Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
DISUSUN OLEH :
SANG AYU MADE DIAN ANDAYANI
P07120016090
Tingkat 2.3
D III KEPERAWATAN
B. TUJUAN:
a. Tujuan Instruksional Umum (TIU)
Setelah dilakukan penyuluhan selama 50 menit, diharapkan
sasaran dapat memahami penanganan penyakit dermatitis.
b. Tujuan Instruksional Khusus (TIK)
Setelah dilakukan penyuluhan selama 1 x 50 menit, diharapkan
sasaran dapat:
1. Menjelaskan tentang definisi penyakit dermatitis dengan tepat dan
benar
2. Menjelaskan tentang etiologi penyakit dermatitis dengan tepat dan
benar
3. Menjelaskan kembali tentang tanda dan gejala penyakit dermatitis
dengan tepat dan benar
4. Menjelaskan tentang pencegahan penyakit dermatitis dengan tepat
dan benar
5. Menjelaskan tentang penanganan penyakit dermatitis dengan tepat
dan benar
6. Menjelaskan tentang komplikasi yang terjadi pada penyakit
dermatitis dengan tepat dan benar
C. MATERI DERMATITIS
1. Definisi Penyakit Dermatitis
2. Etiologi Penyakit Dermatitis
3. Tanda dan Gejala Penyakit Dermatitis
4. Pencegahan Penyakit Dermatitis
5. Penanganan Penyakit Dermatitis
6. Komplikasi Penyakit Dermatitis
D. METODE
1. Ceramah
2. Tanya jawab / Diskusi
E. ALAT / MEDIA
A. Alat :
1. Meja
2. Kursi
3. Layar
4. LCD (Proyektor)
5. Laptop
B. Media
1. Slide
2. Leaflet
F. SETING KEGIATAN
No Langkah- Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan
Langkah Sasaran
1 Pendahuluan 5 menit a. Memberi salam - Menjawab
b. Memperkenalkan diri salam
c. Menjelaskan maksud - Menjawab
dan tujuan pertanyaan
d. Kontrak waktu
e. Apersepsi
2 Penyajian 20 menit a. Menjelaskan tentang - Mendengarka
pengertian Penyakit n
Dermatitis. dengan
b. Menjelaskan tentang seksama
penyebab penyakit
Dermatitis.
c. Menjelaskan tanda dan
gejala penyakit
Dermatitis.
d. Menjelaskan cara
pencegahan penyakit
Dermatitis.
e. Menjelaskan cara
penanganan penyakit
Dermatitis.
f. Menjelaskan apa saja
komplikasi penyakit
Dermatitis.
3 Evaluasi 20 menit a. Tanya jawab - Partisipasi
b. Menanyakan kembali aktif
c. Post test
4 Penutup 5 menit a. Meminta dan memberi - Memberikan
pesan / kesan pesan dan
b. Memberi salam kesan
- Menjawab
salam
G. SASARAN
Warga Desa Tembuku , Kecamatan Tembuku, Kabupaten Bangli
H. WAKTU
Hari/Tanggal : 20 Oktober 2017
Jam : 09.00 wita-09.50 wita
Lama : 50 menit
I. TEMPAT
Balai Desa Tembuku, Kecamatan Tembuku, Kabupaten Bangli.
J. RENCANA EVALUASI
1. Struktur
Secara keseluruhan, persiapan penyuluhan mulai dari media,
materi, dan surat undangan sudah dipersiapkan sejak Senin, 15
Oktober 2017 dengan rinciannya sebagai berikut:
a. Persiapan Media
Media yang akan digunakan dalam penyuluhan semuanya
lengkap dan bisa digunakan. Media yang digunakan adalah
Slide, Leaflet, Laptop, Layar/LCD, Kursi, dan Meja.
b. Persiapan Materi
Materi yang diberikan dalam penyuluhan tentang Dermatitis
semuanya lengkap, dan siap digunakan, dan disebarluaskan
dalam bentuk leaflet yang berisi gambar maupun tulisan
mengenai penyakit Dermatitis.
c. Undangan / Peserta Penyuluhan
Semua warga dan undangan dengan antusias datang ke Balai
Banjar guna mengikuti serangkaian acara penyuluhan.
