pemrosesan Akhir Sampah (TPA).

Berdasarkan RTRW Kabupaten Kendal 2011-2031, rencana pembangunan Tempat


Pemrosesan Akhir (TPA) Kabupaten Kendal yang berlokasi di Desa Darupono, Kecamatan
Kaliwungu Selatan telah terbit Persetujuan Prinsip Nomor 504.1/124/DPMPTSP/VIII?2017
untuk pembangunan TPA seluas ± 60.270 m2. Cakupan daerah wilayah pelayanan TPA
Darupono tidak untuk seluruh kecamatan di Kabupaten Kendal, melainkan hanya mencakup
10 kecamatan yaitu kecamatan Boja, Limbangan, Kaliwungu, Kaliwungu Selatan,
Brangsong, Kota Kendal, Patebon, Cepiring, dan Ngampel. Kegiatan pembangunan TPA
Darupono menggunakan system sanitary landfill yang merupakan salah satu upaya
Pemerintah Kabupaten Kendal dalam mengatasi persampahan. Saat ini rencana lokasi TPA
Darupono seluas ± 6 Ha, sebagian besarnya ± 4,5 Ha sudah menjadi lahan milik Pemerintah
Kabupaten Kendal, sedangkan sisanya ± 1,5 Ha dalam proses pembebasan lahan. Pemilihan
lokasi TPA Darupono telah sesuai dengan ketentuan yang ada berdasarkan SNI 03-3241-
1994. Berdasarkan kapasitasnya dengan usia operasional TPA selama ±12 tahun yaitu dari
tahun 2019 sampai dengan tahun 2030 adalah 220.500 ton dengan penjelasan perhitungan
sebagai berikut:

a. Kenaikan volume sampah tiap tahun diasumsikan ekuivalen dengan kenaikan


pertumbuhan penduduk rata-rata kabupaten Kendal yaitu 0,63% per tahun
b. Jumlah volume sampah yang dikelola TPA adalah 40 % dari total volume sampah
c. Pada tahun 2019 diperkiraan volume sampah terangkut ke TPA Darupono 201
m3/hari yang setelah dipadatkan menjadi 67 m3/hari atau 24.439 m3/tahun
d. Pada tahun 2029 diperkiraan volume sampah terangkut ke TPA Darupono 260
m3/hari yang setelah dipadatkan menjadi 87 m3/hari atau 31.635 m3/tahun
e. Tahap penyelenggaran sanitary landfill yang dilakukan adalah dengan cara menutup
sampah dengan tanah penutup dengan kebutuhan 40% dari volume sampah ( yang
telah dipadatkan)
f. Pada tahun akhir usia (tahun ke-12 yaitu 2030) kapasitas TPA Darupono baru
diproyeksikan memiliki volume 315.000 m3 dengan pengelolaan sampah sanitary
landfill
g. Pada tahun akhir usia TPA Darupono baru ketinggian (puncak) gunung sampah
direncanakan ± 6 m dihitung atau diukur dari permukaan jalan raya
h. Dengan berat jenis sampah padat 0.7 ton/m3 ( modul penyusunan DED Pemrosesan
Akhir Sampah, KemenPU Cipta Karya) maka berat total kapasitas TPA darupono
adalah 220.500 ton
Penggunaan lahan jalan tol

Berdasarkan peta citra dan olahan tim penyusun, jalan arteri atau tol di sebelah utara
jalan pantura memiliki panjang 37,32 sedangkan lebar standar berdasarkan Pedoman
Geometri Jalan Bebas Hambatan Untuk Jalan Tol No 007/BM/2009 untuk jalan bebas
hambatan adalah 30,5 m sehingga diketahui luas jalan arteri atau tol di sebelah utara jalan
pantura adalah 1.138,26 km yang melewati Kecamatan Rowosari, Kecamatan Kangkung,
Kecamatan Cepiring, Kecamatan Patebon, Kota Kendal, Kecamatan Brangsong, dan
Kecamatan Kaliwungu. Rencana pembangunan alan arteri atau tol di sebelah utara jalan
pantura tersebut mengubah fungsi penggunaan lahan sebagai berikut:

Tabel IV.
Penggunaan Lahan Jalan Arteri Atau Tol di Sebelah Utara Jalan Pantura
No Kecamatan Penggunaan lahan
1 Rowosari Pertanian lahan basah, permukiman, pertanian
holtikultura
2 Kangkung Permukiman, pertanian hotikultura, pertanian
lahan basah
3 Cepirirng Permukiman, pertanian hotikultura, pertanian
lahan basah
4 Patebon Permukiman, pertanian hotikultura pertanian
lahan basah
5 Kendal Permukiman, pertanian hotikultura, pertanian
lahan basah
6 Brangsong Permukiman, pertanian hotikultura, pertanian
lahan basah, hutan produksi tetap
7 Kaliwungu Permukiman, pertanian hotikultura, pertanian
lahan basah, hutan produksi tettap

Berdasarkan peta citra dan olahan tim penyusun, jalan tol Semarang-Batang memiliki
panjang 28,78 km sedangkan lebar standar jalan tol berdasarkan Pedoman Geometri Jalan
Bebas Hambatan Untuk Jalan Tol No 007/BM/2009 untuk jalan bebas hambatan adalah 30,5
m sehingga diketahui luas jalan tol Semarang-Batang adalah 877,79 km yang melewati
Kecamatan Weleri, Kecamatan Ringinarum, Kecamatan Gemuh, Kecamatan Pegadon,
Kecamatan Ngampel, Kecamatan Brangsong, Kecamatan Kaliwungu dan Kecamatan
Kaliwungu Selatan. Rencana jalan tol Semarang-Batang tersebut mengubah fungsi
penggunaan lahan sebagai berikut:

Tabel IV.
Penggunaan Lahan Jalan Tol Semarang-Batang
No Kecamatan Penggunaan lahan
1 Weleri Permukiman, pertanian lahan basah,
pertanian holtikultura, hutan produksi tetap
2 Ringinarum Permukiman, pertanian lahan basah,
pertanian holtikultura
3 Gemuh Permukiman, pertanian lahan basah,
pertanian holtikultura, huatan produksi tetap
4 Pegandon Permukiman, pertanian lahan basah,
pertanian holtikultura
5 Ngampel Permukiman, pertanian lahan basah,
pertanian holtikultura
6 Brangsong Permukiman, pertanian hotikultura, pertanian
lahan basah, hutan produksi tetap
7 Kaliwungu Permukiman, pertanian hotikultura, pertanian
lahan basah, hutan produksi tetap
8 Kaliwungu Permukiman, pertanian lahan basah, hutan
selatan produksi tetap

Você também pode gostar