Undangan peserta penyuluhan sejumlah 30 orang.
2. Proses Penyuluhan
a. Kehadiran minimal 90 % karena mengingat pentingnya
penyuluhan mengenai serangkaian penyakit Dermatitis, dan
berharap dengan diberikan penyuluhan mengenai Dermatitis
dapat menurunkan status angka penderita dermatitis di Desa
Tembuku, Kecamatan Tembuku, Kabupaten Bangli.
b. Minimal sasaran menyimak dan mendengarkan materi
penyuluhan sebesar 80%
c. Dalam proses penyuluhan kesehatan berharap sasaran dapat
merespon dengan baik dan adanya feedback yang baik
d. Dalam proses penyuluhan diharapkan sasaran (peserta) aktif
dimana bisa melakukan tanya jawab serangkaian penyakit
dermatitis yang belum dimengerti
e. Peserta yang hadir diharapkan tidak meninggalkan tempat
penyuluhan selama penyuluhan berlangsung
f. Peserta yang hadir diharapkan bisa berinteraksi dengan baik
sehingga menciptakan suasana yang kondusif
3. Hasil Penyuluhan
a. Jangka Pendek
1. Sasaran mengerti sekitar 85% dari materi yang telah
diberikan
2. Sasaran mau memahami materi yang telah disampaikan
dan tidak mengobrol
3. Sasaran tidak ada yang meninggalkan tempat penyuluhan.
b. Jangka Panjang
1. Meningkatkan pengetahuan sasaran mengenai penyakit
Dermatitis sehingga dapat menurunkan status angka
terjadinya Dermatitis
2. Sasaran sudah memahami dan menjelaskan bagaimana
untuk mencegah dan mengobati penyakit dermatitis
3. Sasaran dapat menerapkan perilaku hidup sehat sehingga
dapat mengurangi dampak dari penyakit dermatitis
4. Status penderita dermatitis di Desa Tembuku, Kecamatan
Tembuku, Kabupaten Bangli sudah mulai berkurang.
LAMPIRAN I
A. DEFINISI DERMATITIS
Dermatitis berasal dari kata dermo- (kulit) -itis (radang/inflamasi),
sehingga dermatitis dapat diterjemahkan sebagai suatu keadaan di mana kulit
mengalami inflamasi.
Dermatitis adalah suatu peradangan pada dermis dan epidermis yang
dalam perkembangannya memberikan gambaran klinik berupa efloresensi
polimorf dan pada umumnya memberikan gejala subjektif gatal. (Mulyono
:1986)
Dermatitis adalah peradangan epidermis dan dermis yang memberikan
gejala subjektif gatal dan dalam perkembangannya memberikan efloresensi
yang polimorf. (Junaidi Purnawan : 1982)
Dermatitis adalah peradangan kulit ( epidermis dan dermis ) sebagai
respon terhadap pengaruh faktor eksogen atau pengaruh faktor endogen,
menimbulkan kelainan klinis berupa efloresensi polimorfik ( eritema, edema,
papul, vesikel, skuama ) dan keluhan gatal ( Djuanda, Adhi, 2007 ).
Dermatitis adalah peradangan pada kulit ( imflamasi pada kulit ) yang
disertai dengan pengelupasan kulit ari dan pembentukkan sisik ( Brunner dan
Suddart 2000 ). Jadi dermatitis adalah peradangan kulit yang ditandai oleh
rasa gatal.
Dermatitis adalah epidermo yang berupa gejala subyektif pruritus dan
obyektif tampak imflamasi eritema. (Arief Masjoer. 1998. Kapita Selekta.
Edisi 3. Jakarta : EGC)
Dermatitis adalah peradangan pada kulit ( umlamasi pada kulit ) yang
disertai dengan pengelupasan kulit ari.( Brunner dan Suddart dan
pembentukkan sisik 2000 )
B. ETIOLOGI DERMATITIS
Berdasarkan etiologinya dermatitis dibagi dalam type :
a. Dermatits kontak
1. Dermatitis kontak toksis akut. Suatu dermatitis yang disebabkan oleh
iritan primer kuat / absolut. Contoh : H2SO4 , KOH, racun serangga.
2. Dermatitis Kontak Toksis Kronik. Suatu dermatitis yang disebabkan
oleh iritan primer lemah / relatif. Contoh : sabun , detergen.
3. Dermatitis Kontak Alergi. Suatu dermatitis yang disebabkan oleh
alergen . Contoh : logam (Ag, Hg), karet, plastik, popok atau diaper
pada anak-anak, dll.
b. Dermatitis Atopik. Suatu peradangan menahun pada lapisan epidermis
yang disebabkan zat-zat yang bersifat alergen. Contoh : inhalan (debu,
bulu).
c. Dermatitis Perioral. Suatu penyakit kulit yang ditandai adanya beruntus-
beruntus merah disekitar mulut. Penyebabnya tidak diketahui dan bisa
muncul pemakaian salep korti kosteroid diwajah untuk mengobati suatu
penyakit.
d. Dermatitis Statis. Suatu peradangan menahun pada tungkai bawah yang
sering meninggalkan bekas, yang disebabkan penimbunan darah dan
cairan dibawah kulit, sehingga cenderung terjadi varises dan edema.
b. Dermatitis Atopik.
Gatal-gatal , muncul pada beberapa bulan pertama setelah bayi lahir,
yang mengenai wajah, daerah yang tertutup popok, tangan, lengan dan kaki.
c. Dermatitis Perioral.
Gatal-gatal bahkan menyengat, disekitar bibir tampak beruntus-
beruntus kecil kemerahan.
d. Dermatitis Statis.
Awalnya kulit merah dan bersisik, setelah beberapa minggu / bulan ,
warna menjadi coklat.
D. PENCEGAHAN DERMATITIS
Hindari kontak dengan iritan atau allergen. Jika anda alergi maka
hindarilah factor pencetus alergi, seperti debu,bulu binatang
Jika gatal, jangan menggaruk karena dapat terjadi luka, radang dan
bernanah
Hindari stres dan menjalankan pola hidup yang sehat dan Jaga kebersihan
diri dan lingkungan.
Pada terapi ada beberapa anjuran yang harus dilakukuan guna penyembuhan
dermatitis itu sendiri dalam hal ini terdapat penjelasan dari setiap terapi, yaitu :
2. Antihistamin/Antipruritus Topikal
Memberi tahu kepada pasien untuk menggunakan preparat anti gatal dengan
tepat. Beberapa produk harus digosokkan secara topikal, sedangkan yang lain
digunakan sewaktu mandi. Hindari kontak dengan mata atau puting susu bila
sedang masa menyusui. Anti-Infeksi Topikal.
Beberapa anti-infeksi topikal mengandung antibiotik sehingga dapat
digunakan untuk mengobati dermatitis yang terinfeksi.
3. Anti-infeksi Topikal dengan korfikosteroid
Kortikosteroid yang terkandung dalam preparat mi digunakan untuk menekan
peradangan akibat dermatitis. Obat tersebut berguna pada berbagai tipe
dermatitis yang terinfeksi.
4. Kortikosteroid topikal
Obat-obat seperti steroid sebaiknya digunakan hanya pada daerah yang
meradang. Tidak dianjurkan untuk menggunakan preparat mi pada luka
terbuka atau pada wajah.
5. Pelindung kulit
Beberapa bahan yang terkandung dalam pelembab dan emolien dapat
memperburuk kondisi kulit.
Pelembab sebaiknya dioleskan sesering mungkin untuk menghindari
kekeringan kulit yang meluas.
7. Obat Suplemen
The Marigold, Minyak Evening, Primrose Marine E, Latio Calamin, Baking
Soda, Multivitamin dan Mineral, Vitamin A, C, dan E dan Zing, Ekstrak Kulit
Kayu Cemara. Pengobatan yang tepat didasarkan atas kausa, yaitu
menyingkirkan penyebabnya. Tetapi, seperti diketahui penyebab dermatitis
multi faktor, kadang juga tidak diketahui pasti, maka pengobatan bersifat
simtomatis, yaitu dengan menghilangkan/mengurangi keluhan dan menekan
peradangan.
Tujuan utama dari pengobatan adalah menghilangkan rasa gatal untuk
mencegah terjadinya infeksi. Ketika kulit terasa sangat kering dan gatal, lotion
dan krim pelembab sangat dianjurkan untuk membuat kulit menjadi lebih
lembab. Tindakan ini biasanya dilakukan saat kulit masih sedikit basah,
seperti saat habis mandi sehingga lotion yang dioleskan akan
mempertahankan kelembaban kulit. Kompres dingin juga diduga dapat
mengurangi rasa gatal yang terjadi.
Salep atau krim yang mengandung kortikosteroid seperti
hydrokortison diberikan untuk mengurangi proses inflamasi atau keradangan.
Untuk kasus kasus yang berat, dokter akan memberikan tablet kortikosteroid
dan apabila pada daerah eksim telah terinfeksi maka bisa diberikan antibiotika
untuk membunuh bakteri penyebab infeksi. Obat lain yang dibutuhkan adalah
antihistamin untuk mengurangi rasa gatal yang terlalu berat, dan cyclosporin
untuk penderita yang tidak berespon terhadap semua jenis pengobatan yang
diberikan.
Pada kasus ringan dapat diberikan antihistamin, atau antihistamin
dikombinasi dengan antiserotonin, antibradikinin, anti-SRA, dan sebagainya.
Pada kasus akut dan berat dapat diberi kortikosteroid.
Prinsip umum terapi topikal diuraikan di bawah ini:
1. Dermatitis akut/basah (medidans) harus diobati secara basah
(kompres terbuka). Bila subakut, diberi losio (bedak kocok),
krim, pasta, atau linimentum (pasta pendingin). Krim diberikan
pada daerah yang berambut, sedang pasta pada daerah yang
tidak berambut. Bila kronik, diberi salap.
2. Makin berat atau akut penyakitnya, makin rendah persentase
obat spesifik.
Ada juga cara lain yaitu mencegah terjadinya dermatitis, seperti yang dijelaskan
di atas yaitu terapi dan pengobatan. Salah satu cara tersebut dengan mencegah dan
mempunyai tahap-tahapnya. Munculnya eksim dapat dihindari dengan melakukan
beberapa tips dibawah ini :
E. PENANGANAN DERMATITIS
Cara pembuatannya :
1. Terapi umum
Hindari faktor penyebab.
Jaga kulit bayi/anak jangan sampai kering pelembab.
Berikan pengertian untuk tidak digaruk.
2. Terapi Lokal
Salep / krim / losio kortikosteroid.
3. Terapi Sistemik
Anti histamin.
Kortikosteroid ; dosis 40-60 mg.
Antibiotik ; Eritromisin, Dewasa 4x 250 mg/hr.
F. KOMPLIKASI DERMATITIS
PERTANYAAN :
JAWABAN :
3. Secara umum manifestasi klinis dari dermatitis yaitu secara Subyektif ada
tanda–tanda radang akut terutama pruritus ( sebagai pengganti dolor). Selain
itu terdapat pula kenaikan suhu (kalor), kemerahan (rubor), edema atau
pembengkakan dan gangguan fungsi kulit (function laisa). Sedangkan secara
Obyektif, biasanya batas kelainan tidak tegas dan terdapat lesi polimorfi yang
dapat timbul secara serentak atau beturut-turut.
4. Hindari kontak dengan iritan atau allergen. Jika anda alergi maka
hindarilah factor pencetus alergi, seperti debu,bulu binatang
Jika gatal, jangan menggaruk karena dapat terjadi luka, radang dan
bernanah
Hindari stres dan menjalankan pola hidup yang sehat dan Jaga kebersihan
diri dan lingkungan.
Brunner & Suddarth. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Edisi 8 Vol. 3. Jakarta :
EGC
Djuanda, Adhi. 2005i Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin, Penerbit : Balai Penerbit FK UI,
Jakarta.
(Mulyono :1986) Pedoman Pengobatan Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi pertama. Jakarta:
Meidian Mulyajaya
(Arief Masjoer. 1998. Kapita Selekta. Edisi 3. Jakarta : EGC)
(Junaidi Purnawan : 1982) Kapita Selekta Kedokteran. Edisi kedua. Jakarta: Media
Aesculapius